PROPOSAL PENELITIAN
ANALISIS ANGGARAN OPERASIONAL UNTUK MENGUKUR KINERJA MANAJERIAL PADA
PT.TRANS RETAIL INDONESIA CABANG PANAKKUKANG SQUARE MAKASSAR
RUDI GUSTI AWAN 105730 2671 11
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
MAKASSAR 2016
Skripsi dengan Judul : ANALISIS ANGGARAN OPERASIONAL UNTUK
MENGUKUR KINERJA MANAJERIAL PADA PT.
TRANS RETAIL INDONESIA CABANG
PANAKKUKANG SQUARE MAKASSAR
Nama Mahasiswa : RUDI GUSTI AWAN
Nomor Pokok/Stambuk : 10573 02671 11
Jurusan/Program Studi : Ekonomi / Akuntansi
Perguruan : Universitas Muhammadiyah Makassar
Telah diuji dan diseminarkan
Makassar , 05 Safar 1437 H
05 Februari 2016 M
Menyetujui
Pembimbing I Pembimbing II
Dr.H.Ansyarif Khalid,SE.M.Si.Ak.CA Muchriana Muchran,SE.M.Si.Ak.CA
Mengetahui
Dekan Fakultas Ekonomi Ketua Program Studi Akuntansi
Dr,H.Mahmud Nuhung,M.A Ismail Badollahi,SE.M.Si.Ak
II
ANALISIS ANGGARAN OPERASIONAL UNTUK MENGUKUR
KINERJA MANAJERIAL PADA
PT. TRANS RETAIL INDONESIA CABANG
PANAKKUKANG SQUARE
MAKASSAR
RUDI GUSTI AWAN
10573 02671 11
Untuk memenuhi persyaratan guna memperoleh gelar
Sarjana Ekonomi pada Jurusan Akuntansi
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
MAKASSAR
2016
iii
HALAMAN PENGESAHAN
Skripsi ini telah diperiksa dan diterima oleh Panitia Ujian Skripsi Fakultas Ekonomi dan
Bisnis dengan Surat Keputusan Rektor Universitas Muhammadiyah Makassar Nomor : dan
telah dipertahankan di depan penguji pada hari Sabtu tanggal 20 bulan Februari Tahun 2016,
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Jurusan Akuntansi
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar.
Makassar,
Safar 1437 H
Februari 2016 M
Panitia Ujian :
1. Pengawas Umum : Dr. H Irwan Akib, M.Pd.
(Rektor Unismuh Makassar) (………………..)
2. Ketua : Dr. H. Mahmud Nuhung, M.A.
(Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis) (………………..)
3. Sekretaris : Drs.H.Sultan Sarda,MM
(WD I Fakultas Ekonomi dan Bisnis) (………………..)
4. Penguji : a) Dr.H.Ansyarif Khalid,SE.M.Si.Ak.CA (………………..)
b) Andi Arman,SE.M.Si.Ak.CA (………………..)
c) Muh.Nur Rasyid,SE,MM (………………..)
d) Naidah, SE.M.Si (………………..)
vii
ABSTRAK
Rudi Gusti Awan. 2015. Analisis Anggaran Operasional Untuk Mengukur
Kinerja Manajerial Pada PT.Trans Retail Indonesia Cabang Panakkukang
Square Makassar dibimbing Oleh Abd.Ansyarif Khalid dan Muchriana Muchran.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui fungsi anggaran biaya operasional
dalam mengukur kinerja manajerial,untuk mengetahui tindakan yang ditempuh
perusahaan dalam rangka perbaikan atas penyimpangan anggaran operasional,dan
untuk mengetahui hubungan antara anggaran Operasional dalam kegiatan perusahaan
kedepannya.Jenis data yang digunakan adalah deskriptif kualitatif, yaitu suatu
metode yang dilakukan dengan cara menggolongkan, menganalisa, dan
menginterpretasikan data sehingga memberikan gambaran yang sebenarnya tentang
peranan anggaran biaya operasional pada PT Trans Retail Indonesia. Kemudian
melakukan perbandingan terhadap teori-teori yang ada hubungannya dengan masalah
yang dibahas untuk kemudian membuat kesimpulan dan saran-saran yang dipandang
penting.
Hasil Penelitian disimpulkan bahwa masing-masing bagian/ departemen
beserta cabang menyusun usulan anggaran operasional berdasarkan program
masing-masing dan aktivitas perusahaan. Pada waktu yang ditentukan, masing-
masing departemen beserta cabang menyerahkan usulan anggaran. Semua anggaran
tersebut dikumpulkan, kemudian dilakukan rapat kerja yang membahas usulan
anggaran ini. Hasil rapat kerja tersebut kemudian dievaluasi dan bila perlu direvisi
lagi oleh bidang perencanaan ditingkat regional yang kemudian dibahas di Pusat
untuk ditentukan anggaran masing-masing cabang. Dalam pembahasan ini regional
mengirimkan wakilnya untuk menjelaskan dasar pembuatan anggaran tersebut.
Perbandingan antara Realisasi dengan Anggaran Biaya Operasional tahun 2014 dapat
diketahui dimana penyimpangan yang terjadi disebabkan oleh faktor eksternal yaitu
kebijakan pemerintah atas kenaikan bahan bakar minyak diikuti menyusulnya
kenaikan harga bahan-bahan pokok lainnya.
Kata Kunci : Anggaran,Kinerja Manajerial,Realisasi biaya operasional.
iv
KATA PENGANTAR
Syukur Alhamdulillah senantiasa Penulis panjatkan kehadirat Allah
SWT.yang memiliki keistimewaan dan pemberian segala kenikmatan besar, baik
nikmat iman, kesehatan dan kekuatan didalam penyusunan skripsi ini. Salawat dan
salam senantiasa tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW. keluarga dan para
sahabatnya dan penegak sunnah-Nya sampai kelak akhir zaman.
Pada kesempatan ini penulis menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar-
besarnya dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada Ayah Saya Jumasih dan
Ibunda Saya Hasi . yang dengan penuh kasih sayang dan kesabaran telah
membesarkan dan mendidik Saya hingga dapat menempuh pendidikan yang layak.
Juga buat Saudara-saudaraku tercinta Indrayanti Yang Khusus Berperan penting
dalam urusan biaya, Fitriani,S.pd , Hasanuddin, Nurlinda dan Adik saya Davriana
Rianda Resky yang tidak pernah berhenti memberikan supportnya.
Terimakasih yang sebesar-besarnya pula kepada Bapak Dr.H. Ansyarif
Khalid,SE.M.Si.Ak.CA dan Ibu Muchriana Muchhran,SE.M.Si.Ak.CA selaku Dosen
Pembimbing, disela-sela rutinitasnya namun tetap meluangkan waktunya untuk
memberikan petunjuk, dorongan, saran dan arahan sejak rencana penelitian hingga
selesainya penulisan skripsi ini.
Ucapan terima kasih juga penulis sampaikan kepada :
1. Bapak Dr. H. Mahmud Nuhung, M.A. selaku Dekan Fakultas Ekonomi.
2. Bapak Ismail Badollahi, SE.M.Si.Ak. selaku Dosen, dan Ketua Jurusan
Akuntansi.
v
3. Kepada Bapak Abd. Salam HB., S.E.M.Si.Ak. yang telah mendukung dan
membantu penulis dengan penuh kesabaran membina penulis hingga penulis
dapat menyelesaikan studi.
4. Seluruh Staf Pengajar (Dosen) Fakultas Ekonomi Khususnya Staf Pengajar
Jurusan Akuntansi yang telah memberikan bekal pengetahuan selama penulis
menempuh pendidikan di Fakultas Ekonomi.
5. Seluruh Staf Karyawan/ Karyawati Fakultas Ekonomi yang telah memberikan
pelayanan terbaik selama penulis mengikuti proses pendidikan.
6. Bapak Muh Harun selaku Chasier Head pada PT.Trans Retail Indonesia,cabang
PSM yang telah Memberikan saya kesempatan untuk Bergabung pada Devisinya.
7. Teman-teman cashline : Muh Yusuf A, Imam Iswandi,, Riswandi, Kak
Muli,Haidir,Anwar,dan Kadek, serta semua yang lain, mohon maaf namanya
tidak bisa disebutkan satu per satu. Terimakasih atas bantuan & supportnya
selama ini.
8. Semua Sahabat dan Rekan Kerja yang cukup menjadi inspirasi selama ini.
Thanks to all.
9. Segenap keluarga baik di Bantaeng. Pallangga maupun yang di Makassar,
terimakasih banyak atas dukungan & doanya.
10. Si Mio Putih DD 4102 FS kesayanganku, teman paling setia yang menemani saya
selama Kuliah, saat penulis ingin bepergian selama proses penyusunan hingga
selesainya penulisan skripsi ini.
11. Sahabat-sahabatku Sejurusan (Akuntansi Angkatan 2011 Resor) NurKhadijah,
Yaya, Haris, Abd kadir, Habibi, Dan Sudirwan Teman saya sejak SMK serta
vi
semua teman-teman Seperjuangan Akuntansi Resor 11 (Kelas AK2 dan AK3)
yang dengan penuh keikhlasan membantu penulis. Kelas boleh dipisah tapi
kebersamaan kita selama menempuh hari-hari perkuliahan semoga tetap terjalin
indah sebagai kenangan abadi selamanya. Aamiin. Tidak ada contekan absen jadi
tidak semuanya ditulis,,,hehehehehe...
12. Special Thanks to Cewek Cewek Yang pernah Dekat .Yang Memberikan warna
yang berbeda dalam Hidup ku ini.
Akhirnya kepada Allah SWT jualah senantiasa penulis berharap semoga
pengorbanan dan segala sesuatunya yang dengan tulus dan ikhlas telah diberikan dan
penulis dapatkan akan selalu mendapat limpahan rahmat dan hidayah-Nya, aamiin.
Makassar,September 2015
Penulis
viii
viii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ............................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN ................................................................ ii
HALAMAN PENGESAHAN .................................................................. iii
KATA PENGANTAR ............................................................................ iv
ABSTRAK ............................................................................................ vii
DAFTAR ISI ......................................................................................... viii
DAFTAR TABEL .................................................................................. x
DAFTAR GAMBAR .............................................................................. xi
BAB I PENDAHULUAN..................................................................... 1
A. Latar Belakang ................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ............................................................ 3
C. Tujuan & Manfaat Penelitian ............................................... 3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ............................................................ 5
A. Pengertian dan Pengolongan Biaya ................................... 5
B. Konsep Anggaran ............................................................... 8
C. Jenis-jenis Anggaran .......................................................... 13
D. Penyusunan Anggaran Operasional .................................. 16
E. Anggaran Biaya Operasional Dalam Meningkatkan
Efisiensi dan mengukur Kinerja manajerial Perusahaan ..... 23
F. Kerangka Pikir ..................................................................... 31
G. Hipotesis ........................................................................... 32
BAB III METODE PENELITIAN ........................................................... 33
A. Lokasi dan Lama Penelitian ............................................... 33
B. Metode Pengumpulan Data ............................................... 33
C. Jenis dan Sumber Data ....................................................... 33
D. Metode Analisis Data .......................................................... 34
ix
ix
BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN ..................................... 35
A. Sejarah Perusahaan ........................................................... 35
B. Ruang Lingkup Bidang Usaha ............................................ 41
C. Struktur organisasi .............................................................. 50
BAB V PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN ........................... 51
A. Pembahasan ....................................................................... 51
B. Hasil Penelitian ................................................................... 61
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN .................................................. 65
A. Kesimpulan ........................................................................ 65
B. Saran ........................................................................... 66
DAFTAR PUSTAKA
x
x
DAFTAR TABEL
Halaman
A. List Departemen Setiap Divisi ......................................................... 48
B. Budgeting Operasional ................................................................... 55
C. Anggaran Biaya Operasional .......................................................... 59
xi
xi
DAFTAR GAMBAR
Halaman
A. Kerangka Pikir ................................................................................ 31
B. Struktur Organisasi ......................................................................... 50
1
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada masa sekarang ini persaingan di dalam dunia usaha bisnis menjadi
semakin ketat. Perusahaan harus semakin meningkatkan kualitas usahanya agar
dapat unggul dari pesaingnya dan dapat mencapai tujuan perusahaan yang
diinginkan. Tujuan dari suatu perusahaan yaitu untuk memperoleh laba yang
optimal, pertumbuhan perusahaan serta kesejahteraan anggota dan masyarakat.
Dalam rangka mencapai tujuan tersebut, perusahaan harus mampu membuat
perencanaan yang matang, untuk dapat dilaksanakan dalam proses operasi
perusahaannya untuk masa sekarang dan untuk yang akan datang.
Salah satu bentuk perencanaan adalah melakukan penganggaran atau
penyusunan anggaran. Anggaran merupakan taksiran angka atau biaya yang
didasarkan pada data-data perusahaan masa lalu digabung dengan ramalan
(taksiran) pada masa yang akan datang. Setiap perusahaan akan menyusun
anggaran yang berbeda sesuai dengan aktivitas perusahaan tersebut. Semakin
kompleks kegiatan suatu perusahaan, maka anggaran yang disusun juga dapat
dikatakan semakin banyak. Dengan menggunakan anggaran, perusahaan dapat
merencanakan berapa besar laba yang akan diperoleh untuk suatu kegiatan usaha
dalam periode tertentu. Dengan demikian anggaran mendesak manajemen untuk
merencanakan kegiatan dimasa yang akan datang untuk mengembangkan arah
keseluruhan organisasi, melihat kemungkinan timbulnya masalah dan untuk
mengembangkan kebijakan masa yang akan datang. Jika anggaran disetujui, maka
2
anggaran tersebut menjadi basis penting untuk mengevaluasi kinerja baik itu
sebagai tolak ukur dalam mengukur kinerja manajemen,dan efisiensi biaya
perusahaan. Dengan demikian anggaran biaya operasional menetapkan batasan-
batasan biaya yang ideal dalam aktivitas perusahaan. Melalui anggaran inilah
pihak manajemen akan mengawasi biaya operasional agar tidak melampaui
anggaran yang sudah ditetapkan. Hal ini dilakukan lewat sebuah analisa
perbandingan realisasi dengan biaya yang telah dianggarkan sebelumnya. PT
Trans Retail Indonesia salah satu perusahaan yang bergerak dalam bidang retail di
kota Makassar.Dalam menjalankan kegiatan usahanya, PT Trans Retail Indonesia
melakukan transaksi keuangan dan mengeluarkan biaya operasional dalam
menunjang kegiatan operasinya, yang terdiri dari pengorderan & pembelian
barang ke supplier dimana Term Off Paymentnya maksimal 45 hari kerja, biaya
pemeliharaan, biaya kepegawaian, biaya operasi lainnya dimana terlebih dahulu
disusun suatu anggaran sebagai tolak ukur untuk kegiatan operasional
perusahaan.Pada pelaksanaanya,
PT Trans Retail Indonesia Cabang Panakkukang Makassar telah
mempunyai realisasi anggaran yang dalam hal ini di sebut budget dimana
alokasikasinya ditetapkan oleh Head Office yang terletak di kantor pusat yang
didalamnya terdapat beberapa bagian sub management,sebelumnya akan
dihadapkan dengan realisasinya guna menemukan penyimpangan yang terjadi,
serta untuk mengetahui apakah penyimpangan itu terjadi karena perencanaan yang
kurang baik atau pada pelaksanaan manajemen yang kurang baik dalam
melaksanakan tugas dan tanggungjawab mereka.
3
Dari sudut pandang keutamaan dan pentingnya penganggaran, maka penulis
merasa tertarik untuk membuat sebuah karya tulis ilmiah dalam bentuk proposal
dengan judul: “Analisis Anggaran Operasional Dalam Mengukur Kinerja
Manajerial Pada PT.Trans Retail Indonesia Cabang Panakkukang Square
Makassar ”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, masalah yang dapat
dirumuskan adalah :
Bagaimana anggaran operasional dalam mengukur kinerja manajerial
C . Tujuan & Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Tujuan yang hendak dicapai dari penelitian ini adalah :
Untuk mengetahui bagaimana anggaran & Realisasi biaya operasional
dalam mengukur kinerja manajerial dalam mencegah penyimpangan atas
anggaran yang telah ditentukan.
4
2 . Manfaat Penelitian
Dari tujuan penelitian yang telah ditetapkan, maka manfaat yang hendak dicapai
adalah :
a) Bagi perusahaan, memberikan suatu gagasan dan buah pikiran sebagai
bahan pertimbangan dalam penyusunan dan pengawasan anggaran biaya
operasional dalam peningkatkan efisiensi pada perusahaan dan Mengukur
kinerja Manajerial Perusahaan
b) Bagi penulis, untuk menambah pengetahuan dan wawasan penulis tentang
peranan anggaran biaya operasional untuk meningkatkan efisiensi dan
Mengukur Kinerja Manajerial Perusahaan
c) Sebagai bahan referensi bagi penelitian lain yang ingin melakukan
penelitian lebih lanjut tentang anggaran terutama menyangkut anggaran
biaya operasional.
5
II.TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian dan Pengolongan Biaya
Konsep biaya telah berkembang sesuai kebutuhan akuntan, ekonom dan
insinyur, dimana informasi biaya sangat penting untuk penetapan harga, efisiensi
penggunaan sumber daya, dan bahkan evaluasi tentang produk yang paling
menguntungkan. Jumlah biaya juga sangat diperlukan untuk memantau dukungan
berbagai fungsi dalam bisnis dan akuntansi. Istilah biaya dan beban yang dikenal
dalam akuntansi Indonesia identik dengan istilah cost dalam literature akuntansi
berbahasa Inggris. Dan sering ditemukan istilah biaya dan beban digunakan saling
bergantian dengan pengertian yang sama. Namun sebenarnya keduanya
mengandung arti yang berbeda. Menurut Hansen dan Mowen (2006:40) “Biaya
(cost) adalah kas atau nilai ekuivalen kas yang dikorbankan untuk mendapatkan
barang dan jasa yang diharapkan memberikan manfaat saat ini atau masa yang
akan datang bagi organisasi“. Sedangkan pengertian beban menurut Simamora
(2000:47) adalah “Beban (expense) adalah biaya yang sudah terpakai”. Biaya
diukur dengan satuan moneter yang mesti dibayar untuk barang dan jasa dan
dikeluarkan untuk menghasilkan manfaat dimasa depan.
Biaya(cost) dikeluarkan untuk menghasilkan manfaat dimasa depan.
Dalam perusahaan penghasil laba, manfaat dimasa depan berarti pendapatan.
Karena biaya digunakan untuk memproduksi pendapatan maka biaya ini
dimaksudkan untuk kadaluarsa. Biaya yang kadaluarsa inilah yang nantinya
disebut beban (expense). Biaya berkaitan dengan semua tipe organisasi bisnis, non
5
6
bisnis, manufaktur, eceran dan jasa. Umumnya macam biaya terjadi dan cara
klasifikasinya tergantung pada tipe organisasi. Hal ini diperjelas dalam Standar
Akuntansi Keuangan No.1 (IAI; 2007:15) : Perusahaan menyajikan di laporan
laba rugi atau catatan atas laporan keuangan, rincian beban dengan menggunakan
klasifikasi yang didasarkan pada sifat atau fungsi beban didalam perusahaan. Pos-
pos beban di subklasifikasikan lebih lanjut dalam rangka menonjolkan cakupan
komponen-komponen kinerja keuangan yang berbeda dalam hal stabilitas, potensi
menghasilkan laba atau rugi dan prediksi. Dalam penulisan proposal ini, penulis
memfokuskan pada perusahaan yang bergerak dibidang retail. Perusahaan
dibidang retail menggunakan biaya untuk menentukan tingkat keuntungan,
kelayakan perkenalan produk, dan untuk menelusuri biaya-biaya yang terjadi
untuk memastikan bahwa mereka memberikan produk dengan biaya yang efisien.
Sebagian besar biaya dalam organisasi adalah biaya tetap. Besarnya tenaga kerja
adalah untuk pegawai profesional yang dibayar bulanan. Biaya overhead terdiri
dari biaya yang berkaitan dengan fasilitas dan peralatan dengan jumlah tetap
untuk masing-masing periode waktu.
Simamora (2000:43) menyatakan elemen-elemen biaya sebagai berikut :
“Dalam perusahaan retail, biaya produk (lebih lazim disebut biaya jasa) meliputi
tenaga kerja, keperluan kantor, dan biaya lainnya yang berkaitan langsung dengan
penyerahan produk kepada pelanggan dan klien“
Dengan demikian perbedaan antara biaya produk dan biaya periode
tidaklah berfaedah bagi perusahaan pemasaran. Dalam perusahaan ritel biaya-
biaya pada umumnya dibagi menjadi biaya langsung dan biaya tidak langsung.
7
Dari penjelasan diatas, maka elemen biaya operasional dalam perusahaan ritel
adalah setiap biaya yang dikeluarkan berkaitan dengan usaha pokok perusahaan
yang berkaitan dengan periode waktu dimana biaya dipakai dan berkaitan
langsung dengan penyerahan produk. Biaya-biaya tersebut dapat meliputi sumber
dari PT Trans Retail Indonesia :
1. Biaya pembelian barang
Dalam hal ini biaya yang dikeluarkan untuk membeli barang dari supplier
yang kemudian akan dijual kembali di area toko.
2. Payrol (Biaya Tenaga Kerja)
Merupakan biaya yang dikeluarkan untuk tenaga kerja Gaji dan Upah
karyawan.
3. Biaya Kesehatan danTraining Program
Merupakan biaya yang timbul untuk kesehatan karyawan dan biaya pelatihan
karyawan yang baru saja promosi jabatan, dalam hal ini training dilakukan di
luar store tempat dimana mereka bekerja.
4. Biaya Utilities
Biaya yang timbul untuk membayar tagihan listrik, air, gas,
solar,pemeliharaan mesin dan lain-lain.
5. Biaya Maintenance
Biaya yang timbul untuk perbaikan dan perawatan sarana dan fasilitas kantor
seperti biaya cleaning service, sparepart kendaraan dinas,biaya security
outsourcing.
8
6. Material Consumed
Biaya yang timbul untuk sewa tanah, sewa gudang, sewa peralatan, sewa
mobil delivery.
7. Promotion & Corp Image
Biaya promosi produk seperti biaya advertising & marketing.
8. Others
Biaya yang timbul diluar dari biaya yang diatas
B. Konsep Anggaran
1. Pengertian Anggaran
Setiap unit kegiatan dalam masyarakat, baik yang bermotif laba maupun
nirlaba, baik kegiatan perseorangan maupun massa, semuanya menginginkan
kemajuan dan pastinya keuntungan yang maksimal. Bertitik tolak dari hal tersebut
diatas maka dapatlah dimengerti bahwa yang diperoleh itu bukanlah suatu hal
yang kebetulan saja, melainkan melalui perencanaan kerja yang matang .
Perencanaan merupakan salah satu fungsi manajemen yang sangat penting yaitu
merencanakan kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan pada masa yang akan
datang untuk mencapai tujuan perusahaan secara keseluruhan.
Perencanaan ini merupakan proses dasar bagi manajemen untuk memilih
sasaran dan menetapkan bagaimana cara mencapai tujuan tersebut. Perencanaan
yang telah dibuat tadi dituangkan dalam bentuk anggaran. Anggaran merupakan
kebutuhan yang penting bagi setiap perusahaan sebelum beroperasi, sehingga
terlihat jelas misi dan target yang akan dicapai pada periode berikutnya. Hal inilah
9
yang menyebabkan anggaran menjadi sangat dibutuhkan. Bagi perusahaan
anggaran adalah untuk mengkoordinasikan kegiatan dan anggaran sangat
bermanfaat untuk mensinergikan seluruh sumber dana dan daya yang ada dalam
sebuah perusahaan untuk mencapai tujuan.
Pengertian anggaran menurut Garrison dan Noreen (2003:402) bahwa
“Anggaran adalah rencana rinci tentang perolehan dan penggunaan sumber daya
keuangan dan sumber daya lainnya untuk suatu periode tertentu”.
Anggaran menggambarkan rencana untuk masa yang akan datang yang
diekspresikan dalam istilah-istilah keuangan yang formal”. Nafarin (2006:12)
mendefinisikan anggaran sebagai berikut : Anggaran adalah sebuah rencana
keuangan periodik yang disusun berdasarkan program yang telah disahkan.
Anggaran merupakan rencana tertulis mengenai kegiatan suatu organisasi yang
dinyatakan secara kuantitatif dan umumnya dinyatakan dalam satuan uang untuk
jangka waktu tertentu. Sedangkan Munandar (2001:1) menyatakan “Anggaran
adalah sebuah rencana yang disusun secara sistematis yang meliputi kegiatan
perusahaan, yang dinyatakan dalam unit (kesatuan) moneter dan berlaku untuk
jangka waktu (periode) tertentu yang akan datang”. Pengertian-pengertian
anggaran di atas menunjukkan bahwa suatu anggaran mempunyai empat unsur,
yaitu :
a. Rencana
Rencana adalah sebuah penentuan terlebih dahulu tentang aktivitas atau
kegiatan yang dilakukan diwaktu yang akan datang.
10
b. Meliputi seluruh organisasi perusahaan
Anggaran mencakup semua aktivitas yang akan dilakukan oleh semua
bagian-bagian yang ada dalam sebuah perusahaan. Secara garis besar
kegiatan-kegiatan perusahaan adalah kegiatan pemasaran, produksi,
pembelanjaan, administrasi, dan personalia.
c. Dinyatakan dalam unit moneter
Anggaran dinyatakan dalam unit atau kesatuan yang dapat diterapkan pada
berbagai kegiatan perusahaan yang beraneka ragam. Adapun unit moneter
yang berlaku di Indonesia adalah rupiah.
d. Jangka waktu tertentu yang akan datang
Hal ini menunjukan bahwa anggaran berlaku untuk masa yang akan
datang, dengan demikian apa yang dimuat dalam anggaran adalah
taksiran-taksiran tentang apa yang akan terjadi serta apa yang akan
dilakukan dimasa yang akan datang. Anggaran merupakan komponen
penting dalam sistem pengendalian manajemen, sebab anggaran berfungsi
sebagai operasionalisasi strategi yang diformulasikan dan program-
program untuk mencapainya.
Dengan demikian, dalam anggaran dijabarkan program-program tertentu
dalam rencana-rencana tindakan dan sumber-sumber biaya yang
disediakan.
2. Fungsi Anggaran
Anggaran hanyalah suatu alat dan bagaimanapun baiknya suatu anggaran
tidak akan berfungsi dengan baik apabila manusia yang menggunakan anggaran
11
tersebut tidak dapat menggunakannya dengan baik. Nafarin (2006:12)
mengemukakan “Anggaran sebagai alat manajemen dalam melaksanakan
fungsinya memiliki fungsi yang sama dengan manajemen meliputi fungsi
perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan”.
Fungsi anggaran dijelaskan sebagai berikut :
a . Fungsi Perencanaan
Anggaran merupakan alat perencanaan tertulis yang menuntut pemikiran
teliti, karena anggaran memberikan gambaran yang jelas dan nyata dalam
unit dan uang, tentang tujuan yang hendak dicapai, sumber-sumber
potensial yang menghasilkan keuntungan dan cara-cara untuk
merealisasikannya.
b. Fungsi Pelaksanaan
Anggaran merupakan pedoman dalam pelaksanaan pekerjaan, sehingga
pekerjaan dapat dilaksanakan selaras dalam pencapaian tujuan (laba). Jadi
anggaran digunakan untuk menyelaraskan (koordinasi) setiap bagian
kegiatan. Dengan demikian tiap bagian harus melaksanakan tugasnya
secara selaras, terarah dan terkoordinasi sesuai dengan yang direncanakan
atau yang telah ditetapkan dalam anggaran.
c. Fungsi Pengawasan
Anggaran merupakan alat pengendalian atau pengawasan. Pengawasan
dilakukan dengan menilai (evaluasi) pelaksanaan pekerjaannya, yaitu
dengan cara :
1) Membandingkan realisasi rencana dengan rencana
12
2) Melakukan tindakan perbaikan apabila dipandang perlu (jika ada
penyimpangan yang merugikan)
3. Hubungan Anggaran dan Akuntansi
Secara sederhana, akuntansi diartikan sebagai suatu cara yang sistematis
untuk melakukan pencatatan, penggolongan, peringkasan, penganalisaan serta
melakukan interprestasi terhadap peristiwa-peristiwa finansial yang terjadi dan
yang akan dilakukan oleh perusahaan. Dari pengertian tersebut nampaklah bahwa
akuntansi menyajikan data-data historis, menyajikan peristiwa-peristiwa finansial
yang terjadi dari hari ke hari secara teratur dan sistematis. Sedangkan anggaran
menyajikan data taksiran-taksiran untuk jangka waktu tertentu yang akan datang.
Bilamana dihubungkan, maka terlihatlah bahwa antara anggaran dan akuntansi
memiliki kaitan yang sangat erat Nafarin (2006:22-25), yaitu :
a. Akuntansi menyajikan data historis yang sangat bermanfaat untuk
mengadakan taksiran-taksiran yang akan dituangkan dalam anggaran,
yang nantinya akan dijadikan sebagai pedoman kerja diwaktu yang
akan datang. Dengan demikian akuntansi sangat bermanfaat di dalam
penyusunan anggaran.
b. Akuntansi juga melakukan pencatatan secara sistematis dan teratur
tentang pelaksanaan anggaran itu nantinya. Dengan demikian
akuntansi menyajikan data realisasi pelaksanaan anggaran secara
lengkap. Data realisasi pelaksanaan anggaran inilah yang nantinya
13
dibandingkan dengan apa yang tercantum dalam taksiran anggaran itu
sendiri untuk mengadakan penilaian kinerja ,amajerial perusahaan.
Oleh karena data akuntansi sangat diperlukan untuk menyusun
anggaran dan sangat diperlukan untuk dibandingkan dengan anggaran
dalam rangka melaksanakan fungsi pengawasan kerja, maka semua
teknik pencatatan dan semua sistematika yang dipakai dalam akuntansi
harus sama dan sejalan serta sistematika yang dipakai dalam anggaran.
C. Jenis-jenis Anggaran
Nafarin (2006:22-25) menyatakan anggaran dapat dikelompokkan dari
berbagai sudut pandang sebagai berikut :
1. Menurut dasar penyusunan, anggaran terdiri dari :
a. Anggaran variabel yaitu anggaran yang disusun berdasarkan
interval kapasitas (aktivitas) tertentu dan pada intinya merupakan
suatu seri anggaran yang dapat disesuaikan pada tingkat-tingkat
aktivitas (kegiatan) yang beda. Anggaran variabel disebut juga
dengan anggaran fleksibel.
b. Anggaran tetap yaitu anggaran yang disusun berdasarkan suatu
tingkat kapasitas tertentu. Anggaran tetap disebut juga dengan
anggaran statis.
2. Menurut cara penyusunan, anggaran terdiri dari :
14
a. Anggaran periodik adalah anggaran yang disusun untuk suatu
periode tertentu, umumnya satu tahun-yang disusun setiap akhir
periode anggaran.
b. Anggaran kontinu adalah anggaran yang dibuat untuk memperbaiki
anggaran yang telah dibuat, misalnya tiap bulan diadakan
perbaikan, sehingga anggaran yang dibuat dalam setahun
mengalami perubahan.
3. Menurut jangka waktu, anggaran terdiri dari :
a. Anggaran jangka pendek adalah anggaran yang dibuat dengan
jangka waktu paling lama sampai satu tahun. Anggaran untuk
keperluan modal kerja merupakan anggaran jangka pendek.
b. Anggaran jangka panjang adalah anggaran yang dibuat untuk
jangka waktu lebih dari satu tahun. Anggaran untuk keperluan
investasi barang modal merupakan anggaran jangka panjang yang
disebut anggaran modal. Anggaran jangka panjang diperlukan
sebagai dasar penyusunan anggaran jangka pendek.
4. Menurut bidangnya, anggaran terdiri dari anggaran operasional dan
anggaran keuangan. Kedua anggaran ini bila dipadukan disebut
anggaran induk. Anggaran induk merupakan konsolidasi rencana
keseluruhan perusahaan untuk jangka pendek, biasanya disusun atas
dasar tahunan. Anggaran tahunan dipecah lagi menjadi anggaran
triwulanan. Anggaran triwulanan kemudian dipecah lagi menjadi
anggaran bulanan.
15
a. Anggaran operasional adalah anggaran untuk menyusun anggaran
laporan laba-rugi. Anggaran operasional antara lain terdiri dari :
1) Anggaran penjualan
2) Anggaran biaya pabrik yang terdiri dari anggaran biaya bahan
baku, anggaran biaya tenaga kerja langsung, dan anggaran
biaya overhead pabrik.
3) Anggaran beban usaha
4) Anggaran laporan laba-rugi
b. Anggaran keuangan adalah anggaran untuk menyusun anggaran
neraca. Anggaran keuangan antara lain terdiri dari:
1) Anggaran kas
2) Anggaran piutang
3) Anggaran persediaan
4) Anggaran utang
5) Anggaran neraca
5. Menurut kemampuan menyusun, anggaran terdiri dari :
a. Anggaran komprehensif adalah merupakan rangkaian dari berbagai
macam anggaran yang disusun secara lengkap. Anggaran
komprehensif merupakan perpaduan dari anggaran operasional dan
anggaran keuangan yang disusun secara lengkap.
b. Anggaran parsial adalah anggaran yang disusun tidak secara
lengkap, anggaran yang hanya menyusun bagian anggaran tertentu
16
saja. Misalnya karena keterbatasan kemampuan maka yang dapat
disusun hanya anggaran operasional.
6. Menurut fungsinya, anggaran terdiri dari :
a. Anggaran apropriasi adalah anggaran yang dibentuk bagi tujuan
tertentu dan tidak boleh digunakan untuk tujuan lain.
b. Anggaran kinerja adalah anggaran yang disusun berdasarkan fungsi
kegiatan yang dilakukan dalam organisasi (perusahaan).
Anggaran dapat dibedakan dari berbagai sudut pandang pihak yang
menggunakannya. Jenis-jenis anggaran ini dapat digunakan oleh
perusahaan lebih dari satu jenis tergantung kepada kebutuhan
perusahaan dalam mencapai tujuannya.
D. Penyusunan Anggaran Operasional
Anggaran berfaedah dalam proses perencanaan karena anggaran
meningkatkan komunikasi dan koordinasi. Proses penyusunan anggaran
mengharuskan manager mempertimbangkan secara cermat tujuan-tujuan serta
sasaran-sasaran mereka dan menetapkan alat untuk mencapainya. Dengan
anggaran, para manajer juga diharuskan untuk merencanakan kegiatan dimasa
yang akan datang untuk mengembangkan arah keseluruhan organisasi, melihat
kemungkinan timbulnya masalah dan untuk mengembangkan kebijakan dimasa
datang.
Peramalan menurut L.F. Orwick merupakan fungsi manajemen pertama
sebelum dilakukan perencanaan. Penganggaran merupakan salah satu jenis
17
perencanaan, karena anggaran adalah salah satu jenis rencana. Oleh karena itu,
sebelum dibuat anggaran terlebih dahulu dibuat ramalan. Dalam hal ini sebelum
dibuat anggaran jualan terlebih dahulu dibuat ramalan jualan.
Teknik membuat ramalan jualan dapat dilakukan secara kualitatif dan kuantitatif.
Teknik membuat ramalan jualan secara kualitatif dengan menggunakan metode
pendapat, antara lain: pendapat para ahli, pendapat para pramuniaga, pendapat
survey konsumen, pendapat para manajer pemasaran. Peramalan jualan secara
kuantitatif, antara lain dapat menggunakan analisis trend garis lurus, analisis trend
bukan garis lurus, analisis regresi sederhana, analisis regresi berganda, dan
metode distribusi probabilitas.
Peramalan jualan secara kualitatif biasanya digunakan untuk perusahaan yang
baru berdiri, belum mempunyai data kuantitatif, mempunyai data kuantitatif tetapi
tidak dapat digunakan (tidak lengkap). Peramalan jualan secara kualitatif sifatnya
subjektif, tidak seobjektif peramalan jualan secara kuantitatif.
Anggaran jualan adalah anggaran hasil penjualan. Jualan artinya hasil penjualan.
Penjualan artinya proses menjual. Menjual artinya menyerahkan sesuatu kepada
pembeli dengan harga tertentu pada saat tertentu.
Kegunaan anggaran jualan terutama sebagai dasar penyusunan anggaran lainnya,
dan sebagai ujung tombak dalam memperoleh laba.
Faktor yang mempengaruhi anggaran jualan selain ramalan jualan, antara lain
faktor: pemasaran, keuangan, ekonomis, teknis, kebijakan perusahaan, penduduk,
kondisi, dan lain-lain.
18
Penyusunan anggaran jualan dimulai dari mempertimbangkan faktor yang
mempengaruhi anggaran jualan. Setelah itu menetapkan harga jual untuk produk
tertentu dan daerah tertentu. Kemudian membuat taksiran tiap jenis produk yang
akan dijual dan penentuan produk yang akan dijual pada daerah tertentu. Langkah
selanjutnya adalah memperhitungkan anggaran jualan, dan kemudian disusunlah
anggaran jualan.
Dengan demikian, anggaran merupakan komponen penting dalam sistem
pengendalian manajemen. Anggaran berfungsi sebagai operasionalisasi strategi
yang diformulasikan dan program-program untuk mencapainya. Anggaran akan
menghasilkan keluaran berupa informasi kuantitatif dan kualitatif yang dijabarkan
tentang program-program tertentu dalam rencana tindakan sumber-sumber biaya
dan rancangan biaya. Anggaran yang disusun perusahaan bertujuan untuk lebih
mempermudah perusahaan dalam melakukan kegiatan operasionalnya. Dengan
menetapkan standar yang ingin dicapai.
perusahaan dapat lebih mengetahui langkah-langkah yang akan ditentukan
dalam mencapai targetnya, dimana anggaran dapat menjadi patokan atau pedoman
bagi karyawan untuk bekerja. Anggaran dapat pula dijadikan sebagai alat
pengendali untuk karyawan dan manajemen dalam mengevaluasi hasil kinerjanya.
Sebagai bahan pertimbangan untuk bekerja lebih baik lagi dimasa yang akan
datang.
a. Prosedur Penyusunan Anggaran
Pada dasarnya yang berwenang dan bertanggung jawab atau menyusun
anggaran serta melaksanakan kegiatan anggaran lainnya, ada ditangan pimpinan
19
tertinggi perusahaan. Hal ini dikarenakan pimpinan tertinggi perusahaanlah yang
paling berwenang dan bertanggung jawab atas kegiatan perusahaan keseluruhan.
Namun demikian tugas menyiapkan dan menyusun anggaran dapat didelegasikan
kepada bagian-bagian lain dalam perusahaan dan hal ini tergantung pada struktur
organisasi masing-masing perusahaan. Akan tetapi menurut Munandar (2001:17)
pada garis besarnya tugas mempersiapkan dan menyusun anggaran ini dapat
didelegasikan kepada :
a. Bagian administrasi (bagi perusahaan kecil)
Hal ini disebabkan karena dalam perusahaan kecil kegiatan-kegiatan tidak
terlalu kompleks, sederhana, ruang lingkup terbatas sehingga tugas
penyusunan anggaran diserahkan kepada salah satu bagian saja dan tidak
perlu melibatkan seluruh bagian yang ada dalam perusahaan. Penunjukan
ini didasarkan atas pertimbangan bahwa bagian administrasi terkumpul
seluruh kegiatan perusahaan, kegiatan produksi, pembelanjaan dan
kegiatan personalia.
b. Panitia budget atau komite anggaran (bagi perusahaan yang besar)
Kompleksnya kegiatan-kegiatan
dan ruang lingkup yang luas menyebabkan bagian administrasi tidak
mungkin tidak mampu untuk menyusun anggaran sendiri tanpa partisipasi
secara aktif bagian-bagian lain dalam perusahaan. Untuk itulah
penyusunan anggaran perlu melibatkan semua unsur yang mewakili semua
bagian yang ada dalam perusahaan, yang duduk dalam panitia anggaran.
20
Panitia anggaran ini biasanya diketuai oleh salah seorang pemimpin
perusahaan dengan anggota-anggotanya mewakili bagian pemasaran,
bagian produksi, bagian pembelanjaan dan bagian personalia. Anggota-
anggota komite anggaran tidaklah langsung dibebankan suatu anggaran
atas sebuah departemen tertentu. Alih-alih mereka bekerjasama dengan
setiap departemen untuk menyusun rencana-rencana realistik yang
konsisten dengan keseluruhan tujuan perusahaan. Dalam menyusun
anggaran, terdapat dua pendekatan yang berbeda yaitu pendekatan atas-
bawah (top-down approach) dan pendekatan bawah-atas (bottom-up
approach). Dalam pendekatan atas-bawah, anggaran disusun pada jenjang
organisasi yang lebih tinggi tanpa adanya masukan yang berarti manajer-
manajer jajaran yang lebih rendah. Dalam pendekatan bawah-atas,
manajer-manajer jajaran rendah merupakan sumber pokok informasi yang
dipakai dalam penyusunan anggaran. Anggaran yang disusun oleh bagian
administrasi maupun oleh komisi anggaran, hanya merupakan Rancangan
Anggaran. Rancangan ini akan diserahkan kepada pimpinan tertinggi
perusahaan untuk disahkan sebagai anggaran yang defentif. Sebelum
disahkan, masih dimungkinkan untuk diadakan perubahan-perubahan dan
pembahasan terhadap rancangan tersebut. Setelah disahkan maka anggaran
tersebut dijadikan sebagai pedoman kerja, sebagai alat pengkoordinasian
kerja dan sebagai alat pengawasan kerja. Ditinjau dari pihak-pihak yang
dapat terlibat dalam proses penyusunan anggaran, maka terdapat tiga
metode yang dikemukakan oleh Atkinson (2001:475) yaitu :
21
1) Authoritative Budgeting
Authoritative Budgeting merupakan pendekatan dari atas ke bawah dalam
penyusunan anggaran. Dalam metode ini, bawahan tidak
diminta keikutsertaannya dalam penyusunan anggaran perusahaan.
Kebaikan metode ini adalah proses penyusunan anggaran dalam
perusahaan akan berjalan tepat pada sasaran dan lebih efisien, serta
memungkinkan adanya koordinasi unit-unit dalam perusahaan. Sedangkan
kelemahan dari metode ini adalah adanya kemungkinan atasan tidak
mengetahui dengan pasti target yang sesuai untuk suatu unit perusahaan
serta kurangnya motivasi dan komitmen tujuan yang disebabkan ketiadaan
partisipasi karyawan dalam penentuan anggaran.
2) Participative Budgeting
Participative Budgeting merupakan metode penyusunan anggaran dimana
atasan dan bawahan secara bersama-sama menetapkan anggaran
perusahaan melalui proses pengambilan keputusan bersama (joint
decision-making proces).
3) Consultative Budgeting
Consultative Budgeting merupakan metode penyusunan anggaran dimana
bawahan diminta untuk mendiskusikan pendapat mereka mengenai
anggaran, tetapi tidak terjadi proses pengambilan keputusan bersama.
Atasan hanya meminta pendapat dari bawahan tetapi tetap menetapkan
anggaran secara sendiri dengan atau tanpa mempertimbangkan masukan
dari bawahan.
22
b. Anggaran Biaya Operasional
Dalam perusahaan Pemasaran, biaya produk (lebih lazim disebut biaya
pemasaran) meliputi biaya tenaga kerja, keperluan kantor dan biaya lainnya yang
berkaitan langsung dengan penyerahan produk kepada pelanggan. Keberhasilan
perusahaan pemasaran sangatlah tergantung pada mutu produk yang dilakukan
sehingga kecakapan dan talenta orang-orang yang terlibat didalamnya sangatlah
vital. Dalam industri-industri jasa tidak terdapat persediaan produk dan semua
biaya berkaitan dengan periode waktu dimana biaya tersebut dipakai. Dengan
demikian perbedaan antara biaya produk dan biaya periode tidaklah berfaedah
bagi perusahaaan-perusahaan jasa. Dalam perusahaan jasa, biaya-biaya pada
umumnya dibagi menjadi biaya langsung dan biaya tidak langsung.
Biaya langsung adalah biaya yang dapat ditelusuri secara fisik ke jasa
tertentu. Biaya ini mirip dengan harga pokok penjualan pada perusahaan dagang.
Biaya langsung merupakan biaya penyediaan jasa yang dapat dijual kepada
seseorang atau pelanggan. Biaya langsung untuk pelaksanaan jasa tertentu
dikaitkan
dengan pendapatan yang dihasilkannya. Biaya tidak langsung adalah biaya yang
tidak dapat ditelusuri ke jasa, seperti asuransi atau sewa kantor. Seperti halnya
biaya periode pada perusahaan dagang, biaya tidak langsung dikurangkan dari
pendapatan dalam periode dimana biaya dipakai.
23
E. Anggaran Biaya Operasional Dalam Meningkatkan Efisiensi Dan
Mengukur kinerja Manajerial Perusahaan
Salah satu tujuan perusahaan adalah kelangsungan usaha. Dengan
demikian perusahaan didirikan untuk suatu jangka waktu yang lama. Agar tujuan
ini dapat tercapai maka perusahaan harus dapat beroperasi secara sehat. Untuk
menjadi sehat, efisiensi usaha perusahaan menjadi salah satu fokus sentral. Oleh
karena itu, biaya operasional yang merupakan pengeluaran-pengeluaran
perusahaan harus direncanakan dan diawasi dengan sebaik-baiknya. Menurut
Collins (2000:89) “Efisiensi menyangkut hubungan antara faktor input yang
langka dengan output barang dan jasa. Hubungan ini dapat diukur secara fisik atau
secara biaya. Konsep efisiensi digunakan sebagai kriteria dalam penilaian
seberapa baik pasar mengalokasikan sumber dana”.
Dalam proses pengendalian, anggaran biaya berfaedah karena
menyediakan basis untuk pengevaluasian kinerja. Mengendalikan sebuah
perusahaan dan memastikan bahwa perusahaan berada dalam jalur yang benar dan
beroperasi secara efisien. Dalam melakukan pengawasan, anggaran biaya
berfungsi sebagai tolak ukur dan alat perbandingan untuk menilai realisasi
kegiatan perusahaan nanti. Pengawasan yang dilakukan dengan membandingkan
hasil-hasil aktual dengan 2 alternatif sasaran berikut :
1. Kinerja yang diharapkan seperti yang tertera dalam anggaran
2. Kinerja masa lalu
Dari perbandingan tersebut dapat pula diketahui sebab-sebab
penyimpangan (varians) antara anggaran dan realiasi sehingga dapat pula
24
diketahui kelemahan-kelemahan dan kekuatan yang dimiliki oleh perusahaan.
Dampak penyimpangan terhadap anggaran dapat dibedakan menjadi dua yaitu
penyimpangan menguntungkan dan penyimpangan tidak menguntungkan dalam
meningkatkan laba. Suatu penyimpangan diketahui baik penyimpangan
menguntungkan maupun merugikan, penyebab penyimpangan haruslah diketahui
pula agar penilaian kinerja tersebut dapat berguna dimasa yang akan datang. Bila
penyimpangan merugikan, tindakan koreksi akan dapat dilakukan dengan segera.
Bila penyimpangan menguntungkan, usaha untuk mempertahankan bahkan
meningkatkan dapat diketahui. Ini berarti usaha peningkatan efisiensi biaya dapat
dilakukan.
Penyebab penyimpangan dapat diketahui dengan cara melakukan analisis
terhadap penyimpangan tersebut. Analisis selisih yang mungkin menjadi
penyebab terjadinya penyimpangan, manajemen dapat memfokuskan perhatiannya
pada bidang-bidang yang ditunjukkan oleh analisis selisih.
Contoh analisis penyimpangan/selisih adalah analisis selisih biaya
operasional yang terdiri dari analisis selisih peralatan, analisis selisih pegawai,
dan analisis selisih overhead. Apabila segala sesuatunya berjalan sesuai dengan
rencana, maka hanya akan terdapat sedikit perbedaan antara hasil sesungguhnya
dan hasil yang diharapkan sesuai dengan anggaran dan standar yang telah di
tentukan.
Salah satu petunjuk yang dapat membantu adalah ukuran selisih tersebut.
Suatu selisih yang bernilai $5 mungkin tidak cukup besar untuk meminta
perhatian manajemen, sedangkan selisih yang bernilai $5.000 mungkin sebaiknya
25
ditelusuri. Petunjuk lain adalah ukuran selisih terhadap jumlah pengeluaran yang
terjadi. Selisih yang hanya 0.1% dari pengeluaran mungkin dianggap baik. Di lain
pihak, selisih sebesar 10% dari pengeluaran lebih mungkin merupakan tanda
bahwa terjadi suatu kesalahan (Garrison and Noreen, 2003:489). Dalam
mempelajari dan mengevaluasi penyimpangan, ada beberapa hal yang perlu
dipertimbangkan untuk menentukan sebab yang mendasarinya (Welsch, Hilton
and Gordon, 2000:497) sebagai berikut :
1. Varians tidak material
2. Varians disebabkan oleh kesalahan pelaporan
3. Varians yang disebabkan oleh keputusan khusus manajemen
4. Banyak varians yang dapat dijelaskan dalam hal dampak dari faktor
yang tidak dapat dikendalikan yang diidentifikasi. Misalnya seperti
kerugian karena terjadi badai
5. Varians yang tidak diketahui penyebabnya harus menjadi perhatian
F. Pengertian Akuntansi Pertanggungjawaban
Akuntansi pertanggungjawaban merupakan salah satu konsep dari
akuntansi manajemen dan sistem akuntansi yang dikaitkan dan disesuaikan
dengan pusat-pusat pertanggungjawaban yang ada dalam organisasi. Istliah
akuntansi pertanggungjawaban ini akan mengarah pada proses akuntansi yang
melaporkan sampai bagaimana baiknya manajer pusat pertanggungjawaban dapat
memanage pekerjaan yang langsung dibawah pengawasannya dan yang
26
merupakan tanggungjawabnya atau suatu sistem yang mengukur rencana dan
tindakan dari setiap pusat pertanggungjawaban.
Menurut Hansen, Mowen (2005:116) definisi akuntansi pertanggungjawaban
adalah sebagai berikut: ”Akuntansi pertanggungjawaban adalah Sistem yang
mengukur berbagai hasil yang dicapai oleh setiap pusat pertanggungjawaban
menurut informasi yang dibutuhkan oleh para manajer untuk mengoperasikan
pusat pertanggungjawaban mereka.” Sedangkan akuntansi pertanggungjawaban
menurut LM Samryn (2001: 258) adalah sebagai berikut : “Akuntansi
pertanggungjawaban merupakan suatu sistem akuntansi yang digunakan untuk
mengukur kinerja setiap pusat pertanggungjawaban sesuai dengan informasi yang
dibutuhkan manajer untuk mengoperasikan pusat pertanggungjawaban mereka
sebagai bagian dari sistem pengendalian manajemen.
Dari berbagai definisi diatas, dapat ditarik suatu kesimpulan mengenai akuntansi
pertanggungjawaban sebagai berikut :
a. Akuntansi Pertanggungjawaban merupakan suatu sistem akuntansi yang
disusun berdasarkan struktur organisasi yang secara tegas memisahkan tugas,
wewenang dan tanggung jawab dari masing-masing tingkat manajemen.
b. Akuntansi pertanggungjawaban mendorong para individu, terutama para
manajer untuk berperan aktif dalam mencapai tujuan perusahaan secara efektif
dan efisien.
27
c. Penyusunan anggaran dalam akuntansi pertanggungjawaban adalah
berdasarkan pusat pusat pertanggungjawaban. Dari laporan pertanggungjawaban
dapat diketahui perbandingan antara realisasi dengan anggarannya, sehingga
penyimpangan yang terjadi dapat dianalisa dan dicari penyelesaiannya dengan
manajer pusat pertanggungjawabannya.
d. Akuntansi pertanggungjawaban melaporkan hasil evaluasi dan penilaian
kinerja yang berguna bagi pimpinan dalam penyusunan rencana kerja periode
mendatang, baik untuk masing-masing pusat pertanggungjawaban maupun untuk
kepentingan perusahaan secara keseluruhan.
Sedangkan menurut Mulyadi (1983 : 379-380) dikemukakan: “Akuntansi
pertanggungjawaban adalah suatu sistem yang disusun sedemikian rupa sehingga
pengumpulan dan pelaporan biaya dan penghasilan dilakukan dengan bidang
pertanggungjawaban dalam organisasi dengan tujuan agar dapat ditunjuk orang
atau kelompok yang bertanggungjawab terhadap penyimpangan dari biaya dan
penghasilan yang dianggarkan”.
Didalam pengertian di atas Mulyadi menyimpulkan bahwa syarat untuk dapat
menerapkan akuntansi pertanggungjawaban :
1. Struktur Organisasi
Dalam akuntansi pertanggungjawaban struktur organisasi harus
menggambarkan aliran tanggungjawab, wewenang dan posisi yang jelas untuk
setiap unit kerja dari setiap tingkat manajemen selain itu harus menggambarkan
28
pembagian tugas dengan jelas pula. Dimana organisasi disusun sedemikian rupa
sehingga wewenang dan tanggungjawab tiap pimpinan jelas. Dengan demikian
wewenang mengalir dari tingkat manajemen atas ke bawah, sedangkan
tanggungjawab adalah sebaliknya.
2. Anggaran
Dalam akuntansi pertanggungjawaban setiap pusat pertanggungjawaban
harus ikut serta dalam penyusunan anggaran karena anggaran merupakan
gambaran rencana kerja para manajer yang akan dilaksanakan dan sebagai dasar
dalam penilaian kerjanya. Diikut sertakannya semua manajer dalam penyusunan.
3. Penggolongan Biaya
Karena tidak semua biaya yang terjadi dalam suatu bagian dapat
dikendalikan oleh manajer, maka hanya biaya-biaya terkendalikan yang harus
dipertanggung jawabkan olehnya. Pemisahan biaya kedalam biaya terkendalikan
dan biaya tak terkendalikan perlu dilakukan dalam akuntansi
pertanggungjawaban.
Biaya terkendalikan adalah biaya yang dapat secara langsung dipengaruhi
oleh manajer dalam jangka waktu tertentu.
Biaya tidak terkendalikan adalah biaya yang tidak memerlukan keputusan
dan pertimbangan manajer karena hal ini tidak dapat mempengaruhi biaya
karena biaya ini diabaikan.
29
4. Sistem Akuntansi
Oleh karena biaya yang terjadi akan dikumpulkan untuk setiap tingkatan
manajer maka biaya harus digolongkan dan diberi kode sesuai dengan tingkatan
manajemen yang terdapat dalam struktur organisasi. Setiap tingkatan manajemen
merupakan pusat biaya dan akan dibebani dengan biaya yang terjadi didalamnya
yang dipisahkan antara biaya terkendalikan dan biaya tidak terkendalikan. Kode
perkiraan diperlukan untuk mengklasifikasikan perkiraan-perkiraan baik dalam
neraca maupun dalam laporan rugi laba.
5. Sistem Pelaporan Biaya
Bagian akuntansi biaya setiap bulannya membuat laporan
pertanggungjawaban untuk tiap-tiap pusat biaya. Setiap awal bulan dibuat
rekapitulasi biaya atas dasar total biaya bulan lalu, yang tercantum dalam kartu
biaya. Atas dasar rekapitulasi biaya disajikan laporan pertanggungjawaban biaya.
Isi dari laporan pertanggungjawaban disesuaikan dengan tingkatan manajemen
yang akan menerimanya. Untuk tingkatan manajemen yang terrendah disajikan
jenis biaya, sedangkan untuk tiap manajemen diatasnya disajikan total biaya tiap
pusat biaya yang dibawahnya ditambah dengan biaya-biaya yang terkendalikan
dan terjadi dipusat biayanya sendiri.
Di dalam pelaksanaan akuntansi pertanggungjawaban terdapat beberapa
persyaratan yang harus dipenuhi, seperti yang dikemukakan oleh Mulyadi adalah
sebagai berikut :
30
1. Struktur organisasi yang menetapkan secara jelas dan tegas menggambarkan
pembagian tugas, wewenang dan tanggungjawab untuk setiap unit dalam struktur
organisasi.
2. Penyusunan anggaran yang dilakukan oleh tiap tingkatan manajemen dalam
organisasi perusahaan.
3. Adanya pemisahan biaya sesuai dengan dapat dikendalikan tidaknya suatu
biaya oleh seorang manajer pusat biaya tertentu dalam perusahaan.
4. Adanya klasifikasi dan kode rekening yang disesuaikan dengan tingkatan
manajemen dalam perusahaan.
5. Sistem pelaporan biaya pada setiap tingkatan perusahaan telah memenuhi syarat
dalam penerapan akuntansi pertanggungjawaban
31
F. Kerangka Pikir
GAMBAR 1.1
Kerangka Pikir
PT.Trans Retail Indonesia Cabang Panakkukang Square Makassar
Sumber : Penulis ,2015
Anggaran
Analisis
Ukuran Kinerja Manajerial
Hasil
32
G. Hipotesis
Dari latar belakang, tujuan dan manfaat penelitian serta tinjauan pustaka
yang telah diuraikan, maka dapat dirumuskan hipotesis penelitian.
“Diduga bahwa anggaran operasional dapat digunakan untuk mengukur kinerja
manajerial Perusahaan”.
33
III.METODE PENELITIAN
A. Lokasi dan Lama Penelitian
Tempat penelitian dilakukan di PT Trans Retail Indonesia, cabang
Panakkukang Makassar jalan Adhyaksa Baru No. 1. Lama panelitian berlangsung
dari bulan Febbruari 2015 sampai selesai.
B. Metode Pengumpulan Data
Teknik yang digunakan oleh peneliti dalam penelitian ini untuk
pengumpulan data yaitu :
1. Metode Wawancara
Penulis melakukan tanya jawab langsung dengan pihak perusahaan
khususnya bagian yang berkaitan dengan penelitian.
2. Studi Dokumentasi
Melakukan penelitian terhadap bahan-bahan tulisan perusahaan dan
dokumentasi yang berhubungan dengan penelitian.
C. Jenis dan Sumber Data
Jenis data yang digunakan adalah deskriptif kualitatif, yaitu suatu metode
yang dilakukan dengan cara menggolongkan, menganalisa, dan
menginterpretasikan data sehingga memberikan gambaran yang sebenarnya
tentang peranan anggaran biaya operasional pada PT Trans Retail Indonesia.
Kemudian melakukan perbandingan terhadap teori-teori yang ada hubungannya
33
34
dengan masalah yang dibahas untuk kemudian membuat kesimpulan dan saran-
saran yang dipandang penting.
D. Metode Analisis Data
Teknik analisa data yang digunakan adalah metode kuantitatif varians
dimana bertujuan untuk menggambarkan pembentukan dan perbandingan
anggaran atau budget dengan realisasi dalam periode waktu tertentu,apakah
sesuai yang di inginkan atau tidak serta menjelaskan dampaknya jika tidak
terealisasi secara keseluruhan .Adapun Alat analisis data yang digunakan adalah
Kualitatif, kuantitatif varians dan metode komparatif.
35
DAFTAR PUSTAKA
Adisaputro, Gunawan, dan Marwan Asri. 2006. Anggaran Perusahaan.Buku Satu,
Edisi Kedua. Yogyakarta : BPFE.
Atkinson, Anthony A. 2011. Management Accounting : Evironment Impect. Third
Edition. Prentice Hall. New Jersey : Upper Saddle River.
Collins, David R, 2000. Istilah-istilah Akuntansi, Keuangan dan Investasi. Jakarta
: Citra Harta Prima.
Fachmi, 2012.
“Budgeting|Pengangaran“.http://ema602.weblog.esaunggul.ac.id/2012/10/
30/budgeting/.Diakses tanggal 24 Februari 2016
Garrison, Ray H, and Eric W. Noreen, 2003, Managerial Accounting, 10th
Edition. New York : Mc.Graw Hill
Hansen, Don R, and Maryanne M.Mowen, 2006. Akuntansi Manajemen,
Terjemahan Dewi Fitriasari dan Deny Arnos Kwary, Buku Satu, Edisi
Ketujuh. Jakarta : Salemba Empat.
Heri,S. 2012. Cara Mudah Memahami Manajemen Biaya. Yogyakarta: Gava
Media
Ikatan Akuntansi Indonesia. 2007. Standar Akuntansi Keuangan (per 1 September
2007).Jakarta : Salemba Empat.
Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah
Makassar.2012. PedomanPenulisanSkripsi.Makassar :Fakultas Ekonomi
UniversitasMuhammadiyah Makassar.
Munandar M, 2001. Budgeting : Perencanaan Kerja, Pengkoordinasian Kerja,
Pengawasan Kerja. Yogyakarta : BPFE UGM.
Nafarin M, 2006. Pengganggaran Perusahaan, Edisi Ketiga, Jakarta :Salemba
Empat.
Rosyid, Mohammad. 2014. “Metode Penelitian Komparatif
“.http://pgsdberbagi.blogspot.co.id/2014/01/penelitian-
komparatif.html.Diakses tanggal 24 Februari 2016.
36
Ramadhani, Indri. 2013. “Penyusunan Anggaran Dan Pengendalian”. http://indriramadhaniekonomi.blogspot.co.id/2013/02/penyusunan-
anggaran-dan-pengendalian.html. Diakses tanggal 24 Februari 2016.
Simamora, Henry. 2000. Akuntansi Basis Pengambilan Keputusan Bisnis.Edisi
Kedua. Jakarta : Salemba Empat.
Siskawati Gerhana Suci. 2012.Akuntansi Pertanggungjawaban.Tax And
Accounting Beloved.(Online).(http://gerhanasuci.wordpress.com,diakses
21 Maret 2015)
35
BAB IV
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
A. Sejarah Perusahaan
Carrefour di Indonesia hadir sejak tahun 1996 dengan membuka gerai
pertama di Cempaka Putih pada bulan Oktober 1998. Pada saat yang sama,
Continent, sebagai perusahaan retail Prancis, membuka gerai pertamanya di Pasar
Festival. Pada tahun 1999, Carrefour dan Promodes (sebagai pemegang saham utama
dari Continent) menggabungkan semua kegiatan usaha retail di seluruh dunia dengan
nama Carrefour.
Hal tersebut menjadikan Carrefour sebagai retail terbesar kedua di dunia.
Sebagai bagian dari perusahaan global, PT. Carrefour Indonesia berusaha untuk
memberikan standar pelayanan kelas dunia dalam industri retail Indonesia. Carrefour
Indonesia memperkenalkan konsep hipermarket dan menyediakan alternatif belanja
baru di Indonesia bagi pelanggan Carrefour Indonesia.
Carrefour menawarkan konsep “One-Stop Shopping” yang menawarkan
tempat pilihan dengan produk yang beragam, harga murah, dan juga memberikan
pelayanan terbaik sehingga melebihi harapan pelanggan.
Saat ini, Carrefour sudah beroperasi di 83 gerai dan tersebar di 28
kota/kabupaten di Indonesia. 72 juta pelanggan telah mengunjungi Carrefour di tahun
2010, naik dari 62 juta pelanggan di tahun sebelumnya.Dalam menunjang jumlah
pelanggan maka Carrefour sendiri menawarkan lebih dari 40.000 produk.Komposisi
saham Carrefour Indonesia berubah sejak November dengan komposisi saham
tunggal terbesar dikuasai perusahaan Indonesia : PT Trans Retail Indonesia (100%).
35
36
VISI dikenal dan dicintai karena membantu pelanggan dan konsumen untuk
menikmati kualitas hidup yang lebih baik setiap hari”
a) Dikenal
Tindakan berbicara lebih keras dibandingkan kata. Kita bekerja keras setiap
hari untuk menemukan cara baru. Untuk menyediakan produk dan service
berkualitas yang lebih baik dan pada harga yang terbaik. Untuk menciptakan
nilai tambah yang lebih besar. Harga adalah untuk apa yang pelanggan
bayarkan, tetapi nilai adalah apa yang mereka dapatkan. Kita tahu ini adalah
jalan untuk mendapatkan pengakuan penuh dari pelanggan kita.
b) Dicintai
Cinta dimulai dari segala sesuatu yang kecil. Cinta hadir karena emosi dan
keinginan. Cinta adalah apa yang kita inginkan untuk melangkah lebih jauh
dan lebih cepat. Cinta adalah dasar sebuah hubungan jangka panjang.
Hubungan yang kita inginkan dengan pelanggan kita, dengan mitra kerja kita
dengan komunitas dimana kita berada. Dicintai seperti kita mencintai akan
menjadi penghargaan terbesar kita.
c) Karena membantu
Setiap orang membutuhkan bantuan. Untuk mencapai hidup yang lebih baik
dan untuk menikmati kesehatannya, dengan menjawab kebutuhan dan
aspirasi dari pelanggan kita dimanapun, dengan memberikan mereka produk,
pelayanan dan pengalaman yang sangat berharga. Kita berharap secara tulus
dan terus menerus agar dunia mereka akan menjadi tempat yang lebih baik.
37
d) Pelanggan dan konsumen
Retail bercerita tentang banyak orang. Pelanggan adalah mereka yang berasal
dari berbagai negara yang mengunjungi gerai kita setiap hari. Konsumen
adalah mereka yang berada diantara keluarga dan teman-temannya yang
menggunakan produk dan layanan kita. Mereka berasal dari latar belakang
yang berbeda dan mempunyai kebutuhan yang berbeda.
e) Menikmati
Tidak ada kehidupan yang baik tanpa kesenangan. Kepuasan dari pelanggan
kita adalah ketika menjelajahi gerai-gerai kita, bertransaksi, menemukan
sesutau, memilih dan merasakan yang mereka butuhkan, kesenangan. Kita
menyenangkan hati dan memuaskan mereka. Setiap hari kita menjadikan hal
itu sebagai misi untuk menjaga kepuasan itu tetap ada selamanya.
f) Kualitas hidup yang lebih baik
Bayangkan kehidupan yang lebih baik. Hidup dimana kesehatan dan
keamanan adalah hal yang utama. Hidup dimana pilihan dan variasi tersedia
untuk semua. Hidup dimana kemudahan dan keramah-tamahan adalah
sesuatu yang nyata.Hidup dimana berbelanja adalah pengalaman yang sangat
menyenangkan hidup dimana kita dapat membuat orang menikmati momen
yang lebih baik setiap hari. Inilah hidup yang kita tawarkan untuk berbagi
dengan pelanggan kita.
g) Setiap hari
Setiap hari membawa tantangan baru, dan begitu banyak pengalaman baru.
Setiap hari pelanggan baru membuka pintu kita. Mari kita sambut dan simak
38
keinginan mereka. Mari kita buat setiap waktu yang mereka bagi dengan kita
adalah waktu yang menyenangkan, setiap hari kita ada untuk mereka.
MISI “Menjadi Peretail pilihan di Indonesia“
a) Memuaskan pelanggan dan konsumen dengan memberikan mereka
kesenangan dan hiburan, menyediakan yang terbaik, memberikan kejutan
setiap hari, serta akses untuk mencapai impian mereka.
b) Berkontribusi kepada kualitas hidup yang lebih baik melalui associate dan
mitra kerja kita.Berikan kualitas hidup yang lebih baik dengan membuatnya
lebih mudah melalui ketersediaan pelayanan, hygienitas dan kesehatan.
c) Rantai distribusi yang terbaik dan operasional yang efisien untuk mencapai
pertumbuhan yang menguntungkan.Pertumbuhan yang menguntungkan
dengan mencapai target yang diberikan, semangat keberhasilan,
berkomitmen, dan pertumbuhan yang berkelanjutan.
NILAI
a) Berkomitmen
Kita sepenuhnya berkomitmen, baik sebagai seorang profesional, maupun
warga negara. Kita fokus kepada hakikat kita, kepada komunitas, dan bumi
tempat kita tinggal. Kita secar terus-menerus berjuang untuk mewujudkan
janji kita. Untuk memberikan nilai tambah serta mencari cara dan solusi
untuk kualitas hidup yang lebih baik.
Kata-kata yang menunjukkan arti “berkomitmen” :
39
Dapat diandalkan, semangat bersaing, terpercaya, keteguhan tekad,
menenangkan dalam bekerja, teliti, semangat, mau terlibat, terbaik, berpikir
maju, termotivasi, menepati, efektif, setia, saya siap! Sanggup.
b) Peduli
Kita peduli dengan apa yang kita lakukan. Kita peduli kepada pelanggan dan
konsumen. Kita menyimak pendapat mereka setiap saat. Kita menyambut
mereka saat mereka datang ke gerai. Kita memenuhi harapan mereka dengan
keramah-tamahan, perhatian dan ketelitian.
Kata-kata yang menunjukkan arti “peduli” :
Hangat, terima kasih, terbuka, saya mau membantu, penuh perhatian,
tersenyum berkualitas, sopan , menyambut, menghormati, berjanji, baik hati,
bersahabat, senang.
c) Positif
d) Kita harus berpikir positif. Kita menghadapi setiap tantangan dengan sangat
bersemangat dan kegairahan yang tinggi. Dengan ide-ide baru kita membantu
pelanggan dan konsumen menikmati kualitas hidup yang lebih baik setiap
hari. Kita ingin membuat hari ini dan esok menjadi lebih baik untuk mereka.
e) Kata-kata yang menunjukkan arti “positif”
Antusiasme, memberi inspirasi, kebahagiaan, suasana bahagia, ya tentu,
optimis, menyenangkan, saya bisa, kreatifitas, berkekuatan, imajinasi, yang
baik, ide, saya akan berubah, sangat mungkin, senang bertemu anda, bersama
kita pasti bisa.
40
STRATEGI
Tiga mata rantai strategi :
a) Pertumbuhan
Meningkatkan pertumbuhan yang menguntungkan dan berkesi-nambungan.
b) Transformasi
Transformasi dalam organisasi.
c) Execution
Melaksanakan penyelesaian atas rencana yang ada
TUJUAN
a) Carrefour memberi Indonesia akses untuk kehidupan yang lebih baik.Setiap
orang dari segala kalangan sosial ingin mencapai hidup yang lebih baik.
Untuk mencapai saat ini gaya hidup menjadi semakin mudah diperoleh dan
inginkan oleh semua orang. Carrefour percaya bahwa setiap orang memiliki
peluang untuk hidup yang lebih baik.
b) Pelanggan
Pelanggan adalah perhatian kita semua. Jadikan hidup mereka lebih mudah
dengan memberikan akses bagi impian mereka dan akses kepada modernitas,
memberikan mereka kesenangan, kemudahan dan keunikan, melayani
mereka dengan baik, menawarkan kebersihan dan kualitas, perlindungan daya
beli, pelayanan yang lebih baik, serta kesenangan dan hiburan.
c) Associate
41
Berikan para associate kita kehidupan yang penuh dengan harga diri dan
gairah, kepastian jenjang karir, kondisi kerja yang mendukung, rasa memiliki,
pelatihan dan pengetahuan, bekerja dengan rasa keterlibatan, penghargaan
dan kepedulian, kepedulian profesional yang sejalan dengan kepedulian
pribadi.
d) Pemasok
Berikan mereka peluang untuk mengembangkan usaha, memperkenalkan
produk mereka, menggunakan jaringan nasional, membagikan pengetahuan
dibidang retail, syarat dagang yang adil, dukungan kepada Usaha Kecil dan
Menengah (UKM) dan kepuasan berbisnis.
e) Pemangku Kepentingan
Berikan hidup yang lebih baik kepada pemerintah, Lembaga Sosial
Masyarakat, Asosiasi karena mereka berperan sangat penting bagi
pertumbuhan Carrefour.
B. Ruang Lingkup Bidang Usaha
PT.Trans Retail Indonesia Cabang Panakkukang Square Makassar adalah
perusahaan yang bergerak dalam bisnis retail yang menyediakan barang kebutuhan
sehari-hari. Barang yang disediakan yaitu makanan, minuman, obat-obatan, sabun,
sembako, alat tulis, dan lain-lain.
C. Struktur organisasi
Adapun uraian dan fungsi dari struktur organisasi PT. Carrefour Indonesia,
Cabang Panakkukang Square Makassar adalah sebagai berikut:
42
1. Store Manager
Tugas dan tanggung jawab seorang store manager sangat kompleks. Oleh karena
itu, mengetahui tugas dan tanggung jawab utama seorang store manager menjadi
suatu keharusan agar dia bisa menyusun skala prioritas dari tugas-tugasnya
tersebut.
Tanggung jawab seorang store manager adalah sebagai berikut :
a. Sales dan Profitability
Store manager tahu bahwa mereka harus mencapai target penjualan yang
ditetapkan, namun hanya sedikit sekali yang menyadari bahwa mereka harus
memperoleh profit atau laba dari hasil usahanya. Seharusnya seorang store
manager sadar betul bahwa kesehatan tokonya diukur dari profit yang
dihasilkan, bukan semata-mata hanya dari omzet. Penjualan itu penting
karena merupakan tujuan dari adanya suatu toko, akan tetapi profit adalah
tujuan utama dari sebuah bisnis. Apalah artinya suatu penjualan yang banyak
tetapi profit yang sedikit, apalagi tanpa profit sama sekali. Profitabilitas
sangat ditentukan ole jumlah sales yang diperoleh dengan jumlah biaya yang
dikeluarkan. Untuk memperoleh profit yang maksimal, seorang store
manager harus memiliki kemampuan yang baik dalam hal pengendalian
biaya.
b. Penanganan Inventory
Toko ritel adalah bisnis yang tergantung dari ketersediaan inventori atau
barang dagangan. Bahkan boleh dikatakan bahwa inventori adalah jantung
dari sebuah toko ritel. Seorang store manager harus memiliki kemampuan
43
yang baik dalam hal penanganan inventori, sebab hal ini sangat
mempengaruhi omzet toko yang dipimpinnya. Perlu kecakapan analisa yang
baik untuk memperhatikan Inventory Turn Over (ITO)agar barang yang
tersedia di tokonya dapat cepat dikonversi menjadi uang.
c. Pengendalian Sumber Daya Manusia
Kemampuan store manager dalam mengendalikan sumber daya manusia
adalah tanggung jawab yang mungkin paling sulit dilakukan. Karena
pengendalian sumber daya ini membutuhkan kemampuan penunjang yang
sangat komplek meliputi kemampuan komunikasi, manajerial, psikologi,
melatih,dan memotivasi,dan melakukan evaluasi.
d. Pengendalian Aset
Tujuan dari pengendalian aset ini adalah untuk memastikan bahwa semua
aset yang ada di toko berfungsi sebagaimana mestinya sehingga mendukung
pencapaian tujuan operasional toko. Aset yang menjadi tanggung jawab store
manager adalah :
1) Tangible aset, yaitu aset yang berwujud seperti equipment dan gedung.
2) Intangible aset, yaitu aset yang tak berwujud seperti image perusahaan,
merk, service.
2. Secretary bertugas membantu store manager dalam artian menulis segala
administrasi & seluruh kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan contoh meeting
dengan klien.
3. Team kommersial pada bidang usaha retail dimulai dari divisi manager yang
membawahi beberapa sales manager & team leader bertugas untuk mengetahui
44
segala proses penyediaan barang, pengorderan pada saat toko akan kehabisan
stock, TBAT atau transfer barang antar toko apabila jika ada salah satu toko yang
ingin meminjam barang dari toko lain, berapa banyak barang yang rusak &
hilang setiap bulannya.
4. Supporting Team atau team pelengkap.:
a. Human Resource department bertugas pada bagian perekrutan karyawan,
total karyawan, gaji karyawan,dan yang lain.
b. Cashier & assistant cashier head bertugas untuk mengetahui berapa banyak
total sales dari masing-masing departemen untuk dibuatkan laporan yang
nantinya akan diserahkan kepada Store Manager.
c. Customer Service adalah divisi yang bertugas untuk mengurus semua hal
yang berhubungan dengan kegiatan luar, contoh kerjasama dengan pihak lain
pada saat akan promo produk tertentu dimana acara tersebut berlangsung di
Carrefour.
d. Receiving adalah divisi yang bertugas untuk mengetahui apakah barang yang
masuk dari supplier sudah sesuai dengan faktur yang ada atau terdapat
perbedaan atau dengan kata lain stock controller.
e. Store Controller adalah divisi yang bertugas untuk mengatur semua aliran
dana yang dipergunakan dalam rangka berhubungan dengan biaya
operasional perusahaan.
f. Maintenance adalah divisi yang bertugas untuk merawat semua fasilitas-
fasilitas yang ada di dalam perusahaan.
45
g. Risk Prevention Department adalah divisi yang bertugas untuk mengawasi
keamanan selama kegiatan operasional berlangsung.
h. Deco adalah divisi yang bertugas untuk mendekorasi setiap sisi atau ruangan
di dalam perusahaan/toko apabila akan diadakan event-event tertentu.Uraian
masing-masing divisi adalah:
a. Divisi Grocery
Divisi yang mencakup kebutuhan sehari-hari contohnya sembilan bahan
pokok.Terdiri dari beberapa Departemen yakni:
a. Dept.10 yaitu Departemen Beverage seperti Aqua, Softdrink, Minuman
keras, Syrup, dll.
b. Dept.11 yaitu Departemen Cleaning seperti Deterjen, pembersih lantai,
sabun cuci, dll.
c. Dept.12 yaitu Departemen Comestic seperti Obat-obatan, cosmetic,
perawatan tubuh, dll.
d. Dept.14 yaitu Departemen Dry Grocery seperti Beras, Mie instant, Snack,
Minyak, Gula, dll.
e. Dept.15 yaitu Departemen Perishable seperti Frozen Food, Telur, Ice
cream, Keju.
b. Divisi Fresh yaitu Divisi yang mencakup buah, daging, sayur, semua jenis ikan,
ataupun makanan siap saji. Terdiri dari beberapa Departemen yakni:
a. Dept. 20 yakni Departemen Salad Bar seperti makanan siap saji, jajanan
pasar, salad, pizza, dll.
b. Dept. 21 yakni Departemen Fish seperti semua jenis ikan darat & laut.
46
c. Dept. 22 yakni Departemen Fruit & Vegetables seperti sayuran & buah-
buahan.
d. Dept. 23 yakni Departemen Bakery seperti roti, tart, pastry.
e. Dept. 24 yakni Departemen Butchery seperti daging ayam, sapi, kambing,
dll.
f. Dept. 26 yakni Departemen Restaurant seperti makanan siap saji di tempat.
c. Divisi Bazaar yaitu Divisi yang mencakup alat pertukangan, perlengkapan
rumah tangga, mainan, perlengkapan motor, dll. Terdiri dari beberapa
Departemen yakni:
a. Dept. 30 yakni DepartemenDo It Yourself seperti alat pertukangan & lampu.
b. Dept. 31 yakni DepartemenHousekeeping seperti perlengkapan rumah
tangga.
c. Dept. 32 yakni DepartemenCulture seperti Stationery, VCD, casette, CD.
d. Dept. 33 yakni DepartemenLeisure seperti peralatan olahraga, mainan, tas,
koper.
e. Dept. 34 yakni DepartemenGardening seperti peralatan berkebun, pot,
aquarium.
f. Dept. 35 yakni Departemen Car seperti perlengkapan motor & mobil,
minyak pelumas, helm, dll.
d. Divisi Appliance yaitu Divisi yang mencakup tentang elektronik seperti TV,
Komputer, Handphone, dll. Terdiri dari beberapa Departemen yakni:
a. Dept. 40 yakni Departemen Big Household Appliance seperti AC, kompor
gas berdiri, mesin cuci.
47
b. Dept. 41 yakni Departemen Small Household Appliance seperti kipas angin,
dispenser, mixer.
c. Dept. 42 yakni Departemen Photo seperti photo, telephone, fax &
perlengkapannya.
d. Dept. 43 yakni Departemen Audio & Video seperti Tape, radio, dll.
e. Dept. 44 yakni Departemen TV Video seperti TV, DVD, VCD, dll.
f. Dept. 45yakni Departemen Computer seperti computer dan
perlengkapannya.
e. Divisi Textile yang mencakup sepatu, baju, perlengkapan bayi, tas, payung, dll.
Terdiri dari beberapa Departemen yakni:
a. Dept. 60 yakni Departemen Shoes seperti sepatu & sendal.
b. Dept. 61 yakni Departemen Permanent seperti baju tidur, kaos kaki, pakaian
dalam, dll
c. Dept. 62 yakni Departemen Seasonal seperti baju anak-anak & dewasa.
d. Dept. 65 yakni Departemen Household seperti sprei, handuk, lap, bantal,
guling, dll.
e. Dept. 66 yakni Departemen Personal Accecoris seperti tas wanita, topi,
saputangan, payung, dll.
48
Tabel 5.List Departemen Setiap Divisi
DEPT DESCRIPTION NAME ITEM
10 BEVERAGE Aqua, softdrink, minuman keras, sirup, dll
11 CLEANING alat pembersih seperti detergent,
pembersih lantai, sabun cuci
12 COSMETIC obat-obatan, cosmetic, perawatan tubuh, dll
14 DRY GROCERY beras, mie instan, snack, minyak, gula, dll
15 PERISHABLE frozen food, telur, ice cream, keju
20 SALAD BAR makanan siap saji, jajanan pasar, salad,
pizza
21 FISH semua jenis ikan dart dan laut
22 FRUIT &
VEGETABLES sayuran dan buah-buahan
23 BAKERY roti, tart, pastry
24 BUTCHERY daging ayam, sapi babi, kambing
26 RESTAURANT makanan siap makan di tempat
30 D.I.Y (Do it Yourself) alat pertukangan dan lampu
31 HOUSEKIPPING perlengkapan rumah tangga
32 CULTURE stationery, VCD, casette, CD
33 LEISURE Peralatan olahraga, mainan, tas, koper
34 GARDENING Peralatan berkebun, pot, aquarium
35 CAR Perlengkapan motor dan mobil, miyak
pelumas, helm dan lain-lain
40 BIG HOUSEHOLD
APPL.
AC, kompor gas berdiri, microwave, mesin
cuci
41 SMALL HOUSEHOLD
APPL.
Kipas angin, vacuum cleaner, dispenser,
rice cooker, mixer
42 PHOTO Photo, telepon, fax, dan perlengkapannnya
43 AUDIO &VIDEO Tape, radio, hifi
44 TV VIDEO TV, DVD, VCD
45 COMPUTER komputer dan perlengkapannya
60 SHOES Sepatu dan sandal
61 PERMANENT Baju tidur, kaos kaki, pakaian dalam,
49
perlengkapan bayi
62 SEASONAL Baju anak-anak dan dewasa
65 HOUSEHOLD Sprei, handuk, lap, bantal, guling dll
66 PERSONAL
ACCECORIES
Tas wanita, topi, saputangan, ikat
pinggang, payung dll
Sumber: PT.Trans Retail Indonesia
53
BAB V
PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN
A. Pembahasan
Kondisi kinerja perusahaan retail di Makassar terus mengalami pertumbuhan
dan perkembangan yang begitu pesat, hal ini ditandai dengan semakin bertambahnya
jumlah pelanggan serta meningkatnya sales toko tiap harinya. Untuk meningkatkan
kualitas pelayanan, PT.Trans Retail Indonesia yang berkonsentrasi pada bidang retail
semakin memperhatikan harga produk agar tidak kalah dengan kompetitor,serta
memperhatikan kondisi toko agar pelanggan merasa nyaman pada saat berbelanja.
Manajemen pemeliharaan adalah proses kegiatan pemeliharaan yang meliputi
rangkaian tahapan kerja yang teratur, dari sejak perencanaan, pelaksanaan hingga
pengendalian dan evaluasi. Secara struktural penanggung jawab pemeliharaan
mempunyai tujuan menjaga agar peralatan/komponen dapat dioperasikan secara
optimal berdasarkan spesifikasinya sehingga sesuai dengan umur ekonomisnya.
Pada dasarnya perencanaan anggaran yang dilakukan oleh PT.Trans Retail
Indonesia cabang Panakkukang Square Makassar yaitu anggaran Pencapaian/Target
dan disamping itu memperhatikan Biaya Opersional . Anggaran Budgeting adalah
Nilai Pencapaian yang harus dicapai dihari ,dibulan dan ditahun yang telah berjalan.
Tujuan anggaran Budgeting adalah untuk mengukur kinerja kerja Manajeril apakah
bisa mencapai target berdasarkan cara yang mereka lakukan, anggaran operasi yang
menyajikan hasil tertentu yang diharapkan oleh divisi dan karyawan perusahaan
53
54
untuk periode anggaran tertentu akan dibandingkan dengan hasil operasi yang
sesungguhnya atau kinerja aktual yang dicapainya.
Anggaran pemeliharaan merupakan bagian anggaran operasi (AO) dan
direncanakan untuk semua aktiva tetap. Anggaran pemeliharaan disusun berdasarkan
a. Realisasi pemeliharaan tahun sebelumnya
b. Perubahan harga
Anggaran pemeliharaan meliputi anggaran material yang dibuat oleh masing-
masing divisi, tapi terlebih dahulu harus disetujui oleh Departemen Store Controller.
Perencanaan ini dimaksudkan agar setiap pekerjaan yang dilakukan tepat guna dan
tepat sasaran. Perencanaan yang dibuat serealistis mungkin, berdasarkan data
statistik, informasi dilapangan, atau estimasi, sehingga pada pelaksanaannya nanti
tidak menyusahkan bagian operasional itu sendiri dan dapat dipertanggungjawabkan.
Adanya perbedaan pada format pedoman rencana kerja operasi yang dibuat masing-
masing divisi dan penyimpangan pelaksanaan pedoman rencana kerja operasi
dilapangan, baik itu dari kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan ataupun alokasi
dananya. Oleh karena itu perlu adanya suatu pedoman dalam membuat rencana kerja.
Pedoman ini yang nantinya diharapkan dapat membantu cabang-cabang dalam
membuat dan menentukan rencana kerjanya setiap tahun.
Timbulnya masalah-masalah yang terjadi dalam merencanakan dan
melaksanakan rencana kerja diperkirakan karena hal-hal berikut ini :
a. Perbedaan masalah yang terjadi pada masing-masing divisi
b. Kurangnya koordinasi antar divisi
c. Aturan alokasi dana yang tidak tegas
55
d. Estimasi yang kurang tajam dalam menyusun rencana anggaran
e. Kurangnya data yang dibutuhkan dalam menyusun rencana
f. Kurangnya tanggung jawab, pengawasan dan evaluasi dalam pelaksanaan
pekerjaan
1.Penyusunan Anggaran
Anggaran merupakan implementasi dari rencana dari rencana strategi yang
telah ditetapkan Penyusunan anggaran adalah Proses pengoperasionalan rencana
dalam bentuk pengkuantifikasian, biasanya dalam unit moneter, untuk kurun waktu
tertentu.Anggaran merupakan rencana yang diungkapkan secara kuantitatif dalam
unit moneter untuk periode satu tahun.
A.Karakteristik Anggaran :
1. Anggaran mengestimasi tingkat laba potensial dari suatu unit usaha
2. Anggaran dinyatakan dalam satuan keuangan, walaupun satuan keuangan
tersebut dibantu dengan data non keuangan (misal jumlah unit yang dijual
atau diproduksi)
3. Anggaran umumnya meliputi periode satu tahun
4. Anggaran merupakan komitmen manajemen
5. Usulan anggaran ditelaah dan disetujui oleh pejabat yang lebih tinggi dari
penyusun anggaran
6. Anggaran yang telah disusun hanya dapat dirubah jika terjadi kondisi khusus
7. Secara periodic, dilakukan analisis selisih antara anggaran dengan
sesungguhnya dan dijelaskan .
56
B.Kegunaan anggaran :
1. Memperjelas rencana strategi
2. Membantu koordinasikan kegiatan beberapa bagian dari suatu organisasi
3. Melimpahkan tanggung jawab kepada manajer
4. Memperoleh kesepakatan bahwa anggaran merupakan dasar penilaian kinerja
manajer
C.Proses penyusunan anggaran :
1. Menerbitkan pedoman penyusunan anggaran oleh staf anggaran yang
disetujui manajer puncak
2. Membuat proposal anggaran permulaan oleh masing2 manajer pusat
pertanggungjawaban
3. Negosiasi, yaitu mendiskusikan anggaran yang diusulkan
4. Slack, yaitu perbedaan Karena menurunkan tingkat penjualan atau menaikkan
biaya
5. Review dan persetujuan oleh CEO/ Dewan direktur
6. Revisi anggaran, baik secara sistematis maupun kondisi khusus
D.Teknik kuantitatif dalam penyusunan anggaran :
1. Simulasi
2. Estimasi Probabilitas
3. Anggaran tak terduga
57
Dibawah ini diperlihatkan anggaran budgeting operasional pada bulan maret tahun
2015 dan perbandingannya dengan anggaran budgeting opeasional pada bulan yang
sama ditahun sebelumnya.
Tabel 5.1
Anggaran Budgeting Operasional PT.Trans Retail Indonesia Cabang
Panakkukang Square Makassar Bln Tgl
Actual Home Delivery
Voucher Actual Budget Diff Value Diff%
Y-1 (day to Day)
Diff Value Y-
1
Diff %Y-1
Maret
1
1,328,080,952 19,100,000 1,308,980,
952 1,309,796,9
19 (815,967)
-0.06%
1,381,993,926
(73,012,974)
-5.28%
2
341,029,870 341,029,87
0 532,925,51
5 (191,895,64
5)
-36.01%
367,027,177
(25,997,307)
-7.08%
3
355,396,043 355,396,04
3 545,857,11
7 (190,461,07
4)
-34.89%
439,150,050
(83,754,007)
-19.07
%
4
438,147,445 125,000 438,272,44
5 562,902,96
0 (124,630,51
5)
-22.14%
405,055,592
33,216,853
8.20%
5
406,063,966 406,063,96
6 560,707,75
1 (154,643,78
5)
-27.58%
347,087,276
58,976,690
16.99%
6
417,544,797 417,544,79
7 622,731,13
5 (205,186,33
8)
-32.95%
478,411,249
(60,866,452)
-12.72
%
7
985,001,043 985,001,04
3 946,566,14
8 38,434,895 4.06%
775,888,962
209,112,081
26.95%
8
1,030,142,946 2,000,000 1,028,142,
946 1,075,167,0
71 (47,024,125
)
-4.37%
944,490,966
83,651,980
8.86%
9
263,826,422 200,000 263,626,42
2 424,331,83
8 (160,705,41
6)
-37.87%
282,466,009
(18,839,587)
-6.67%
10
261,988,989 261,988,98
9 440,531,45
9 (178,542,47
0)
-40.53%
257,768,291
4,220,698
1.64%
11
310,649,057 900,000 309,749,05
7 467,213,54
1 (157,464,48
4)
-33.70%
274,688,042
35,061,015
12.76%
12
250,960,609 3,000,000 247,960,60
9 470,907,21
3 (222,946,60
4)
-47.34%
299,090,523
(51,129,914)
-17.10
%
13
394,856,427 394,856,42
7 565,460,47
5 (170,604,04
8)
-30.17%
618,314,292
(223,457,865)
-36.14
%
14
596,251,814 596,251,81
4 835,782,34
4 (239,530,53
0)
-28.66%
648,150,935
(51,899,121)
-8.01%
15
817,969,553 817,969,55
3 970,340,09
5 (152,370,54
2)
-15.70%
937,903,654
(119,934,101)
-12.79
%
16
233,236,315 233,236,31
5 389,515,56
2 (156,279,24
7)
-40.12%
249,045,367
(15,809,052)
-6.35%
17 291,814,178 300,000
292,114,178
421,530,075
(129,415,897)
-30.7
287,470,853
4,643,325
1.62%
58
0%
18
235,518,938 11,500,000 224,018,93
8 423,485,61
5 (199,466,67
7)
-47.10%
305,973,299
(81,954,361)
-26.78
%
19
233,229,705 233,229,70
5 427,179,28
6 (193,949,58
1)
-45.40%
280,714,143
(47,484,438)
-16.92
%
20
347,434,856 75,000 347,509,85
6 621,263,61
7 (273,753,76
1)
-44.06%
370,056,566
(22,546,710)
-6.09%
21
755,613,365 755,613,36
5 922,237,91
3 (166,624,54
8)
-18.07%
642,993,920
112,619,445
17.51%
22
707,489,171 707,489,17
1 996,066,41
9 (288,577,24
8)
-28.97%
995,050,286
(287,561,115)
-28.90
%
23
264,123,416 2,600,000 261,523,41
6 437,475,76
5 (175,952,34
9)
-40.22%
316,334,946
(54,811,530)
-17.33
%
24
241,829,649 4,900,000 236,929,64
9 522,555,50
8 (285,625,85
9)
-54.66%
353,128,035
(116,198,386)
-32.91
%
25
302,990,548 1,500,000 301,490,54
8 555,733,02
5 (254,242,47
7)
-45.75%
470,258,109
(168,767,561)
-35.89
%
26
363,137,749 8,600,000 354,537,74
9 579,880,85
7 (225,343,10
8)
-38.86%
427,160,473
(72,622,724)
-17.00
%
27
478,374,675 2,900,000 475,474,67
5 751,222,02
5 (275,747,35
0)
-36.71%
586,942,619
(111,467,944)
-18.99
%
28
837,589,192 1,900,000 835,689,19
2 1,202,289,6
32 (366,600,44
0)
-30.49%
928,410,686
(92,721,494)
-9.99%
29
1,071,418,596 3,600,000 1,067,818,
596 1,298,477,7
33 (230,659,13
7)
-17.76%
1,256,442,989
(188,624,393)
-15.01
%
30
278,032,756 8,700,000 269,332,75
6 538,469,77
4 (269,137,01
8)
-49.98%
979,530,147
(710,197,391)
-72.50
%
31
86,309,834 1,900,000 84,409,834 560,580,53
7 (476,170,70
3)
-84.94%
381,762,173
(297,352,339)
-77.89
%
MTD 14,926,052,876
500,000
73,300,000
14,853,252,876
20,979,184,924
(6,125,932,048)
-29.20%
16,906,999,382
(2,138,156,340)
-334.9
9%
Sumber : PT.Trans Retail Indonesia Panakkukang Square Makassar
59
2. Elemen Biaya Operasional
Elemen biaya operasional pada dasarnya digolongkan menjadi dua yaitu :
a. Biaya terkendali (controllable cost) adalah biaya yang dikeluarkan oleh suatu
tempat biaya dan atas pengeluaran biaya tersebut seseorang harus
mempertanggungjawabkan.
Contoh : Biaya pemasangan iklan merupakan biaya terkendali bagi
manager Pemasaran
b. Biaya tidak terkendalikan (uncontrollable cost)
Adalah biaya yang tidak dapat dipengaruhi oleh seorang manager atau pejabat
tingkatan tertentu berdasarkan wewenang yang ia miliki atau tidak dapat
dipengaruhi oleh seorang manager tertentu dalam jangka waktu tertentu.
Contoh : Biaya penggunaan bahan merupakan biaya tidak terkendali bagi
Manager Pembelian
Adapun biaya operasional yang dapat dikendalikan pada PT.Trans Retail
Indonesia Cabang Panakkukang Square Makassar adalah sebagai berikut :
a. Payrol (Biaya Tenaga Kerja)
Merupakan biaya yang dikeluarkan untuk tenaga kerja Gaji dan Upah
karyawan.
b. Biaya Utilities
Biaya yang timbul untuk membayar tagihan listrik, air, gas, solar,dan lain-
lain.
c. Promotion & Corp Image
Biaya promosi produk seperti biaya advertising & marketing.
60
Sedangkan biaya operasional yang tidak dapat dikendalikan pada PT.
Carrefour Indonesia Cabang Panakkukang Square Makassar adalah sebagai berikut :
a. Biaya pembelian barang
Dalam hal ini biaya yang dikeluarkan untuk membeli barang dari supplier
yang kemudian akan dijual kembali di area toko.
b. Biaya Kesehatan danTraining Program
Merupakan biaya yang timbul untuk kesehatan karyawan dan biaya pelatihan
karyawan yang baru saja promosi jabatan, dalam hal ini training dilakukan di
luar store tempat dimana mereka bekerja.
c. Biaya Utilities
Biaya yang timbul untuk membayar tagihan listrik, air, gas, solar,dan lain-
lain.
d. Biaya Maintenance
Biaya yang timbul untuk perbaikan dan perawatan sarana dan fasilitas kantor
seperti biaya cleaning service, sparepart kendaraan dinas,biaya security
outsourcing.
e. Others
Biaya yang timbul diluar dari biaya yang diatas
3. Realisasi Biaya Operasional
Realisasi adalah tindakan mewujudkan atau pencapaian suatu rencana ,cita-
cita atau keinginan akann kedepannya.
PT.Trans Retail Indonesia Cabang Panakkukang Square Makassar yang
bergerak dalam bidang penyediaan retail yang menyediakan keperluan sehari-hari
61
dan melaksanakan kegiatan usahanya berdasarkan rencana kerja jangka pendek yang
berkesinambungan. Dengan demikian, Realisasi Biaya operasional didasarkan atas
aktivitas yang diarahkan untuk menciptakan efisiensi dan mengukur pencapaian
kinerja manajemen melalui pemuasan pelanggan dan perbaikan.
Di bawah ini diperlihatkan biaya operasional tahun 2014 dan
perbandingannya dengan anggaran biaya operasional pada triwulan sebelumnya
sebelumnya.
Tabel 5.2
Biaya Operasional PT.Trans Retail Indonesia Cabang Panakkukang Square
Makassar Tahun 2015
No. Biaya Operasional
Tahun 2014
Triwulan I
Tahun 2015
Triwulan I
Varian
Perse
ntase
(%)
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Biaya pembelian barang
Payrol (Biaya Tenaga Kerja)
Biaya Kesehatan dan Training
Program
Biaya Utilities
Biaya Maintenance
Material Consumed
Promotion & Corp Image
Others
9.861.000.000
9.232.085.000
973.841.000
530.800.000
265.150.000
108.700.000
875.500.000
55.750.000
9.850.539.179
9.222.088.243
972.227.660
536.771.930
268.876.025
107.997.700
870.931.616
55.463.976
10.460.821
9.996.757
1.613.340
9.571.930
(3.726.025)
702.300
4.568.384
286.024
0.11
0.10
0.16
1.12
1.40
0.64
0.52
0.51
Total Biaya Operasional 21.902.826.000 21.884.896.329 32.778.254 0.14
Sumber : PT. Trans Retail Indonesia
62
4. Peranan Anggaran dan Realisasi Biaya Operasional dalam Mengukur
Kinerja Manajerial
PT. Trans Retail Indonesia Cabang Panakkukang Square Makassar yang
bergerak dalam bidang penyediaan retail yang menyediakan keperluan sehari-hari
dan melaksanakan kegiatan usahanya berdasarkan rencana kerja jangka pendek yang
berkesinambungan. Dengan demikian, penyusunan anggaran dan realisasi biaya
operasional didasarkan atas aktivitas yang diarahkan untuk menciptakan efisiensi
melalui pemuasan pelanggan dan perbaikan dan mengukur kinerja manajerial.
Anggaran yang telah disusun pada awal periode tahun berjalan digunakan
sebagai alat perencanaan dan pengendalian biaya dalam melaksanakan aktivitas
perusahaan. Dengan adanya anggaran, diharapkan terkontrolnya penggunaan biaya
dan dengan terkontrolnya biaya operasional akan mengarahkan perusahaan untuk
beroperasi secara efisien. PT.Trans Retail Indonesia Cabang Panakkukang Square
Makassar sudah berupaya menerapkan anggaran dan realisasi biaya operasional yang
efisien . Hal ini dilihat dari penggunaan anggaran biaya sebagai salah satu standar
yang dipakai dalam penilaian kinerja perusahaan. Bobot efisiensi biaya sebesar 0.14
% dalam pengukuran kinerja perusahaan yang diadakan pada triwulan. Perhitungan
dan estimasi biaya operasional dalam anggaran disusun berdasarkan data historis
yang ada, dan pertimbangan adanya kenaikan harga serta disesuaikan dengan
program kerja dari masing-masing unit/bagian.
63
B. Hasil Penelitian
1. Penyusunan Anggaran dan Realisasi Biaya Operasional
Penyusunan anggaran biaya operasional pada PT.Trans Retail Indonesia
Cabang Panakkukang Square Makassar menggunakan metode partisipasi anggaran.
Metode ini menganjurkan adanya partisipasi dan keterlibatan karyawan perusahaan
dalam penyusunan anggaran biaya operasional. Keuntungan yang di dapat oleh
perusahaan dengan melibatkan seluruh manager dari masing-masing divisi yaitu :
a. Menambah rasa kebersamaan karena setiap orang pada masing-masing
tingkatan diakui sebagai anggota tim serta memperbesar rasa tanggung jawab
di masing-masing unit dalam mencapai sasarannya.
b. Terciptanya suatu komunikasi yang baik dalam perusahaan sehingga
memungkinkan pimpinan perusahaan untuk mengetahui situasi dan
perkembangan perusahaan secara lebih baik.
c. Menghasilkan suatu anggaran dan realisasi biaya operasional yang lebih
realistis serta mendatangkan komitmen dan motivasi yang lebih besar dari
setiap bagian dalam perusahaan untuk berusaha mencapai sasaran dalam
anggaran. Hal ini dikarenakan orang yang berkaitan langsung dengan suatu
aktivitas mempunyai kedudukan terpenting dalam pembuatan estimasi
anggaran. Dengan demikian estimasi anggaran yang dibuat cendrung akan
lebih akurat.
Sekalipun demikian metode ini memiliki kelemahan, yakni adanya upaya-
upaya dari kepala-kepala divisi untuk memanipulasi anggarannya, yaitu dengan
menetapkan pengeluaran/biaya lebih tinggi sehingga dalam realiasinya nanti seolah-
64
oleh memiliki kelebihan dana dan biaya yang dikeluarkan lebih rendah dari
anggaran. Kondisi ini disebabkan kelonggaran anggaran-anggaran. Menurut penulis,
perusahaan telah dapat memaksimalkan keuntungan dari metode ini dengan adanya
komunikasi dan kepercayaan antara pimpinan perusahaan dengan berbagai bagian
dalam perusahaan dan cabang, maka pimpinan perusahaan mengetahui situasi
perusahaan. Perusahaan juga melalui keterlibatan karyawan/staff menghasilkan
anggaran yang lebih realistis yang dapat memotivasi seluruh bagian untuk bekerja
lebih giat dalam pencapaian sasaran/program masing-masing unit.
Sedangkan kelemahan metode ini yang menimbulkan kelonggaran anggaran
biaya operasional diatasi dengan adanya review. Estimasi anggaran yang ditentukan
oleh seluruh pejabat dibawah tidak dapat begitu saja diterima oleh manajer/pimpinan
perusahaan. Pimpinan perusahaan mengadakan sistem pengecekan dan pencocokan,
dan jika perlu diadakan perubahan. Dalam review ini pimpinan PT. Carrefour
Indonesia Cabang Panakkukang Square Makassar akan mendiskusikannya dan
memodifikasi atas kesepakatan kedua belah pihak.
2. Peranan Anggaran dan realisasi biaya operasional dalam mengukur kinerja
Manajerial
PT.Trans Retail Indonesia Cabang Panakkukang Square Makassar berupaya
menjadikan anggaran sebagai salah satu alat pengendalian dalam melaksanakan
aktivitasnya. Dengan adanya anggaran diharapkan terkontrolnya biaya operasional
dalam perusahaan. Sebagai langkah awal pengawasan terhadap biaya operasional PT.
Trans Retail Cabang Panakkukang Square Makassar, anggaran pencapaian sales dan
biaya dirinci lebih lanjut di dalam sub bagian/departemen dengan tujuan agar dapat
65
dilaksanakan dengan cara lebih cermat. Pengawasan dilakukan sejalan dengan
berlangsungnya aktivitas perusahaan dimana dalam tiap tahun dibuat laporan laba
rugi dan evaluasi kinerja dilakukan secara triwulan. Untuk lebih jelasnya beberapa
pencapaian baik dari sales dan biaya ddibahas sebagai berikut :
A. Anggaran Pencapaian Sales
Pada gambar 5.1 Terdapat anggaran pencapaian sales pada bulan Maret
2015.didalam tabel tersebut terdapat perbandingan pencapain sales pada hari tertentu
dengan anggaran yang telah ditentuukan.selam satu bulan hanya pada tanggal 7
anggaran bisa tercapai atau Plus sebesar 4.06% atau senilai 38,434,895 sedangkan
pada tanggal yang lain tidak ada yang mencapai target walaupun selisihnya tidak
terlalu banyak.
Dari hal ini maka pihak manajemen bagian tiap devisi perlu melakukan
review dan analisa mengapa dan apa penyebabnya sehinggal hhal ini terjadi.dapat
juga dilakukan perbandingan dari apa yang dilakukan pada tanggal 7 sehingga
anggaran bisa tercapai dan akhirnya perubahan dan cara yang akan ditempu bisa
ditentukkan kedepannya
B. Realisasi Biaya Operasional
a. Untuk biaya pembelian barang penggunaan anggaran bisa dihemat sebesar
0.11 % berarti sangat efisien.
b. Untuk Payroll (biaya tenaga kerja) yang bisa dihemat sebesar 0.10 %.
c. Biaya kesehatan dan training program yang dihemat adalah sebesar 0,16 %.
d. Biaya utilities yang dihemat sebesar 0.12 %.
66
e. Biaya Maintenance yang dihemat sebesar 1.40 %.
f. Material Consumed yang dihemat sebesar 0.64 %.
g. Promotion & Corp. Image yang dihemat sebesar 0.52 %.
h. Others yang dihemat sebesar 0.51 %.
Varians biaya operasional yang bersifat favorable lebih besar daripada
varians pendapatan yang juga bersifat favorable, memberikan sedikit gambaran
tentang penerapan konsep efisiensi pada PT. Trans Retail Indonesia Cabang
Panakkukang Square Makassar yang telah berhasil menerapkan anggaran dan
Realisasi biaya operasional dalam meningkatkan efisiensi dalam mengukur kinerja
manajerial PT.Trans Retail Indonesia Cabang Panakkukang Square Makassar sudah
berupaya menerapkan anggaran biaya operasional dalam meningkatkan efisiensi. Hal
ini dapat dilihat dari pencapaian dan penggunaan anggaran biaya operasional sebagai
suatu standar dalam penilaian kinerja perusahaan. Perusahaan mendasarkan
penyusunan anggaran biaya operasional disesuaikan dengan kebutuhan yang wajar
dengan tetap mencerminkan adanya upaya peningkatan efisiensi dan efektivitas dan
dapat dipertanggung jawabkan.
67
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
1. Perusahaan menerapkan metode partisipasi dalam penyususnan Anggaran dan
biaya operasional, yaitu dengan melibatkan seluruh pejabat dibawah dalam
penyusunan anggaran biaya operasional sehingga tercipta kebersamaan dan rasa
tanggung jawab dari masing-masing bagian serta dihasilkannya anggaran yang
lebih realistis dan dari hasil perencanaan yang telah ditetapkan akan
dibandingkan dengan pencapaian yang telah diraih dalam mengukur kinerja
manajerial dan membuat keputusan manajemen untuk masa yang akan datang.
2. Masing-masing bagian/departemen beserta cabang menyusun usulan anggaran
biaya operasional berdasarkan program masing-masing dan aktivitas perusahaan.
Pada waktu yang ditentukan, masing-masing departemen beserta cabang
menyerahkan usulan anggaran. Semua anggaran tersebut dikumpulkan, kemudian
dilakukan rapat kerja yang membahas usulan anggaran ini. Hasil rapat kerja
tersebut kemudian dievaluasi dan bila perlu direvisi lagi oleh bidang perencanaan
ditingkat regional yang kemudian dibahas di Pusat untuk ditentukan anggaran
masing-masing cabang. Dalam pembahasan ini regional mengirimkan wakilnya
untuk menjelaskan dasar pembuatan anggaran tersebut.
3. Perbandingan antara Realisasi dengan Anggaran Biaya Operasional tahun 2014
dapat diketahui dimana penyimpangan yang terjadi disebabkan oleh faktor
eksternal yaitu kebijakan pemerintah atas kenaikan bahan bakar minyak diikuti
menyusulnya kenaikan harga bahan-bahan pokok lainnya.
67
68
4. PT.Trans Retail Indonesia Cabang Panakkukang Square Makassar telah
berupaya menerapkan konsep perencanaan anggaran dan realisasi biaya
operasional dalam meningkatkan efisiensi biaya dan mengukur kinerja manajerial
atas anggaran yang telah ditentukan , dimana dalam penerapannya hasil
pencapaian sales vs budget atau anggaran dengan hasil maka akan diketahui
tingkat kesalahan yang telah terjadi.dan varians biaya operasional yang bersifat
favorable yang memberikan gambaran tentang penerapan konsep Anggaran dan
Biaya yang efisien.
B. Saran
1. Perusahaan sebaiknya terus meningkatkan upaya penerapan konsep perencanaan
anggaran dan realisasi biaya operasional dalam meningkatkan efisiensi dalam
mengukur kinerja manajerial perusahaan.
2. Sebaiknya perusahaan lebih memberikan perhatian terhadap kondisi yang akan
terjadi pada masa yang akan datang terhadap penetapan Budget/anggaran yang
akan dicapai dan penggunaan biaya yang terjadi dan lebih memaksimalkan
penerapan analisis varians dalam mengindikasikan varians yang terjadi sehingga
dapat dilakukan tindakan korektif dan relevan.
3. Perusahaan disarankan untuk lebih meningkatkan perencanaan dan pengawasan
anggaran /Budget yang telah ditentukan dan biaya operasional dan menjadikan
anggaran tersebut bersifat dinamis. Anggaran operasional akan berperan besar
dalam meningkatkan efisiensi karena anggaran biaya operasional akan terus
menerus mengikuti perkembangan kegiatan perusahaan dari waktu ke waktu.
Dengan demikian anggaran akan berfungsi sebagai alat penilaian efisiensi
69
dikarenakan anggaran tersebut disesuaikan dengan tingkat kegiatan yang
sebenarnya, bersifat efektif dan fleksibel.
4. Sebaiknya perusahaan menharuskan setiap Devisi dan Departement melakukan
persentase dan review setiap keberhasilan pencapaian anggaran yang telah
ditentukan ataupun ketidakberhasilan untuk mengetahui dan menentukan arah
dan tindakan yang akan diambil dimasa yang akan datang.
70
DAFTAR PUSTAKA
Adisaputro, Gunawan, dan Marwan Asri. 2006. Anggaran Perusahaan.Buku Satu,
Edisi Kedua. Yogyakarta : BPFE.
Atkinson, Anthony A. 2011. Management Accounting : Evironment Impect. Third
Edition. Prentice Hall. New Jersey : Upper Saddle River.
Collins, David R, 2000. Istilah-istilah Akuntansi, Keuangan dan Investasi. Jakarta :
Citra Harta Prima.
Garrison, Ray H, and Eric W. Noreen, 2003, Managerial Accounting, 10th Edition.
New York : Mc.Graw Hill
Hansen, Don R, and Maryanne M.Mowen, 2006. Akuntansi Manajemen, Terjemahan
Dewi Fitriasari dan Deny Arnos Kwary, Buku Satu, Edisi Ketujuh. Jakarta :
Salemba Empat.
Heri,S.E.M.Si. 2012. Cara Mudah Memahami Manajemen Biaya. Yogyakarta: Gava
Media
Ikatan Akuntansi Indonesia. 2007. Standar Akuntansi Keuangan (per 1 September
2007).Jakarta : Salemba Empat.
Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Makassar.2012.
PedomanPenulisanSkripsi.Makassar :Fakultas Ekonomi
UniversitasMuhammadiyah Makassar.
Munandar M, 2001. Budgeting : Perencanaan Kerja, Pengkoordinasian Kerja,
Pengawasan Kerja. Yogyakarta : BPFE UGM.
Nafarin M, 2006. Pengganggaran Perusahaan, Edisi Ketiga, Jakarta : Salemba
Empat.
Simamora, Henry. 2000. Akuntansi Basis Pengambilan Keputusan Bisnis.Edisi
Kedua. Jakarta : Salemba Empat.
Warren, Carl S, James M. Reeve, And all. 2005. Pengantar Akuntansi, Terjemahan
Aria Farahmita; Amanugrahani dan Taufik Hendrawan, Edisi Kedua Puluh
Satu. Jakarta : Salemba Empat.
Welsch, Glenn A, Ronald W. Hilton and Paul N.Gordon. 2000. Anggaran
Perencanaan, dan Pengendalian Laba.Terjemahan Purwatiningsih dan
Maudi Warouw. Buku Satu. Edisi Pertama. Jakarta : Salemba Empat. ss
RIWAYAT PENULIS
RUDI GUSTI AWAN, S.E.
Lahir pada tanggal 12 November 1992,
anak kelma dari pasangan Bapak Jumasih
dan Ibu Hasi.
Pendidikan Dasar diselesaikan
pada tahun 2004 di SD Inpres Kampung
Beru Kabupaten Bantaeng, pendidikan menengah pertama diselesaikan tahun 2007
pada SMP Negeri 3 Tompobulu, Tanetea Sulawesi Selatan, dan kemudian
melanjutkan ke SMK Negeri 1 Bantaeng Jurusan Akuntansi dan selesai pada Tahun
2010.
Keinginan awal saya adalah menjadi Pilot atau yang Berhubungan Dengan
Penerbangan tetapi karena lebih tertarik dengan dunia bisnis sehingga ‘banting setir’
ke Ekonomi. Setelah menekuni dunia Retail selama 1 tahun akhirnya ditahun 2011
merupakan awal mengikuti perkuliahan pada Universitas Muhammadiyah Makassar
dengan mengambil Jurusan Akuntansi berjuang bersama teman-teman AK-01 dan
akhirnya selesai di tahun 2015
.
KOMERSIAL SUPPORTING
GROCERY
DIVIS MNGR
SM DEPT 14
SM DEPT 11/12
SM DEPT 10/15
TL DEPT 11/12
SM DEPT 22
DIVIS MNGR
SM DEPT 23
TL DEPT 21/24
TL DEPT 23
TL DEPT 22
FRESH BAZAAR
DIVIS MNGR
SM DEPT 30/35
TL DEPT 30/35
TL DEPT 31
TL DEPT 31
TL DEPT 32/33
APPLIANCE TEXTILE
DIVIS MNGR
SM DEPT 43/44/45
SM DEPT 40/41/42
DIVIS MNGR
TL DEPT 60/62
TL DEPT 61/65/66
TL DEPT 20/26
HUMAN RESOURCES DEPT
CASHIER HEAD
ASST. CASHIER HEAD
CSC HEAD
RECEIVING,STOCK
CONTROLLER HEAD
MAINTENANCE, RPD,
DECO HEAD
STORE CONTROLLER
STORE MANAGER ALBERT S.
SECRETARY MULIANA
Gambar 4.1 Struktur Organsiasi
PT. Trans Retail
Indonesia