Date post: | 03-Sep-2015 |
Category: |
Documents |
Upload: | choirunizar-adf |
View: | 237 times |
Download: | 3 times |
TES PENDENGARAN
TES PENDENGARAN
Gangguan pendengaran (Tuli)
Tuli Konduktif
Gangguan hantaran suara :telinga luar, telinga tengah
Tuli sensorineural
Kombinasi konduktif+sensorieural
Infeksi telinga tengah+komplikasi
Tuli campuran
Kelainan di koklea,n.VIII,atau pusat pendengaran
2 penyakit : radang telinga tengah+tumor n.VIII
Serumen proops, udem,dll
Pemeriksaan Pendengaran
Anamnesis dan Pemeriksaan Fisik
Tes Berbisik
Tes Penala (garpu tala)
Tes Rinne
Tes Weber
Tes Schwabach
Tes Bing
Audiometri
Timpanometri
1. Anamnesis & Pemeriksaan Fisik
Anamnesis
Pemeriksaan fisik : otoskop
2. Tes Berbisik
Merupakan tes semikuantitatif
Tujuan : menentukan derajat ketulian secara kasar
Orang normal daat mendengar bisikan dari jarak 6-10 meter
Cara pemeriksaam:
Ruangan cukup tenang, dengan panjang 6 meter
Berbisik pada akhir ekspirasi
Dibisikkan kata desis dan lunak
Dimulai dari jarak 6 meter dan makin lama makin mendekat, maju tiap satu meter sampai dapat mengulangi tiap kata dengan benar
Telinga yang tidak diperiksa ditutup, orang yang diperiksa tidak boleh melihat pemeriksa (pemeriksa berdiri di sisi telinga yang diperiksa)
..cont
Interpretasi :
Normal : 5/6 sampai 6/6
Tuli ringan bila suara bisik 4 meter
Tuli sedang bila suara bisik antara 2 - 3 meter
Tuli berat bila suara bisik antara 0 - 1 meter
3. Tes Penala (Garpu Tala)
Dasar fisiologi pemeriksaan:
Telinga dalam (koklea) terletak pada kavitas bertulang di dalam os temporalis (labyrinth tulang) getaran di seluruh tulang tengkorak dapat menyebabkan getaran pada cairan koklea
Masking phenomenon adanya bunyi akan menurunkan kemampuan seseorang mendengar bunyi lain masa refrakter relatif dan absolut reseptor dan serat n.auditorik berkaitan dengan nada
a. Tes Rinne
Merupakan tes kualitatif
Tujuan: membandingkan hantaran melalui udara dan hantaran melalui tulang
Cara pemeriksaan:
Penala digetarkan
Dasar penala diletakan pada prosesus mastoideus telinga yang akan diperiksa
Jika op tidak mendengar bunyi lagi, penala di pindahkan ke depan liang telinga, 2,5 cm dari liang telinga
Cont
Interpretasi :
Normal AC : BC = 2:1
Rinne (+) : intensitas AC > BC Telinga normal atau tuli saraf
Rinne (-) : intensitas AC < BC Tuli Konduktif
b. Tes Weber
Tujuan : membandingkan hantaran tulang telinga kiri dengan telinga kanan
Cara pemeriksaan:
Penala digetarkan
Dasar penala diletakkan pada garis tengah kepala : ubun-ubun, glabella, dagu, pertengahan gigi seri paling sensitif)
Interpretasi :
Tak ada lateralisasi normal
Lateralisasi ke telinga yang sakit telinga tsb tuli konduktif
Lateralisasi ke telinga yang sehat telinga yang sakit tuli saraf
c. Tes Schwabach
Tujuan : membandingkan hantaran tulang orang yang diperiksa dengan pemeriksa yang pendengarannya normal
Cara pemeriksaan :
Penala digetarkan
Dasarnya diletakkan ada prosesus mastoideus op
Bila sudah tidak didengar lagi, penala dipindahkan pada proc.mastoideus pemeriksa
Bila masih terdengar kesan: pendengaran op memendek
Bila pemeriksa juga tidak mendengar ulangi tes kembali.
Penala digetarkan kembali dan diletakkan di proc.mastoideus pemeriksa terlebih dahulu, bila sudah tidak terdengar lagi pindahkan pada op
Interpretasi :
Normal apabila BC op = BC pemeriksa
Bila BC op < pemeriksa Schwabach memendek telinga op yang diperiksa tuli saraf
Bila BC OP > pemeriksa Schwabach memanjang telinga op yang diperiksa tuli konduktif
d. Tes Bing (Tes Oklusi)
Cara pemeriksaan :
Tragus telinga yang diperiksa ditekan (ditutup) sehingga terdapat tuli konduktif kira2 30 Db.
Penala digetarkan, diletakkan di tengah kepala seperti pada tes weber
Interpretasi:
Lateralisasi ke telinga yang ditutup telinga normal atau tuli saraf
Tidak ada lateralisasi ke telinga yang ditutup (yang diperiksa) telinga tersebut tuli konduktif
4. Audiometri
Tujuan : untuk menentukan sifat kelainan pendengaran
Merupakan earphone sederhana yang dihubungkan dengan ossilator elektronik yang mampu memancarkan suara murni dengan kisaran frekuensi rendahtinggi
Tingkat intensitas nol pada masing2 frekuensi adalah kekerasan yang hampir tidak bisa didengar oleh telinga normal
Volume dapat ditingkatkan,bika harus ditingkatkan hingga 30 desibel dari normal org tsb dikatakan kehilangan pendengaran 30 dB untuk frekuensi tertentu
Kesimpulan Tes Penala
Tes Rinne Tes WeberTes SchwabachInterpretasiPositifLateralisasi tidak adaSama dengan pemeriksaNormal NegatifLateralisasi ke telinga yang sakitMemanjangTuli KonduktifPositifLateralisasi ke telinga yang sehatMemendek Tuli sensorineuralPada tiap pemeriksaan digunakan 8-10 frekuensi yang mencakup spektrum pendengaran
Hasil audiogram
Audiogram pada tuli saraf
Audiogram pada tuli konduksi
Audiometri
5. Timpanometri
Definisi : pengukuran tekanan telinga yang berhubungan dengan tuba saluran eustachius pada membran tImpani
deteksi kehilangan pendengaran
instrumen diagnostik
Tujuan, mengetahui:
Compliance/mobilitas membrana timpani
Tekanan pada telinga tengah
Volume canalis auditorius eksterna
Cont
Hasil timpanogram
Klasifikasi timpanogram :
tipe A (normal)
type B (menunjukkan adanya cairan di belakang membrana timpani)
tipe C (menunjukkan adanya disfungsi tuba eustachius)
Berguna untuk diagnosis dan follow-up penyakit pada telinga tengah (aling sering : otitis media pd anak-anak)
..cont
Cara pemeriksaan: menggunakan probe dengan frekuensi 226 Hz
Interpretasi :
Compliance membrana tympani (normal volume: 0.2 to 2.0 mL),
normal tekanan pada telinga tengah = +100 mm H2O s/d -150 mm H2O
Volume canalis auditorius eksternal = 0.2 s/d 2.0 mL).