ANALISIS QUALITY OF SERVICE (QoS) PADA
JARINGAN BERBASIS IP MULTIMEDIA SUBSYSTEM
(IMS) MENGGUNAKAN SIMULATOR OPNET
Proposal Tugas Akhir
Oleh
Seto Ayom Cahyadi
L2F 008 089
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS DIPONEGORO
Semarang, April 2013
TEKNIK TELEKOMUNIKASI
Proposal Tugas Akhir
ANALISIS QUALITY OF SERVICE (QoS) PADA JARINGAN BERBASIS IP MULTIMEDIA SUBSYSTEM
(IMS) MENGGUNAKAN SIMULATOR OPNET
yang diajukan olehSeto Ayom Cahyadi
L2F 008 089
kepadaJurusan Teknik Elektro
Fakultas TeknikUniversitas Diponegoro
telah disetujui oleh:
Mengetahui,Koordinator Tugas Akhir
Sukiswo, ST, MT NIP. 196907141997021001
Tanggal: ……..……………
TEKNIK TELEKOMUNIKASI
Pembimbing I
Imam Santoso, ST, MT . NIP. 197012301997021001Tanggal: ……………… …...
Pembimbing II
Ajub Ajulian Zahra, ST., MT.NIP. 197107191998022001
Tanggal: …………… ………
ABSTRAK
Dengan semakin berkembangnya teknologi komunikasi sekarang, maka kebutuhan akan
sistem telekomunikasi yang dapat mengirimkan data dengan jumah yang besar dan dengan
kecepatan tinggi sangat dibutuhkan. Selain itu, diperlukan juga sinergi / penggabungan sistem
telekomunikasi yang berbasis kabel seperti fixed telephone dengan sistem telekomunikasi nirkabel
seperti PSTN, IP, Wifi dan IMS. Salah satu sistem telekomunikasi yang dapat memenuhi
kebutuhan tersebut adalah IMS. Teknologi IMS lahir sebagai satu teknologi yang mengakomodasi
teknologi wireless dan wireline dengan tawaran layanan yang tidak hanya voice namun juga
layanan data yang sangat beragam. IMS pada dasarnya dikhususkan untuk jaringan mobile dalam
memberikan layanan telekomunikasi berbasis IP. IMS adalah layanan yang mendukung jangkauan
yang luas yang dimungkinkan dengan fleksibilitas protokol SIP yang digunakan pada jaringan ini.
Arsitektur IMS dapat mendukung multiple application servers menyediakan layanan telepon
tradisional (POTS/PSTN) dan layanan non telephony seperti halnya instant messaging, push to
talk, multimedia messaging, video streaming, IPTV dan lainnya.
IMS dapat dimodelkan dan disimulasikan dengan software Optimized Network
Engineering Tool (OPNET). OPNET adalah salah satu software untuk network modeling yang
sering digunakan dalam mendesain atau optimasi suatu jaringan. OPNET memiliki banyak modul
yang disesuaikan dengan equipment dari banyak vendor yang digunakan pada banyak
perusahaan. Dukungan inilah yang mempermudah user ataupun designer dalam merancang
maupun melakukan optimasi suatu jaringan.Pada Tugas Akhir ini akan disimulasikan dan
dianalisis berbagai model jaringan berbasis IMS dengan OPNET Modeler 14.5 untuk mencari
QoS jaringan tersebut agar dapat ditentukan model jaringan IMS yang efektif untuk diterapkan di
dunia nyata.
Kata Kunci : IMS (IP Multimedia Subsystem), SIP, QoS, OPNET Modeler 14.5
PROPOSAL TUGAS AKHIR
Judul : Analisis Quality of Service (QoS) Pada Jaringan Berbasis IP
Multimedia Subsystem (IMS) Menggunakan Simulator OPNET
Konsentrasi keilmuan: Teknik Telekomunikasi
I. Latar Belakang Masalah
Perkembangan internet sekarang ini telah mengalami kemajuan yang
sangat pesat. Internet telah menjadi kebutuhan yang sangat penting bagi
masyarakat yang menginginkan informasi yang cepat dan akurat. Yang dapat di
akses dimanapun dan kapanpun tanpa tergantung pada lokasi dan waktu. Juga
dapat memberikan kecepatan akses yang cepat.
Seiring dengan semakin banyaknya pengguna internet, khususnya mobile
internet yang menuntut adanya fleksibilitas yang tinggi maka dikembangkanlah
suatu teknologi yang disebut IP Multimedia Subsystem (IMS). Trend teknologi
IMS saat ini membawa perubahan pemikiran akan trend jaringan masa depan.
Teknologi IMS diarahkan pada konvergensi jaringan wireless dan wireline dengan
kemampuan layanan multimedia yang akan dikirimkan diatas keduanya.
Teknologi IMS lahir sebagai satu teknologi yang mengakomodasi teknologi
wireless dan wireline dengan tawaran layanan yang tidak hanya voice namun
juga layanan data yang sangat beragam. IMS pada dasarnya dikhususkan untuk
jaringan mobile dalam memberikan layanan telekomunikasi berbasis Internet
Protocol (IP). Dengan IMS ini pula dimungkinkan untuk membangkitkan multi
layanan dengan satu session, dimana hal ini akan lebih mengefisienkan proses
komunikasi yang dibangun.
IMS merupakan suatu teknologi yang diciptakan untuk menjembatani
teknologi operator telekomunikasi tradisional yang ada dengan teknologi internet.
Teknologi telekomunikasi tradisional disini adalah seperti GSM/GPRS/EDGE,
UMTS/3G, maupun tradisional PSTN. Dengan IMS ini teknologi seperti itu dapat
berimigrasi dan memberikan layanan 4G. IMS muncul untuk melengkapi
teknologi yang sebelumnya sudah ada yaitu Next Generation Network (NGN).
NGN adalah pemisahan softswitch dari fungsi application server memungkinkan
penggelaran layanan atau aplikasi dapat dilakukan tanpa mengubah konfigurasi
TEKNIK TELEKOMUNIKASI
layer transport maupun layer akses di bawahnya. Pada prinsipnya jaringan IMS
adalah mengintegrasikan antara teknologi wireless dan wireline dengan berbagai
layanan yang dapat ditangani, contohnya layanan suara dan layanan data.
II. Batasan Masalah
Agar tidak menyimpang jauh dari permasalahan, maka Tugas Akhir ini
mempunyai batasan masalah sebagai berikut :
1. Perangkat lunak yang digunakan untuk membuat simulasi dalam
Tugas Akhir ini adalah Optimized Network Engineering Tool
(OPNET) Modeler 14.5.
2. Model Jaringan yang digunakannya adalah jaringan yang dibuat
secara simulasi, tidak secara nyata.
3. Hasil simulasi tidak dipengaruhi oleh adanya noise dari luar.
4. Tidak membahas secara mendetail perangkat – perangkat keras /
hardware yang digunakan dalam simulasi dan pembuatan jaringan
telekomunikasi di dunia nyata.
III. Tujuan Penelitian
Tujuan dari pembuatan Tugas Akhir ini adalah menganalisis Quality of
Service (QoS) pada berbagai model jaringan berbasis IP Multimedia Subsystem
(IMS) dengan cara mengamati nilai dari troughtput, delay, dan data drop dan
jitter pada jaringan IMS menggunakan program simulator OPNET Modeler 14.5.
IV. Kajian Pustaka
4.1 Pengertian IMS
IMS adalah singkatan dari IP Multimedia Subsystem. IMS merupakan
suatu teknologi yang diciptakan untuk menjembatani antara teknologi operator
telekomunikasi tradisional yang ada dan teknologi internet, teknologi
telekomunikasi tradisional disini adalah seperti GSM/GPRS/EDGE, UMTS/3G,
maupun tradisional PSTN. Dengan IMS ini teknologi seperti itu dapat berimigrasi
dan memberikan layanan 4G.IMS muncul untuk melengakapi teknologi yang
sebelumnya sudah ada yaitu Next Generation Network (NGN). NGN
adalah pemisahan softswitch dari fungsi application server memungkinkan
penggelaran layanan atau aplikasi dapat dilakukan tanpa mengubah konfigurasi
layer transport maupun layer akses di bawahnya. Pada prinsipnya jaringan IMS
adalah mengintegrasikan antara teknologi wireless dan wireline dengan berbagai
layanan yang dapat ditangani, contohnya layanan suara dan layanan data.
Pada awalnya IMS dispesifikasikan untuk jaringan bergerak, untuk
mendukung layanan telekomunikasi berbasis IP. IMS diperkenalkan pertama kali
oleh 3rd Generation Partnership Project (3GPP). Dilain pihak sebuah framework IP
multimedia lain juga diluncurkan oleh 3GPP2 yaitu the Multi Media
Domain (MMD) untuk jaringan 3G CDMA2000. Pada akhirnya framework ini
diharmonisasikan dengan IMS, jadilah IMS seperti saat ini. Standard IP
Multimedia Subsystem (IMS) ini mendefinisikan sebuah arsitektur dasar jaringan
yang mendukung Voice over IP (VoIP) dan layanan-layanan multimedia lainnya.
Selanjutnya standard IMS dari 3GPP/3GPP2 ini diadopsi sepenuhnya oleh badan
standard ETSI menjadi ETSI/TISPAN. Kini IMS memungkinkan layanan
komunikasi dengan berbagai mode komunikasi, seperti suara, teks, gambar dan
video, atau kombinasinya, dengan cara yang sangat personal dan terkontrol.
Gambar 4.1 IMS dalam jaringan yang terkonvergensi
4.2 Arsitektur Utama IMS
4.2.1 Lapisan Transport dan Endpoint
Berfungsi untuk menginisiasi dan mengakhiri pensinyalan SIP untuk
membangun session dan menyediakan layanan bearer seperti
mengkonversi voice dari format analog atau digital menjadi paket IP
menggunakan Realtime Transport Protocol(RTP). Pada layer ini disediakan media
gateway untuk mengkonversi VoIP bearer streammenjadi format TDM
PSTN. Media server menyediakan beberapa layanan media yang terlibat,
termasuk conferencing , speech recognition, dan speech synthesis.
4.2.2 Lapisan Session Control
Pada lapisan session control ini terdapat Call Session Control
Function (CSCF) yang menyediakan registrasi dari endpoint dan
proses routing dari pesan pensinyalan SIP menuju application server yang dituju.
CSCF dapat terbagi menjadi beberapa bagian yaitu Proxy-CSCF (P-CSCF),
Serving-CSCF (S-CSCF) dan Interrogating-CSCF (I-CSCF).
Interworking antara CSCF dengan lapisan transport dan
endpoint dimaksudkan untuk menjamin QoS semua layanan yang melaluinya.
Dalam lapisan ini termasuk juga informasi registrasi end user yang sedang
melakukan komunikasi (contohnya IP address), informasi roaming,
layanan telephony (contohnya informasi call forwarding), informasi
layanan instant messaging, dan pilihan voice mail.
Lapisan session control termasuk juga Media Gateway Control
Function (MGCF), yang bekerjasama antara SIP signaling dengan signalling yang
digunakan oleh media gateway (seperti H.248). MGCF mengatur distribusi
dari session melalui multiple media gateways. Sedangkan Media Server Function
Control (MSFC) menyediakan fungsi yang sama untuk media server.
4.2.3 Layer Application Server
Dalam lapisan ini terdapat application server, yang menyediakan
layanan end user logic. Pada arsitektur IMS dan pensinyalan SIP memiliki
kemampuan yang cukup fleksibel untuk mendukung berbagai macam variasi
dari application servers untuk komunikasi antara layanan telephony dan non
telephony. Sebagai contohnya, standar SIP sudah dikembangkan untuk
layanan telephony dan layanan IMS.
Protokol-protokol lain yang menjadi landasan IMS ini didalamnya:
SIP (Session Initiation Protocol) untuk keperluan kendali sesi.
Diameter untuk AAAA (Authentication, Authorization, and
Accounting).
Protokol lainnya seperti SDP (Session Descriptian Protocol), RTP
(Real Time Protocol), RTCP (Real-time Transport Control Protocol),
MGCP (Media Gateway Control Protocol),dan sebagainya.
Gambar 4.2 Overview Arsitektur IMS
Gambar 4.3 Arsitektur Jaringan IMS berdasar 3GPP
Gambar 4.4 Arsitektur Jaringan IMS berdasar 3GPP2
Perbedaan Arsitektur IMS pada 3GPP dan 3GPP2:
1. Manajemen mobilitas pada IMS 3GPP melalui pembentukan kanal pada
GPRS, sementara IMS 3GPP2 pada jaringan inti mobile IP.
2. HSS pada 3GPP fungsi Home AAA dan database-nya sudah tergabung
sementara pada 3GPP2 tidak.
4.3 Komponen IMS
1. Home Subsciber Server (HHS) : Komponen yang berfungsi sebagai media
penyimpanan dan pengatur informasi dari subscriber.
2. Proxy-Call Session Control Function (P-CSCF) Bagian ini merupakan titik
pusat dari pesawat sinyal dan juga sebagai server SIP.
P-CSCF berperan untuk:
Menangani pendaftaran SIP.
Memeriksa setiap pesan.
Memberikan layanan routing
Menekan kebijakan dari operator jaringan
3. Serving-Call Session Control Function (S-CSCF), Bagian ini merupakan
titik pusat dari pesawat sinyal dan juga sebagai server SIP.
P-CSCF berperan untuk:
Menangani pendaftaran SIP.
Memeriksa setiap pesan.
Memberikan layanan routing
Menekan kebijakan dari operator jaringan
4. Interrogating-Call Session Control Function (I-CSCF), Bagian ini adalah
fungsi SIP yang lain dan terletak di tepi sebuah domain administrasi.
I-CSCF berperan untuk:
Menghimbau pengguna untuk melakukan pendaftaran SIP.
Meneruskan request dari SIP
5. Application Server (AS) Pada bagian ini terdapat fasilitas yang
menyediakan layanan end user logic. Pada arsitektur IMS dan pensinyalan,
SIP memiliki kemampuan yang cukup mumpuni guna mensupport
berbagai macam variasi dari application servers untuk komunikasi antara
layanan telephony dan non telephony.
6. Media Resources. Pengiriman content multimedia melalui sebuah sesi
dilakukan oleh Media Resource Function (MRF) baik MRFC ataupun
MRFP.
7. Gateway Control Function bisa disebut juga Media Gateway(MGW)
merupakan komponen yang berfungsi sebagai penghubung antara jaringan
IP dan jaringan SS7 sehingga dapat melakukan interworking dengan
PSTN.
Media Gateway terdiri dari :
Breakout Gateway Control Function (BGCF) berfungsi untuk
menentukan jaringan yang akan dipakai untuk berkomunikasi dengan
PSTN dalam kondisi tertentu.
Media Gateway Control Function (MGCF) berfungsi sebagai
pensinyalan selama berlangsungnya interworking.
4.4 Keuntungan Penggunaan Jaringan Berbasis IMS
Di bawah ini adalah beberapa keuntungan yang bisa didapatkan apabila
menerapkan IMS.
4.4.1 Operator Benefits
Mengurangi waktu yang kurang efektif karena penyedia layanan tidak
harus terjun langsung ke pasar.
Biaya yang dibutuhkan untuk menyediakan layanan tentunya lebih
sedikit.
Memungkinkan operator untuk menentukan bagaimana memberi tarif
kepada pengguna berdasarkan jenis layanan, yaitu mereka dapat
memilih untuk biaya dengan jumlah byte yang ditransfer,
dengan durasi sesi (berbasis waktu), atau melakukan jenis tarif lainnya
IMS menentukan pemberdayaan Kualitas Layanan dalam jaringan IP
dan mengambil keuntungan dari mekanisme QoS (Quality of
Service) untuk meningkatkan dan menjamin kualitas transmisi.
4.4.2 End-users benefits
End-Users akan ditawarkan suatu variasi yang banyak dari jasa baru
dengan seorang pemakai kaya pengalaman. Sebagian dari keuntungan-keuntungan
jasa ini adalah:
Integrated Rich Media: End-Users akan mempunyai kemampuan
untuk menggunakan lebih dari satu jenis media: contoh: teks, audio
atau video di (dalam) panggilan tunggal.
Single Public Identity: Pemakai harus mengunakan hanya satu
identitas eksternal untuk semua jasa yang ditawarkan oleh operator.
Infrastruktur IMS dapat menyembunyikan pemakaian internal dari
identitas aplikasi pribadi tertentu.
Roaming: Arsitektur IMS mengalamatkan isu roaming, dengan begitu
memungkinkan end-users untuk berpindah MNO dan bisa
menggunakan semua jasa IMS, seolah-olah berada di jaringan
lokalnya.
IP Services: End-Users akan mempunyai kesempatan untuk memilih
satu dari sekian banyak jasa yang mereka akan bisa nikmati pada
lingkungan wireless dan wireline.
Inter-Working Mobile-Fixed: End-Users dapat dengan jelas
berkomunikasi dengan end-users lain jika mereka ada di jaringan
telekomunikasi IMS atau CS dan menggunakan layanan komunikasi
tradisional CS dan IMS.
4.5 Layanan dan Contoh Penggunaan IMS
4.5.1 Layanan IMS
Push to Talk over Cellular (PoC) : Jasa komunikasi di jaringan selular
menjadi terkenal sebagai jasa komunikasi radio dua arah yang tersedia
melalui telepon selular, dengan begitu meningkatkan jasa selular dan
peluang bisnis baru membawa kepada daerah komunikasi suara yang
real-time. Solusi PoS didasarkan pada teknologi half-duplex.
Membangun layanan diatas jaringan GPRS dan EDGE yang ada
sehingga memungkinkan layanan rollout yang cepat, mengurangi
investasi yang diperlukan dan menyediakan suatu alur pertumbuhan ke
arah lain radio mengakses teknologi seperti WCDMA.
Real Time Video Sharing: Jasa video sharing yang real-time adalah
suatu komunikasi peer-to-peer, jasa multimedia streaming yang dapat
ditawarkan sepenuhanya sebagai sebuah packet-switched atau sebagai
kombinasi kemampuan dari circuit switch dan IMS packet switch
domain.
Interactive Applications: Menyediakan layanan Interactive Gaming
yang memungkinkan pengguna layanan IMS bermain game online dan
bertanding lawan teman dari seluruh dunia. Selain itu juga melayani
Shared folders & Content Sharing yang memungkinkan para pemakai
jaringan berbasis IMS untuk berbagi file antar terminal.
Instant Messaging Services: adalah suatu layanan komunikasi yang
mengijinkan end-users untuk mengirimkan dan menerima pesan
dengan segera. Instant Messaging dikenal dengan baik sekarang ini di
masyarakat internet, misalnya melalui Yahoo Messenger. Pesan Instant
Messaging dapat berisi tipe media apapun seperti teks, gambar, audio
atau klip video, data aplikasi atau suatu kombinasi dari semuanya.
Pesan dikirim melalui jaringan data paket kepada IP Multimedia
Subsystem (IMS), yang menempatkan terminating IP client dan
mengarahkan pesan kepada penerima.
Voice Messaging: adalah suatu format instant messaging tertentu yang
isi pesannya berupa suatu file audio. Dengan menggunakan suatu
aplikasi di terminal, para pemakai dapat merekam pesan audio dengan
segera atau menggunakan file audio yang sudah ada yang disimpan
pada folder terminal.
IMS enabled Voice and Video Telephony: memungkinkan panggilan
suara dan video dibawa ke suatu jaringan inti paket (VoIP).
Video-conferencing: layanan Video-Conferencing IP Multimedia
Subsystem (IMS) meluas dari panggilan video point-to-point ke
layanan multi-point.
4.5.2 Contoh Penggunaan IMS
Internet Protocol Television (IPTV): dapat kita sebut sebagai TV yang
dilewatkan dijalur IP atau internet. Hal ini yang sekarang sedang
hangat-hangat dibicarakan dikalangan pengguna TV. IPTV merupakan
layanan baru yang dikembangakan sebagai nilai tambah pada paket
koneksi internet.
Video on Demand (VoD): adalah sistem televisi interaktif yang
memfasilitasi seseorang dalam mengontrol atau memilih sendiri
pilihan program video dan klip yang ingin diinginkan. Fungsi VOD
seperti layaknya video rental, di mana pelanggan dapat memilih
program tv sesuai keinginannya baik program tersebut sudah selesai
tayang / on-progress.
4.6 Quality of Service (QoS) pada IMS
Quality of Service (QoS) Pada Jaringan IMS. Jaringan IMS dapat menjadi
jaringan core atau backbone untuk jaringan 3G mupun wireless seperti wireless
LAN, PDAs, home DSL, dan lain sebagainya dengan dukungan Quality of
Service yang memadai. Keperluan QoS pada jaringan IMS didefiniskan dalam
standar yang ditetapkan oleh badan 3GPP yang difokuskan dalam keperluan QoS
suatu jaringan core backbone. QoS yang disediakan pada jaringan IMS
diantaranya adalah teknologi diffserv.
Diffserv merupakan model yang memberikan multilayanan yang
menghendaki kebutuhan QoS yang berbeda-beda. Berbeda dengan Intserv,
Diffserv tidak mengaplikasikan RSVP sehingga tidak meminta router-router untuk
menyediakan sumber daya jaringan untuk melakukan pengiriman paket. Diffserv
menyediakan layanan khusus menurut QoS yang dikehendaki oleh masing-masing
paket. Jaringan akan melakukan packet classification, traffic shaping, traffic
policing, dan queuing berdasarkan informasi yang diberikan.
Pada jaringan berbasis IP Multimedia Subsystem (IMS), QoS mengacu
pada performansi dari paket -paket IP yang lewat melalui satu atau lebih jaringan.
QoS didesain untuk membantu end user menjadi lebih produktif dengan
memastikan bahwa end user mendapatkan performansi yang handal dari aplikasi -
aplikasi berbasis jaringan. QoS mengacu pada kemampuan jaringan untuk
menyediakan layanan yang lebih baik pada trafik jaringan tertentu melalui
teknologi yang berbeda-beda.
Parameter-parameter performansi dari jaringan IMS adalah:
1. Delay, didefinisikan sebagai total waktu tunda suatu paket yang
diakibatkan oleh proses transmisi dari satu titik ke titik lain yang menjadi
tujuannya. Delay di dalam jaringan dapat digolongkan sebagai
berikut delay processing, delay packetization, delay serialization, delay
jitter buffer dan delay network.
2. Jitter, didefinisikan sebagai variasi dari delay atau variasi waktu
kedatangan paket. Banyak hal yang dapat menyebabkan jitter, diantaranya
adalah peningkatan trafik secara tiba-tiba sehingga menyebabkan
penyempitan bandwith dan menimbulkan antrian. Selain itu, perbedaan
kecepatan terima dan kirim paket dari setiap node juga dapat
menyebabkan jitter.
3. Packet loss, adalah perbandingan seluruh paket yang hilang dengan
seluruh paket yang dikirimkan antara pada source dan destination. Salah
satu penyebab paket loss adalah antrian yang melebihi
kapasitas buffer pada setiap node.
Beberapa penyebab terjadinya paket loss yaitu:
Congestion, disebabkan terjadinya antrian yang berlebihan dalam
jaringan.
Node yang bekerja melebihi kapasitas buffer.
Memory yang terbatas pada node.
Policing atau kontrol terhadap jaringan untuk memastikan bahwa
jumlah trafik yang mengalir sesuai dengan besarnya bandwidth. Jika
besarnya trafik yang mengalir didalam jaringan melebihi dari
kapasitas bandwidth yang ada maka policing control akan membuang
kelebihan trafik yang ada.
4. Throughput, adalah jumlah total kedatangan paket IP sukses yang diamati
di tempat pengukuran pada destination selama interval waktu tertentu
dibagi oleh durasi interval waktu tersebut (sama dengan, jumlah
pengiriman paket IP sukses per service-second). Berikut adalah
perhitungan rumus dalam mencari nilai throughput:
Throughput= Paket diterimaInterval waktuantara paket pertamadan terakhir
4.7 Pengenalan OPNET
Optimized Network Engineering Tool (OPNET) adalah tools / alat
simulasi jaringan yang menyediakan Lingkungan Virtual Network dengan model
yang meliputi seluruh jaringan, termasuk router-nya, switch, protokol, server,
dan aplikasi individu. Dengan bekerja di Lingkungan Virtual Network, IT manajer
jaringan dan perencana sistem, dan staf operasi dapat dengan mudah
mengatasi masalah sulit dan mendiagnosa lebih efektif, memvalidasi perubahan
sebelum mereka merancang jaringan sesungguhnya, dan rencana untuk masa
depan termasuk skenario pertumbuhan dan kegagalan jaringan telekomunikasi.
Gambar 4.5 Penampang Awal Opnet Modeler 14.5
Software ini memiliki kelebihan-kelebihan untuk mendesign jaringan
berdasarkan perangkat yang ada di pasaran, protocol,layanan dan teknologi yang
sedang nge-trend di dunia telekomunikasi. Hasil simulasi dapat dibuat dalam
beberapa skenario sehingga dapat dijadikan dasar di dalam perencanaan suatu
jaringan berbasis paket. Salah satu cara yang mudah untuk merencanakan suatu
jaringan berbasis paket adalah dengan mensimulasikan suatu jaringan dengan
kondisi yang serupa dengan kondisi eksisting. Jenis perangkat switch (router,
switch), jaringan transmisi, layanan, protokol dan lainnya yang terdapat di dalam
jaringan eksisting digambarkan di dalam OPNET untuk selanjutnya di
simulasikan dalam waktu tertentu untuk dapat dilihat parameter yang dibutuhkan.
Simulasi dapat juga dilakukan untuk memprediksikan kebutuhan di dalam suatu
jaringan berbasis paket untuk beberapa tahun ke depan berdasarkan prediksi
demand, layanan ataupun teknologi yang mungkin dipergunakan pada masa
mendatang.
Dengan membuat beberapa model simulasi, prediksi kebutuhan jaringan
(BW), kebutuhan quality of service suatu layanan, jenis perangkat yang tepat, dan
lain-lain dapat digambarkan, sehingga hasil ini dapat dipergunakan untuk suatu
perencanaan suatu jaringan berbasis IP. OPNET dapat dipergunakan untuk
simulasi jaringan paket berbasis Internet Protocol (IP), IP Multimedia Subsystem
(IMS), Asyncronous Transfer Mode (ATM), Frame Relay ataupun TDM. Jenis
layanan yang disimulasikan juga beragam, baik itu internet (WEB), VoIP, File
transfer, video conference, video streaming dan lain-lain yang dapat di setting
berdasarkan kebutuhan dari pengguna simulasi.
Secara umum OPNET sudah cukup sebagai simulator berbasis paket data
yang handal dan dapat dikembangkan oleh penggunaannya. Secara khusus di
dalam pengembangan jaringan di beberapa perusahaan telko sudah mengacu
kepada penggunaan teknologi paket berbasis IP Multimedia Subsystem (IMS).
Untuk itu simulasi jaringan berbasis paket pada tulisan ini dibatasi pada
penggunaan teknologi paket berbasis IP Multimedia Subsystem (IMS).
Gambar 4.6 Contoh Model jaringan berbasis IMS dengan simulator OPNET
V. Metode Penelitian
Metode penelitian dalam penyusunan Tugas Akhir ini meliputi beberapa
tahap yaitu:
1. Tahap I
Tahap I meliputi studi literatur. Mempelajari permasalahan yang akan
dikemukakan pada Tugas Akhir melalui beberapa buku literatur, dan
menganalisa data menggunakan tulisan yang berhubungan dengan jaringan
yang dirancang, baik dari perpustakaan, artikel, maupun internet.
2. Tahap II
Tahap II meliputi perancangan dan pembuatan simulasi 5 model jaringan
IMS dengan menggunakan OPNET dan menganalisis QoS tiap jaringan.
3. Tahap III
Tahap III meliputi menjalankan simulasi 5 model jaringan berbasis IMS
yang telah dibuat dengan memperhatikan parameter yang akan dibahas yaitu
Truoghtput, Packet Drop, dan Delay pada tiap jaringan berbasis IMS.
4. Tahap IV
Tahap IV meliputi pembuatan laporan TA dengan membuat analisis dan
kesimpulan hasil simulasi jaringan yang dibuat.
VI. Jadwal Penelitian
Tabel 6.1 Jadwal Pelaksanaan Pembuatan Tugas Akhir
Kegiatan
2013
April Mei Juni Juli
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3
Studi literatur
Perancangan
model jaringan
Pengujian
model jaringan
Penulisan
laporan
VII. Daftar Pustaka
[1]. T.C Henning dkk, Kualitas Layanan IP Multimedia Subsystem, ITS
Surabaya, Agustus 2010
[2]. Rudyno Nasrial, Teknologi IMS (IP Multimedia Subsytem) Pada Jaringan
3G.
[3]. Wibisono, Gunawan dan Gunadi Dwi Hantoro , IMS Teknologi Broadband
Wireless Access (BWA) Kini dan Masa Depan, Informatika, Bandung,
2009.
[4]. Makodian, N., dan Wardhana, L., Teknologi Wireless communication dan
wireless broadband, Penerbit Graha Ilmu, Yogyakarta, 2010.
[5]. Andrews, J. G., Fundamental of IMS, Prentice Hall, New York, 2007.
[6]. http://www.seputartelekomunikasi.com/2010/04/teknologi-jaringan-
IMS.html
[7]. _________,Constructiong IMS – Oriented Softswitch Network. White
Paper Huawei.
[8]. Ludfy, Akhmad. Teknologi IP Multimedia Subsystem .RisTI- PT Telkom
[9]. Hotman, Donny. Analisa Performansi Komunikasi Video pada Jaringan
IMS. IT Telkom
BIODATA MAHASISWA
Nama : Seto Ayom Cahyadi
NIM : L2F 008 089
Konsentrasi : Teknik Telekomunikasi
Alamat : Jl. Tirto Husodo Barat 32,
Tembalang, Semarang
TTL : Kebumen / 11 September 1990
No. HP : 085643311393
Alamat e-mail : [email protected]
Pendidikan :
1. SD Negeri 2 Wonokromo (1996 - 2002)
2. SMP Negeri 1 Alian (2002 - 2005)
3. SMA Negeri 1 Kebumen (2005 - 2008)
4. Teknik Elektro Universitas Diponegoro (2008 - sekarang)