8/19/2019 Disfagia Edit
1/30
BAB I
PENDAHULUAN
Disfagia berasal dari kata Yunani yang berarti gangguan makan. Disfagia
biasanya mengacu pada kesulitan dalam makan sebagai akibat dari gangguan
dalam proses menelan. Disfagia diartikan sebagai “perasaan melekat” atau
obstruksi pada tempat lewatnya makanan melalui mulut, faring, atau esophagus.
Disfagia dapat menjadi ancaman serius bagi kesehatan seseorang karena risiko
pneumonia aspirasi, malnutrisi, dehidrasi, penurunan berat badan, dan obstruksi
jalan napas. Sejumlah etiologi telah dikaitkan dengan disfagia pada populasi
dengan kondisi neurologis dan nonneurologic. 1
Disfagia orofaring timbul dari kelainan di rongga mulut, faring, dan
esofagus, dapat disebabkan oleh stroke, penyakit arkinson, kelainan neurologis,
oculopharyngeal muscular dystrophy, menurunnya aliran air liur, xerostomia,
masalah gigi, kelainan mukosa oral, obstruksi mekanik !keganasan, osteofi,
meningkatnya tonus sfingter esophagus bagian atas, radioterapi, infeksi, dan obat"
obatan !sedatif, antikejang, antihistamin#.1
$angguan yang dapat menyebabkan disfagia dapat mempengaruhi proses
menelan pada fase oral, faring, atau esofagus. %namnesis secara menyeluruh dan
pemeriksaan fisik dengan teliti sangat penting dalam diagnosis dan pengobatan
disfagia. emeriksaan fisik harus mencakup pemeriksaan leher, mulut, orofaring,
dan laring. emeriksaan neurologis juga harus dilakukan.1
emeriksaan endoskopi serat optik pada proses menelan mungkin
diperlukan. $angguan menelan mulut dan faring biasanya memerlukan
rehabilitasi, termasuk modifikasi diet dan pelatihan teknik dan manu&er menelan.embedahan jarang diindikasikan untuk pasien dengan gangguan menelan. ada
pasien dengan gangguan berat, makanan sulit melewati rongga mulut dan faring
secara keseluruhan dan pemberian nutrisi enteral mungkin diperlukan. ilihan
meliputi gastrostomy endoskopi perkutan dan kateterisasi intermiten
oroesophageal.1
asien yang memiliki disfagia dapat datang dengan berbagai tanda dan
gejala. 'ereka biasanya mengeluhkan batuk atau tersedak atau sensasi abnormal
1
8/19/2019 Disfagia Edit
2/30
(
menempel makanan di belakang tenggorokan atau dada bagian atas ketika mereka
mencoba menelan, namun, beberapa kasus bisa dengan keluhan yang sangat
minimal atau bahkan tidak ada keluhan !misalnya, pada mereka dengan aspirasi
diam#. disfagia menyebabkan dua masalah yang berbeda yaitu) pertama, seringkali
ada penyebab dasar yang serius. Dan kedua, menyebabkan konsekuensi berbahaya
!misal, aspirasi atau malnutrisi#. 1
8/19/2019 Disfagia Edit
3/30
*
BAB II
ANATOMI DAN FISIOLOGI
(.1 %natomi Saluran 'akanan
(.1.1 'ulut dan $igi
+ongga mulut yang disebut juga rongga bukal, dibentuk secara anatomis
oleh pipi, palatum keras, palatum lunak, dan lidah. ipi membentuk dinding
bagian lateral masing"masing sisi dari rongga mulut. ada bagian eksternal dari
pipi, pipi dilapisi oleh kulit. Sedangkan pada bagian internalnya, pipi dilapisi oleh
membran mukosa, yang terdiri dari epitel pipih berlapis yang tidak terkeratinasi.
tot"otot businator !otot yang menyusun dinding pipi# dan jaringan ikat tersusun
di antara kulit dan membran mukosa dari pipi. -agian anterior dari pipi berakhir
pada bagian bibir.(
'anusia memiliki dua buah perangkat gigi, yang akan tampak pada
periode kehidupan yang berbeda. erangkat gigi yang tampak pertama pada anak"
anak disebut gigi susu atau deciduous teeth. erangkat kedua yang muncul setelah
perangkat pertama tanggal dan akan terus digunakan sepanjang hidup, disebut
8/19/2019 Disfagia Edit
4/30
sebagai gigi permanen. $igi susu berjumlah dua puluh empat buah yaitu ) empat
buah gigi seri !insisi&us#, dua buah gigi taring !caninum# dan empat buah geraham
!molar# pada setiap rahang. $igi permanen berjumlah tiga puluh dua buah yaitu )
empat buah gigi seri, dua buah gigi taring, empat buah gigi premolar, dan enam
buah gigi geraham pada setiap rahang. (
(.1.( %natomi rofaring
-atas"batas orofaring adalah ujung bawah dari palatum mole dan superior
tulang hyoid inferior. -atas anterior dibentuk oleh inlet orofaringeal dan pangkal
lidah, dan perbatasan posterior dibentuk oleh otot"otot konstriktor superior dan
media dan mukosa faring.(
rofaring berhubungan dengan rongga mulut melalui saluran masuk
orofaringeal, yang menerima bolus makanan. /nlet orofaringeal terbuat dari
lipatan palatoglossal lateral, tepat di anterior tonsil palatina. 0ipatan itu sendiri
terbuat dari otot palatoglossus, yang berasal dari palatum mole itu sendiri dan
mukosa diatasnya. (
Di inferior, terdapat sepertiga posterior lidah, atau pangkal lidah,
meneruskan perbatasan anterior orofaring. alekula, yang merupakan ruang antara
pangkal lidah dan epiglotis, membentuk perbatasan inferior dari orofaring. /ni
biasanya setara dengan tulang hyoid. (
ada dinding"dinding lateral orofaring terdapat sepasang tonsil palatina di
fosa anterior yang dipisahkan oleh lipatan palatoglossal dan posterior oleh lipatan
palatopharyngeal. 2onsil adalah massa jaringan limfoid yang terlibat dalam respon
imun lokal untuk patogen oral. (
tot"otot yang membentuk dinding posterior orofaring adalah ototkonstriktor faring superior dan menengah dan membran mukosa diatasnya yang
saling tumpang tindih. Saraf glossopharingeus dan otot faring stylopharyngeus
memasuki faring pada perbatasan antara konstriktor superior dan tengah.(
8/19/2019 Disfagia Edit
5/30
3
(.1.* %natomi 4ipofaring
erbatasan hipofaring adalah di bagian superior terdapat tulang hyoid dan
sfingter esofagus atas (Upper Esophagus Sphincter/UES), dan otot krikofaringeus
di bagian inferior. (
-atas anterior hipofaring sebagian besar terdiri dari inlet laring, yang
meliputi epiglotis dan kedua lipatan aryepiglottic dan tulang rawan arytenoid.
ermukaan posterior dari kartilago arytenoid dan pelat posterior kartilago krikoid
merupakan perbatasan anteroinferior dari hipofaring. 0ateral kartilago arytenoid,
8/19/2019 Disfagia Edit
6/30
5
hipofaring terdiri dari kedua sinus iriformis, yang dibatasi oleh tulang rawan
lateral tiroid. (
Dinding posterior faring terdiri dari otot konstriktor tengah dan inferior
dan selaput lendir diatasnya. Di bawahnya, sejajar dengan kartilago krikoid, otot
cricopharyngeus membentuk 67S. tot ini kontraksi tonik selama istirahat dan
relaksasi saat menelan untuk memungkinkan bolus makanan masuk ke esofagus. (
(.1. %natomi 7sofagus
7sofagus adalah tabung muskular yang menghubungkan faring dengan
lambung. 7sophagus berukuran panjang sekitar 8 inci dan dilapisi oleh jaringan
merah muda yang lembab disebut mukosa. 7sophagus berjalan di belakang trakea
dan jantung, dan di depan tulang belakang. 2epat sebelum memasuki lambung,
esofagus melewati diafragma. *
Sfingter esofagus bagian atas !67S# adalah sekumpulan muskulus di
bagian atas esofagus. tot"otot 67S berada di bawah kendali sadar
!in&olunter#,digunakan ketika bernapas, makan, bersendawa, dan muntah. *
Sfingter esophagus bagian bawah (Lower esophageal sphincter/LES)
adalah sekumpulan otot pada akhir bawah dari esofagus, yang mana berbatasan
langsung dengan gaster. 9etika 07S ditutup, dapat mencegah asam dan isi gaster
naik kembali ke esofagus. tot"otot 07S tidak berada di bawah kontrol &olunter. *
(.1.3 ersarafan :aring dan 7sofagus
a :aring
leksus saraf faring memberi pasokan saraf eferen dan aferen faring dandibentuk oleh cabang dari ner&us glossopharingeus !saraf kranial /;#, ner&us
&agus !saraf kranial ;#, dan serat simpatis dari rantai ser&ikal. Selain muskulus
stylopharyngeus, yang dipersarafi oleh saraf glossopharingeus, semua otot"otot
faring dipersarafi oleh ner&us &agus.(
Semua otot"otot intrinsik laring dipersarafi oleh ner&us laringeus, cabang
ner&us &agus, kecuali untuk otot krikotiroid, yang menerima persarafan dari
cabang eksternal dari ner&us laringeus superior, juga dari cabang ner&us &agus.(
8/19/2019 Disfagia Edit
7/30
<
leksus faring menerima cabang"cabang ner&us &agus dan
glossopharingeus untuk persarafan sensorik faring. Sepertiga lidah posterior, di
orofaring, menerima baik sensasi rasa dan sensasi somatik dari ner&us
glossopharingeus. tot krikofaringeus !67S# menerima persarafan parasimpatis
untuk relaksasi dari ner&us &agus dan persarafan simpatis untuk kontraksi dari
serabut post ganglionik dari ganglion ser&ikalis superior.(
b 7sofagus
ersarafan motor esophagus didominasi melalui ner&us &agus. 7sophagus
menerima persarafan parasimpatis dari nucleus ambiguus dan inti motorik dorsal
ner&us &agus dan memberikan persarafan motor ke mantel otot esofagus dan
persarafan secretomotor ke kelenjar. ersarafan simpatis berasal dari ser&ikal dan
rantai simpatis torakalis yang mengatur penyempitan pembuluh darah, kontraksi
sfingter esofagus, relaksasi dinding otot, dan meningkatkan akti&itas kelenjar dan
peristaltik.
leksus %uerbach, yaitu ganglia yang terletak antara lapisan longitudinal
dan melingkar dari tunika muskularis myenteric bekerja mengatur kontraksi
lapisan otot luar. leksus 'eissner, yaitu ganglia yang terletak dalam submukosa
bekerja mengatur sekresi dan kontraksi peristaltik dari mukosa muskularis.
(.( :isiologi 'enelan
roses menelan dapat dibagi dalam * fase, yaitu fase oral, fase faringeal
dan fase esofagal.5
a :ase oral
:ase oral terjadi secara sadar. 'akanan yang telah dikunyah dan
bercampur dengan liur akan membentuk bolus makanan. -olus ini bergerak dari
rongga mulut melalui dorsum lidah, terletak di tengah lidah akibat kontraksi otot
intrinsik lidah.5
9ontraksi m. le&ator &eli palatini mengakibatkan rongga pada lekukan
dorsum lidah diperluas, palatum mole terangkat dan bagian atas dinding posterior
faring akan terangkat pula. -olus terdorong ke posterior karena lidah terangkat ke
atas. -ersamaan dengan ini terjadi penutupan nasofaring sebagai akibat kontaksi
8/19/2019 Disfagia Edit
8/30
8
m. le&ator &eli palatini. Selanjutnya terjadi kontraksi m. palatoglosus yang
menyebabkan ismus fausium tertutup, diikuti oleh kontraksi m. palatofaring,
sehingga bolus makanan tidak akan berbalik ke rongga mulut.5
b :ase faringeal
:ase faringeal terjadi secara refleks pada akhir fase oral, yaitu perpindahan
bolus makanan dari faring ke esofagus. :aring dan laring bergerak keatas oleh
kontraksi m. stilofaring, m. salpingofaring, m. tirohioid dan m. palatofaring.
%ditus laring tertutup oleh epiglotis, sedangakan ketiga sfingter laring, yaitu plika
ariepiglotika, plika &entrikularis dan plika &okalis tertutup oleh kontraksi m.
ariepiglotika dan m. aritenoid obligus.5
-ersamaan dengan ini terjadi juga penghentin udara ke laring karena
refleks yang menghambat menghambat pernapasan, sehingga bolus makanan tidak
akan masuk ke dalam saluran nafas. Selanjutnya bolus makanan akan meluncur
kearah esofagus, karena &alekula dan sinus piriformis sudah dalam keadaan lurus.5
c :ase esofagal
:ase esofagal ialah fase perpindahan bolus makanan dari esofagus ke
lambung. Dalam keadaan istirahat introitus esofagus selalu tertututp. Dengan
adanya rangsangan bolus makanan pada akhir fase faringeal, maka terjadi
relaksasi m. krikofaring, sehingga introitus esofagus terbuka dan bolus makanan
masuk ke dalam esofagus. Setelah bolus makanan lewat, maka sfingter akan
berkontraksi lebih kuat, melebihi tonus introitus esofagus pada waktu istirahat
sehingga makanan tidak akan kembali ke faring dengan demikian refluks dapat
dihindari.5
$erak bolus makanan di esofagus bagian atas masih dipengaruhi oleh
kontraksi m. konstriktor faring inferior pada akhir fase faringeal. Selanjutnya bolus makanan akan didorong ke distal oleh gerakan peristaltik esofagus.5
Dalam keadaan istirahat, sfingter esofagus bagian bawah selalu tertutup
dengan tekanan rata"rata 8 mm4g lebih dari tekanan di dalam lambung, sehingga
tidak akan terjadi regurgitasi isi lambung.5
ada akhir fase esofagal, sfingter ini akan terbuka secara refleks ketika
dimulainya peristaltik esofagus ser&ikal untuk mendorong bolus makanan ke
8/19/2019 Disfagia Edit
9/30
=
distal. Selanjutnya setelah bolus makanan lewat, maka sfingter ini akan menutup
kembali.5
BAB III
KESULITAN MENELAN
*.1 Definisi
9eluhan kesulitan menelan !disfagia# merupakan salah satu gejala
kelainan atau penyakit di orofaring dan esophagus. 9eluhan ini timbul bila
terdapat gangguan gerakan otot"otot menelan dan gangguan transportasi makanan
dari rongga mulut ke lambung.3
*.( 9lasifikasi
-erdasarkan penyebabnya, disfagia dibagi atas)a Disfagia mekanik
Disfagia mekanik timbul bila terjadi penyempitan lumen esophagus.
enyebab utama disfagia mekanik adalah sumbatan lumen esophagus oleh massa
tumor dan benda asing. enyebab lain adalah akibar peradangan mukosa
esophagus, striktur lumen esophagus, serta akibat penekanan lumen esophagus
dari luar, misalnya pembesaran kelenjar timus, kelenjar tiroid, kelemjar getah
bening di mediastinum, pembesaran jantung, dan elongasi aorta.
3
b Disfagia motorik
9eluhan disfagia motorik disebabkan oleh kelainan neuromuscular yang
berperan dalam proses menelan. 0esi di pusat menelan di batang otak, kelainan
saraf otak n. , n. //, n. /;, n. ; dan n. ;//, kelumpuhan otot faring dan lidah
serta gangguan peristaltic esophagus dapat menyebabkan disfagia. enyebab
utama dari disfagia motorik adalah akalasia, spasme difus esophagus, kelumpuhan
otot faring dan skleroderma esophagus.3
8/19/2019 Disfagia Edit
10/30
1>
c Disfagia oleh gangguan emosi
9eluhan disfagia dapat juga timbul bila terdapat gangguan emosi atau
tekanan jiwa yang berat. 9elainan ini dikenal sebagai globus histerikus.3
-erdasarkan lokasinya, disfagia dibagi atas)
a Disfagia orofaringeal
Disfagia orofaringeal adalah kesulitan mengosongkan bahan dari orofaring
ke dalam kerongkongan, hal ini diakibatkan oleh fungsi abnormal dari proksimal
ke kerongkongan. asien mengeluh kesulitan memulai menelan, regurgitasi nasal,
dan aspirasi trakea diikuti oleh batuk.5
b Disfagia esophageal
Disfagia esophagus adalah kesulitan transportasi makanan ke
kerongkongan. 4al ini diakibatkan oleh gangguan motilitas baik atau obstruksi
mekanis.5
*.* atogenesis
roses menelan merupakan proses yang kompleks. Setiap unsur yang
berperan dalam proses menelan harus bekerja secara terintegrasi dan
berkesinambungan. 9eberhasilan mekanisme menelan ini tergantung dari
beberapa faktor, yaitu) 3
1. 6kuran bolus makanan
(. Diameter lumen esophagus yang dilalui bolus
*. 9ontraksi peristaltik esophagus
. :ungsi sfingter esophagus bagian atas dan bagian bawah
3. 9erja otot"otot rongga mulut dan lidah
/ntegrasi fungsional yang sempurna akan terjadi bila system
neuromuscular mulai dari susunan saraf pusat, batang otak, persarafan sensorik dinding faring dan u&ula, persarafan ekstrinsik esophagus serta persarafan
intrinsic otot"otot esophagus bekerja dengan baik, sehingga akti&itas motorik
berjalan lancar. 9erusakan pusat menelan dapat menyebabkan kegagalan akti&itas
komponen orofaring, otot lurik esophagus dan sfingter esophagus bagian atas.
leh karna otot lurik esophagus dan sfingter esophagus bagian atas juga mendapat
persarafan dari inti motor n. &agus, maka akti&itas peristaltic esophagus masih
8/19/2019 Disfagia Edit
11/30
11
tampak pada kelainan di otak. +elaksasi sfingter esophagus bagian bawah terjadi
akibat perenggangan langsung dinding esophagus.3
*. Diagnosis
asien yang memiliki disfagia dapat datang dengan berbagai tanda dan
gejala. 'ereka biasanya mengeluhkan batuk atau tersedak atau sensasi abnormal
menempel makanan di belakang tenggorokan atau dada bagian atas ketika mereka
mencoba menelan, namun, beberapa kasus bisa dengan keluhan yang sangat
minimal atau bahkan tidak ada keluhan !misalnya, pada mereka dengan aspirasi
diam#.<
emeriksaan fisik untuk disfagia meliputi)<
1. Selama pemeriksaan fisik, mencari mekanisme oral"motor dan laring.
engujian n. tengkorak dan n.//";// sangat penting untuk menentukan
apakah bukti fisik disfagia orofaringeal ada
(. engamatan langsung penutupan bibir, penutupan rahang, mengunyah dan
pengunyahan, mobilitas lidah dan kekuatan, ele&asi palatal dan laring, air liur,
dan kepekaan oral diperlukan.
*. eriksa tingkat kewaspadaan dan status kognitif pasien, karena dapat
berdampak pada keselamatan menelan dan kemampuan untuk belajar
langkah"langkah kompensasi.
. Disfonia dan disartria adalah tanda"tanda disfungsi motor struktur yang
terlibat dalam mulut dan faring menelan.
3. eriksa rongga mulut dan faring untuk integritas mukosa dan gigi.
5. eriksa langit"langit lunak untuk posisi dan kesimetrisan selama fonasi dan
beristirahat.
8/19/2019 Disfagia Edit
12/30
1(
menelan dengan aman. 'emang, banyak orang dengan tidak ada refleks
muntah memiliki kemampuan menelan yang normal, dan beberapa pasien
dengan disfagia memiliki refleks muntah yang normal.
=. %uskultasi ser&ikal menjadi bagian dari e&aluasi klinis pasien disfagia.
'enilai kekuatan dan kejelasan suara, waktu episode apneic, dan kecepatan
menelan.
1>. 'enilai fungsi pernafasan juga sangat penting. ?ika kekuatan pernapasan
batuk atau kliring tenggorokan tidak memadai, risiko aspirasi meningkat.
11. 0angkah terakhir dalam pemeriksaan fisik adalah pengamatan langsung dari
tindakan menelan. 'inimal, menonton pasien sementara dia minum air. ?ika
memungkinkan, menilai makan pasien berbagai tekstur makanan. Sialorrhea,
inisiasi menelan tertunda, batuk, atau kualitas suara serak basah atau mungkin
menunjukkan masalah. Setelah menelan, mengamati pasien selama 1 menit
atau lebih untuk melihat apakah respon batuk tertunda hadir.
-erbagai tes dapat digunakan untuk disfagia)8
1. 7ndoskopi atau esophagoscopy, tabung dimasukkan ke kerongkongan untuk
membantu menge&aluasi kondisi kerongkongan, dan mencoba untuk
membuka bagian"bagian yang mungkin tertutup.
(. 'anometry esofagus, tabung dimasukkan ke dalam perut untuk mengukur
perbedaan tekanan di berbagai daerah.
*. ;"ray leher, dada, atau perut dapat diambil.
. -arium @"ray, gambar bergerak atau &ideo @"ray diambil dari kerongkongan
saat menelan barium, yang terlihat pada @"ray.
*.3 Disfagia rofaringeal
Disfagia orofaringeal (Oropharyngeal dysphagia/OP) terjadi ketika
mekanisme orofaringeal dalam proses menelan yang, dalam keadaan normal
menjamin perjalanan lengkap bolus dari mulut ke kerongkongan dan secara
bersamaan melindungi jalan napas, menjadi terganggu. %spirasi pneumonia,
malnutrisi, dan kualitas hidup berkurang dapat terjadi akibat D. Aalaupun
terdapat banyak penyebab D, kecelakaan serebro&askular merupakan penyebab
8/19/2019 Disfagia Edit
13/30
1*
kasus terbanyak, dan pneumonia aspirasi merupakan penyebab umum kematian
pada pasien ini. 9ondisi neurologis lain seperti penyakit arkinson bertanggung
jawab atas sejumlah kasus D, dengan gangguan miopati dan lesi struktural
yang menjadi sebagian besar penyebab lainnya. 'eskipun segudang penyebab
D, hasil akhir patofisiologis jatuh ke salah satu dari dua kategori yang saling
terkait) 1# kelainan transfer bolus, dan (# kelainan perlindungan jalan napas.
9elainan transfer bolus dapat dikelompokkan lagi ke dalam yang disebabkan oleh)
1# 9egagalan pompa orofaringeal, (# gangguan koordinasi oralBfaring, dan *#
obstruksi aliran keluar faring.=
$angguan menelan dapat terjadi pada ketidaknormalan setiap organ yang
berperan dalam proses menelan. Dampak yang timbul akibat ketidaknormalan
fase oral antara lain) 3
1. 9eluar air liur !drooling C sialorrhea# yang disebabkan gangguan sensori dan
motorik pada lidah, bibir dan wajah.
(. 9etidaksanggupan membersihkan residu makanan di mulut dapat disebabkan
oleh defisiensi sensori pada rongga mulut danBatau gangguan motorik lidah.
*. 9aries gigi yang mengakibatkan gangguan distribusi sali&a dan meningkatkan
sensiti&itas gigi terhadap panas, dingin dan rasa manis.
8/19/2019 Disfagia Edit
14/30
1
. 4ilangnya rasa pengecapan dan penciuman akibat keterlibatan langsung dari
saraf kranial.
3. $angguan proses mengunyah dan ketidaksanggupan memanipulasi bolus.
5. $angguan mendorong bolus ke faring.
8/19/2019 Disfagia Edit
15/30
13
b 'lexile Endoscopy E!aluation o# Swallowing ! :77S#
emeriksaan e&aluasi fungsi menelan dengan menggunakan
nasofaringoskop serat optik lentur. asien diberikan berbagai jenis konsistensi
makanan dari jenis makanan cair sampai padat dan dinilai kemampuan pasien
dalam proses menelan.3
*.5 Disfagia 7sofageal
Disfagia esofagus mengacu pada sensasi makanan menempel atau
mendapatkan digantung di pangkal tenggorokan atau dada. enyebab umum dari
disfagia esofagus meliputi)1>
1. %kalasia. 4al ini terjadi ketika otot esophagus bawah !sfingter# tidak benar"
benar rileks untuk membiarkan makanan masuk ke lambung. tot"otot di
dinding esofagus sering lemah juga. 4al ini dapat menyebabkan regurgitasi
makanan belum tercampur dengan isi perut, kadang"kadang menyebabkan
untuk membawa makanan kembali ke dalam tenggorokan.
(. roses penuaan. Dengan usia, kerongkongan cenderung kehilangan beberapa
kekuatan otot dan koordinasi yang diperlukan untuk mendorong makanan ke
dalam perut.
*. Spasme difus. 9ondisi ini menghasilkan beberapa, tekanan tinggi, kontraksi
kurang terkoordinasi kerongkongan biasanya setelah menelan. Spasme difus
pada esofagus adalah gangguan langka yang mempengaruhi otot polos di
dinding esofagus bawah secara in&olunter. 9ontraksi sering terjadi sesekali,
dan mungkin menjadi lebih parah selama periode tahun.
. Striktur esofagus. enyempitan kerongkongan !striktur# menyebabkan potongan besar makanan tidak dapat lewat. ersempitan lumen ini mungkin
akibat dari pembentukan jaringan parut, sering disebabkan oleh penyakit
gastroesophageal reflu@ !$7+D#, atau dari tumor.
3. 2umor. 9esulitan menelan cenderung untuk mendapatkan semakin buruk
ketika terdapat tumor esofagus.
5. -enda asing. 2erkadang, makanan, seperti sepotong besar daging, atau objek
lain dapat menjadi tersangkut di tenggorokan atau kerongkongan. rang
8/19/2019 Disfagia Edit
16/30
15
dewasa dengan gigi palsu dan orang"orang yang mengalami kesulitan
mengunyah makanan mereka dengan baik mungkin lebih cenderung memiliki
gangguan pada tenggorokan atau kerongkongan. %nak"anak mungkin akan
menelan benda"benda kecil, seperti peniti, koin atau potongan mainan, yang
dapat menjadi terjebak.
. Scleroderma. enyakit ini ditandai oleh perkembangan bekas luka"seperti
jaringan, menyebabkan kekakuan dan pengerasan jaringan. 4al ini dapat
melemahkan lower esophageal sphincter, sehingga asam lambung dapat
refluks ke kerongkongan dan menyebabkan gejala dan komplikasi mirip
dengan $7+D.
11. 2erapi radiasi. 4al ini pengobatan kanker dapat menyebabkan peradangan
dan jaringan parut pada kerongkongan, yang dapat menyebabkan kesulitan
menelan.
8/19/2019 Disfagia Edit
17/30
1<
BAB IV
KESIMPULAN
9eluhan kesulitan menelan !disfagia# merupakan salah satu gejala kelainan
atau penyakit di orofaring dan esophagus. 9eluhan ini timbul bila terdapat
gangguan gerakan otot"otot menelan dan gangguan transportasi makanan dari
rongga mulut ke lambung. -erdasarkan penyebabnya, disfagia dibagi atas)
disfagia mekanik, disfagia motorik dan disfagia oleh gangguan emosi.
Disfagia mekanik timbul bila terjadi penyempitan lumen esophagus.
Disfagia motorik disebabkan oleh kelainan neuromuscular yang berperan dalam
proses menelan. 9eluhan disfagia dapat juga timbul bila terdapat gangguan emosi
atau tekanan jiwa yang berat yang dikenal sebagai globus histerikus.
-erdasarkan lokasinya, disfagia dibagi atas) disfagia orofaringeal dan
disfagia esophageal. Disfagia orofaringeal adalah kesulitan mengosongkan bahan
dari orofaring ke dalam kerongkongan, hal ini diakibatkan oleh fungsi abnormal
dari proksimal ke kerongkongan. Disfagia esophagus adalah kesulitan transportasi
makanan ke kerongkongan. 4al ini diakibatkan oleh gangguan motilitas baik atau
obstruksi mekanis. 6ntuk diagnosis selain anamnesis dan pemeriksaan fisik yang
dapat dilakukan pemeriksaan penunjang untuk diagnosis kelainan disfagia fase
oral dan fase faring adalah "ideo#luoroskopi Swallow $ssesment !:SS# dan
'lexile Endoscopy E!aluation o# Swallowing ! :77S#.
8/19/2019 Disfagia Edit
18/30
18
BAB IV
LAPORAN KASUS
3.1 Identitas Pasien
Eama ) 2n. ?E
6mur ) 1* tahun
%lamat ) -ireun
?enis 9elamin ) 0aki"laki
2anggal emeriksaan ) >5 ?uli (>1
ekerjaan ) siswa
Status ) -elum menikah
' ) >">>"3"<
3. Ana!nesis
a# 9eluhan 6tama)
Eyeri tenggorokkan
b# 9eluhan 2ambahan
Sulit makan dan minum, terdapat benjolan pada leher, -%- !"# sejak 5
hari yang lalu, batuk, dan sulit berbicara.
c# +iwayat enyakit Sekarang)
asien datang dengan keluhan tidak dapat menelan sejak hari yang lalu.
'akananBminuman, baik padat maupun cair, ketika sampai di mulut
langsung termuntahkan lagi keluar mulut. %walnya pasien makan bakso
hari yang lalu, kemudian tersedak. Setelah itu keluhan tidak dapat
menelan terjadi.
Selanjutnya pasien dibawa ke +S 'alahayati di -ireun dan dirawat
selama hari, kemudian di rujuk ke +S6DF%.
+iwayat demam !G# hari, ( hari yang lalu sudah turun. +iwayat batuk
!G# hari, ( hari yang lalu dahak seperti nanah.
d# +iwayat enyakit Dahulu)
• +iwayat batuk lama disangkal
• +iwayat berkeringat setiap malam disangkal
• +iwayat kesulitan menelan sebelumnya disangkal
• S menderita Down Syndrome !G#
8/19/2019 Disfagia Edit
19/30
1=
e# +iwayat enyakit 9eluarga)
Disangkal
f# +iwayat 9ebiasaan Sosial)
asien sering diajak merokok oleh teman"temannya.
g# +iwayat emakaian bat) !"#
"ital sign
E ) @Bmenit
2 ) *3,8 ᴼ
3.3 Stat"s L#$a%is &THT'
Pe!e(i$saan De)t(a Sinist(areaurikuler %bses negatif %bses negatif
%uris DS
%7 0apang 0apang
Serumen !G# !G#
Sekret !"# !"#
'embran timpani /ntak /ntak
+efleks cahaya %rah jam 3 %rah jam <
+etroaurikuler %bses negatif %bses negatif
+hinoskopi anterior
'ukosa 2idak hiperemis 2idak hiperemisSekret Serosa Serosa
'assa Eegatif Eegatif
9onka /nf. Dalam batas normal Dalam batas normal
Septum nasi 2idak de&iasi 2idak de&iasi
asase udara 0ancar 0ancar
rofaring
2onsil 2*, tenang 2*, tenang
9ripta melebar melebar
Detritus Eegatif Eegatif
erlengketan Eegatif Eegatif
Sikatrik Eegatif Eegatif
:aring
'ukosa 2idak hiperemis 2idak hiperemis
$ranul Eegatif Eegatif
-ulging Eegatif Eegatif
+eflek muntah !G# !G#
%rkus faring dbn dbn
'aksilofasial
Simetri !G# !G#
arese n. 9ranialis Eegatif Eegatif
'assa Eegatif Eegatif
8/19/2019 Disfagia Edit
20/30
(>
4ematom Eegatif Eegatif
9$- colli
6pper juguler ada pembesaran, >,3cm ada pembesaran, >,3cm
'id juguler ada pembesaran, >,3cm ada pembesaran, >,3cm
0ower juguler ada pembesaran, >,3cm ada pembesaran, >,3cmSub mandibula 2idak ada pembesaran 2idak ada pembesaran
Sub mental 2idak ada pembesaran 2idak ada pembesaran
Supra 9la&ikula 2idak ada pembesaran 2idak ada pembesaran
Dorsum nasi ) 2idak ada de&iasi
2idak hiperemis
alatum ) 2idak hiperemis
$igi"geligi ) 2idak terdapat caries dentis
3.* Pe!e(i$saan Pen"n+an,
*..1 :oto 2horaks
ada pasien ini juga dilakukan foto thoraks, dimana hasil yang di
dapatkan, tampak adanya infiltrat pada lapangan paru pasien, yang dicurigai
sebagai tb paru, dengan hasil foto tersebut dilakukan inisiasi pemeriksaan sputum
-2%.
*..( 0aboratorium
4asil lab darah tanggal 3 ?uli (>1.
4b ) 1( mgBdl
4t ) *=H
7ritrosit ) .=@1>*Bmm*
0eukosit ) 8,(@1>*Bmm*
2hrombosit ) 1=3@1>*6B0
4itung jenis leukosit
" 7osinofil ) 1H
" -asofil ) >H
" Eetrofil segmen ) H
" 0imfosit ) ((H
" 'onosit )
8/19/2019 Disfagia Edit
21/30
(1
9reatinin ) >.= mgBd0
3.5 Dia,n#sa
bstruksi Disfagia dd ) 1. mekanik !tonsilitis kronik hipertrofi I susp.
orpus alienum esofagus#
(. 'otorik
Susp limfodenitis 2-
3.- Penata%a$sanaan
1. 'edikamentosa ) injeksi cefota@ime 3>>mgB1(jam
/njeksi ketorolak J ampul B8jam linimi@ 1 flsB1(jam
(. peratif ) tonsilidektomy
3. F#%%#/ "0
*.3B>1
sB tidak bisa menelan K hari
oB kesadaran) compos mentis
E ) 58 @Bmenit
++ ) ( @Bmenit
2 ) *5,3>
fB mata ) anemis !"B"#
/kterik !"B"#
2elinga ) dalam batas normal
4idung ) masih menggunakan tampon posterior, kassa depan terisi
darah !G#
'ulut ) pucat !"#, tidak ada bibir merot
2onsil ) 2*"2*, tenang
Aajah ) tidak terdapat tanda parese ner&us //
0eher ) terdapat pembesaran kelenjar getah bening !GBG# multiple
le&el //"///"/ dengan ukuran >,3cm
%bdomen ) dalam batas normal
7@trimitas ) pucat !"B"#, udem !"B"#
8/19/2019 Disfagia Edit
22/30
((
aB
1. Disfagia ddB1. 'ekanikL (. 'otorik
(. 2onsilitis kronik hipertrofi
*. 0imfadenopati colli ddB 0imfadenitis 2b
. neumonia ddB susp. 2- paru
pB
1. +awat ruang Seurunee (
(. :oto ;"ray 2horaks
*. emeriksaan laboratorium darah lengkap
. /:D +0 15 gttBmenit
3. /njeksi cefota@ime 3>> mgB1( jam
5. /njeksi ketorolac *H J ampB8 jam
1
sB sudah bisa menelan, makan dan minum lewat mulut
oB kesadaran) compos mentis
E ) @Bmenit
2 ) *5,3>
Status lokalis
a. rofaring
" 'ukosa ) dalam batas normal
" 2onsil ) 2*B2*, kripta melebar !GBG#, hiperemis !"B"#
" $lossus ) dalam batas normal b. 4idung
" 'ukosa ) hiperemis !"B"#, pucat !"B"#, sianosis !GBG#
" Sekret ) !"B"#
" honca ) dalam batas normal
" 'assa abnormal) !"B"#
c. 2elinga
" Sekret ) !"B"#
8/19/2019 Disfagia Edit
23/30
(*
" Serumen prop ) !"B"#
" '2 ) !intakBintak#
aB
1. Susp corpus alienum esofagus
(. 0imfadenitis multiple
*. Susp 2- paru
. Down Syndrome
pB
1. Susul hasil :oto ;"ray 2horaks
(. /njeksi cefota@im 3>> mgB1( jam
*. /njeksi ketorolac *H J ampB8 jam
. 9onsul bagian paru
3. 2es sputum -2% * SS
*.1
sB "
oB kesadaran) compos mentis
E ) @Bmenit
2 ) *5,3>
Status lokalis
a. rofaring
" 'ukosa ) dalam batas normal
" 2onsil ) 2*B2*, kripta melebar !GBG#, hiperemis !"B"#
" $lossus ) dalam batas normal
b. 4idung" 'ukosa ) hiperemis !"B"#, pucat !"B"#, sianosis !GBG#
" Sekret ) !"B"#
" honca ) dalam batas normal
" 'assa abnormal) !"B"#
c. 2elinga
" Sekret ) !"B"#
" Serumen prop ) !"B"#
8/19/2019 Disfagia Edit
24/30
(
" '2 ) !intakBintak#
d. 0eher
" -enjolan di regio coli !GBG# le&el //B///B/
aB
1. Disfagia ddB1. 'ekanikL (. 'otorik
(. neumonia ddBSusp 2- paru
*. 0imfadenopati regio coli ec susp limfadenitis 2-
. +etardasi mental
pB
1. /njeksi cefota@im 3>> mgB1( jam
(. /njeksi ketorolac *H J ampB8 jam
*. :lumucyl syr *@//
. 2 @3>> mg
3. linimi@ 15 gttBmenit
5. asien rawat alih ke bagian paru
*.5B>1 !-agian aru#
sB batuk !"#, demam !"#, keringat malam !"#, nafsu makan baik, -%- !"# sejak
5 hari yang lalu
oB kesadaran) '
4+) @Bmenit
2) *5,8>
fB
'ata ) konjungti&a palpebra inferior pucat !"B"# Sklera ikterik !"B"#
2B4B') dalam batas normal
0eher ) pembesaran 9$- !G# multiple le&el //"/&, kenyal, nyeri !"#
2horaks) inspeksi simetris
alpasi stem fremitus kanan sama dengan stem fremitus kiri
erkusi sonor
%uskultasi &esikuler !GBG#, rhonki !GB"#, wheeMing !"B"#
8/19/2019 Disfagia Edit
25/30
(3
or ) -?/N-?//, bising !"#
%bdomen) inspeksiBpalpasiBperkusiBauskultasi dalam batas normal
aB
1. neumonia ddB susp 2- paru
(. 0imfadenopati regio coli ec susp limfadenitis 2-
*. Disfagia
. +etardasi mental
pB
1. /njeksi cefota@im 3>> mgB1( jam
(. :lumucyl syr *@//
*. 2 @3>> mg
. linimi@ 15 gttBmenit
*.1
sB -%- !"# sejak 5 hari yang lalu
oB kesadaran) '
4+) 8> @Bmenit
++) (> @Bmenit
2) *5,<>
fB
'ata ) konjungti&a palpebra inferior pucat !"B"#
Sklera ikterik !"B"#
2B4B') dalam batas normal
0eher ) pembesaran 9$- !G# multiple le&el //"/&, kenyal, nyeri !"#
2horaks) inspeksi simetris
alpasi stem fremitus kanan sama dengan stem fremitus kiri erkusi sonor
%uskultasi &esikuler !GBG#, rhonki !GB"#, wheeMing !"B"#
or ) -?/N-?//, bising !"#
%bdomen) inspeksiBpalpasiBperkusiBauskultasi dalam batas normal
aB
1. %kalasia
(. neumonia ddB susp 2- paru
8/19/2019 Disfagia Edit
26/30
(5
*. 0imfadenopati regio coli ec susp limfadenitis 2-
. Disfagia
3. +etardasi mental
pB
1. /njeksi cefota@im 3>> mgB1( jam
(. :lumucyl syr *@//
*. 2 @3>> mg
. linimi@ 15 gttBmenit
BAB V
ANALISIS KASUS
9eluhan sulit menelan !disfagia# merupakan salah satu gejala kelainan
atau penyakit di orofaring dan esofagus. 9eluhan ini akan timbul bila terdapat
gangguan gerakan otot"otot menelan dan gangguan transportasi makanan dari
rongga mulut ke lambung. Disfagia dapat disertai dengan keluhan lainnya, seperti
odinofagia !rasa nyeri waktu menelan#, rasa panas di dada, rasa mual, muntah,
regurgitasi, hematemesis, melena, anoreksia, hipersali&asi, batuk dan brat badan
yang cepat berkurang. ada pasien ini, pasien mengeluhkan adanya nyeri menelan
dan batuk. Selain itu pasien juga pernah mengalami makanan atau minuman yang
masuk ke mulut langsung termuntahkan. asien juga memiliki riwayat tersedak
bakso sebelumnya. -erdasarkan itu, pasien kemungkinan mengalami disfagia tipe
mekanik.
roses menelan merupakan proses yang kompleks. Setiap unsur yang
berperan dalam proses menelan harus bekerja secara integrasi dan
berkesinambungan. 9eberhasilan mekanisme menelan ini tergantung dari
beberapa faktor, yaitu ukuran bolus makanan, diameter lumen esofagus yang
dilalui bolus, kontraksi peristaltik esofagus, fungsi sfingter esofagus bagian atas
dan bagian bawah dan kerja otot"otot rongga mulut dan lidah.
8/19/2019 Disfagia Edit
27/30
(<
asien ini dalam perjalanan penyakitnya memiliki riwayat batuk berdahak
dan demam selama hari yang dicurigai sebagai 2- paru. 9emudian pasien
dikonsultasikan ke bagian aru untuk tindakan dan tatalaksana lanjutan terhadap
pasien tersebut. Dari hasil pemeriksaan didapatkan suara ronki di paru kanan
pasien dan pembesaran kelenjar getah bening di le&el //"/ dengan konsistensi
kenyal dan tanpa nyeri tekan sehingga dicurigai mengidap pneumonia dengan
diagnosis banding 2- paru dan limfadenopati dengan kecurigaan limfadenitis 2-.
9emudian pasien direncanakan untuk pemeriksaan sputum -2% dan mantoux test .
Setelah menjalani perawatan di bagian aru, pasien didiagnosis mengalami
akalasia. %kalasia adalah ketidakmampuan bagian distal esofagus untuk relaksasi
dan peristaltik esofagus berkurang. 'anifetasi klinis pada akalasia biasa
ditemukan disfagia, regurgitasi, nyeri di daerah substernal dan penurunan berat
badan. Disfagia merupakan gejala utama pada akalasia. Disfagia dapat terjadi
sebentar atau progresif lambat. -iasanya cairan lebih sukar ditelan daripada
makanan padat. +egurgitasi dapat timbul setelah makan atau pada saat berbaring.
Sering regurgitasi terjadi pada malam hari saat tertidur sehingga dapat
menimbulkan pneumonia aspirasi. -isa jadi penyebab batuk dan suara ronki pada
pasien ini disebabkan karena adanya aspirasi akibat regurgitasi.
8/19/2019 Disfagia Edit
28/30
(8
DAFTAR PUSTAKA
1. Dysphagia. OnlineP.L (>11 Ocited (>1 ?uly =5"o&er&iewQshowall .
(. 2hroat anatomy. OnlineP.L (>11 Ocited (>1 ?uly 11 Ocited (>1 ?uly >11 Ocited (>1 ?uly (Bch>1(Bch>1(b.htmlQ&8=1*
( .
11 Ocited (>1 ?uly =5"o&er&iewQaw(aab5b* .
8. Dysphagia. OnlineP.L (>11 Ocited (>1 ?uly 11 Ocited (>1 ?uly
8/19/2019 Disfagia Edit
29/30
(=
7kspertise)
or ) bentuk dan ukuran normal
ulmo ) tak tampak kelainan
Sinus phrenicocostalis kanan dan kiri tajam
9esimpulan) foto thorak normal
La!0i(an a/a6an K#ns"% da(i Ba,ian Pa("
8/19/2019 Disfagia Edit
30/30
*>