Intervensi Gizi pada Remajadi Indonesia
Rahayu Indriasari, PhDDepartemen Gizi, FKM Universitas Hasanuddin
LOKAKARYA PENGUATAN INTERVENSI REMAJA UNTUK PERCEPATAN PENCEGAHAN STUNTINGJakarta, 6-7 Oktober 2020
• Latar Belakang• Riset intervensi gizi remaja di Indonesia • Strategi intervensi efektif• Kebijakan terkait intervensi gizi remaja• Kesimpulan dan Rekomendasi
Outlines
Latar BelakangMasalah Utama Gizi Remaja di Indonesia
Gizi Kurang : Kurus, Stunting, KEKGizi Lebih : Overweight, ObesitasDefisiensi Gizi Mikro : Anemia Gizi Besi, Seng, Vitamin
TRIPLE BURDEN OF MALNUTRITION
Masalah gizi padaremaja dan faktor-faktor
yang berpengaruh(WHO, 2005)
Intervensi Gizi SpesifikIntervensi Gizi Sensitif
Latar Belakang
Intervensi Gizi Spesifik• Suplementasi mikronutrien
• Perbaikan asupan gizi: edukasigizi/konseling, fortifikasi makanan,suplemen, keseimbangan energi
utk mencegah kegemukan
Intervensi Gizi SensitifIntervensi kesehatanJaminan kesehatan
PendidikanPerlindungan anak
Intervensi gizi spesifik yang efektif harus sejalandengan intervensi gizi sensitif untukmenanggulangi masalah gizi remaja
Intervensi Gizi (Suplementasi)Peneliti Desain studi Delivery
Platform
Bentuk intervensi Hasil
Susanti,
dkk/2016
pre- and pos-test with control group
mengkaji perbedaan
efektivitas tiga cara
pemberian suplementasi besi terhadap
perubahan kadar hemoglobin
remaja putri di tiga SMA/sederajat
terpilih di Kab Tasikmalaya
Sekolah 3 kelompok intervensi:
suplemen besi
(60 mg besi elemental dan
0,25 mg asam folat) selama
14 minggu .
Klp (M); mingguan, Klp
(M+Mens): mingguan dan
harian 10 hari menstruasi,
klp (M+PG): mingguan
disertai Pendidikan Gizi
Rata-rata kepatuhan konsumsi suplemen sangat rendah pada
kelompok M+Mens dibandingkan kelompok M dan M+PG.
Peningkatan kadar hemoglobin tidak berbeda nyata pada
ketiga kelompok perlakuan.
Suplementasi besi secara intermittent (M dan M+PG)
memiliki efektivitas yang sama dengan kombinasi mingguan
dan selama menstruasi (M+Mens) yang diterapkan Kemenkes
selama ini dalam meningkatkan kadar hemoglobin
Permatasari,
dkk./ 2018
pre- post one group
Efektivitas program
suplementasi zat besi pada
remaja putri berusia 11-18
thn dari SMP dan SMA di
Kota Bogor
Sekolah 172 Subjek (mengikuti
program PPAGB- dinkes Bo
gor) diberi suplementasi be
si dengan periode minggua
n dan 10 tablet selama men
struasi. Total tablet yang
Harus dikonsumsi sebanyak
52 tablet (16 minggu).
Prevalensi anemia pada subjek mengalami penurunan setela
h diberikan intervensi.
Program PPAGB dinilai masih belum efektif, meskipun terjadi
penurunan prevalensi tetapi angka kepatuhan dari konsumsi
TTD masih rendah.
Saran: program pemberian TTD selanjutnya bisa dilakukan de
ngan cara minum TTD bersama pada hari yang sudah
ditentukan agar mengurangi alasan siswa lupa mengonsumsi
serta selalu meletakkan kartu kepatuhan di rak kelas di
sekolah.
Dwiriani,
dkk/2011
pre- and pos-test with control group
Pengaruh Pemberian Zat Multi Gizi
Mikro Dan Pendidikan Gizi Terhadap Pe
ngetahuan Gizi, Pemenuhan Zat Gizi
dan Status Besi Remaja Putri 3 SMP
di Bogor
Sekolah 139 Subyek anemia di
kelompokkan dalam tiga
perlakuan: suplementasi
multi gizi mikro (SG) dan SG
plus pendidikan gizi
(SGP) serta kelompok
kontrol.
Intervensi selama 8 minggu
Intervensi pendidikan gizi signifikan meningkatkan
pengetahuan gizi & pemenuhan kebutuhan zat gizi kelompok
SGP lebih besar dibandingkan SG dan Kontrol.
Pada subyek anemia, suplementasi tablet MGM terbukti me-
nurunkan prevalensi anemia dan meningkatkan kadar Hb dan
Ht.
Intervensi Gizi (Suplementasi)Peneliti Desain studi Delivery
PlatformBentuk intervensi Hasil
Patimah, dkk/2014
Randomized, double-blind controlled trial, membandingkan pengaruhsuplementasi multi mikronutrien dan besiasam folat terhadap kadarhemoglobin dan serum ferritin pada remaja putri yang menderita anemia di SMA Maros
Sekolah Suplemen dibagikan oleh guru kepada 111 siswa di dampingi petugaslapangan, serta observasi langsungSupplemen diberikan dua kali seminggu dengan selama 26 minggupada setiap klp (52 tablets)
Suplementasi MMN sama efektifdengan suplementasi IFA dalammeningkatkan status hematologipada remaja putri anemia. untukmengontrol anemia pada remajaputri dapat memilih salah satu darijenis suplemen yang mengandung 60 mg zat besi / sebanyak dua kali seminggu
Marudut S. randomize, double blind, placebo-control trialmerumuskan beberapa mikronutrien sprinkle (MMS) dan mengetahui khasiatnyauntuk meningkatkan kadarhemoglobin (Hb), serum feritin (SF) dan serum reseptortransferin (STfR) remaja putri di pondok pesantren di Tangerang
Pesantren 150 siswi kelas 9-12 (usia 14-18 tahun) yang mengalami anemia
Intervensi: 4 kelompok, masing-masing kelompok menerima MMS 2x seminggu selama 16 minggu 30 mg (Fe30), 25 mg (Fe25) dan 20 mg (Fe20) unsur besi fumarat ditambahmikronutrien lain yang mengandung(Se, Zn, Cu, asam askorbat, riboflavin, piridoksin, asam folat, kobalamin, vitamin A, vitamin E, malto dekstrindan asam sitrat) dan plasebo (maltodekstrin & asam sitrat).
MMS efektif meningkatkan kadar Hb, SF dan STfR serta menurunkanprevalensi anemia pada remaja putridan MMS yang mengandung 20 mg zat besi paling baik untukmeningkatkan simpanan zat besi danmenurunkan prevalensi anemia padaremaja putri anemia
Intervensi Gizi (Food-based)Peneliti Desain studi Delivery
PlatformBentuk intervensi Hasil
Thamrin, dkk/2018
pre-post test control group designpengaruh pemberian jus buah naga(Hylocereus polyrhizus) terhadappeningkatan kadar hemoglobin padaremaja putri.
Universitas
seluruh mahasiswi tingkat I Prodi DIII Kebidanan yang menderita anemia (32 mahasiswi). Diberikan jus buah nagamerah selama 8 minggu dan edukasi, kelompok kontrol hanya edukasi.
Ada pengaruh pemberian buahnaga terhadap kadarhemoglobin pada remaja putri, tetapi tidak ada perbedaan yang bermakna dgn control (edukasigizi)
Syahwal danDewi/ 2018
Non-Equivalen Group DesainMempelajari perbedaan Hb remaja putriyang menderita anemia, yang mendapatkan Snack Bar (SB) danSuplemen Fe (SF).
Sekolah Remaja putri yang menderita anemia di SMPN Kota Banjarbaru (45 orang)P1 : pemberian snack bar tepungkacang nagara & ikan haruan sebanyak50 gram dan 12 butir suplemen Fe dikonsumsi 3 kali dalam semingguselama 1 bulanP2 : pemberian snack bar tepungkacang nagara & Ikan haruan sebanyak50 gram 3 kali dalam seminggu selama1 bulanKontrol : diberikan suplemen tablet besi sebanyak 12 butir 3 kali dalamseminggu selama 1 bulan
Pemberian Snack Bar TepungKacang Nagara dan Ikanharuan dapat meningkatkankadar hemoglobin pada remajaputri.Disarankan untuk melakukanpenelitian lebih lanjut mengenaimengaruh pemberian Snack bar & suplemen Fe terhadapparameter status besi sepertiFeritin dan Transferin
Yulianti, dkk/2016
Non-randomized pretest dan postest with control group design
mengetahui pengaruh ekstrak daun kelor terhadap peningkatan kadar hemoglobin pada remaja putri 15-18 thn di SMU Muhammadiyah kupang
Sekolah Klp 1: 50 orang diberikan 2 kapsul (@500 mg ekstrak kelor) per hari selama 8 mingguKlp 2: edukasi
konsumsi ekstrak daun kelordapat meningkatkankadar hemoglobin (p<0.001).
Intervensi Gizi (Food-based)
Peneliti Desain studi Delivery Platform
Bentuk intervensi Hasil
Fauziandari/ 2019 the pretest-posttest one group Mengetahui efektifitasmegonsumsi ekstrak daunkelor terhadap peningkatankadar hemoglobin
Universitas 15 remaja putri usia 17-2 tahun
Intervensi: observasi dilakukansebanyak dua kali, yaitu sebelumdan sesudah eksperimen selama 3 bulan
terdapat perbedaan kadarhemoglobin sebelum &sesudah pemberian ekstrak daunkelor pada remaja putri. Artinyakonsumsi ekstrak daun kelordapat meningkatkan kadarhemoglobin & dapat dijadikanalternatif untuk mengatasikejadian anemia pada remajaputri.
Ardiaria, dkk/2019 pre-post test control group designmengetahui efek integrated nutrition program (INP) dalam memperbaiki profillipid dan komposisi tubuhpada remaja obes
Klinik Pemberian diet rendah kalori,rendah lemak, dan tinggi seratselama 4 minggu, serta senamaerobik 2x seminggu (45 menit/sesi) dan konseling gizi mahasiswaUniversitas Diponegoro yang memenuhi kriteria inklusi yaituusia 18-19 tahun, memiliki IMT/U lebih dari atau sama dengan 95 sejumlah 18 orang
Intervensi INP yang berprinsip diet hipokalorimengandung tinggi serat rendahlemak serta peningkatanaktivisitas fisik dapat menurunkanberat badan, IMT dan LP tetapitidak ada perbedaan profil lipid
Peneliti Desain studi Delivery Platform
Bentuk intervensi Hasil
Rahmiati, dkk/2019
pretest-posttest one group
pengaruh pemberianedukasi gizi terhadappengetahuan, sikap danpraktik konsumsi tablet tambah darah.
Sekolah Intervensi: Pemberian pengetahuan giziberupa penyuluhan (durasi 120 menit) dengan media PPT dan poster secaramassal selama satu kali pada 130 remajaputri di 2 sekolah terpilih. TTD & kartu kepatuhan didistribusikan di awal waktu oleh peneliti melalui bantuanguru UKS. TTD berbentuk kemasan tablet 1 sachet berisikan 30 tablet. Tata caramengonsumsi adalah 1 tablet per minggudan 10 tablet saat menstruasi.
Remaja putri mengalami peningkatanpengetahuan dan sikap terkait suplementasiTTD setelah pemberian intervensi. Praktikkonsumsi tablet tambah darah sebagianbesar dalam kategori kurang patuh (tidak adapengaruh intervensi).
Nuradhiani, dkk/2017
Quasy-experiment
Mengetahui pengaruh 3 jenis model monitoring terhadapkepatuhankonsumsiTTD rematri yang sudahmenstruasi.
Sekolah 3 kelompok (terdiri dari 40 remaja putritingkat SMP dan 40 remaja putri tingkatSMA)berdasarkan jenis kartu yang diberikan, yaitu1) kartu monitoring dari Dinas Kesehatan
Kota Bogor (M), 2) kartu monitoring dengan penambahan
tanda tangan guru dan orangtua (M+T), dan
3) kartu monitoring berbentuk leaflet dengan tanda tangan guru danpenambahan informasi mengenaianemia serta TTD (M+TP)
Terdapat perbedaan tingkat kepatuhankonsumsi TTD pada ketiga kelompokperlakuan. Tingkat kepatuhan konsumsi TTD pada kelompok M+TP signifikan lebih tinggidibandingkan kelompok M dan M+T. Dukungan guru yang diberikan dengan baikmerupakan faktor yang paling mempengaruhitingkat kepatuhan konsumsi TTD.pemberian kartu monitoring kepatuhandisertai dengan kerjasama yang baik denganorangtua juga guru untuk membantumemonitoring remaja putri mengonsumsiTTD. Pelaksanaan konsumsi TTD bersama di sekolah dapat membantu remaja putri untuklebih patuh mengonsumsi TTD.
Intervensi Gizi (Edukasi Gizi/Konseling)
Peneliti Desain studi Delivery Platform
Bentuk intervensi Hasil
Armila (in progress)
pre and post test without controlMengetahui pengaruh
pendidikan kesehatan dengan pendekatan ibu terhadap pengetahuan,
sikap, dan kepatuhankonsumsi TTD remaja putri dalam mengkonsumsi tablet
tambah darah di Kota Palopo
Keluarga (ibu) Intervensi 6 minggu thd 93 rematri SMA (kls X): Sosialisasi program TTD rematri melalui ceramah, video dan lembar balik (Kemenkes) kepada rematri
dan ibunya. Membentuk kelompok ibu (@10-15 orang)untuk diberikan penyuluhan cara minum TTD. Menganjurkan keluarga untuk mengontrol dan
mendampingi anak remaja pada saat minum TTD kemudian menceklis dan menandatangani lembarkontrol yang telah diberikan. memonitoring melaluigrup Whatsapp baik ibu maupun remaja. diskusi
dengan kelompok ibu sebanyak 2 kali, tentanghambatan atau kendala yang dihadapi remaja dalamminum TTD
Pengetahuan rematri ttg TTD meningkat(skor & jumlah rematri berpengetah
uancukup), perubahan sikap negative kepositif (skor, jumlah rematri bersikap
positif), kepatuhan meningkat (jumlah yg patuh) namun menurun 9% setelah FU 2 minggu
Rahmawati/2018
Case Study-asuhankeperawatan keluargameningkatkan
pengetahuan, sikap, danketerampilan remajaputri dan keluarganya
peningkatan nilai Hbdan IMT. Selain itu, terjadinya peningkatantingkat kemandirian
keluarga dari tingkat I –II ke tingkat III – IV.
Keluarga HEMA coach : pemberian edukasi gizi, modifikasiperilaku, dan coaching kepada 10 keluarga dengananak remaja putri yang mengalami anemia di wilayah
Kelurahan Curug Cimanggis Kota Depok. Intervensi ini dilakukan selama 12 minggu. Coaching di keluarga dilakukan terhadap ibu dan remaja putri.
Coaching pada remaja: memberikan keterampilandalam memilih makanan sehat & menentukan menu makanan yang akan di konsumsi. coaching ibu: memberikan keterampilan mengenai
cara menyusun menu dan manfaat makanan darimulai memilih, mengolah, dan menyajikannyasehingga remaja putri tertarik untuk makan.
peningkatan pengetahuanpeningkatan sikap yang baik dalammengatasi anemia
Keterampilan keluarga dalammelakukan pemeriksaan tanda dangejala anemia, menyusun menu,
memilih, mengolah, dan menyajikanmakanan juga mengalamipeningkatanpeningkatan kadar Hb. Hal ini terjadi
karena asupan makanan remajameningkat tidak hanya dari jumlahtapi juga dari kualitas makanan yang
dikonsumsi.
Intervensi Gizi (Edukasi Gizi/Konseling)
Peneliti Desain studi Delivery Platform
Bentuk intervensi Hasil
Zuraida, dkk/2020
Pre- and posttest control group
Mengetahui efek intervensi Anemia free club terhadap asupan zat besiremaja putri SMA Lampung
Sekolah Intervensi edukasi melalui klubbebas anemia selama 12 mingguyang diajarkan guru terlatih. Edukasi juga diberikan kepada ibudari siswi terkait penyiapanmakanan kaya zat besi di rumah
Peningkatan asupan energi, zat besi, protein, protein hewani dan nabati, konsumsi sayur danbuah.Menyarankan memaksimalkan peran ibu di rumah sebagai supervisor dan peran guru di sekolah sebagai fasilitator
Sasmita, dkk/2015
pretest -posttest group designMengetahui efektivitas edukasi gizimenggunakan media komik terhadappengetahuan dan perilaku makanterkait anemia para remaja putri di SMP Surakarta
Sekolah Media komik diberikan kepada 39 remaja putri
Edukasi dng komik meningkatkan skorpengetahuan dan asupan zat besi, tetapi tidakberpengaruh pada asupan pelancar danpenghambat absorpsi zat besi
Hapsari, dkk/2019
One Group Pre-test and Post-test
untuk mengetahui efektivitaspendidikan gizi terhadap tingkatpengetahuan, konsumsi kalsium, zatbesi,vitamin A, dan Asam Folat, sertakadar hemoglobin pada remaja putri.
Sekolah Modul edukasi “Remaja ASIK”dimana ada dua jenis modul yaitumodul siswi dan guru modul yang disampaikan selama 20 minggudengan 20 materi kepada 135 remajaputri dari 4 SMA.
Pengetahuan remaja putri meningkatrata–rata tingkat konsumsi kalsium meningkatRata–rata tingkatkonsumsi zat besi juga meningkatRata–rata konsumsi asam folat meningkatPenurunan konsumsi vitamin A ini tidak signifikandikarenakan rata–rata konsumsi vitamin A seluruhremaja putri termasuk kategori diatas AKGPrevalensi anemia menurun
Intervensi Gizi (Edukasi Gizi/Konseling)
Peneliti Desain studi Delivery Platform
Bentuk intervensi Hasil
Khodijah, dkk/2018
pretest dan postest with control group design pengaruhpendidikan gizi metode peer educator terhadap perubahanpengetahuan, sikap, danperilaku remaja putri padapencegahan anemia defisiensibesi (Studi pada Siswi Kelas XI di 2 SMK Negeri Kota Semarang tahun 2018)
Sekolah metode peer educator. 2 kelas dipilih. Dibagimenjadi 3 kelompok. Masing-masing kelompokdiambil 2 siswa untuk diberikan pelatihanmenjadi peer educator. peer educator memberikan edukasi tentanganemia defisiensi besi pada kelompok masing-masing hingga seluruh anggota memahamimateri yang diberikan. Di pertemuan terakhirpeserta dari masing-masing kelompok dimintamempresentasikan materi yang telah diberikan
Efektif dalam meningkatkanpengetahuan, sikap, dan praktikresponden pada kelompokintervensi.
Muthmainnah, Zulfitrawati, Hesti Yuniar, dkk/ 2019
pretest-posttest one group
Mengetahui pengaruh EdukasiGizi Tentang Anemia GiziTerhadap Pengetahuan, sikap, dan Konsumsi MakananSumber Zat Besi, asupanmakanan sumber zat pelancardan penghambat absorpsi zatbesi pada Remaja Putri Di SMA (kls X-XI), Makassar
Sekolah Intervensi: Edukasi dengan video (Kemenkes) tentang anemia, leaflet seri anemia, diskusidalam kelompok kecil selama ±20 menit dalam 3 minggu pada 77 remaja putri
meningkatkan pengetahuan siswa tentang anemia, tidak ada pengaruh terhadap sikap peningkatan frekuensikonsumsi dan jumlahkonsumsi makanan sumberzat besi. Tidak ada pengaruhterhadap tingkat asupan zatbesiAda pengaruh terhadapasupan zat pelancar (protein, vitamin A, dan vitamin B1) namun tidak ada pengaruhterhadap asupan zatpenghambat (kalsium dantannin)
Intervensi Gizi (Edukasi Gizi/Konseling)
Peneliti Desain studi Delivery Platform
Bentuk intervensi Hasil
Thasim, dkk/2016
Non-randomized pretest and post-test with control group design
Mengetahui pengaruh edukasi gizimenggunakan buklet dan media sosial Line terhadap perubahanmotivasi, efikasi diri, dan praktiksarapan remaja di sma Negeri di makassar (kls X-XI)
Sekolah Buklet dan media sosialKlp I: edukasi gizi menggunakan buklet dansms reminder, Klp II: pemberian edukasi gizi menggunakanbuklet dan diskusi grup media sosial LineSelama 4 minggu
Edukasi gizi menggunakanmedia buklet dan sms berpengaruhsignifikan terhadap perubahanmotivasi, efikasi diri, dan praktiksarapan remaja dibanding edukasigizi yang menggunakan gabunganmedia buklet dan diskusi grup media sosial.
Indriasari/(in press)
Cluster Randomized controlled study
Mengetahui pengaruh edukasi gizimultiaktifitas terhadappenegetahuan. Sikap. Motivasi, efikasi diri, praktek sarapan remajasosek menengah ke bawah
Sekolah Kombinasi metode konvensional danteknologi/medsosEdukasi mulitiaktifitas: buklet, leaflet utkorgtua, sms, WA grup, demo masak, ceramah, food tasting, lomba kreatifitas selama 3 bulan
Klp I: edukasi gizi kombinasi, Klp II: buklet danleaflet (tertunda)
Edukasi meningkatkan sikap, motivasi, efikasi diri, dan frekuensisarapan serta asupan energi danprotein sarapan
Sekti & Fayasari/2019)
pretest-posttest control group design
Untuk mengetahui pengaruhedukasi gizi dengan media ceramah danaudiovisual terhadap pengetahuandan pola konsumsi buah dan sayurpada remajakhususnya siswa kelas VII SMPN 246 Jakarta Timur
sekolah Sampel: 72 siswa kelas VII SMPN 246 Jakarta Timur
Intervensi: Terdapat 2 kelompok dalampenelitian ini yaitu kelompok ceramahdan kelompok ceramah kombinasi video. Durasi video maupun ceramah @ 15 menit
Terdapat pengaruh edukasi giziterhadap pengetahuan buah dansayur, konsumsi sayur dan buahsebelum dan sesudah diberikanintervensi pada kelompok ceramahdan ceramah-video. Tidak adaperbedaan efektifitas antara keduametode edukasi
Intervensi Gizi (Edukasi Gizi/Konseling)
Peneliti Desain studi Delivery Platform
Bentuk intervensi Hasil
Nurmasyita/2013
pre and pos-test with control groupmenganalisis pengaruh intervensipendidikan gizi terhadap peningkatan pengetahuan gizi, perubahan asupanzat gizi dan Indeks Massa Tubuh remaja dengan kelebihan berat badan.
sekolah siswa kelas sepuluh umur 14 - 18 tahun dengan IMT ≥ 25 berjumlah 73 orangIntervensi: Penyampaian pesan gizi melalui proses pembelajaran di kelas dengan metode ceramah
peningkatan pengetahuan gizi.Penurunan Tingkat KecukupanEnergi,Tingkat Kecukupan Protein, asupan karbohidrat, asupan lemak dan meningkatkan asupan serat. Menurunkan IMT remaja
Hidayanty,dkk/2016
Cluster randomized controlled trialuntuk mengetahui pengaruh program healhty life styledalamnmengurangi kebiasaan ngemil dan aktivitas sedentari di antara remaja yang kelebihan berat badan
sekolah Sampel: 48 siswa SMP terpilih (kelas 7 dan 8)
Intervensi: Modul edukasi gizi. Diskusi yang dipimpin fasilitator pada topik yang ditetapkan(35 menit), review dari poin-poin penting danpencatatan tujuan yg ingin dicapai olehindividu untuk minggu yang akan datang (15 menit), dan aktivitas atau permainan yang menyenangkan dan minuman ringan (10 menit).Kelompok kontrol: pemberian 12 leaflet informasi gizi berbasis bukti. Tidak adapenjelasan yang diberikan selamapendistribusian, dan ibu tidak mendapatkaninformasi apapun tentang gizi.
Efektif terhadap penurunan nilaiIMT dan lingkar pinggang, penurunan frekuensi kebiasaanngemil, dan peningkatan efikasidiri untuk mengurangi kebiasaanngemil dan perilaku sedentaripada remaja yang kelebihan beratbadan peningkatan efikasi diriuntuk mengurangi perilakusedentari tidak sejalan denganpengurangan praktik perilakutersebutTingkat kepatuhan dan kepuasanyang tinggi untuk program gayahidup sehat
Intervensi Gizi (Edukasi Gizi/Konseling)
Peneliti Desain studi Delivery Platform
Bentuk intervensi Hasil
Eni Lestari, Fillah Fithra Dien/2016
pre-posttest control group designMenganalisis pengaruh konselinggizi sebaya tehadap peningkatanasupan serat dan penurunanasupan lemak jenuh remajaobesitas usia 13-15 tahun.
Sekolah Intervensi yang diberikan berupa konseling gizisebaya yang dilakukan sebanyak 6 kalipertemuan dalam kurun waktu 4 minggu denganfrekuensi pertemuan dua kali setiapminggunya.
Konseling gizi sebaya berpengaruh terhadap penurunan asupanlemak jenuh tetapi tidak terbuktiefektif untuk meningkatkanasupan serat pada remajaobesitas.
Etika Ratna Noer, dkk/ 2017)
Non randomized pre-post test control group designkonseling kelompok sebaya denganpenyelenggaraan PosyanduRemaja (Pelayanan KesehatanTerpadu Remaja). Penelitian inibertujuan untuk mengetahuiefektifitas konseling gizi sebaya.
Posyanduremaja
Intervensi: Melibatkan 30 remaja gemuk di 2 Posyandu Remaja (kelompok control &kelompok intervensi). Konseling gizi sebayadiberikan pada klp intervensi sebanyak 6 kali selama 4 minggu. Konselor sebaya dipilih dan diberikan pelatihansebelum melakukan penyuluhan kepada
subjek. Klp control menerima buklet dan leaflet.
Penurunan asupan energi, lemak, dan peningkatan asupan seratlebih besar pada klp intervensidibandingkan klp control. Tidak berpengaruh terhadapperubahan aktifitas fisik
Lestantian, dkk/2017
Pre- and post-test one groupMengetahui pengaruh konsling giziterhadap pengetahuan, asupanenergi, lemak dan serat padaremaja obesitas SMK Bengkulu
Sekolah Intervensi: konseling gizi diberikan 2x seminggu(10-15 menit) selama 3 minggu
Peningkatan pengetahuan, penurunan asupan energi, asupanlemak, namun tidak berpengaruhpada asupan serat
Firmansyahdkk/2020
quasi-experiment with nonequivalent control group
Mengetahui pengaruh edukasi giziterhadap pengetahuan gizi dan konsumsi makanan lemak pada remajaoverweight berusia 15-18 tahun
Sekolah Klp 1: intervensi edukasi dengan buklet 3x seminggu selama 2 mingguKlp 2: intervensi edukasi melalui sosmed (facebook dan Instagram) 3x seminggu selama 2 mingguKlp 3: control – tdk ada intervensi
Efek positif dari Pendidikan gizibaik dng buklet maupun media social terhadap pengetahuan gizidan konsumsi makanan berlemak. Efek lebih besar pada edukasimelalui buklet
Intervensi Gizi (Edukasi Gizi/Konseling)
Intervensi Gizi Spesifik (what is known?)
01 Suplementasi – efektif utk anemia/hb, other micronutrient status ??
02 Food-Based – limited evidence, efektif??
03 Edukasi/konseling Gizi – efektif utk perubahan pola makan, aktifitas
fisik?? IMT?? efektif pregnant adolescent??
Strategi Efektif dalam Intervensi Gizi Remaja
Keys for success• Fokus pada perilaku• Berbasis teori• Perubahan lingkungan• Sesuai tahap perkembangan remaja• Sesuai kearifan lokal
Hoelscher et al., 2002
Edukasi gizi berbasis teknologi informasi• Interaktif, personal, menarik/inovatif• Intervensi jangka panjang• Target perubahan perilaku tunggal• Goal setting and self-monitoring• Keterlibatan keluarga/orangtua
Edukasi gizi berbasis sekolah• Multicomponent program: integrasi
edukasi gizi dalam kurikulum, perubahan lingkungan sekolah-ketersediaan, keterlibatanorangtua, keterlibatan remaja
• Didukung regulasi/kebijakansekolah
Van Cauwenberghe et al., 2009; Silveira et al.,2011, Wang et al., 2011, Xu et al., 2020
E Melo et.al,2017, Rose et al., 2018
Potential delivery platform
Berbasis sekolah dapat menjangkau lebih banyak remaja serta komunitas sekolah – guru, orangtua, lingkungan sekolah. Intra- dan extra kurikulum. Tantangan : Kesiapan guru, waktu, komitmenJawaban: Pemberdayaan UKS-KKR, training guru
1
Berbasis keluarga/komunitas/tempat kerja/peer group – organisasi pemudaTantangan : engagement, motivasi, monevJawaban: pemberdayaan remaja
2
Berbasis Pelayanan kesehatan (klinik, posyandu)Tantangan : motivasiJawaban : sosialisasi
3
Berbasis informasi teknologi/online/tayangan hiburan/sosmedTantangan: akses, engagement, motivasi, monevJawaban : inovasi
4
Kebijakan terkait Intervensi Gizi Remaja
Kebijakan bidang pendidikan – kurikulum, lingkungan sekolah
Kebijakan bidang ketahanan pangan, industri makanan/minuman, pemasaran
Kebijakan bidang pelayanan kesehatan
Kebijakan bidang teknologi komunikasi/informasi
1 2 3
Kesimpulan & Rekomendasi
Intervensi gizi pada remajadikelompokkan dalamprogram suplementasi, berbasis makanan, dan
edukasi gizi
Efek jangka pendek, suplementasi
menjajikan namunmasih problematik pada
tingkat kepatuhan
Efek jangka panjangperlu perubahan polamakan dan perilaku
Potensi suplementasi MMN (tablet, powder/sprinkle) dalammemperbaiki status hemologi
maupun mikronutrien danstatus gizi pada remaja perlu
dikaji lebih lanjut
4
5 6
Efek intervensi food-basedmasih belum jelas, perlu
pembuktian lebih jauh, namunmemembuka peluang food
industry dan ekonomi
Edukasi gizi perlu terintegrasimelengkapi bentuk intervensilain/program gizi remaja untuk
meningkatkan efektifitas program
Kesimpulan & Rekomendasi
Program berbasis sekolah penting untuk menjangkau target yang luas, berbasis komunitas dan
teknologi informasi menjangkau lebih luas termasuk remaja putus sekolah7
Dukungan kebijakan nasional – regional/lokal sangat penting8
Kolaborasi multisektoral – komitmen kuat dan kordinasi yang baik9
Melibatkan remaja (agent of change) dalam setiap tahap ; perencanaan, pelaksanaan, monev10