MNCS Compendium / IV / Maret 2019
3
Contents
04
06
09
Kata Sambutan Direktur UtamaMNC Sekuritas
Analisis Makroekonomi Wisnu Wardana
Bond Market Update
14
18
26
29
32
35
38
41
44
47
50
53
21
59
61
63
65
67
69
71
73
78
81
84
87
89
91
94
96
102
106
112
113
114
115
110
Primbon Index & Primbon Analysis
Investment Strategy
PT Bank Central Asia Tbk
PT Astra International Tbk
PT Semen Indonesia Tbk
PT United Tractor Tbk
PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk
PT London Sumatra Indonesia Tbk
PT Gudang Garam Tbk
PT Telekomunikasi Indonesia Tbk
PT Buyung Poetra Sembada Tbk
PT BRI Agroniaga Tbk
PT Erajaya Swasembada Tbk
PT Puradelta Lestari Tbk
PT Pakuwon Jati Tbk
PT Indonesia Kendaraan Terminal Tbk
PT Blue Bird Tbk
PT GMF Aero Asia Tbk
PT Metrodata Electronics Tbk
PT Jasa Armada Indonesia Tbk
MNCS Stock Universe
Heat Map dan Corporate Action
Kalender Ekonomi
Special Thanks
PT MNC Kapital Tbk
Analisis Sektoral
S&P Global Market Intelligence - Data Dispatch Asia-Pacific Indonesian M&A to Still Prove Attractive for Asian Banks
Analisis Emiten
Appendixes
B-Trade Elliottician - Filosofi Trading Saham ala PUBG
100 Bloomberg ArticleTest-Factor Based ETF Ideas AsEmerging Markets Draw Most Cash
108 Role ModelJessica Tanoesoedibjo
23
MNC Group
MARS Data ScienceDigital Transformation, Leading People,Data & Technology
56
Company EventInvestor Gathering & Corporate Forum 2019: The Last Defense
75
Sektor Automotive
Sektor Banking
Sektor Consumer
Sektor Construction
Sektor Plantation
Sektor Coal Mining
Sektor Metal Mining
Sektor Property
Sektor Cement
Sektor Telecommunication
Inspiring MillennialRobert Susilo
98
MNCS Compendium / IV / Maret 2019
4
Para nasabah MNC Sekuritas yang terhormat,
Gegap gempita dan antusiasme masyarakat dalam menyambut pesta pemilihan pemimpin di Tanah Air semakin terasa. Dalam menghadapi pergerakan pasar modal yang sedikit banyak terpengaruh sentimen domestik maupun eksternal, MNC Sekuritas telah sukses menggelar acara “Investor Gathering & Corporate Forum 2019” baik bagi nasabah institusi maupun nasabah retail pada bulan Februari 2019 lalu. Kami berharap nasabah MNC Sekuritas semakin diperlengkapi oleh informasi yang lengkap dan menyeluruh, sehingga semakin percaya diri dalam mengambil keputusan berinvestasi saham. Sebagai informasi, hingga akhir Februari 2019, MNC Sekuritas telah memiliki 124 point of sales secara Nasional. Tidak heran, jumlah nasabah bertumbuh hingga melampaui 49.000 nasabah.
Dalam edisi ke-4 MNCS Compendium, kami mengangkat tema “Harmony and Unity”, yang mengupas tentang pentingnya keselarasan dalam menyikapi berbagai perbedaan yang ada menjelang Pilpres di April 2019. Kesatuan menjadi elemen penting bagi kemajuan perekonomian Indonesia di tengah era revolusi industri 4.0, serta masih tingginya faktor VUCA (Volatility, Uncertainty, Complexity, Ambiguity) di pasar keuangan global.
Tak hanya itu, warna baru juga kami tambahkan dalam edisi kali ini melalui artikel Merger & Acquisition (M&A) Year dari S&P Global Market Intelligence, Bloomberg, dan MARS Data Science (MDS) sebagai salah satu perusahaan data science dan machine learning di Indonesia. Selain itu, kami juga menampilkan sosok milenial yang menginspirasi sebagai Investor Saham Penuh Waktu dalam Rubrik Inspiring Millenial. Seperti halnya pada edisi Maret 2018, kami kembali mengulas analisa proyeksi pergerakan IHSG sepanjang tahun 2019 berdasarkan perhitungan Primbon Jawa melalui Primbon Index 2019.
Sekilas highlight mengenai industri pasar modal Indonesia hingga minggu ke-2 Maret 2019, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) tercatat mengalami kenaikan sebesar 4,31% secara Year-to-Date (YTD) ke level 6.461 pada 15 Maret 2019. Investor asing terpantau terus melakukan akumulasi pembelian dengan pembelian bersih senilai Rp9,88 triliun (per-15 Maret 2019). Penguatan IHSG disebabkan oleh relatif kondusifnya pasar global setelah berubahnya arah kebijakan Bank Sentral Amerika Serikat menjadi Dovish, serta potensi menurunnya tensi Trade War antara AS dan Tiongkok.
Dalam kondisi tersebut, MNC Sekuritas tetap melihat adanya peluang dalam berinvestasi di pasar modal dengan memanfaatkan momentum untuk mengkoleksi saham yang memiliki potensi kenaikan. Informasi mengenai sektor dan saham yang menarik untuk dilirik juga dapat Anda peroleh di edisi kali ini. Semoga majalah ini dapat menjadi sumber inspirasi Anda! Selamat membaca!
Jakarta, 20 Maret 2019
Susy MeilinaDirektur Utama PT MNC Sekuritas
Sambutan Direktur Utama MNCS Compendium
President Director MNC Sekuritas:
Susy Meilina
MNC Sekuritas Institution Research:
Thendra CrisnandaI Made Adi SaputraVictoria VennyRr. Nurulita HarwaningrumSukisnawati PuspitasariMuhamad Rudy SetiawanKrestanti NugrahaneIkhsan Hadi SantosoT. Herditya Wicaksana
Special Contributor:
Wisnu WardanaDr. DarmokoRobert SusiloJessica TanoesoedibjoS&P Global Market IntelligenceBloomberg LPMARS Data ScienceB-Trade Elliottician
Other Contributor:
Raufik RaufaniNathaniaHasdevi Agrippina DradjatHans Tenny LatuheruMelisa Marianni ManampiringAris Jani Pamungkas
Layouter & Cover:
Giant Leap
MNCS Compendium / IV / Maret 2019
6
Macroeconomic Update
JCER Seminar on Asian Economy Wisnu Wardana
menyelenggarakan konferensi Asian Economy di Tokyo.
JCER mengundang beberapa narasumber utama dari survei “JCER / Nikkei Asia Consensus” yang dilakukan empat (4) kali se-tahun. Tema tahun ini adalah “Ekonomi ASEAN 2019: Prospek dan Risiko – Situasi Domestik, dipaparkan oleh ekonom lokal berpandangan global”, dengan mengundang Wisnu Wardana - Ekonom dari Bank Danamon
Wisnu Wardana merupakan Economist/ Bond Analyst di PT
Bank Danamon Indonesia Tbk (BDMN) sejak tahun 2016. Beliau merupakan tokoh Ekonom muda berbakat yang sebelumnya juga telah menyampaikan analisisnya : “Riding The Waves” di MNCS Compendium edisi September 2018. Tim MNCS Compendium 4th edition berkesempatan kembali untuk mendapatkan pandangan beliau mengenai perkembangan ekonomi ASEAN terutama Indonesia di tahun 2019, saat Wisnu diundang dalam salah satu acara ber-taraf Internasional yaitu Asian Economy Conference 2019 di Tokyo.
Japan Center for Economic Research (JCER) : Asian Economy Conference 2019JCER adalah lembaga penelitian nirlaba swasta dalam naungan Nikkei Group yang didirikan pada tahun 1963, yang berfokus pada analisis makroekonomi dan secara aktif memberikan proposal kebijakan untuk permasalahan global dan domestik. JCER juga terhubung dan berkolaborasi dengan lebih dari 340 Perusahaan, organisasi dan Universitas terkemuka terutama di Jepang. Pada 5 Februari 2019, JCER kembali
(Indonesia), Jonathan L. Ravelas - Ekonom dari BDO Unibank (Filipina), dan Amonthep Chawla - Manajer Divisi Penelitian Bank CIMB Thai (Thailand).
Solidnya Ekonomi Riil Pasar ASEAN selama 19 Tahun...Perekonomian negara ASEAN terutama ASEAN - 5 secara keseluruhan masih bertumbuh lebih positif di tengah perlambatan ekonomi global. Indonesia dinilai mampu mempertahankan tingkat pertumbuhan sebesar 5,18% pada tahun 2018 dibandingkan dengan Thailand yang melambat ke level 3,7% dan Filipina yang juga turun ke level 6,2%. Kunci atas solidnya ekonomi riil negara ASEAN terletak pada besarnya pasar yang ditopang oleh bonus demografis serta pembangunan infrastruktur yang cukup agresif dalam beberapa tahun terakhir. Meskipun demikian, Wisnu menyatakan bahwa “Ekspor sumber daya dan sejenisnya telah kehilangan momentum”, hal ini dikarenakan harga komoditas yang lesu dan akan menyebabkan tingkat konsumsi juga melemah di Indonesia.
Optimisme atas Outlook Perekonomian di 2019, Tetapi...Tingkat pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) yang masih dapat dipertahankan di atas 6%, dinilai positif serta memiliki arti yang besar bagi
Sumber : Japan Center for Economic Research
Sumber : Japan Center for Economic Research
Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Dunia Menurut World Bank (%)
MNCS Compendium / IV / Maret 2019
7
Macroeconomic Update
utama yaitu : 1) Perlambatan Global; 2) Efek domino dari Trade War terhadap Perlambatan Perdagangan. Berdasarkan data Bank Dunia, pertumbuhan PDB Dunia berpotensi untuk mengalami turbulasi dari level 3% di FY18 menjadi 2,9% di FY19F dan 2,8% hingga FY21F. Ancaman perlambatan ekonomi China di bawah level 6%, meningkat seiring efek domino dari Trade War US - China. Perdagangan barang masih berkontribusi sebesar lebih dari 200% ekonomi Singapura, dan lebih dari 100% bagi perekonomian Vietnam, Malaysia, dan Thailand.
...Ketidakpastian Faktor Politik Di samping dampak perlambatan ekonomi, ASEAN juga diperhadapkan pada peningkatan risiko politik terutama Thailand pada 24 Maret 2019, Indonesia pada 17 April 2019 dan Filipina pada 13
perekonomian Filipina. Hal ini disebabkan oleh fakta, bahwa pertumbuhan konsumsi swasta melambat dimana berkontribusi sebesar 70% terhadap GDP. Pertumbuhan ekonomi Fil ipina diestimasikan bertumbuh di 6,3% pada tahun 2019. Sementara itu ekonomi Thailand diyakini masih bertumbuh solid dengan potensi pertumbuhan mencapai 4,2% di 2019, jauh lebih baik dibandingkan dengan realisasi tahun lalu. Mengenai prospek ekonomi Indonesia di tahun 2019, Wisnu menyakini bahwa sustainabilitas perekonomian masih terjaga dengan pertumbuhan PDB sebesar 5,2% di FY19F.
...dibayangi oleh Pelemahan Global dan Perlambatan Perdagangan serta... Pertumbuhan ekonomi ASEAN masih akan dipengaruhi oleh beberapa issue
Mei 2019. Di awali dengan kondisi politik di Thailand, tensi politik relatif tinggi setelah sebelumnya pernah terjadi kudeta politik serta penundaan jadwal pemilu yang sebelumnya dijadwalkan pada 24 Februari 2019. Untuk Indonesia, salah satu hasil kesimpulan dari pertemuan JCER yang disampaikan Wisnu adalah “Investor - investor Jepang sedang menunggu hasil pemilihan umum serta melihat upaya pengelolaan pemerintahan yang lebih baik”. Meskipun demikian, Wisnu berpendapat bahwa kondisi politik Indonesia seharusnya berjalan lebih aman dibandingkan 2014.
Peningkatan Risiko Inflasi?Survei Bloomberg menunjukkan bahwa konsensus ekonom memproyeksikan bahwa terdapat kenaikan tingkat inflasi yang moderat, terkecuali Filipina yang telah menurunkan proyeksi inflasi dari 5,2% di FY18 menjadi 4,2% di FY19F. Hal ini menjadi risiko yang patut diperhatikan, terutama karena suku bunga yang relatif rendah telah menempatkan Filipina, berada di tingkat investasi riil pada level negatif dan Thailand berada di dekat nol.
Khususnya di Indonesia, Wisnu menyakini bahwa siapapun yang terpilih menjadi RI 1 tahun 2019, potensi kenaikan harga BBM sebesar minimal Rp500/ liter akan terjadi di FY19F. Kenaikan tersebut ditambah dengan potensi kenaikan cukai rokok, akan mendorong tingkat inflasi Indonesia mencapai 4,3% di FY19F, jauh lebih tinggi dibandingkan konsensus pasar di level 3,8%. Oleh karena itu, 7DRRR diestimasikan naik dari 6% di FY18 menjadi 6,75% di FY19F, dengan asumsi rata - rata nilai tukar berada pada level Rp14.820 per US$.
Sumber : Japan Center for Economic Research
Presiden JCER dan Asian Economic Research
Sumber : Japan Center for Economic Research
Presiden JCER dan Asian Economic Research
Sumber : Bloomberg
MNCS Compendium / IV / Maret 2019
8
Macroeconomic Update
Indonesia: Selected Economy Indicators
Sumber : Sumber: CEIC, E = Danamon Estimates, *) Up to August 2016
MNCS Compendium / IV / Maret 2019
9
Bond Market Update
Keep Calm and Buy Bond
Sumber: Kemenkeu, MNCS
Sumber: Kemenkeu, MNCS
Defisit APBN 2019
Rasio Utang terhadap PDB
Investment Strategy: Kinerja pasar surat utang di Indonesia pada FY18
mencatatkan kinerja negatif. Hal ini tercermin dari Index Obligasi Komposit (INDOBeX Composite) mencatatkan kinerja -0,85% dimana kinerja indeks Surat Berharga Negara (INDOBex Government) menurun -1,58%. Selama FY19E, kami perkirakan pasar surat utang akan lebih optimis dibandingkan dengan kondisi FY18 dimana Surat Berharga Negara kami perkirakan akan memberikan total return sebesar 7,45% hingga 10,33%.
Kenaikan suku bunga The Fed yang cukup agresif membuat kondisi
pasar FY18 semakin tertekan.Imbal hasil surat utang global bergerak dengan kecenderungan mengalami kenaikan di tengah keputusan Bank Sentral Amerika (The FED) yang menaikkan suku bunga acuan cukup agresif di FY18, yaitu sebesar 100 bps dari empat kali kenaikan masing – masing sebesar 25 bps. Hal ini membuat para pelaku pasar menjadi khawatir atas perlambatan ekonomi global di tahun 2019 yang berimbas pada melemahnya pasar saham global. Maka dari itu, permintaan aset yang lebih aman (safe haven asset) akan meningkat sehingga menyebabkan imbal hasil surat utang Jepang dan Jerman pada akhir tahun berada di posisi yang lebih rendah bila dibandingkan dengan tahun 2017. Adapun imbal hasil US Treasury juga terlihat turun dari posisi tertingginya di tahun 2018 sebesar 3,23%, tepatnya pada bulan November 2018.
Di sisi lain, kenaikan imbal hasil Surat Utang Negara di FY18 terjadi pada keseluruhan tenor yang mengalami rata-rata kenaikan sebesar 162 bps. Hal ini disebabkan oleh akumulasi pembelian bersih oleh investor asing di FY18 sebesar Rp57,10 triliun atau tumbuh 6,83% dibandingkan dengan posisi FY17. Sementara itu, untuk investor domestik, kenaikan pertumbuhan kepemilikan SBN didukung oleh tingkat imbal hasil yang menarik dibandingkan dengan instrumen investasi lainnya serta mudahnya mekanisme penawaran produk SBN Ritel yang dilakukan secara online. Adapun investor domestik yang mengalami persentase akumulasi pembelian SBN terbesar didapati pada investor asuransi
sebesar 33,68% (50,70 triliun) dan investor individual sebesar 22,10% (Rp13,22 triliun). Selain itu, investor perbankan juga terlihat melakukan penjualan SBN pada Des-18, senilai Rp171,79 triliun dimana pembelinya sebagian besar adalah Bank Indonesia, yaitu senilai Rp168,80 triliun.
Penerbitan surat utang korporasi pada FY18 tercatat senilai Rp103,30 triliun dengan sektor terbesar didapati pada sektor lembaga keuangan dan diikuti oleh sektor perbankan dan infrastruktur, namun penerbitan tersebut mengalami penurunan dibandingkan dengan FY17 sebesar Rp154,92 triliun dari 63 emiten melalui 102 emisi. Adapun investor terbesar surat utang korporasi berasal dari segmen reksadana yang kemudian diikuti oleh segmen investor dana pensiun dan asuransi. Sementara itu, pada instrument Medium Term Notes (MTN) didapati investor terbesar berasal dari segmen
reksadana dan diikuti oleh segmen lembaga keuangan.
Outlook 2019: Pengaruh Perang Dagang Amerika-China dan Kebijakan Suku Bunga The Fed menjadi Sentimen Utama Pasar Uang GlobalMemasuki tahun 2019, pada asumsi dasar ekonomi makro APBN 2019, nilai tukar Rupiah dan lifting minyak mengalami perubahan dari asumsi dasar RAPBN 2019. Nilai tukar mata uang Rupiah disesuaikan secara cepat untuk mengantisipasi kondisi global agar APBN menjadi realistis dan kredibel yang semula dari Rp14.400 (RAPBN) menjadi Rp15.000 (APBN). Adapun lifting minyak juga perlu disesuaikan, yang semula sebesar 750 ribu barrel per hari (RAPBN) menjadi 775 ribu barrel per hari (APBN). Sementara itu, pertumbuhan ekonomi global diperkirakan tumbuh sebesar 3,5% pada FY19E dan sebesar 3,6% pada FY20F,
-93,30
-142,50 -125,60 -124,40
-64,80
-20,10
-226,70
-298,50 -308,30
-341,00
-314,20-296,00
-0,92-1,23
-1,01
-0,92-0,44
-0,12
-2,25-2,59 -2,49 -2,51
-2,12-1,84
-5-4,5-4-3,5-3-2,5-2-1,5-1-0,50
-350,00
-300,00
-250,00
-200,00
-150,00
-100,00
-50,00
0,002014 2015 2016 2017
Outlook2018
APBN2019
Keseimbangan Primer Defisit
Defisit thd Keseimbangan Primer (%) Defisit thd PDB (%)
47,3
39,035,1
33,028,3
24,5 23,1 23,0 24,9 24,727,4 28,3 29,4 29,9 30,4
05
101520253035404550
2005
2006
2007
2008
2009
2010
2011
2012
2013
2014
2015
2016
2017
2018
*
2019
*
Rasio Utang thd PDB (%)
MNCS Compendium / IV / Maret 2019
10
dimana kondisi tersebut mengalami penurunan dibandingkan estimasi sebelumnya. Perekonomian global masih menyimpan risiko ketidakpastian sebagai dampak kebijakan ekonomi di Amerika Serikat serta lanjutan perang dagang dengan Tiongkok. Kondisi ini berimbas pada perekonomian negara-negara lain khususnya pada negara berkembang dan diperkirakan masih akan berlangsung pada FY19E.
Tahun 2019, kami perkirakan pasar keuangan global masih dipengaruhi oleh dua faktor utama yaitu mengenai perang dagang dan kebijakan suku bunga acuan Bank Sentral Amerika. Perang tarif dagang yang terjadi antara China dan Amerika Serikat masuk ke babak perundingan, dimana pelaku pasar berharap akan ada kesepakatan dari hasil perundingan tersebut. Berlarut – larutnya perundingan perang dagang akan menyebabkan ketidakpastian di pasar keuangan dan juga akan berpengaruh terhadap kondisi perekonomian kedua negara dengan ekonomi terbesar di dunia. Namun, Bank Sentral Amerika setidaknya memberikan sinyal dovish dimana Gubernur Bank Sentral Amerika menyatakan bahwa mereka akan lebih bersabar untuk kembali menaikkan suku bunga acuan pada FY19E.
Penerbitan SBN 2019 menurun dibandingkan dengan tahun 2018.Pemerintah berupaya untuk menurunkan defisit APBN dimana rasio defisit APBN yang sebesar 1,84% terhadap Product Domestic Bruto (PDB) merupakan posisi terendah sejak tahun FY13. Dengan angka defisit tersebut, pendanaan melalui utang pada FY19E diperkirakan mencapai Rp359,3 triliun dimana angka tersebut lebih rendah dari outlook pendanaan pada FY18 yang sebesar Rp387,4 triliun. Sementara itu, upaya untuk menekan defisit APBN juga terlihat dari konsistensi pemerintah untuk menjaga keseimbangan primernya. Hal ini terlihat dari keseimbangan primer yang terus menurun sejak FY15. Selain itu, pemerintah juga mengembangkan pembiayaan yang inovatif dan kreatif seperti penerbitan Green Bond maupun Green Sukuk. Secara fungsinya, perbedaan antara Green Bond maupun Green Sukuk terhadap obligasi lainnya terletak pada alokasi penggunaan hasil penerbitan. Green Bond dan Green Sukuk digunakan
untuk membiayai proyek-proyek yang dapat mengurangi dampak perubahan iklim dan lingkungan. Rasio Defisit APBN 2019 juga tercatat relatif lebih rendah apabila dibandingkan dengan defisit negara – negara maju maupun negara berkembang lainnya.
Seiring dengan penurunan rasio defisit APBN terhadap PDB, kebutuhan pembiayaan anggaran pada FY19E tercatat menurun sebesar 5,79% YoY menjadi Rp296 triliun (vs Rp314,2 triliun pada FY18). Menanggapi pembiayaan anggaran yang semakin kecil, pemerintah menjelaskan ada 5 poin yang menjadi arah kebijakan pembiayaan anggaran di FY19E, diantaranya yaitu: 1) Meningkatkan efisiensi pembiayaan utang; 2) Mengoptimalkan peran serta masyarakat dalam pasar obligasi domestik (financial deepening); 3) Mengelola pinjaman luar negeri secara selektif; 4) Meningkatkan peran Indonesia di dunia internasional; 5) Mendorong program ekspor nasional.
Sementara itu, rasio utang terhadap PDB dijaga dalam batas aman dan diupayakan semakin turun. Adapun pembiayaan utang pada FY19E tercatat menurun sebesar 23,6% YoY menjadi Rp359,3 triliun (vs Rp387,4 triliun pada FY18). Pembiayaan utang tersebut mengalami penurunan sejak FY17. Dalam 10 tahun terakhir, pemerintah Filipina, Turki dan Indonesia berhasil menurunkan rasio utang terhadap PDB. Hal ini mengindikasikan bahwa penerbitan utang pemerintah juga didukung oleh pertumbuhan ekonomi yang baik. Pemerintah memberikan 4 poin yang menjadi arahan kebijakan pembiayaan utang, yaitu sebagai berikut: 1. Kehati–hatian. Pemerintah berusaha
menjaga rasio utang terhadap PDB dalam batas yang wajar dan diupayakan menurun secara bertahap dalam jangka menengah;
2. Efisiensi biaya utang. Pemerintah mengupayakan untuk mendorong efisiensi biaya utang pada tingkat risiko yang terkendali dan mendukung kesinambungan fiskal;
3. Produktivitas. Pemanfaatan utang di butuhkan untuk kegiatan produktif dalam mendukung pencapaian target pembangunan, antara lain melalui pembiayaan investasi dalam rangka mempercepat pembangunan infrastruktur;
4. Keseimbangan. Pemerintah berusaha
untuk menjaga komposisi utang dalam batas terkendali untuk pengendalian risiko sekaligus menjaga keseimbangan makro ekonomi.
Optimalisasi Penerbitan SBN Ritel untuk Menarik Investor DomestikPemerintah menyusun strategi pendanaan APBN 2019 dengan target penerbitan Surat Berharga Negara secara bruto yang turun sebesar 3,59% YoY menjadi Rp825,70 triliun (vs Rp856,49 triliun pada APBN 2018). Angka tersebut didapati dari penerbitan SBN baru (SBN neto) sebesar Rp388,96 triliun dan dari pembayaran utang yang jatuh tempo pada tahun 2019 (refinancing) sebesar Rp382,74 triliun. Selain itu, Surat Berharga Negara juga akan digunakan untuk kebutuhan SBN cash management senilai Rp54 triliun. Secara komposisinya, penerbitan utang yang dominan didapati pada utang domestik melalui penerbitan Surat Berharga Negara yang berkisar antara 83% hingga 86%. Adapun sisanya, komposisi sebesar 14% hingga 17% dari total penerbitan utang berasal dari Surat Berharga Negara dengan denominasi mata uang asing. Surat Berharga Negara dengan denominasi mata uang asing ini akan diterbitkan sebagai komplementer untuk menghindari crowding out di pasar domestik serta menjaga keberadaan di pasar modal global. Pemerintah melakukan lelang Surat Utang Negara (SUN) dan lelang Surat Berharga Syariah (SBSN) masing-masing diadakan sebanyak 24 kali. Sementara itu, untuk mekanisme non-lelang dilakukan melalui
Jadwal Penawaran SBN Ritel oleh Pemerintah Sepanjang FY19E
Sumber : DJPPR, Kementrian Keuangan
Jadwal Penawaran Nama Instrumen
10-24 Januari 2019 SBR-005
Februari 2019 ST-003
Maret 2019 SR-011
4-17 April 2019 SBR-006
Mei 2019 ST-004
Juni 2019
11-25 Juli 2019 SBR-007
Agustus 2019 ST-005
5-19 September 2019 SBR-008
10-24 Oktober 2019 ORI-016
November 2019 ST-006
Desember 2019
Bond Market Update
MNCS Compendium / IV / Maret 2019
11
Total Investasi pada Perusahaan Asuransi
Sumber: OJK, MNCS
Kepemilikan SBN pada Perusahaan Asuransi
Sumber: OJK, MNCS
metode bookbuilding terhadap SBN ritel seperti Obligasi Ritel Indonesia (ORI) dan Sukuk Ritel, sedangkan untuk metode private placement dilakukan berdasarkan permintaan para pelaku pasar.
Sepanjang FY19E, pemerintah berencana menerbitkan instrumen SBN ritel kepada investor sebanyak 10 kali. Dari jumlah tersebut, 8 diantaranya merupakan SBN ritel yang tidak dapat diperdagangkan di pasar sekunder seperti seri Saving Bond Ritel (SBR) dan Sukuk Tabungan (ST) yang masing-masing akan terbit sebanyak 4 kali. Adapun sisanya, sebanyak 2 kali untuk instrument SBN ritel yang dapat diperdagangkan di pasar sekunder yaitu seri Obligasi Ritel Indonesia (ORI) dan Sukuk Ritel (SR).
Pada 2M19, SBN ritel yang sudah diterbitkan oleh pemerintah yaitu SBR-005 dan ST-003 dengan total volume pemesanan masing-masing sebesar Rp4,01 triliun dan Rp3,13 triliun. Meskipun volume pemesanan menurun dari penerbitan SBN ritel sebelumnya, namun animo masyarakat terhadap SBN ritel ini cukup besar dan berhasil mencapai target indikatif pemerintah sebesar Rp2 triliun untuk kedua instrumen SBN ritel tersebut. Hal ini didukung pemerintah yang mengoptimalkan pendanaan investor ritel melalui penerbitan SBN secara online. Adapun target penerbitan
SBN tanpa proses lelang sebesar Rp80 triliun pada FY19E termasuk didalamnya adalah penawaran SBN Ritel.
Potensi Penyerapan SBN untuk Investor Dana Pensiun dan AsuransiAdapun dari penerbitan SBN melalui lelang, kami melihat bahwa investor masih memiliki likuiditas yang cukup besar untuk menyerap pernerbitan SBN. Berdasarkan estimasi yang kami lakukan, investor dana pensiun dan asuransi dapat menyerap SBN masing-masing sebesar Rp26,79 triliun dan Rp97,62 triliun pada FY19E. Adapun untuk investor dana pensiun terdiri dari DPPK-PPMP (Dana Pensiun Pemberi Kerja Program Pensiun Manfaat Pasti), DPPK-PPIP (Dana Pensiun Pemberi Kerja Program Pensiun Iuran Pasti), dan
DPLK (Dana Pensiun Lembaga Keuangan) yang masing-masing mampu menyerap SBN sebesar Rp8,12 triliun, Rp3,02 triliun dan Rp15,65 triliun. Sementara itu potensi penyerapan SBN untuk investor asuransi terdiri dari asuransi jiwa dan asuransi umum & reasuransi yang masing-masing sebesar Rp91,34 triliun dan Rp6,27 triliun. Hal ini sesuai dengan ketentuan OJK yang memberlakukan ketentuan maksimal penyerapan SBN untuk dana pensiun dan asuransi jiwa sebesar 30% dari total investasinya, sedangkan untuk asuransi umum & reasuransi maksimal potensi penyerapan SBN sebesar 20% dari total investasi.
Tantangan Pasar 2019 : Nilai Tukar Rupiah, Defisit Transaksi Berjalan, Capital OutflowSelama FY18, pergerakan nilai tukar Rupiah terhadap Dollar Amerika turut dipengaruhi oleh kenaikan suku bunga The Fed. Kenaikan tingkat suku bunga tersebut akan membuat para investor asing lebih memilih aset yang lebih aman (safe haven asset) dibandingkan dengan instrument negara-negara berkembang. Hal ini mengakibatkan permintaan terhadap Dollar Amerika meningkat sehingga berdampak pada pelemahan mata uang negara lainnya, termasuk Indonesia. Pada tahun 2019, kami perkirakan Bank Sentral Amerika akan lebih cenderung bersabar untuk menahan tingkat suku bunga acuannya (dovish) sehingga tantangan pasar dari perubahan nilai tukar Rupiah akan cenderung lebih dipengaruhi oleh faktor ekonomi domestik. Hasil dari FOMC Meeting pada Mar-19, Bank Sentral Amerika memutuskan untuk mempertahankan suku bunga acuan di level 2,25% - 2,50%
-
50.000,00
100.000,00
150.000,00
200.000,00
Des-13 Des-14 Des-15 Des-16 Des-17 Des-18 Des-19E
SURAT BERHARGA NEGARALife General & Reinsurance
0
100.000
200.000
300.000
400.000
500.000
600.000
Des-13 Des-14 Des-15 Des-16 Des-17 Des-18 Des-19E
TOTAL INVESTASILife General & Reinsurance
Bond Market Update
MNCS Compendium / IV / Maret 2019
12
dan kemungkinan tidak menaikkan suku bunga acuan pada FY19E. Hal yang sama kami perkirakan juga akan dilakukan oleh Bank Sentral lainnya seperti Bank Sentral Eropa, Bank Sentral Inggris dan Bank Sentral Jepang. Berdasarkan estimasi konsensus per tanggal 20 Maret 2019, Bank Sentral Eropa berpeluang untuk mempertahankan suku bunga acuannya di level -0,4% sebesar 70,9%, Bank Sentral Inggris berpeluang sebesar 56,2% untuk mempertahankan suku bunga acuannya di level 0,75%, serta peluang Bank Sentral Jepang untuk mempertahankan suku bunga acuan di -0,10% sebesar 68,4%.
Seiring dengan meredanya tekanan eksternal yang akan berdampak terhadap faktor yang mempengaruhi pergerakan nilai tukar Rupiah, kami perkirakan faktor domestik akan lebih berpengaruh. Faktor domestik yang perlu dicermati adalah defisit neraca berjalan (Current Account Deficit). Pada FY18, Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) mencatatkan defisit sebesar USD7,1 miliar dengan angka cadangan devisa yang mengalami penurunan sebesar 7,29% menjadi USD120,7 miliar (vs USD130,2 miliar di FY17). Adapun defisit transaksi berjalan tercatat sebesar USD31,1 miliar (2,98% dari PDB) dimana defisit tersebut dipicu oleh impor non-migas yang lebih besar dibandingkan dengan terbatasnya ekspor non-migas. Hal tersebut disebabkan kuatnya aktivitas ekonomi dalam negeri sehingga berdampak pada
meningkatnya permintaan impor bahan baku dan barang modal. Lebih lanjut, kenaikan impor juga didorong oleh tingginya impor minyak ditengah harga minyak dunia yang semakin tinggi dan meningkatnya konsumsi BBM domestik. Di sisi lain, transaksi modal dan finansial tercatat surplus sebesar USD25,2 miliar yang ditopang oleh aliran masuk modal berjangka panjang. Adapun di 4Q18, defisit transaksi berjalan mengalami peningkatan seiring dengan penguatan permintaan domestik dan kondisi perekonomian global yang kurang kondusif. Defisit transaksi berjalan di 4Q18 senilai USD9,1 miliar (3,57% dari PDB) mengalami peningkatan dari defisit 3Q18
yang sebesar USD8,6 miliar (3,28% dari PDB). Apabila pada FY19E defisit neraca berjalan kembali berada pada kisaran 3,00% dari PDB dan tidak diikuti oleh peningkatan transaksi modal dan finansial, maka kami perkirakan nilai tukar Rupiah akan berpotensi kembali mengalami tekanan. Adanya tekanan terhadap nilai tukar Rupiah akan mendorong penurunan harga Surat Utang Negara di pasar sekunder sebagaimana yang terjadi pada FY13 dan FY18 dimana pada saat tersebut nilai tukar rupiah masing – masing mengalami depresiasi sebesar 26,11% dan 6,45% mengakibatkan kinerja pasar Surat Utang Negara masing – masing mengalami penurunan sebesar 13,34% dan 2,22%.
Meskipun di awal tahun 2019 pasar Surat Utang Negara masih mencatatkan kinerja positif dengan adanya capital inflow dari investor asing yang tercatat senilai Rp2,94 triliun (data per 14 Maret 2019), ancaman capital outflow masih perlu dicermati oleh pelaku pasar. Komposisi dari kepemilikan Surat Berharga Negara yang saat ini dimiliki oleh investor asing mencapai 38,03% dari total outstanding dimana angka tersebut merupakan posisi yang cukup besar di regional. Sebagai gambaran, surat utang Malaysia serta surat utang Thailand kepemilikan investor asing masing – masing sebesar 23,99% dan 18,48%. Begitu pula dengan surat utang Filipina yang tercatat kepemilikan asing sebesar 7,51% dari total outstandingnya di akhir FY18. Dari data tersebut mengindikasikan bahwa pasar SUN berpotensi adanya capital outflow apabila kondisi pasar keuangan
Total Investasi pada Dana Pensiun
Kepemilikan SBN pada Dana Pensiun
Sumber: OJK, MNCS
Sumber: OJK, MNCS
-
20.000
40.000
60.000
80.000
100.000
120.000
140.000
160.000
180.000
Des-13 Des-14 Des-15 Des-16 Des-17 Des-18 Des-19E
PPMP PPIP DPLK
- 5.000
10.000 15.000 20.000 25.000 30.000 35.000 40.000 45.000 50.000
Des-13 Des-14 Des-15 Des-16 Des-17 Des-18 Des-19E
PPMP PPIP DPLK
Bond Market Update
MNCS Compendium / IV / Maret 2019
13
global kembali bergejolak. Namun, pemerintah mengantisipasi kekhawatiran adanya capital outflow tersebut dengan cara menerbitkan SBN Ritel secara online yang mempunyai imbal hasil lebih menarik dibandingkan dengan investasi ritel lainnya. Hal ini dilakukan pemerintah untuk menarik minat investor domestik serta mengurangi ketergantungan terhadap investor asing.
Dengan pertimbangan beberapa faktor di atas, kami lebih optimis terhadap pasar Surat Utang Negara pada FY19E dibandingkan dengan kondisi pada FY18. Kami proyeksikan tingkat imbal hasil
untuk Surat Utang Negara pada FY19E adalah sebagai berikut: sebesar 7,941% untuk tenor 5 tahun dan sebesar 8,096% untuk tenor 10 tahun. Adapun untuk tenor 15 tahun kami perkirakan tingkat imbal hasilnya akan berada pada level 8,353% dan tenor 20 tahun akan berada pada angka 8,534%. Di antara asumsi yang kami gunakan adalah nilai tukar Rupiah berada di level 15000 per Dollar Amerika, imbal hasil US Treasury di 3,25% dan untuk CDS 5 tahun di 140 bps.
Dengan asumsi moderat, kami perkirakan bahwa rata – rata total return Surat Utang Negara pada akhir tahun FY19E akan
memberikan total return sebesar 7,45%. Adapun dengan kondisi moderat ke optimis, total return dari instrumen Surat Berharga Negara secara rata – rata berkisar antara 7,45% hingga 10,33%. Kami masih merekomendasikan strategi trading dengan pilihan pada SBN bertenor hingga 10 tahun yang akan memberikan tingkat imbal hasil yang optimal dengan tingkat risiko yang masih terukur. Beberapa seri Surat Utang Negara yang bisa menjadi pilihan diantaranya adalah tiga seri acuan (FR0077, FR0078, FR0068) dan beberapa diluar seri acuan (FR0053, FR0071, FR0070, FR0056, FR0059, FR0073).
Estimasi Total Return pada FY19E
Proyeksi Tingkat Imbal Hasil SUN pada FY19EKepemilikan Investor Asing di SBN
Sumber: MNCSSumber: Bloomberg, DJPPR
Sumber: MNCS
Obligasi Negara Kupon Maturity
Per 31-Des-18 Per 31-Des-19ESelisih Harga
Total Return
Harga Yield Harga Yield
FR0053 8,250% 15-Jul-21 101,27 7,690% 101,07 7,497% -0,20 8,05106
FR0077 8,125% 15-May-24 101,16 7,854% 100,65 7,941% -0,51 7,61894
FR0078 8,250% 15-May-29 102,26 7,925% 100,99 8,095% -1,27 6,97930
FR0068 8,375% 15-Mar-34 100,76 8,284% 100,16 8,353% -0,60 7,77524
FR0075 7,500% 15-May-38 91,6 8,382% 90,48 8,534% -1,12 6,37829
FR0076 7,375% 15-May-48 83,8 8,942% 84,33 8,896% 0,53 7,90911
Rata-rata 7,45199
TenorSkenario
Optimis Moderat Pesimis
2 Tahun 7,00% 7,50% 8,07%
3 Tahun 7,25% 7,76% 8,36%
5 Tahun 7,38% 7,94% 8,59%
10 Tahun 7,61% 8,10% 8,66%
15 Tahun 7,94% 8,35% 8,83%
20 Tahun 8,13% 8,53% 9,00%
30 Tahun 8,44% 8,90% 9,43%
2,688,43
(0,88)
17,97
4,22
(19,98)
2,81
(1,76)
10,13
23,97
6,8
(1,26)
33,62
(21,55)
10,56
(13,45) (11,53)
(3,64)
9,09
16,53
-4,94
13,47
36,27
-7,34
-30
-20
-10
0
10
20
30
40
50
60
70
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agust Sep Okt Nop Des
(Rp Triliun)Kepemilikan Investor Asing di SBN
2013 - MTD 2018 - MTD 2013 - YTD 2018 - YTD
Bond Market Update
MNCS Compendium / IV / Maret 2019
16
Primbon Analysis
Perspektif Primbon Jawa 2019Dr. Darmoko, S.S., M.Hum.
Kearifan Lokal di Negeri SendiriDisadari atau tidak, walau masyarakat Indonesia sudah terkena arus modernisasi, kebudayaan dari nenek moyang terdahulu masih melekat di dalamnya. Seperti halnya kebudayaan Kejawen yang dapat ditemukan pada suku Jawa, yang antara lain berupa seni budaya, ritual, juga tradisi yang telah mengakar di Indonesia. Kejawen juga memiliki metode perhitungan hari baik dan buruk yang mempertimbangkan dan mengamati segala pengaruh alam semesta baik terhadap suatu individu ataupun institusi, hal ini dapat digunakan untuk menentukan banyak hal, seperti halnya feng shui yang berasal dari kebudayaan Tiongkok.
Menurut Dr. Darmoko, S.S., M.Hum, sosok yang sudah ahli dan juga merupakan dosen
Pada edisi Compendium ke empat tahun 2019 ini, MNC Sekuritas kembali mengajak Dr. Darmoko, S.S., M.Hum untuk menafsirkan kondisi perekonomian Indonesia. Seperti pada edisi ke dua kemarin, tafsir perhitungan Primbon Beliau mengenai perekonomian Indonesia secara garis besar pada tahun 2018 harus waspada dikarenakan munculnya berbagai tantangan yang berpotensi menjadi sebuah hambatan. Akankah tafsir ini akan kembali muncul di tahun 2019, bagaimana dengan tantangan di 2019, simak penuturan Dr. Darmoko, S.S., M.Hum.
aktif Sastra Jawa di Universitas Indonesia sejak 1989, metodologi perhitungan ini bukanlah bersifat klenik dan mitos, namun merupakan sistem pengetahuan yang berorientasi pada relasi kehidupan manusia dan alam semesta, termasuk di dalamnya pengetahuan tata ruang dan waktu.
Tahun Windu Sengara di 2019Pada metodologi perhitungan dan penerapannya melalui Primbon dikenal beberapa kerangka siklus waktu, menurut penjelasan Beliau (Dr. Darmoko .red), kerangka waktu yang terdapat dalam sistem primbon terdiri dari siklus windu (terdapat 4 macam siklus yang masing-masing terdiri dari 8 tahun), satu tahun (12 bulan), bulan (29-30 hari), wara (5 dan 7 hari hingga yang teraktual), dan
“Tahun 2019 politik itu ibarat buah durian; keras dan berduri,
sedangkan ekonomi seperti mentimun” Dr. Darmoko, S.S., M.Hum.
MNCS Compendium / IV / Maret 2019
17
Primbon Analysis
hari (24 jam), yang semuanya tersebut berdasarkan peredaran bulan (komariah). Pada Primbon terdapat metodologi Othak Athik Gathuk, dimana obyek budaya diotak-atik dalam artian ditata dan disusun oleh proses berpikir manusia supaya pada akhirnya hasil dari uraian obyek budaya tersebut dapat diterima oleh akal sehat.Menurut Beliau, pada tahun 2013-2020 masuk dalam wilayah siklus windu sengara, yang berarti wewelak sing njalari cabar (wurung) (azab yang mengakibatkan gagal), prasetya ora bakal nglakoni (sumpah tidak akan menjalaninya), mokal utawa nglengkara yen kelakon (tidak akan terjadi). Pada tahun 2019 ini menurut Primbon Jawa dapat diartikan sebagai tahun kolo (waktu) geni (api), dimana pada tahun ini dapat sangat menguntungkan akan tetapi tidak menutup kemungkinan berpotensi mendatangkan malapetaka.
Secara Primbon Jawa tahun kolo geni ini dapat menguntungkan untuk bisnis, apabila “api” tersebut digunakan untuk membakar semangat, dan sisi negatifnya dimana “api” ini dapat mudah menyulut
emosi dan terprovokasi. Strategi untuk windu sengara ini yakni sembada, samubarang patut, meskipun rada sembrana (memiliki daya kompetensi dan pantas dalam situasi apapun, meski kurang waspada).
Teropong Primbon untuk 2019Di tahun 2019 ini Indonesia mempunyai hajatan besar berupa Pemilihan Presiden, dengan calon presiden Bapak Joko Widodo dan Bapak Prabowo Subianto. Apabila ditilik dari sudut pandangan Primbon, hari kelahiran kedua calon presiden tersebut sama-sama berada pada frame Rabu Pon. Pada Saptawara Rabu dan Pancawara Pon terdapat karakteristik yang sama, lantas yang membedakan kedua calon presiden tersebut dilihat dari Padewatan (dewa yang menaungi), dimana Joko Widodo dengan Dewa Kala yang bersifat bertanggung jawab, tekun dan suka bekerja, sedangkan Prabowo Subianto dengan Dewi Uma (istri dari Batara Guru) dengan sifat berbelas hati dan suka bekerja.
Secara garis besar, pandangan Dr. Darmoko, S.S., M.Hum mengenai perpolitikan di tahun 2019 ibarat seperti buah durian, keras dan berduri, sedangkan ekonomi seperti mentimun. Menurut Beliau apabila kondisi perpolitikan terdapat gonjang-ganjing maka akan terimbas ke berbagai sektor, khususnya ekonomi. Pandangan Beliau tentang kondisi perekonomian Indonesia pada tahun 2019 relatif selaras dengan pandangan MNCS, mengingat dari sisi politik di Indonesia yang akan mengadakan pemilu dan pemilihan presiden di bulan April 2019. Berbagai tantangan timbul kembali di tahun ini, yang berpotensi mempengaruhi keadaan ekonomi domestik dan juga pergerakan IHSG, mulai dari perlambatan ekonomi dunia hingga permasalahan perang dagang yang belum terselesaikan. Dengan demikian, investor dihimbau agar lebih berhati-hati dan waspada dalam menerapkan strategi berinvestasi.
MNCS Compendium / IV / Maret 2019
18
Investment Highlight : Tema Investasi “Harmony and Unity”
merupakan kelanjutan dari tema MNCS Compendium Edisi ke-3, “The Last Defense! dimana Pasar Indonesia diperhadapkan oleh tingginya risiko ekternal yang memicu terjadinya pelemahan nilai tukar IDR dan capital outflow. Kekhawatiran atas efek “riil” Trade War yang mendorong perlambatan ekonomi US dan China, masih berlanjutnya pengetatan moneter global serta potensi krisis dan resesi global masih menjadi tantangan eksternal utama di tahun 2019. Selain itu juga, investor masih menanti hasil Pemilu 2019 yang diharapkan dapat berjalan dengan kondusif. Harmonisasi diantara US dan China serta didukung oleh kesatuan di tengah perbedaan pandangan politik (Kecebong vs Kampret), dinilai menjadi faktor penting bagi perkembangan perekonomian dan khususnya pasar modal Indonesia di tahun 2019. MNCS meyakini bahwa fundamental ekonomi domestik masih solid ditopang oleh pertumbuhan konsumsi domestik. Perekonomian Indonesia diproyeksikan bertumbuh sebesar 5,2% - 5,3% di FY19E, diikuti dengan estimasi pertumbuhan earning korporasi sebesar 7,8% - 10,5% di FY19F. Tim Riset MNC Sekuritas (MNCS) merekomendasikan sektor “Defensif” seperti Konsumsi (OVERWEIGHT) sebagai pilihan tema Investasi hingga FY19E.
Investment Strategy
Indonesia Stock Market: Harmony and Unity!
Kinerja IHSG Hingga 2M19: Menguat 4,02% YTD didukung Tingginya
Capital InflowIHSG mencatatkan peningkatan 4,02% YTD hingga 2M19 ke level 6.443 didorong oleh akumulasi pembelian investor asing yang mencapai Rp10,76 triliun (per 28 Februari 2019). Nilai tersebut jauh lebih tinggi dibandingkan 2M18 yang malah mencatatkan penjualan bersih senilai -Rp8,56 triliun. MNCS menyakini bahwa momentum peningkatan IHSG masih berpotensi berlanjut hingga 1H19 didukung oleh solidnya beberapa indikator makro ekonomi antara lain: 1) Positifnya realisasi GDP Indonesia pada FY18 tercatat sebesar 5,17% (vs 5,07% pada FY17; konsensus FY18E: 5,15%); 2) Terkendalinya tingkat inflasi di level 3,13% pada FY18, sesuai dengan proyeksi dalam APBN 2018 dalam kisaran 3,5%; 3) Terapresiasinya nilai tukar rupiah terhadap USD sebesar 3,30% YTD pada level Rp14.062/USD; 4) Cadangan devisa Indonesia tercatat USD123,3 miliar pada Feb-19 setara dengan pembiayaan 6,9 bulan impor dan berada di atas standar kecukupan internasional; 5) Neraca perdagangan tercatat surplus mencapai USD330 juta pada Feb-19. Sementara itu penurunan tensi perang dagang Amerika Serikat-Tiongkok dan sikap dovish Bank Sentral AS (The Fed) turut mendorong laju IHSG.
Potensi Pertumbuhan hingga 1H19E: BUY on Expectation before Election But… MNCS meyakini bahwa laju pertumbuhan IHSG pada 1H19E akan bergerak lebih
positif seiring dengan sentimen domestik dan eksternal yang mendukung. Beberapa hal yang menjadi katalis dari dalam negeri seperti: 1) Pertumbuhan konsumsi domestik pada FY19E diperkirakan berada pada level 5,07%-5,16% YoY; 2) Lebih stabilnya nilai tukar dengan rata - rata sebesar Rp14.400 per USD; 3) Menurunnya faktor risiko atas tingginya current account deficit (CAD) terhadap GDP dari 2,98% di FY18 menjadi 2,5% di FY19E; 4) Lebih rendahnya harga rata - rata minyak dunia (WTI) di rentang USD55-60/barrel pada FY19E, lebih rendah banding tahun lalu di level USD64,90/ barrel. Katalis dari sisi domestik dinilai lebih dominan di 1H19, seiring peningkatan nilai perlindungan sosial Pemerintah yang meningkat signifikan sebesar 32,75% YoY menjadi Rp381 triliun pada RAPBN 2019 (vs Rp287 triliun pada APBN 2018).
Sementara itu, beberapa sentimen eksternal yang menjadi perhatian investor antara lain: 1) Meredanya tensi geopolitik antara Amerika Serikat dengan Tiongkok terkait perundingan perang dagang; 2) Terbatasnya potensi peningkatan Fed Rate dari total kenaikan 100bps di FY18 menjadi hanya 25-50 bps di FY19E; 3) Moderasi perekonomian AS setelah ekspansif dalam beberapa tahun terakhir berpotensi mendorong pelemahan nilai tukar USD; 4) Government Shutdown yang terjadi di AS selama 35 hari berpeluang menekan pertumbuhan ekonomi AS secara kuartalan sebesar 0,05%-0,10% per minggu dari level 3% menjadi sekitar 2,6% pada 1Q19E. Oleh karena itu, MNCS mengestimasikan IHSG masih
Sumber : Bloomberg, MNCS Sumber : Bloomberg, MNCS
Tren Pertumbuhan GDP Indonesia per-kuartal (Rp triliun) Beberapa Indikator Pertumbuhan Ekonomi AS hingga Jan-19
56.40% 54.91% 54.86% 57.71% 57.12% 55.47% 55.74% 56.97% 57.82% 55.97% 56.11% 56.66% 56.96% 55.64% 55.73% 56.22% 56.80% 55.40% 55.26% 56.01%
6.61% 8.72% 9.39% 12.75% 6.61% 8.84% 9.77% 13.53% 6.86% 9.47% 9.05% 12.55% 6.56% 8.61% 8.79% 12.23% 6.37% 8.55% 8.70% 12.09%
32.05% 32.06% 31.70%34.22%
32.61% 32.23%32.14%
34.26%32.83% 32.06% 31.85%
33.52%31.53%
31.36% 31.85%33.84%
32.11%31.12%
32.12%33.84%
24.96% 23.63% 22.48%23.70%
22.02%21.68%
20.77%20.25%
19.12%19.17% 17.82%
20.38%20.55%
19.14%20.40%
21.36%21.10%
20.33%22.14%
21.13%
24.76%25.13% 23.17%
24.66%21.35%
21.38%19.82%
20.63%18.55%
18.61% 16.77%19.37%
18.68% 17.74%18.84%
21.31%20.79%
20.88%
22.81%23.70%
1Q 2Q 3Q 4Q 1Q 2Q 3Q 4Q 1Q 2Q 3Q 4Q 1Q 2Q 3Q 4Q 1Q 2Q 3Q 4Q
2014 2015 2016 2017 2018
Domestic Consumption Government Spending Investment Export Import
2,506 2,619 2,7472,698
2,7282,868 2,991 2,940
2,9303,075 3,206
3,1963,228 3,367
3,5043,491
3,5073,686
3,836
GDP (IDR Tn)
3.799
2.20
2,69
3.00 312
0
100
200
300
400
-0,50
0,00
0,50
1,00
1,50
2,00
2,50
3,00
3,50
4,00
Mar
-14
May
-14
Jul-1
4
Sep-
14
Nov
-14
Jan-
15
Mar
-15
May
-15
Jul-1
5
Sep-
15
Nov
-15
Jan-
16
Mar
-16
May
-16
Jul-1
6
Sep-
16
Nov
-16
Jan-
17
Mar
-17
May
-17
Jul-1
7
Sep-
17
Nov
-17
Jan-
18
Mar
-18
May
-18
Jul-1
8
Sep-
18
Nov
-18
Inflation Rate (%) Govt 10Yrs (%) GDP US (%) Payroll non Farm (thousand people)
MNCS Compendium / IV / Maret 2019
19
Investment Strategy
berpeluang bertumbuh ke level 6.746 pada 1H19E dengan pertumbuhan EPS diestimasikan sebesar 10% YoY (annualized) dan PE sebesar 15,19x.
…Sell on News as Rising Volatility in 2H19?Kami cenderung menilai terdapat pola SELL on News di 2H19E terutama pasca Pilpres 2019 berakhir disebabkan oleh : 1) Risiko peningkatan tingkat inflasi domestik atas potensi kenaikan harga BBM, tarif dasar listrik dan pertimbangan akan cukai rokok pasca Pilpres, dimana berpotensi mendorong peningkatan inflasi mencapai hingga 4,3% di FY19E; 2) Kekhawatiran atas kembali memburuknya pertumbuhan perekonomian China di bawah level 6%, menjadi pertumbuhan terendah selama 30 tahun terakhir; 3) Antisipasi sinyal pengetatan moneter dari Bank Sentral Eropa (ECB) pada 3Q19/4Q19; 4) Potensi kekhawatiran krisis global 10 tahun yang diestimasikan terjadi di tahun 2020 dimana pelemahan ekonomi Tiongkok dan Amerika Serikat menjadi perhatian utama.
Potensi Resesi pada FY20FBerdasarkan hasil survey Duke CFO Global Business Outlook, sekitar 48,6% Chief Financial Officer (CFO) di Amerika Serikat mengkhawatirkan terjadinya resesi pada akhir FY19E dan 82% CFO percaya resesi akan dimulai akhir FY20F. Kami meyakini kekhawatiran akan resesi didorong beberapa hal seperti: 1) Peluang berakhirnya kebijakan stimulus fiskal menjadi pemicu pelemahan ekonomi AS; 2) Perselisihan perdagangan antara AS dengan China, Eurozone, Meksiko,
Kanada dan negara lainnya menimbulkan perlambatan ekonomi global; 3) Kebijakan proteksionisme AS yang merugikan khususnya bagi emerging market; 4) Perlambatan ekonomi global yang diprediksikan oleh Bank Dunia dari level 3% di FY18 menjadi 2,9% di FY19F dan 2,8% hingga FY21F disertai antisipasi perlambatan ekonomi China di bawah level 6%.
Road to the 2019 Presidential Election: Harmony and Unity Kami mencermati adanya tren positif pergerakan IHSG selama enam (6) bulan sebelum Pilpres dengan peningkatan sebesar +10,90% di tahun 2004, +47,08% di tahun 2009 dan +21,35% di tahun 2014. Kami meyakini bahwa pergerakan IHSG masih berpotensi positif untuk 6 bulan menjelang Pilpres hingga 1H19E dengan asumsi bahwa Pemerintah dapat menjaga stabilitas nilai tukar serta daya beli masyarakat. Di sisi lain, kami menilai situasi Pilpres 2019 akan lebih aman dan kondusif. Kami berharap Paslon yang terpilih mampu mewujudkan kesatuan dengan merangkul pihak oposisi dalam menghadapi berbagai tantangan, baik dari domestik maupun internasional.
Fokus pada Human Development untuk Menghadapi Tantangan Industri 4.0Transformasi digital seperti teknologi big data, blockchain, Internet of things (IOT), artificial intelligence (AI), dan robotics merevolusi cara masyarakat dalam menjalankan kehidupan sehari-hari. Di sisi lain, kami melihat penerapan otomatisasi dan teknologi robotik yang disruptive ini menjadi tantangan bagi
bisnis konvensional. Berdasarkan riset PIAAC, sektor financial dan insurance akan menjadi sektor pertama yang akan terkena dampak dari penerapan teknologi otomatisasi pada awal FY20F. Potensi risiko pengurangan pekerjaan dari automatisasi mencapai hingga 30% di akhir tahun FY20F. Sedangkan sektor transportasi dan storage menjadi salah satu sektor dengan risiko pekerjaan tertinggi hingga FY30F.
Seiring dengan pesatnya digital transformasi di Indonesia, banyak perusahaan rintisan atau start up dengan valuasi USD1 miliar atau setara dengan
Sumber : Bloomberg, MNCS Sumber : Bloomberg, MNCS
Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Dunia Menurut World Bank (%)
Kebijakan Pemerintah saat ini Lebih Berfokus pada Pembangunan SDM
0,00
0,50
1,00
1,50
2,00
2,50
3,00
3,50
5,20
5,40
5,60
5,80
6,00
6,20
6,40
6,60
6,80
7,00
FY16 FY17 FY18E FY19F FY20F FY21F
Emerging Market Asia (LHS) China (LHS Advance Economy (RHS) US (RHS)
409,1419,2
416,1
444,1
492,5
256,1
269,1
388,3
410,7 415
65,9
92,3
104,9
111
123,1
50
60
70
80
90
100
110
120
130
200
250
300
350
400
450
500
550
2015 2016 2017 2018 2019
IDR
Tn
IDR
Tn
Pendidikan (LHS) Infrastruktur (LHS) Kesehatan (RHS)
MNCS Compendium / IV / Maret 2019
20
Investment Strategy
Rp14 triliun yang lebih dikenal dengan istilah “Unicorn”. Terdapat empat (4) Unicorn di Indonesia yaitu : 1) Gojek dengan nilai valuasi USD9,5 miliar; 2) Tokopedia (USD7 miliar); 3) Traveloka (USD4,1 miliar); 4) Bukalapak (USD1 miliar). Melihat hal tersebut, kami menilai arah kebijakan pemerintah saat ini lebih berfokus pada peningkatan kualitas SDM dibandingkan dengan pembangunan hard infrastructure guna meningkatkan daya saing masyarakat dalam mengantisipasi revolusi industri 4.0. Beberapa program yang dilakukan antara lain: 1) Meningkatkan alokasi dana perlindungan sosial sebesar 25,3% YoY menjadi Rp173,1 triliun dalam APBN 2019 (vs Rp138,2 triliun pada Outlook APBN 2018); 2) Meningkatkan alokasi dana desa menjadi Rp73 triliun pada
FY19E (vs Rp60 triliun pada FY18E); 3) Meningkatkan jumlah penerima Program Keluarga Harapan sebesar 10 juta keluarga; 3) Meningkatkan jumlah penerima BPJS menjadi 96,8 juta jiwa; 4) Meningkatkan jumlah penerima Program Indonesia Pintar menjadi 20,1 juta siswa; 5) Meningkatkan pembiayaan ultra mikro sebesar 1,4 juta debitur.
Tema Investasi MNCS 2H19 : Potensi target M&A (Merger & Acquisition) dan Sektor Konsumsi Tahun 2019 menjadi tahun bagi korporasi yang melakukan dan diisukan dalam proses merjer dan akuisisi (M&A Year). Emiten di sektor perbankan banyak menjadi target akusisi setelah realisasi pada PT Bank Danamon Tbk (BDMN) dengan KCBA Bank Tokyo Mitsubishi UFJ (MUFG); 2) PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk (BTPN) dengan PT Bank Sumitomo Mitsui Indonesia (SMBCI). Kami mencermati bahwa isu M&A masih akan berlanjut dan berdampak positif bagi emiten seperti PT Bank Pan Indonesia Tbk (PNBN) dimana rekomendasi konsesus (HOLD, TP :Rp1.428) dan PT Bank Permata Tbk (BNLI; HOLD, TP : Rp778). PNBN dan BNLI mencatatkan peningkatan harga saham yang signifikan YTD sebesar 23,58% dan 48% per-20 Maret 2019. PT Panin Financial Tbk (PNLF; Not Rated) juga akan mendapatkan dampak positif atas realisasi divestasi 38,82% porsi saham ANZ di PNBN. Saat ini PNBN dan BNLI diperdagangkan pada PBV sebesar 0,84x dan 1,15x, dimana
masih lebih rendah dibandingkan rata - rata valuasi PBV perbankan yang diakusisi pada level 2x PBV. Selain itu, PT Indosat Tbk (HOLD: TP Rp2.500) dan PT Smartfren Telecom Tbk (FREN; Not Rated) juga mendapatkan keuntungan secara YTD dari adanya tren M&A dengan mencatatkan kenaikan harga saham 76,26% dan 315,38% per-20 Maret 2019. MNCS menerapkan strategi defensif di tengah tingginya volatilitas pasar saham di 2H19 dengan hanya berfokus pada sektor konsumsi (OVERWEIGHT). Seperti halnya di sektor perbankan, isu M&A juga mewarnai sektor konsumsi dimana kami merekomendasikan GGRM (BUY, TP:Rp101.000), SIDO (BUY, TP:Rp1.200).
Outlook 2H19Tim Riset Institusi MNCS kembali menyajikan pergerakan bulanan IHSG melalui MNCS Primbon Index sejak tahun 2018. Di tahun 2019, kami menyakini bahwa probabilitas IHSG mencapai level 6.746 pada 1H19E masih cukup tinggi hingga pertengahan Juni 2019. Meskipun demikian, investor sebaiknya mengantisipasi potensi pelemahan pada 2H19E dengan target IHSG di FY19E : 1) Skenario moderat : 6.334 (multiple PE19E : 15,03x); 2) Skenario optimistik: 7.110 (multiple PE19E : 16,45x) dengan tingkat probabilitas 50% untuk skenario moderat dan 25% untuk skenario optimistik. Kami memasukkan skenario pesimistik : 5.558 (multiple PE19E : 13,53x) dengan tingkat probabilitas sebesar 25%.
Sumber : Bloomberg, MNCS
Sumber : Bloomberg, MNCS
Sektor Rotation
Tren Pergerakan IHSG saat ini diperdagangkan mendekati level -0,5STD 3M16-3M19
JAKT
RAD
JAKBIND
13,00
14,00
15,00
16,00
17,00
18,00
19,00
20,00
Mar
/16
Apr
/16
May
/16
Jun/
16
Jul/
16
Aug
/16
Sep/
16
Oct
/16
Nov
/16
Dec
/16
Jan/
17
Feb/
17
Mar
/17
Apr
/17
May
/17
Jun/
17
Jul/
17
Aug
/17
Sep/
17
Oct
/17
Nov
/17
Dec
/17
Jan/
18
Feb/
18
Mar
/18
Apr
/18
May
/18
Jun/
18
Jul/
18
Aug
/18
Sep/
18
Oct
/18
Nov
/18
Dec
/18
Jan/
19
Feb/
19
Mar
/19
Best PE Mean STD-1 STD-2 STD+1 STD+2
as of March, 15 2019: 15,63x
MNCS Compendium / IV / Maret 2019
21
S&P Global Market Intelligence
Data Dispatch Asia-PacificIndonesian M&A to Still Prove Attractive for Asian BanksRanina Sanglap dan Baby Verma
Man Behind the Banking M&A : Japan and Korea!Bank-bank Jepang yang menjadi salah satu dari pihak peng-akuisisi asing paling aktif belakangan ini. Untuk beberapa pemberi pinjaman yang berasal dari Jepang, Indonesia memiliki daya tarik tersendiri, yang menawarkan prospek pertumbuhan dimana persaingan yang ketat dan dari sisi demografi yang membebani seluruh sektor.
Sejak awal tahun 2014, lembaga keuangan Jepang telah membayar atau menjanjikan setidaknya USD9 miliar untuk beberapa kreditur Indonesia. Transaksi terkini termasuk yang terbesar di Jepang berdasarkan aset, Mitsubishi UFJ Financial Group Inc. menjadi PT Bank Danamon Indonesia Tbk (BDMN), dimana Mitsubishi UFJ Financial Group Inc. menjadi pemegang saham pengendali setelah mengakuisisi 40% kepemilikan BDMN pada Agustus 2018.
Indonesia’s Banking Story in 2019 : M&A Year
Sektor perbankan di Indonesia kemungkinan masih menarik bagi investor M&A asing, meskipun dalam waktu dekat terdapat hambatan dari global dan domestik. Ada sejumlah alasan mengapa bank-bank asing tertarik ke Asia Tenggara, yang notabene padat penduduknya, hal ini dikarenakan bank-bank di Indonesia termasuk yang paling menguntungkan dan dapat dikapitalisasi di wilayah Asia Tenggara. Tingkat rata-rata Return on Equity (ROE) dari bank-bank di Indonesia dapat mencapai 16.5% pada tahun 2019, naik dari angka 16% di tahun 2017, menurut laporan bulan Desember dari S&P Global Ratings. “Yang terpenting, ada populasi ‘unbanked’ yang besar di Indonesia,” menurut Simon Chen, seorang analis senior dari sebuah lembaga keuangan Asia di Moody’s, mengacu pada rendahnya total kredit suatu negara dengan populasi yang lebih dari 260 juta orang.
Tetapi bank-bank Jepang tidak sendirian. Grup dari Korea Selatan, setelah menutup tiga transaksi bank pada tahun 2015, menjadi aktif kembali pada M&A pada tahun 2018. Hal tersebut termasuk KB Kookmin Bank yang mengakuisisi 22% kepemilikan PT Bank Bukopin Tbk.
Di antara para pengakuisisi, empat (4) lembaga keuangan – Mitsubishi UFJ Financial Group dan Sumitomo Mitsui Financial Group Inc. dari Jepang dan dari Korea Selatan seperti Industrial Bank of Korea dan APRO Service Group Co. Ltd – menggabungkan para pemberi pinjaman lokal ke dalam satu entitas, sebuah langkah yang memungkinkan mereka untuk dibebaskan dari batas kepemilikan asing sebesar 40% di Indonesia.
Home and AwayBukanlah suatu kebetulan bahwa bank-bank ini mengejar M&A di Indonesia, pada saat investasi asing sedang kuat di
MNCS Compendium / IV / Maret 2019
22
S&P Global Market Intelligence
...Still be Watch with the Headwind of Global PressuresBagaimanapun juga, para pemberi pinjaman (kreditur) yang berfokus pada investasi di Indonesia akan tetap waspada pada tekanan ekonomi global, termasuk pergerakan suku bunga. Antara bulan Mei dan November 2018, bank sentral Indonesia menaikkan suku bunga sebanyak enam kali atau 175 basis poin, untuk menahan kejatuhan Rupiah di tengah capital outflow dari pasar negara-negara berkembang. Tetapi pada awal tahun 2019, US Federal Reserve (The Fed) mengisyaratkan untuk menunda kenaikan suku bunga, dan Indonesia belum mengubah suku bunganya sejak Desember 2018, karena pulihnya Rupiah.Semua mengatakan, berbagai tailwinds dan headwinds berlanjut meninggalkan Indonesia dengan relatif baik. “Pada saat para pemain asing sedang mencari peluang, dan ingin menginvestasikan dana mereka di pasar yang baru, mereka akan mempertimbangkan pertumbuhan ekonomi, melihat prospek pertumbuhan tambahan, serta melihat tren probabilitas dan kualitas aset pada pasar tertentu. Di situlah kelebihan Indonesia,” kata Chen.
Indonesia. Bank pada dasarnya mengikuti klien-klien mereka, kata Chen. Di akhir 9M18, perusahaan Singapura adalah investor terbesar di Indonesia, dengan total investasi sebesar USD6.70 miliar, menurut data dari Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM). Terbesar ke-dua adalah perusahaan Jepang, dengan total nilai investasi sebesar USD3.75 miliar.
Indonesia has Huge Potential Ahead, but...Untuk bank-bank asing dan klien korporasi mereka yang berinvestasi di suatu negara, faktor-faktor lokal akan lebih diminati. Dalam hal pertumbuhan ekonomi, Bank Dunia memproyeksikan Indonesia akan melampaui sebagian besar pasar negara berkembang lainnya hingga tahun 2021.Selanjutnya, Bank Dunia telah mencatat bahwa kredit domestik ke sektor swasta sebagai persentase GDP, sebuah indikator inklusi keuangan, tetap berada pada 38.7% pada 2017 di Indonesia, dibandingkan dengan sebagai contoh di Jepang sebesar 161.7% pada tahun 2016, yang menunjukkan peluang pertumbuhan yang jauh lebih besar di luar negeri untuk Jepang dan pemberi pinjaman lainnya.
Artikel ini sudah dipublikasikan oleh S&P Global Market Intelligence dan bukan oleh S&P Global Ratings, dimana merupakan sebuah divisi terpisah dari S&P Global.S&P Global Market Intelligence, 55 Water Street, New York, NY 10041.
Legal DisclaimerS&P Global Market Intelligence provides data, news, research and analysis (“Information”) on global public and private companies. The following guidelines set forth the rules for the use for all S&P Global Market Intelligence Information in all media: All Information provided by S&P Global Market Intelligence, in any form, is proprietary to S&P Global Market Intelligence and is protected by U.S. and international laws governing intellectual property. Commercial use of the Information is prohibited without our express written permission. All citations must be limited in scope. Reproduction of substantial portions of Information contained in this report is prohibited.
MNCS Compendium / IV / Maret 2019
23
Player Unknown’s Battleground atau biasa disingkat PUBG menjadi salah satu mobile game yang sangat digemari di kalangan anak muda saat ini. Game yang dapat diunduh melalui Play Store ini bergenre action dengan dua opsi perspektif yaitu third person perspective dan first person perspective. Konsep permainan ini adalah dimulai dengan 100 orang yang diterjunkan dari pesawat yang sedang terbang melintasi satu jalur garis lurus melewati area yang dapat dilihat melalui map. Sebelum mulai penerjunan para pemain sudah bisa menentukan akan terjun ke lokasi mana, kemudian menentukan waktu yang tepat untuk keluar dari pesawat dan mengarahkan karakter permainan ke lokasi yang telah ditentukan tersebut. Tersedia berbagai senjata, attachments, amunisi, granat dan lain-lain untuk dijarah atau istilah di kalangan PUBG player yaitu looting.
Bagi Anda yang suka bermain PUBG, mengenal trading saham dengan benar akan menjadi lebih mudah jika Anda memahami berbagai persamaan yang ada pada keduanya. Untuk itu mari kita simak satu persatu filosofi dalam permainan PUBG yang dapat membantu Anda memahami berbagai persamaan tersebut.
Datang tanpa sesuatu apapun. Diterjunkan dari pesawat dan masing-masing mencari lokasi untuk mendapatkan loot terbaik. Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa loot disini adalah berupa senjata dan berbagai perlengkapan yang dibutuhkan untuk bisa bertahan di medan perang. Untuk menjadi seorang trader saham tentu Anda harus membekali diri dengan pengetahuan yang menjadi senjata untuk mengantisipasi kekalahan yaitu kerugian akibat ketidaktahuan atau bisa dikatakan tidak mempunyai persenjataan yang tepat.
Filosofi Trading Saham ala PUBG
B-Trade Elliottician
Ada map yang harus kita pelajari. Berbeda map tentu saja berbeda pula karakteristiknya. Ada Erangel, Miramar, Sanhok dan Vikendi yang masing-masing memiliki ciri khas sendiri. Dalam trading saham kita wajib mengenal apa itu analisis teknikal, yaitu analisis yang mempelajari pergerakan harga dan memberikan informasi yang bermanfaat untuk menentukan kapan saatnya membeli dan kapan menjual saham yang Anda beli. Analisis
Sumber : Google
Sumber : Google
MNCS Compendium / IV / Maret 2019
24
teknikal inilah yang menjadi map yang kamu pakai dalam setiap keputusan jual beli saham.
Memilih senjata yang cocok. Ada tipe sniper, Assault Rifle (AR), Sub Machine Gun (SMG), shotgun dan pistol yang semua dapat kita pilih. Namun masing-masing pemain mungkin akan memiliki preferensi yang berbeda. Sama-sama menggunakan senjata tipe AR namun secara spesifik pilihan mungkin saja berbeda. Kamu suka pakai AKM, SCAR-L, M16A4, Beryl M762 atau M416? Belum lagi ketika disuruh memilih senjata tipe sniper dimana ada beberapa pilihan seperti M24, Karabiner 98, QBU, VSS Vintorez dan AWM yang khusus Anda bisa dapatkan dari airdrop. Demikian halnya dengan SMG yang juga memiliki berbagai model. Kenalilah profil Anda dalam melakukan trading, apakah suka ‘pertarungan jarak dekat dengan SMG’ alias profit cepat dan pendek? Atau ‘pertarungan jarak jauh dengan sniper’ alias profit besar dalam waktu yang lebih panjang.
Tak lengkap tentunya jika senjata yang kita gunakan tidak dilengkapi dengan scope dengan berbagai skalanya, mulai dari 2x, 3x, 4x, 6x sampai 8x sebagai skala maksimal. Semakin besar skala scope yang kita gunakan maka semakin jauh pula pandangan kita dalam melihat keberadaan musuh. Ketika kita sudah mengintai keberadaan musuh dari satu arah dan memutuskan untuk memulai tembakan, tentu saja kita tidak mungkin mengubah arah dan mengintai musuh yang berada di arah yang lain karena kemungkinan kita akan kehilangan keberadaan musuh di arah sebelumnya dan keberadaan kita diketahui semakin banyak musuh dan risiko bagi kita diserang dari berbagai arah atau bahasa trend anak PUBG adalah sandwiched. Trading saham pun harus menerapkan strategi yang sama yaitu fokus, jangan pernah mencoba untuk memecah konsentrasi Anda karena hasil yang Anda dapatkan kemungkinan besar tidak akan maksimal. Buatlah daftar stock universe yaitu daftar saham yang jumlahnya terbatas disesuaikan dengan kesanggupan Anda untuk memantau.
Tujuannya adalah agar Anda lebih mudah memperhatikan dan mengenali karakter pergerakan masing-masing sahamnya sehingga Anda lebih mudah dalam melakukan trading di saham-saham tersebut.
Jangan lupa rompi anti peluru dan helm! Dua perlengkapan ini adalah wajib agar kamu tidak cepat mati ketika terjadi baku tembak dengan musuh. Ketika darahmu berkurang kamu bisa melakukan recovery dengan medkit, painkiller, bandage, minuman kaleng dan lain-lain sebagai booster. Menerapkan
trading plan yang benar ibarat kamu menggunakan helm dan rompi anti peluru dalam pertarungan di game PUBG. Tahu kapan harus melakukan stoploss itulah ‘helm’ yang mengamankan modal tradingmu dari kerugian besar! Kebanyakan trader mengalami kegagalan karena tidak memiliki trading plan yang jelas atau belum menerapkannya dengan kedisiplinan tinggi, masih suka memberi toleransi terhadap kerugian yang sudah tidak sesuai lagi dengan trading plannya.
Kamu harus mengumpulkan cukup amunisi untuk bersiap menghadapi musuh yang sudah menantimu di depan. Menjadi trader yang benar yaitu mengumpulkan keuntungan dalam investasi untuk mempersiapkan segala kebutuhan yang mengharuskan adanya pengeluaran di waktu mendatang. Itulah sebabnya Anda harus bisa meraih profit secara konsisten agar selain modalmu tetap terjaga, Anda juga bisa menghasilkan dari aktivitas trading saham.
Kekompakan dalam peperangan tim baik duo maupun squad adalah kunci keberhasilan mencapai Winner Winner Chicken Dinner alias kemenangan. Jika kamu sudah berkeluarga maka harus terjalin kekompakan diantara Anda dan suami atau istri Anda. Terlebih lagi soal pengaturan dan penggunaan keuangan keluarga harus ada keterbukaan supaya saling mengetahui tujuan penggunaan uang untuk modal trading saham. Ketika ada anggota keluarga yang belum paham pun perlu untuk diajari apa itu investasi dan trading saham serta apa manfaatnya bagi keuangan keluarga.
Posisi berdiri, merunduk dan tiarap harus dilakukan untuk terhindar dari serangan tembakan musuh. Ada waktu menahan diri dan ada waktu untuk menyerang, sama halnya dalam trading saham, ada waktu untuk membeli ada waktu untuk wait and see. Dengan kesabaran maka Anda akan terhindar dari kesalahan dalam mengambil tindakan.
Demikianlah tadi filosofi dalam permainan PUBG yang semoga membantu Anda untuk mulai mengenali dunia trading saham dengan mindset yang benar.
Ivan RosanovaFounder B-Trade Entrance“Investasi bijak, keuangan menanjak!”Website: invesmart.co.id (coming soon)IG: @btrade.entranceWA: 0878 3975 1397Email: [email protected]
B-Trade Elliottician
Sumber : Google
MNCS Compendium / IV / Maret 2019
26
Automotive Sector Update
Big Trucks Win The Race!
Penjualan Kendaraan Roda Empat FY18 mencapai 6,65% YoY
Sepanjang FY18, penjualan kendaraan roda empat (four wheels/4W) mengalami pertumbuhan sebesar 6,65% YoY menjadi 1,15 juta unit. Adapun pertumbuhan penjualan 4W didorong oleh segmen kendaraan komersial yang terjual hingga 276.631 unit atau tumbuh 17,56% YoY dimana hal tersebut terjadi seiring dengan telah beroperasinya beberapa proyek jalan tol di beberapa titik wilayah Indonesia, terutama Jawa dan Sumatra. Selain itu, harga komoditas (minyak dan batu bara) yang mengalami perbaikan, juga turut mendorong kinerja dari penjualan kendaraan komersial. Sedangkan penjualan kendaraan penumpang mengalami perbaikan dibandingkan FY17 dengan tumbuh single digit, yaitu 3,61% YoY mencapai 874.660 unit selama FY18.
Toyota Avanza Mampu Bertahan sebagai Top Player LMPVPada segmen MPV, low MPV merupakan MPV yang menjadi preferensi konsumen. Hal tersebut terlihat dari data penjualan LMPV yang mengalami peningkatan sebesar 4,18% YoY menjadi 243.723 unit selama FY18, dimana medium MPV mengalami penurunan -7,05% YoY menjadi 68.942 unit. Toyota Avanza mampu menempati urutan pertama kembali dengan market share mencapai 32% atas segmen LMPV pada FY18, setelah sempat tergeser oleh Mitsubishi Xpander. Avanza Transmover mengalami peningkatan penjualan pada 3 bulan terakhir pada 2018, yang mana merupakan hasil dari penjualan terhadap salah satu armada taksi di Indonesia. Sedangkan Mitsubishi Xpander mampu meraih peningkatan market share menjadi 29% pada
FY18 (vs 5% pada FY17). Wulling berhasil meraih pertumbuhan positif untuk segmen MPV ketika merek incumbent mengalami pertumbuhan negatif, dimana untuk jenis LMPV (Wulling Confero) dan medium MPV (Wulling Cortez) masing-masing mampu tumbuh 123,11% YoY dan 12,92% YoY. Persaingan LMPV semakin ketat dengan akan diluncurkannya Nissan Livina dan Daihatsu Xenia yang baru pada FY19E. Kami menilai bahwa pertumbuhan LMPV akan cenderung stabil dengan persaingan yang ketat seiring dengan pertumbuhan ekonomi dan perkembangan transportasi online (GoCar dan Grab Car). Selain itu, preferensi konsumen yang saat ini beralih kepada LSUV juga menjadi hal yang perlu diperhatikan.
Sumber: Pexels
Penjualan Kendaran Roda Empat (Four Wheelers/4W)
Sumber : Gaikindo
MNCS Compendium / IV / Maret 2019
27
Sumber: autonetmagz.net Sumber: otomotifnet.com
Automotive Sector Update
Perubahan Appetite dari LMPV kepada LSUV FY18LSUV dari Toyota (Rush) yang dikomersialkan pada awal tahun FY18 dan Daihatsu Terios yang diluncurkan pada akhir 2017, berhasil memperoleh respon yang baik dari konsumen. Hal tersebut terlihat dari penjualan Toyota Rush yang tumbuh 293,99% YoY menjadi 71.655 unit pada FY18 dan mampu memperoleh market share terbesar pada segmen LSUV yaitu sebesar 49%. Selain itu, penjualan Daihatsu Terios mampu tumbuh 179,88% YoY dengan market share sebesar 22% pada FY18, sehingga produk LSUV yang dikeluarkan PT Astra International Tbk (ASII) mampu menggeser primadona LSUV selama ini, yaitu Honda BRV dan HRV. Secara keseluruhan, terlihat bahwa appetite konsumen berubah ke LSUV yang ditunjukkan oleh pertumbuhan penjualan LSUV secara keseluruhan mencapai 63,90% dan kami melihat segmen SUV akan semakin ramai dengan SUV terbaru yang akan diluncurkan Wulling, yaitu Almaz.
Pertumbuhan Kendaraan Komersial Seiring dengan Perkembangan Sektor LogistikPenjualan kendaraan komersial mencapai 17,56% YoY menjadi 276.631 unit pada FY18, yang berangsur membaik sejak FY16 dimana penjualan hanya mencapai 200.742 unit, seiring dengan Logistic Performance Index (LPI) yang berada di level 2,98. Pembangunan infrastruktur telah selesai turut mendorong aktivitas logistik nasional termasuk penjualan kendaraan komersial, dimana terlihat dari LPI yang meningkat ke level 3,15 pada FY18. Oleh karena itu, peningkatan kinerja sektor
logistik dapat terlihat dari penjualan truk dan pick-up yang masing-masing tumbuh sebesar 27,37% YoY dan 11,76% YoY. Pertumbuhan kendaraan komersial dapat terlihat dari kinerja beberapa emiten sektor logistik, seperti PT Indomobil Multi Jasa Tbk (IMJS) dan PT Adi Sarana Armada Tbk (ASSA) yang mengalami pertumbuhan pendapatan terkait logistik sebesar 29,92% YoY dan 9,86% YoY pada 3Q18. Pada sisi lain, logistik yang melalui jalur udara mengalami kenaikan biaya karena tarif kargo yang ditingkatkan oleh maskapai penerbangan. Melihat jalur transportasi darat (tol maupun jalan layang) yang telah berkembang, sebagaimana yang terlihat dari penambahan 4 jalan tol yang telah beroperasi melalui PT Jasamarga (Persero) Tbk (JSMR) sejak 2016 hingga 2018, kami melihat ada peluang logistik melalui jalur darat akan mengalami peningkatkan terutama untuk wilayah satu pulau. Kecepatan penyampaian kargo yang ditunjukan oleh indikator timeliness dari LPI, menandakan bahwa terjadi perbaikan pada FY18 di level 3,67 (vs 3,46 pada FY16) seiring dengan peningkatan kualitas infrastruktur pada LPI FY18 di level 2,90 (vs 2,65 pada FY16). Oleh karena itu, permintaan kendaraan komersial masih akan meningkat seiring dengan potensi peningkatan permintaan logistik jalur darat.
Pengembangan Kendaraan Listrik yang Mulai TerlihatKementrian Perindustrian (Kemenperin) menargetkan untuk membangun industri kendaraan listrik di dalam negeri pada tahun 2022 agar dapat memperluas pasar ekspor kendaraan
Penjualan Pick-Up FY18 Penjualan Truk FY18
Nissan Livina 2019 Wulling Almaz
Sumber : Gaikindo Sumber : Gaikindo
“MNCS Mempertahankan NEUTRAL Rating untuk
Sektor Otomotif, dengan Saham Pilihan ASII (BUY;
TP: Rp8.400)”
HINO33%
Isuzu18%
Mitsubishi Fuso44%
Toyota1%
UD Trucks3%
Others1%
Suzuki38%
Daihatsu30%
Mitsubishi Motors25%
Toyota3%
Isuzu3%
Others1%
MNCS Compendium / IV / Maret 2019
28
Automotive Sector Update
listrik serta bertujuan untuk pengoperasian mobil listrik di Indonesia mencapai 20% pada 2025. Program tersebut didukung oleh beberapa pihak, seperti yang dilakukan oleh PT PLN Distribusi Jakarta Raya (Disraya) yang saat ini sedang merancang infrastuktur pengisian listrik cepat (fast charging) untuk menfasilitasi kebutuhan energi kendaraan listrik. Pemerintah juga bekerja sama dengan perusahaan Tiongkok, Indonesia, dan Jepang dalam membangun pabrik bahan baku untuk baterai kendaraan listrik. Selain itu, perusahaan taksi PT Blue Bird Tbk (BIRD) akan menggunakan kendaraan listrik untuk taksi dari BYD. Hal tersebut dilakukan dengan pertimbangan bahwa kendaraan listrik tidak memiliki banyak komponen mesin seperti halnya kendaraan konvensional dimana akan berpengaruh negatif terhadap indsutri komponen kendaraan (spare part) konvensional. Kami melihat bahwa tren kendaraan listrik akan berpengaruh positif terhadap sektor otomotif seiring dengan pengembangan infrastukturnya.
Risiko Sektor Otomotif: Perlambatan Pertumbuhan Ekonomi, Nilai Tukar dan Suku BungaPenjualan 4W domestik pada Januari 2019 mengalami penurunan -15,36% YoY menjadi 81.218 unit dan menjadi penjualan Januari yang terendah sejak 5 tahun terakhir. Penurunan penjualan pada awal tahun tersebut merupakan siklus seperti yang terjadi pada tahun FY15 dan FY16, dimana penjualan 4W FY16 mencetak pertumbuhan positif (4,88% YoY) yang didorong oleh kendaraan penumpang seiring dengan GDP FY16 yang mencapai 5,01% (vs 4,88% pada FY15). Kami menilai penurunan penjualan ini merupakan sebuah penurunan kinerja sektor otomotif yang sempat mengalami perbaikan pada dua tahun terakhir. Selain itu, volatilitas nilai tukar Rupiah masih akan terlihat di tahun 2019, sehingga dapat mempengaruhi biaya produksi kendaraan penumpang maupun komersial. Hal tersebut terlihat dari nilai tukar Rupiah yang berada di level Rp13.965 (8 Februari 2019) yang mengalami penguatan 4,25% YTD, dimana pada tahun FY18 sempat mencapai level Rp15.800. Selain itu, tingkat suku bunga 7DRR yang diproyeksikan akan mengalami peningkatan 2 kali pada FY19E, dapat menjadi hambatan bagi permintaan, terutama kendaraan penumpang, dimana sekitar ~70% penjualan kendaraan bermotor dilakukan secara kredit.
Rekomendasi: Neutral dengan Saham Pilihan ASII (BUY, TP: Rp8.400)Kami menilai bahwa sektor otomotif pada FY19E ini akan bertumbuh stabil seiring dengan pertumbuhan ekonomi. Kendaraan penumpang kami proyeksikan akan mencapai >900.000 unit dengan pertumbuhan ~4% YoY pada FY19E, dimana salah satunya didorong oleh perkembangan transportasi online serta adanya pelonggaran kebijakan mengenai uang muka 0% yang ditetapkan oleh regulator. Sedangkan kendaraan komersial masih akan menjadi pendorong pertumbuhan sektor otomotif seiring dengan kondisi infrastruktur yang semakin berkembang, dimana kami perkirakan kendaraan komersial akan tumbuh >17% YoY. Kami menilai bahwa ASII dapat mempertahankan market share pada FY19E dengan diluncurkannya Toyota Avanza baru dan penambahan range Daihatsu Xenia, serta masih tingginya appetite konsumen terhadap LSUV. Kami merekomendasikan NEUTRAL untuk sektor otomotif dengan rekomendasi saham ASII (BUY, TP: Rp8.400), melihat kendaraan komersial yang menjadi pendorong pertumbuhan sektor otomotif dimana Mitsubishi Fuso merupakan market leader kendaraan komersial. Sedangkan pertumbuhan kendaraan penumpang masih akan bertumbuh moderat dan secara keseluruhan kami proyeksikan penjualan 4W akan tumbuh di level ~7% pada FY19E. Volatilitas nilai tukar Rupiah, inflasi, dan peningkatan suku bunga akan menjadi hambatan bagi pertumbuhan sektor otomotif.
Perbandingan Logistic Performance Index (LPI) dan Pen-jualan Kendaraan Komersial
Armada Taksi Menggunakan Kendaraan Listrik
Transportasi Online Menggunakan Kendaraan Listrik
Sumber : World Bank dan Gaikindo
Sumber : Google
Sumber : Google
2,94478
3,081806
2,984537
3,150061
2,8
2,85
2,9
2,95
3
3,05
3,1
3,15
3,2
0
50000
100000
150000
200000
250000
300000
350000
400000
2012 2014 2016 2018
Penjualan Kendaraan Komersial LPI
MNCS Compendium / IV / Maret 2019
29
Banking Sector Update
Sumber : OJK, MNCS
Pergerakan Pertumbuhan Kredit Perbankan
Pertumbuhan Kredit yang Terbatas..Penyaluran kredit perbankan pada
FY18 mengalami pertumbuhan sebesar 11,75% YoY menjadi Rp5.294,88 triliun. Bank pada BUKU IV dan BUKU III pun mampu melebihi pertumbuhan kredit sistem perbankan dimana bank pada kategori tersebut mampu menyalurkan kredit hingga tumbuh masing-masing sebesar 12,54% YoY dan 15,50% YoY. Kredit modal kerja sebagai kontributor utama dalam penyaluran kredit (48% atas total kredit), mengalami pertumbuhan sebesar 13,03% YoY dan diikuti oleh kredit investasi tumbuh sebesar 10,93% YoY pada FY18. Perdagangan besar dan eceran serta industri pengolahan sebagai sektor yang memiliki porsi terbesar dalam penyaluran kredit, mampu tumbuh sebesar 10,23% YoY dan 9,10% YoY pada FY18. Sedangkan kredit konsumsi tumbuh 10,35% YoY pada FY18 dimana kredit tersebut didominasi oleh kredit rumah tangga. Seiring dengan pertumbuhan konsumsi rumah tangga yang tumbuh 5,05% YoY pada FY18, kredit rumah tangga (bukan lapangan usaha) mengalami pertumbuhan sebesar 10,35% YoY. Adapun KPR tumbuh 13,90% YoY dimana perumahan kelas menengah merupakan segmen yang paling berkembang. Kami menilai pertumbuhan kredit pada FY19E akan berada di level ~11% berdasarkan 1) Pertumbuhan ekonomi diprediksikan 5,2% pada FY19E; dan 2) Likuiditas yang
Stand Still as Defense Strategy
Sumber : Google
mengetat dimana LDR FY18 mencapai ~94% dan penyaluran kredit yang relatif cukup agresif pada FY18 akan membatasi ruang gerak penyaluran kredit pada FY19E.
..Karena Likuiditas yang MengetatSelama FY18, Dana Pihak Ketiga (DPK) mencapai Rp5.630,45 triliun atau tumbuh 6,45% YoY. Namun, bank BUKU
IV dan BUKU III yang dapat menghimpun DPK dengan pertumbuhan dari sistem perbankan, yaitu sebesar ~7%-8% YoY. Sedangkan pertumbuhan DPK pada bank yang berada pada BUKU lainnya, tidak mampu melebihi pertumbuhan DPK sistem perbankan, dengan pertumbuhan negatif bagi bank BUKU II. Pertumbuhan DPK yang tidak seimbang dengan pertumbuhan kredit, menyebabkan
10,3%
7,9% 8,2%
11,8% 11,7% 11,9%
0,00%
3,00%
6,00%
9,00%
12,00%
15,00%
18,00%
21,00%
24,00%
2015 2016 2017 2018 2019E 2020F
BBCA BMRI BBRI BBNI BNGA BBTN System
MNCS Compendium / IV / Maret 2019
30
Sumber : OJK, MNCS
Sumber : OJK, MNCS
Pergerakan NPL Gross Sistem Perbankan
terjadinya pengetatan likuiditas pada sektor perbankan. Hal tersebut terlihat dari LDR sistem perbankan yang mencapai 94,04% pada FY18, level tertinggi selama FY18. Kami menilai bahwa likuiditas bank BUKU IV akan lebih bertahan dibandingkan bank BUKU III, melihat pertumbuhan kredit bank BUKU III yang cukup agresif sehingga LDR bank BUKU III mencapai 103,37% pada FY18 (melebihi batas atas ketentuan BI). Sedangkan LDR bank BUKU I dan II pada FY18 dapat berada di level 94% dan 92%, dimana hal tersebut menunjukkan adanya permintaan kredit yang meningkat setelah LDR bank BUKU I dan II sempat berada di level <90% pada 11M18. Melihat tren peningkatan suku bunga deposito yang dilakukan sejak Mei 2018 (berakhirnya suku bunga rendah) dimana bank BUKU III yang melakukan peningkatan suku bunga deposito tertinggi hingga FY18 (+79bps) karena masih tingginya LDR dan penyaluran kredit yang cukup agresif, maka bank BUKU III masih berpotensi mengalami pengetatan likuiditas pada FY19E termasuk BBTN.
Kestabilan Kualitas Aset didukung Write-Off dan Coverage RatioKualitas aset masih terjaga sampai dengan FY18, dimana NPL gross berada di level 2,37% (-0,30% MoM). Pergerakan NPL gross berada di rentang yang stabil (~2,4%-2,8%) sepanjang FY18, dimana hal tersebut sejalan dengan risiko penyaluran kredit yang menurun sebagaimana yang terlihat dari special mention loan (SML)
yang berada pada level 4,47% (vs 5,30% pada 9M18) atas total kredit sistem perbankan. Selain itu, loan at risk sistem perbankan juga menunjukan perbaikan ke level 6,89% pada FY18 (vs 7,95% pada 9M18). Sedangkan bank universe kami juga mampu menjaga kualitas aset dilihat dari NPL gross yang mengalami penurunan selama FY18, yang didukung oleh coverage ratio yang berada di atas sistem perbankan (terkecuali BBTN dan BNGA, dimana BBTN merupakan bank yang paling terkena dampak dalam
penerapan IFRS 9). Adapun NPL gross yang mengalami penurunan secara berkala selama FY18 lebih dikarenakan adanya write-off yang masif dilakukan oleh bank (BBRI dan BMRI). Kami menilai bahwa stabilitas kualitas aset akan tetap terjaga pada FY19E, namun tidak menutup kemungkinan loan at risk mengalami kenaikan melihat penyaluran kredit sepanjang FY18 bertumbuh cukup pesat di sektor pertambangan, konstruksi, maupun perdagangan di tengah pertumbuhan ekonomi yang moderat. BBCA merupakan bank yang memiliki eksposur terendah terhadap peningkatan NPL gross yang signifikan (1,40% pada FY18) karena rendahnya eksposur terhadap kredit valuta asing, tambang maupun konstruksi.
NIM Tertekan dengan Bottom-Line yang Tumbuh ModeratLaba bersih FY18 untuk bank di dalam coverage kami, rata-rata sesuai dengan asumsi pada FY18E (namun kinerja BBTN di bawah ekspektasi karena adanya implementasi IFRS 9). Hal tersebut didorong oleh penurunan beban pencadangan penurunan kualitas aset (kecuali BBTN yang mengalami peningkatan beban provisi hingga 45% YoY pada 9M18) dikarenakan stabilnya kualitas aset serta efisiensi kegiatan operasional yang terjaga (BOPO sistem perbankan di level 78,71% pada 10M18). Sedangkan NIM masih akan mengalami
Banking Sector Update
Pergerakan LDR Perbankan
0,00%
1,00%
2,00%
3,00%
4,00%
5,00%
6,00%
7,00%
8,00%
9,00%
10,00%
2014 2015 2016 2017 Jan-18 Feb-18 Mar-18 Apr-18 May-18 Jun-18 Jul-18 Aug-18 Sep-18 Oct-18 Nov-18 Dec-18
NPL Pertambangan dan Penggalian NPL Industri Pengolahan NPL Konstruksi
NPL Perdagangan Besar dan Eceran Loan at Risk Banking System
92,0%90,5% 89,6%
94,0%95,1%
96,3%
75,0%
78,0%
81,0%
84,0%
87,0%
90,0%
93,0%
96,0%
99,0%
102,0%
105,0%
108,0%
2015 2016 2017 2018 2019E 2020F
BBCA BMRI BBRI BBNI BNGA BBTN System
MNCS Compendium / IV / Maret 2019
31
1,5
1,6
1,7
1,8
1,9
2
2,1
2,2
2,3
2,4
2,5
Feb-
14
Apr-
14
Jun-
14
Aug-
14
Oct
-14
Dec-
14
Feb-
15
Apr-
15
Jun-
15
Aug-
15
Oct
-15
Dec-
15
Feb-
16
Apr-
16
Jun-
16
Aug-
16
Oct
-16
Dec-
16
Feb-
17
Apr-
17
Jun-
17
Aug-
17
Oct
-17
Dec-
17
Feb-
18
Apr-
18
Jun-
18
Aug-
18
Oct
-18
Dec-
18PBV JAKFIN AVG STD DEV STD DEV +1 STD DEV +2 STD DEV -1 STD DEV -2
tekanan hingga FY19E, dimana hal tersebut tercermin NIM pada FY18 mengalami penurunan -20bps YoY menjadi 5,12%. Adapun penurunan NIM yang terjadi pada bank BUKU III yaitu -18bps YoY dan BUKU IV sebesar -21bps pada FY18, termasuk bank di dalam coverage kami (rata-rata penurunan -40bps pada FY18). Peningkatan suku bunga deposito dalam rangka menjaga likuiditas yang mengetat sejak dinaikkannya 7DRRR (+86bps pada 5M18-FY18) namun suku bunga kredit yang terus mengalami penurunan dengan pertimbangan kualitas aset maupun daya beli, menjadi faktor utama dalam tren penurunan NIM hingga FY19E.
Penguatan Digitalisasi Perbankan Melalui Aksi KorporasiMenilai penerapan single entity holding yang menyebabkan adanya akuisisi oleh beberapa bank asal Jepang (Bank Sumitomo dan MUFG) terhadap Bank Tabungan Negara (BTPN) dan Bank Danamon (BDMN), maka aksi korporasi akuisisi sektor perbankan masih berpotensi untuk dilakukan. Hal tersebut tidak hanya untuk menjalankan aturan single entity holding, namun juga dapat dilakukan untuk memperkuat digital banking dalam rangka memasuki era fintech yang hingga FY18 mencapai 88 fintech resmi terdaftar di OJK. Adapun perkembangan dana yang dipinjamkan melalui skema P2P lending mencapai Rp15,99 triliun pada 10M18 (+432,55%
YTD) serta perkembangan uang elektronik yang mencapai 311% YoY yakni mencapai Rp5,19 triliun pada 11M18 dan permodalan yang kuat dengan CAR yang mencapai >20% (terutama bank BUKU IV), menjadi salah satu faktor bank untuk memperkuat digital banking melalui aksi akuisisi. Rekomendai: NEUTRAL dengan Top Picks: BBCA (BUY, TP: Rp31.000)Kami merekomendasikan NEUTRAL untuk sektor perbankan saat ini menilai fundamental yang relatif bergerak moderat dimana terlihat dari 1)
Kualitas aset yang stabil; 2) Pengetatan likuiditas; 3) Tren penurunan NIM; dan 4) Pertumbuhan bottom-line yang relatif moderat. Adapun sentimen positif yang menggerakan saham perbankan adalah capital inflow terkait dengan penerapan peraturan free-float secara berkala serta potensi peningkatan 7DRR yang terbatas. Rekomendasi saham perbankan yaitu BBCA (BUY, Tp: Rp31.000), BBRI (BUY, TP: Rp4.400), BMRI (HOLD, TP: Rp7.850), BBNI (HOLD, TP: Rp10.000), BBTN (BUY, TP: Rp2.900), BNGA (BUY, TP: Rp1.375), BNLI (HOLD, TP: Rp860), dan AGRO (BUY, TP: Rp480).
Banking Sector Update
“MNCS Mempertahankan NEUTRAL Rating untuk Sektor Banking, dengan
Saham Pilihan BBCA (BUY, Tp: Rp31.000), BBRI (BUY, TP: Rp4.400), BNGA (BUY, TP: Rp1.375), dan AGRO
(BUY, TP: Rp480)”
Sumber : OJK, MNCS
Pergerakan NIM Perbankan
Sumber : Bloomberg
Rata-Rata PBV Band JAKFIN Selama 3 Tahun
5,4%5,6%
5,3%
4,7% 4,7% 4,6%
3,5%
4,0%
4,5%
5,0%
5,5%
6,0%
6,5%
7,0%
7,5%
8,0%
8,5%
2015 2016 2017 2018 2019E 2020F
BBCA BMRI BBRI BBNI BBTN BNGA System
MNCS Compendium / IV / Maret 2019
32
Sumber: Google
Indikator Konsumsi masih Menunjukkan Peningkatan yang Positif
Terselenggaranya beberapa kegiatan berskala nasional dan internasional serta upaya pemerintah dalam mengakselerasi pemulihan daya beli masyarakat sepanjang 2018 cukup membuahkan hasil. Household spending yang berkontribusi sebesar 55,74% terhadap total GDP di 4Q18 mencatatkan pertumbuhan sebesar 5,08% YoY (vs 4,98% YoY pada 4Q17). Retail Sales Index secara keseluruhan meningkat pada FY18 dengan rerata pertumbuhan 3,70% YoY (vs 2,90% YoY pada FY17) didukung oleh pertumbuhan penjualan sandang dan bahan bakar kendaraan bermotor masing-masing sebesar 15,3%/11,3% YoY. Proporsi konsumsi masyarakat terhadap total pendapatan juga terpantau meningkat pada level 66,3% (vs 65,0% pada FY17). Sementara itu, optimisme konsumen pada FY18 menguat didukung oleh peningkatan Indeks Kepercayaan Konsumen dengan rata-rata sebesar 123,6 (vs 122,0 pada FY17). Kami memprediksikan bahwa kondisi positif masih akan berlanjut hingga FY19E dengan indeks penjualan ritel berada pada level 3,70%-4,01% YoY sejalan dengan ekspektasi pertumbuhan GDP yang diproyeksikan meningkat 5,2%-5,3% dan household spending pada level 5,07%-5,16%. Hal ini didukung oleh Survei Bank Indonesia 12M18 akan ekspektasi konsumen terhadap penjualan yang meningkat pada 2Q19E, optimisme terhadap peningkatan penghasilan dan ketersediaan lapangan kerja.
Strong Financial Performance dengan Rata-rata Peningkatan Top-line 11,95% YoY pada 9M18Pendapatan perusahaan sektor konsumsi yang masuk dalam coverage kami di 9M18 mencatatkan peningkatan rata-rata sebesar 11,95% YoY yang merefleksikan 74,12%/73,50% dari target MNCS/Konsensus. ERAA memimpin pertumbuhan pendapatan dengan peningkatan signifikan sebesar 52,12% YoY, disusul oleh MAPI (18,35% YoY), HOKI (17,78% YoY), dan GGRM (13,60% YoY). Lebih lanjut, laba bersih rata-rata meningkat hingga 47,92% YoY, merefleksikan 76,41%/80,19% dari target MNCS/konsensus. ERAA mengalami pertumbuhan laba bersih tertinggi dibandingkan dengan perusahaan lain, yang mencatatkan pertumbuhan sebesar 185,84% YoY, disusul dengan MAPI (124,42% YoY), HOKI (95,06%), dan RALS (43,36% YoY). Sementara INDF mengalami penurunan laba
bersih sebesar -13,57% YoY sejalan dengan pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar serta pelemahan harga CPO. Kami percaya pencapaian tersebut merefleksikan daya beli masyarakat sudah mulai membaik pada 9M18 dimana hasil kinerja emiten konsumer secara rata-rata sejalan dengan target konsensus.
Berharap pada Terjaganya Daya Beli Masyarakat Mid to Low SegmentBertepatan dengan momentum Pemilu serentak pada April 2019, kami perkirakan daya beli masyarakat bertumbuh sejalan dengan tingginya perputaran uang menjelang Pemilu. Kegiatan kampanye dan aliran dana politik berpotensi meningkatkan permintaan domestik. Hal ini tercermin dari pertumbuhan pendapatan beberapa emiten consumer pada dua kuartal sebelum pemilihan Presiden 2014 dengan peningkatan rata-rata sekitar 12%-15%. Kami perkirakan tren serupa akan terjadi pada FY19E, dengan volume yang lebih tinggi khususnya pada 1Q19E dan 2Q19E.
Selain itu, kami melihat Pemerintah tetap berfokus pada langkah-langkah populis melalui distribusi dan penggunaan dana anggaran negara yang berpotensi meningkatkan konsumsi domestik khususnya mid to low segment pada FY19E. Beberapa program yang dijalankan antara lain perlindungan sosial bagi
Taking the Momentum!
Sumber: Bank Indonesia
Indeks Keyakinan Konsumen, Indeks Penjualan Ritel, dan PDB
150 150
174 171 174182 187 188
194
207 204 206 203
218
204210
204
228
214
117 116 120 119 119111 107 104
111 112 113 116 118124 123 123 123 125 123
0
50
100
150
200
250
1Q14
2Q14
3Q14
4Q14
1Q15
2Q15
3Q15
4Q15
1Q16
2Q16
3Q16
4Q16
1Q17
2Q17
3Q17
4Q17
1Q18
2Q18
3Q18
4,3%
4,4%
4,5%
4,6%
4,7%
4,8%
4,9%
5,0%
5,1%
5,2%
5,3%
5,4%
Retail Sales Index (LHS) Consumer Confidence Index (LHS) GDP Growth (RHS)
Consumer Sector Update
MNCS Compendium / IV / Maret 2019
33
Consumer Sector Update
penduduk miskin, peningkatan kualitas sumber daya manusia, percepatan pembangunan infrastruktur, reformasi birokrasi, dan penguatan desentralisasi fiskal. Dalam APBN 2019, Pemerintah menganggarkan program perlindungan sosial Rp387,3 triliun atau meningkat 32,8% YoY (vs Rp291,7 pada Outlook APBN 2018) yang rencananya akan dipergunakan untuk pelaksanaan program prioritas seperti Program Keluarga Harapan (PKH) dan Bantuan Sosial Rastra/Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT). Kami meyakini kebijakan Pemerintah melalui peningkatan anggaran perlindungan sosial mampu mendorong daya beli khususnya masyarakat kelas menengah ke bawah ditengah perhelatan pemilu pada April 2019 mendatang.
Sektor Tembakau dan FMCG masih menjadi Pilihan Pemerintah memutuskan untuk membatalkan kenaikan tarif cukai rokok pada FY19F dan tetap memberlakukan cukai rokok FY18 dengan rata-rata tertimbang 10,04%. Kami meyakini keputusan ini memberikan dampak positif bagi industri hasil tembakau. Selain itu, berdasarkan riset Nielsen, rokok jenis SKM Full Flavor (FF) masih mendominasi penjualan rokok nasional dengan peningkatan market share menjadi 40,70% pada 1Q18 (vs 37,60% pada 1Q17). Permintaan yang masif akan produk rokok khususnya SKM FF tentunya akan menguntungkan bagi GGRM yang merupakan market leader dalam segmen SKM FF dengan porsi sebesar ~80% terhadap total volume penjualan. Meskipun demikian, peredaran rokok elektrik yang cukup tinggi sebagai gaya hidup kaum urban tentunya menjadi hal yang perlu diperhatikan.
Kami juga melihat bahwa pemain di sektor FMCG masih akan mencatatkan keuntungan, sejalan dengan porsi pengeluaran untuk F&B yang masih mendominasi sebesar 35,2% dari porsi pengeluaran rumah tangga. Selain itu, Fitch Ratings memprediksikan angka penjualan makanan berpotensi bertumbuh sebesar 9,7% YoY pada FY19E, dengan rata-rata pertumbuhan per tahun sebesar 10% YoY hingga FY22F. Sedangkan penjualan minuman non-alkohol diprediksikan bertumbuh 10,6% YoY pada FY19E dengan rata-rata pertumbuhan per tahun sebesar 11% YoY hingga FY22F.
Kami meyakini hal ini menjadi katalis positif bagi emiten seperti UNVR, ICBP dan HOKI.
Risiko atas Peningkatan Harga BBM pada 2H19ESalah satu kebijakan populis yang dijalankan Pemerintah beberapa waktu sebelum Pilpres yakni kecenderungan untuk menahan kenaikan harga BBM. Namun kami melakukan analisis pergerakan harga BBM, secara khusus premium dan solar yang menunjukkan kecenderungan peningkatan setelah Pilpres. Data pergerakan harga BBM sebelum dan sesudah Pilpres pada 2004 dan 2014 rata-rata menunjukkan peningkatan sebesar 31,68%. Sedangkan pada 2009 kenaikan BBM baru terjadi tiga tahun pasca Pilpres. Berdasarkan data tersebut, kami meyakini bahwa peningkatan harga BBM berpotensi terjadi pasca Pilpres 2019 di tengah kenaikan harga minyak mentah dunia. Selain itu, peningkatan
harga BBM juga menjadi salah satu strategi Pemerintah dalam menekan defisit neraca perdagangan setelah pemilu. Jika hal ini terjadi maka emiten di sektor konsumer perlu mewaspadai
“MNCS Mempertahankan
Rekomendasi OVERWEIGHT Untuk Sektor
Konsumsi, dengan Saham Pilihan
GGRM (BUY; TP: Rp101.000), HOKI (BUY; TP: Rp1.070),
ICBP (BUY; TP: Rp11.600), dan ERAA (BUY; TP:
Rp3.000)”
Sumber: Bank Indonesia
Sumber: Bloomberg
Tren Proporsi Pengeluaran Konsumen
Tren Pertumbuhan Pendapatan Emiten Konsumer menjelang Pilpres 2014
12,8%
12,3%
19,0%
20,5%
68,2%
67,2%
60%
61%
62%
63%
64%
65%
66%
67%
68%
69%
10%
12%
14%
16%
18%
20%
22%
24%
Jan-
17
Feb-
17
Mar
-17
Apr-
17
May
-17
Jun-
17
Jul-1
7
Aug-
17
Sep-
17
Oct
-17
Nov
-17
Dec-
17
Jan-
18
Feb-
18
Mar
-18
Apr-
18
May
-18
Jun-
18
Jul-1
8
Aug-
18
Sep-
18
Oct
-18
Nov
-18
Dec-
18
Cicilan Pinjaman (LHS) Tabungan (LHS) Konsumsi (RHS)
12,8%
12,3%
19,0%
20,5%
68,2%
67,2%
60%
61%
62%
63%
64%
65%
66%
67%
68%
69%
10%
12%
14%
16%
18%
20%
22%
24%
Jan-
17
Feb-
17
Mar
-17
Apr-
17
May
-17
Jun-
17
Jul-1
7
Aug-
17
Sep-
17
Oct
-17
Nov
-17
Dec-
17
Jan-
18
Feb-
18
Mar
-18
Apr-
18
May
-18
Jun-
18
Jul-1
8
Aug-
18
Sep-
18
Oct
-18
Nov
-18
Dec-
18
Cicilan Pinjaman (LHS) Tabungan (LHS) Konsumsi (RHS)
0%
5%
10%
15%
20%
25%
30%
1Q13 2Q13 3Q13 4Q13 1Q14 2Q14 3Q14 4Q14 1Q15 2Q15 3Q15 4Q15
UNVR GGRM HMSP ICBP
MNCS Compendium / IV / Maret 2019
34
Consumer Sector Update
risiko kenaikan distribution and logistics cost yang tentunya berpengaruh terhadap penentuan harga jual produk dan marjin usaha.
Overweight Outlook dengan Top Picks: ICBP, GGRM, HOKI dan ERAAKami prediksikan pada FY19E sektor konsumsi berpotensi membaik dengan tingkat pertumbuhan penjualan ritel berada pada level 3,70%-4,01% YoY sejalan dengan ekspektasi pertumbuhan GDP yang diproyeksikan meningkat 5,2%-5,3% dan household spending pada level 5,07%-5,16%. Berbagai kebijakan yang populis serta momentum tahun politik merupakan beberapa hal yang perlu dicermati. Selain itu, kenaikan BBM pasca Pilpres, perkembangan bisnis e-commerce, harga raw material dan fluktuasi nilai tukar juga menjadi perhatian khusus. Dengan melihat beberapa katalis positif dan risiko yang ada, kami menilai OVERWEIGHT untuk Sektor Konsumsi di Indonesia dengan saham pilihan GGRM (BUY; TP: Rp101.000), HOKI (BUY; TP: Rp1.070), ICBP (BUY; TP: Rp11.600), dan ERAA (BUY; TP: Rp3.000).
Sumber: APBN 2019, Kementerian Keuangan
Sumber: APBN 2019, Kementerian Keuangan Sumber: Fitch Ratings
Sumber: Bloomberg, Pertamina, CNN Indonesia dan Tribunnews, diolah MNCS
Alokasi Anggaran Perlindungan Sosial pada APBN 2019 (dalam Rp triliun)
Alokasi Anggaran Perlindungan Sosial pada APBN 2019 (dalam Rp triliun)
Tren Pergerakan Harga Minyak Dunia dan Kenaikan BBM saat Pemilihan Presiden FY04-FY14
Proyeksi Penjualan Makanan dan Minuman FY18E-FY22F (dalam Rp miliar)
212.9
70
4,9
20,8
26,7
11,234,3
Subsidi diluar subsidi pajak Dana Desa Bidik Misi
Bantuan Pangan JKN/PBI Program Indonesia Pintar
PKH
11,0 20,5 20,7 19,9 19,6 20,1
2,8 3,5 6,0 6,2 10,0 10,0
86,4 86,4 91,1 92,1 92,4 96,8
2014 2015 2016 2017 Outlook 2018 APBN 2019
PIP (Siswa) PKH (KPM) PBI (Jiwa)
Keterangan:PIP: Program Indonesia Pintar; PKH: Program Keluarga Harapan, PBI: Program Bantuan Iuran/JKN
0
2
4
6
8
10
12
0
500000
1000000
1500000
2000000
2500000
3000000
3500000
4000000
4500000
FY16 FY17 FY18 FY19E FY20F FY21F FY22F
Penjualan Makanan Penjualan Minuman % YoY Penjualan Makanan % YoY Penjualan Minuman
71,03783342
20
40
60
80
100
120
140
05/0
1/20
04
05/0
4/20
04
05/0
7/20
04
05/1
0/20
04
05/0
1/20
05
05/0
4/20
05
05/0
7/20
05
05/1
0/20
05
05/0
1/20
06
05/0
4/20
06
05/0
7/20
06
05/1
0/20
06
05/0
1/20
07
05/0
4/20
07
05/0
7/20
07
05/1
0/20
07
05/0
1/20
08
05/0
4/20
08
05/0
7/20
08
05/1
0/20
08
05/0
1/20
09
05/0
4/20
09
05/0
7/20
09
05/1
0/20
09
05/0
1/20
10
05/0
4/20
10
05/0
7/20
10
05/1
0/20
10
05/0
1/20
11
05/0
4/20
11
05/0
7/20
11
05/1
0/20
11
05/0
1/20
12
05/0
4/20
12
05/0
7/20
12
05/1
0/20
12
05/0
1/20
13
05/0
4/20
13
05/0
7/20
13
05/1
0/20
13
05/0
1/20
14
05/0
4/20
14
05/0
7/20
14
05/1
0/20
14
05/0
1/20
15
05/0
4/20
15
05/0
7/20
15
05/1
0/20
15
05/0
1/20
16
05/0
4/20
16
05/0
7/20
16
05/1
0/20
16
05/0
1/20
17
05/0
4/20
17
05/0
7/20
17
05/1
0/20
17
05/0
1/20
18
05/0
4/20
18
05/0
7/20
18
05/1
0/20
18
05/0
1/20
19
Pergerakan Harga Minyak Dunia 2004-2019Harga Minyak Dunia Rata-Rata Harga Minyak Dunia
USD
/BBL
1 Mar 2005:Premium: Rp2.400/literSolar: Rp2.100/liter
1 Okt 2005:Premium: Rp4.500/literSolar: Rp4.300/liter
29 Jan 2009:Premium: Rp4.500/literSolar: Rp4.500/liter
22 Jun 2013:Premium: Rp6.500/literSolar: Rp5.500/liter
18 Nov 2014:Premium: Rp8.500/literSolar: Rp7.500/liter
1 Apr 2016:Premium: Rp6.550/literSolar: Rp5.150/liter
24 Mei 2008:Premium: Rp6.000/literSolar: Rp4.300/liter
MNCS Compendium / IV / Maret 2019
35
Sumber : Kementerian Keuangan
Tren Anggaran Infrastruktur, Pendidikan dan Kesehatan dalam APBN
Pertumbuhan Positif di Tengah Kontrak Baru yang Terbatas pada
FY18 Sektor konstruksi masih menjadi sektor yang mengalami pertumbuhan diatas PDB Nasional di FY18, dimana berdasarkan data BPS peningkatan tersebut berada di level 6,09% YoY. Namun, pertumbuhan tersebut lebih rendah dibandingkan dengan FY17 yang mencapai 6,79% YoY. Indikasi pelemahan sektor konstruksi terefleksikan dari rata-rata pertumbuhan kontrak baru yang hanya mencapai 76,94% dari target perusahaan konstruksi di FY18 . Pelemahan nilai kontrak baru tersebut disebabkan oleh: 1) Beberapa proyek besar yang mengalami penundaan (salah satunya pembangkit listrik 15.000 MW); 2) Meningkatnya rata-rata debt to equity ratio (DER) perusahaan konstruksi sebesar 1,18x pada 9M18 (vs 0,93x di 9M17). Di lain sisi, Proyek Strategis Nasional (PSN) hingga 11M18 yang sudah terealisasi sebanyak 36 PSN, sedangkan 51 PSN dan 1 program ketenagalistrikan 35GW dalam tahap beroperasi sebagian, yang berasal dari 223 PSN dan 3 program yang direncanakan dengan nilai investasi Rp4.150 triliun.
Bull and Bear Case Scenario Sektor Konstruksi pada Pemerintahan MendatangVisi-misi serta program kerja dari kedua kanditat Capres-Cawapres 2019-2024
Winding Road!
Sumber : Google
Construction Sector Update
menjadi fokus untuk arah pembangunan infrastruktur. Berdasarkan publikasi KPU dan beberapa sumber lain yang mencantumkan visi-misi serta program kerja yang akan dikembangkan kedua pasangan calon, berikut beberapa skenar io untuk keber lanjutan pembangunan infrastruktur di masa mendatang;
Bull Case:Jokowi-Ma’ruf: Pada poin tiga (3) dari visi-misi pasangan ini secara
eksplisit tercantum “pembangunan yang merata dan berkeadilan”. D iharapkan pembangunan infrastruktur yang berkelanjutan tetap dijalankan dalam rangka memenuhi Proyek Strategis Nasional. Selain itu, incumbent telah menyiapkan anggaran infrastruktur dalam APBN 2019 yang tercatat meningkat 1,04% YoY menjadi Rp415 triliun (vs Rp410,7 triliun pada FY18).
415
492,5
123,1
50
60
70
80
90
100
110
120
130
100
150
200
250
300
350
400
450
500
550
2015 2016 2017 2018 2019E
Rp tn
Rp tn
Infrastruktur (lhs) Pendidikan (lhs) Kesehatan (rhs)
MNCS Compendium / IV / Maret 2019
36
Construction Sector Update
Prabowo-Sandi: Pada dokumen visi-misi terdapat empat (4) poin mengenai pembangunan infrastruktur yang tercantum pada “Program Aksi Bidang Ekonomi”, yaitu pada poin 29, 31, 34 dan 36. Secara garis besar, pembangunan infrastruktur tersebut menyelaraskan infrastruktur yang mendukung peningkatan ekonomi hingga kedaerah terpencil. Namun dengan catatan, pembangunan infrastruktur tersebut tidak meningkatkan utang negara.
Kami menilai, tidak adanya perbedaan yang signifikan dari setiap poin kedua kandidat dalam pembangunan infrastruktur, dimana para paslon menyatakan keinginan dalam penyediaan kebutuhan infrastruktur sebagai penggerak ekonomi secara keseluruhan pada setiap daerah.
Bear Case:Jokowi-Ma’ruf: Pada visi-misi poin pertama, pemerintahan akan berfokus pada pembangunan kualitas manusia yang telah ditunjukkan pada APBN 2019 dengan meningkatkan anggaran pendidikan dan kesehatan yang masing-masing meningkat 10,90% YoY. Hal ini mencerminkan peralihan dari fase hard infrastructure menjadi soft infrastructure.Prabowo-Sandi: Empat (4) pilar sebagai landasan utama visi-misi
yang telah disampaikan lebih menitikberatkan kepada ekonomi yang merata, sosial dan hukum. Beberapa hal dalam pidato yang disampaikan, fokus kandidat saat ini menurunkan tingkat hutang yang dimiliki Indonesia.
Kami menilai, arah kebijakan Jokowi-Ma’ruf yang berfokus pada pembangunan SDM berpotensi menekan pertumbuhan proyek infrastruktur yang baru, dan lebih memilih untuk melanjutkan proyek telah direncanakan. Disisi lain, Prabowo-Sandi menilai pembangunan saat ini belum memberikan multiplier effect secara signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi Nasional. Sementara, berdasarkan data IMF meningkatnya debt to GDP Indonesia menjadi 29,8% YoY pada FY18 (vs 28,28% YoY di FY17) menjadi tantangan terhadap pembiayaan infrastruktur Nasional. Dengan beberapa skenario tersebut, kami melihat kontrak baru pada FY19E memiliki kecenderungan bertumbuh secara moderat yang disebabkan oleh proses konsolidasi dan bargaining dalam penentuan struktur pemerintahan periode baru.
Creative Financing as the Backbone Infrastructure Outlay Pada Compendium edisi III kami telah melakukan pembahasan terkait dengan creative financing sebagai solusi kebutuhan pembiayaan, yang ditandai oleh terbentuknya perusahaan gabungan untuk meraih pendanaan
Sumber : Perusahaan, MNCS
Realisasi Kontrak Baru 2018
infrastruktur bernama PT Bandha Investasi Indonesia. Joint venture Macquarie Group dengan PT Bandha Investasi berpotensi menghasilkan investasi senilai USD600 juta, dengan tujuan mendanai proyek-proyek infrastruktur jalan tol. Lebih lanjut, pembentukan Bandha Investasi menargetkan dapat meraih pendanaan sebesar USD2-3 miliar. Kami menilai, skema pendanaan tersebut akan cukup membantu dalam menyelesaikan beberapa proyek yang tertunda. Pada FY19E, pemerintah menargetkan dapat menyelesaikan 1.834,7 km ruas jalan, salah satunya 229km ruas Tol Trans Sumatera.
Pembentukan Holding BUMN as Another Solution?Pembentukan dua (2) holding perusahaan dibawah Hutama Karya dan Perumnas diharapkan menciptakan iklim bisnis yang lebih baik dan sinergis, dimana Pemerintah menilai kesamaan bisnis akan memberikan empat (4) manfaat, antara lain: 1) Pendanaan yang lebih efisien dan terkendali; 2) Memperkuat dan mengembangkan keahlian melalui implementasi best practices; 3) Integrasi infrastruktur regional sehingga lebih optimal secara keseluruhan; 4) Mengambil kepemilikan build, operate, own, transfer (BOOT) secara end to end dari proyek infrastruktur. Kami menilai pembentukan holding ini cenderung memberikan manfaat bagi sisi pemerintah terutama dalam mempercepat pengembangan beberapa proyek seperti tol Trans Sumatra dan Trans Kalimantan. Sementara itu, porsi yang dibagikan secara merata akibat tidak adanya tender offer dalam setiap proyek baru berpotensi menekan pertumbuhan kontrak dan margin emiten Meskipun demikian, pendanaan perusahaan akan lebih stabil seiring dengan dukungan dari holding. Sebagai contoh, WSKT mampu menurunkan DER yang telah mencapai 2,23x pada 9M18 (vs 1,85x pada 9M17).
Ket idakstabi lan Geopol i t ikal B e r p o t e n s i M e n e k a n L a j u Pembangunan InfrastrukturTrade War antara Amerika Serikat dan Tiongkok serta ketidakstabilan ekonomi global memberikan dampak yang signifikan terhadap negara-negara emerging market seperti Indonesia. Dampak yang paling signifikan adalah volatilitas harga minyak dunia mencapai 41,77% YoY menjadi USD73,25/bbl pada 9M18, kemudian melemah -24,84% YoY
0%10%20%30%40%50%60%70%80%90%
100%
ADHI PTPP WIKA WSKT
Kontrak Baru yang di Targetkan 2018 Realisasi Kontrak baru 2018
1,6 2,2 2,9 2,5 1,7 1,6
6,3 6,6 6,3 6,0 6,0 5,8
6,7 6,9 6,5 6,2 6,2 6,0
5,0 5,1 5,2 5,2 5,3 5,3
2016 2017 2018E 2019F 2020F 2021F
US Emerging Market Asia China Indonesia
Slowdown???
MNCS Compendium / IV / Maret 2019
37
Construction Sector Update
menjadi USD45,41/bbl pada FY18 . Sementara itu, peningkatan FFR yang agresif oleh The Fed hingga 100bps menjadi 2,50% pada FY18 berpotensi kembali terjadi dengan perkiraan meningkat 50bps pada FY19E. Hal ini tentu akan di respon BI dengan potensi peningkatan 7-DRR. Di sisi lain, World Bank memperkirakan adanya perlambatan ekonomi Amerika dan Tiongkok dengan pertumbuhan ekonomi masing-masing berada pada level 2,5%/6,2% pada FY19E (vs 2,9%/6,5% pada FY18). Kami menilai, risiko-risiko yang berpotensi timbul dari variabel ini antara lain: 1) Volatilitas harga minyak dunia dapat mengganggu kestabilan porsi subsidi BBM dan anggaran infrastruktur pada FY19E; 2) Depresiasi Rupiah berpotensi meningkatkan biaya konstruksi; 3) Peningkatan 7-DRR berpotensi meningkatkan cost of fund emiten konstruksi.
“MNCS Mempertahankan Rekomendasi NEUTRAL Untuk Sektor Konstruksi,
dengan Saham Pilihan PTPP (BUY; TP: Rp2.490)
dan WIKA (BUY; TP: Rp2.220)”
1,6 2,2 2,9 2,5 1,7 1,6
6,3 6,6 6,3 6,0 6,0 5,8
6,7 6,9 6,5 6,2 6,2 6,0
5,0 5,1 5,2 5,2 5,3 5,3
2016 2017 2018E 2019F 2020F 2021F
US Emerging Market Asia China Indonesia
Slowdown???
Struktur Holding BUMN Infrastruktur dan Perumahan & Pengembangan
Sumber : Kementerian BUMN
Infrastruktur dan Perumahan & Pengembangan
Forecast Ekonomi Global
Sumber : Kementerian BUMN
Sumber : World Bank, MNCS1,6 2,2 2,9 2,5 1,7 1,6
6,3 6,6 6,3 6,0 6,0 5,8
6,7 6,9 6,5 6,2 6,2 6,0
5,0 5,1 5,2 5,2 5,3 5,3
2016 2017 2018E 2019F 2020F 2021F
US Emerging Market Asia China Indonesia
Slowdown???
MNCS Compendium / IV / Maret 2019
38
Sumber : Google
Golden Momentum?
Kondisi Oversupply pada FY18: Perlahan Membaik?
Harga CPO tertekan hingga akhir tahun 2018, demikian juga volume ekspor yang menurun secara MoM. Tingginya pasokan komoditas penghasil minyak nabati seperti minyak kedelai, rapseed dan biji bunga matahari membuat harga minyak kelapa sawit tertekan. Dalam 2 tahun terakhir harga CPO mengalami penurunan sebesar 38,43% dan menyentuh harga terendah hingga RM1.759 . Sementara itu, produksi CPO Indonesia tercatat meningkat 12,91% YoY menjadi 47,43 juta ton pada FY18 (vs 42,01 juta ton pada FY17) dengan konsumsi domestik sebesar 13,49 juta ton. Kinerja ekspor CPO Indonesia selama FY18 juga tercatat meningkat 7,85% YoY menjadi 34,70 juta ton (vs 32,18 juta ton pada FY17). Peningkatan konsumsi domestik turut mendorong perbaikan stok persediaan FY18 yang berada di level 3,26 juta ton (vs 4,90 juta ton pada 7M18). Di sisi lain, kondisi oversupply juga masih terlihat di Malaysia yaitu sebesar 3 juta ton. Berdasarkan data MPOB, produksi CPO Malaysia selama FY18 turun 2,02% YoY menjadi 19,51 juta ton (vs 19,91 juta ton pada FY17). Ekspor CPO Malaysia ikut mengalami penurunan sebesar 0,44% YoY menjadi 16,48 juta ton pada FY18. Namun, kami melihat adanya potensi peningkatan konsumsi dari dalam negeri pada FY19E didukung oleh terselenggaranya program
Pemerintah untuk mengembangkan industri hilir berbahan dasar CPO. Kami memproyeksikan harga CPO berpotensi bergerak di rentang RM 2.300-2.500 pada FY19E.
Penurunan Tarif Impor India berpotensi meningkatkan Daya Saing CPO Indonesia Pemerintah India menurunkan bea impor untuk pengiriman CPO dan turunannya dari negara-negara di kawasan Asia Tenggara, termasuk Indonesia dan Malaysia yang berlaku efektif sejak 2 Januari 2019. Tarif bea masuk CPO
Siklus Pergerakan Harga CPO FY17-FY18
Sumber : Bloomberg
1000
1500
2000
2500
3000
Jan-
17
Feb-
17
Mar
-17
Apr-
17
May
-17
Jun-
17
Jul-1
7
Aug-
17
Sep-
17
Oct
-17
Nov
-17
Dec
-17
Jan-
18
Feb-
18
Mar
-18
Apr-
18
May
-18
Jun-
18
Jul-1
8
Aug-
18
Sep-
18
Oct
-18
Nov
-18
Dec
-18
India untuk Malaysia turun menjadi 40% dari 44% dan bea masuk untuk produk turunannya (RBD Palm Oil) diturunkan dari 54% menjadi 45%. Sedangkan, penurunan tarif bea masuk CPO India untuk Indonesia menjadi 40% dari 44% dan bea masuk untuk produk turunannya (RBD Palm Oil) diturunkan dari 54% menjadi 50%. Solvent Extractors Association (SEA) memperkirakan pada FY19E, India akan mengkonsumsi 23,5 juta ton dan mengimpor 15,5 juta ton minyak nabati. Kami melihat, apabila tarif impor RBD PO India ditingkatkan berdampak signifikan terhadap volume impor RBD PO dari
Plantation Sector Update
MNCS Compendium / IV / Maret 2019
39
Plantation Sector Update
Selain itu, pemerintah mengupayakan peningkatan konsumsi CPO domestik melalui perluasan B20 dengan menetapkan alokasi volume untuk pengadaan biodiesel sebesar 6,20 juta kiloliter (kl) pada FY19E. Adapun perluasan B20 menjadi B30 diperkirakan mampu menyerap CPO (dalam bentuk biodiesel) hingga 6 juta ton yang terdiri atas: 1) Potensi penggunaan CPO pada PLN, dan PJKA sebagai pengganti solar; 2) Potensi dari subsitusi bensin petro dengan green gasoline dari sawit. Kami meyakini program perluasan mandatori B20 berjalan efektif, terbukti dari serapan biodiesel pada FY18 sebesar 3,8 juta ton meningkat 72% YoY (vs 2,22 juta ton pada FY17).
Pelemahan Ekonomi Tiongkok Berpotensi Melemahkan Ekspor IndonesiaDampak perang dagang Amerika Serikat (AS) dengan Tiongkok diprediksi masih terus berlanjut dan membayangi kondisi perdagangan dunia pada 2019. Pada FY18, Tiongkok merupakan tujuan ekspor nonmigas terbesar Indonesia dengan pangsa mencapai 15% dari total ekspor.
Sepanjang 2018 pertumbuhan ekonomi Tiongkok melambat menjadi 6,6%. Kami menilai pelemahan ekonomi serta menurunnya aktivitas produksi manufaktur Tiongkok, berpotensi mengancam ekspor Indonesia, termasuk minyak sawit mentah (CPO). Hal tersebut dapat terlihat dari peningkatan ekspor CPO Indonesia yang mencapai 1.263,59 Mt pada saat GDP Tiongkok berada pada level 6,7% di 4Q17. Sedangkan ekspor CPO menurun 22,97% menjadi 973,31 Mt, saat GDP Tiongkok menurun ke level 6,4% di akhir FY18. Pelemahan ekonomi Tiongkok diperkirakan berlanjut pada FY19E ke level 6,3% dan diperkirakan berdampak langsung terhadap penurunan harga komoditas.
Renewable Energy Directive (RED) II menjadi Ancaman Pada Februari 2019, Uni Eropa (UE) akan mendeklarasikan Delegated Act yang menandakan kesiapan UE untuk menggunakan bahan bakar ramah lingkungan (biofuel) atau sering disebut dengan Renewable Energy Directive (RED) II yang akan berlaku pada tahun 2020. Dalam penerapan RED II, Uni Eropa
Indonesia dimana setiap kenaikan tarif 1% di India berpotensi menurunkan volume impor dari Indonesia sebesar 2.010 ton, sehingga penurunan tarif dari 54% menjadi 50% memberi dampak kenaikan volume ekspor RBD PO Indonesia sebesar 96,5 ribu ton.
Zero Export Tariff dan Penerapan B20 diharapkan Menopang Pertumbuhan CPOKementerian Keuangan melalui PMK No. 152/2018 menerbitkan peraturan tentang penerapan tata pungutan baru berdasarkan batasan lapisan nilai harga CPO, dimana pungutan ekspor produk CPO dan turunannya akan dinolkan (0%) ketika harga CPO berada dibawah USD570 per metrik ton dan akan dikenakan pungutan ekspor ketika harga CPO berada diatas USD570 per metrik ton. Kami melihat penghapusan pungutan ekspor ini merupakan solusi jangka pendek untuk meningkatkan daya serap pasar domestik dan memperluas pasar ekspor. Hal ini menjadi peluang bagi AALI untuk memasarkan CPO ke beberapa negara seperti India, Tiongkok, Korea, dan Pakistan.
Volume Produksi, Konsumsi dan Ekspor CPO Indonesia 2018
Sumber : Bloomberg
3.411 3.352 3.650 3.718 4.243 3.949 4.284 4.061 4.416 4.511 4.163 3.679
974 992 977 999
1.130 1126
1.010 1.073 1.218 1.353
1.461
1.177
-
200
400
600
800
1.000
1.200
1.400
1.600
-
500
1.000
1.500
2.000
2.500
3.000
3.500
4.000
4.500
5.000
Jan-18 Feb-18 Mar-18 Apr-18 May-18 Jun-18 Jul-18 Aug-18 Sep-18 Oct-18 Nov-18 Dec-18
Production (LHS) Consumption (RHS)
2.836
2.479 2.527 2.394
2.333
2.732
3.219 3.297 3.188
3.352
3.219 3132
Jan-18 Feb-18 Mar-18 Apr-18 May-18 Jun-18 Jul-18 Aug-18 Sep-18 Oct-18 Nov-18 Dec-18
Ekspor ('000 Ton)
India Reduce Tariffs
Sumber : palmoilanalytics.com
MNCS Compendium / IV / Maret 2019
40
menetapkan kewajiban pemenuhan 32% kebutuhan bahan bakar nabati untuk energi dari sumber terbarukan pada 2030 mendatang. Namun, UE menetapkan bahwa CPO merupakan kategori tanaman pangan dengan risiko yang tinggi, sehingga UE akan membatasi penggunaan minyak sawit dan menghapus CPO secara bertahap dari pasar bahan bakar nabati UE. Sepanjang tahun 2018, UE mengimpor minyak sawit dari Indonesia sebanyak 4,36 juta ton, yang mana porsi penggunaan minyak sawit sebesar 75% digunakan untuk bahan baku biodiesel dan 25% untuk pangan. Kami menilai dengan diberlakukannya RED II, akan memberikan dampak negatif bagi penurunan pasar ekspor CPO untuk Indonesia, yang terlihat dari ekspor CPO Indonesia ke UE mengalami penurunan sebesar -21,20% MoM pada November 2018.
El Nino Berpeluang Terjadi dalam 3 Bulan Mendatang World Meteorological Organization (WMO) memperkirakan kondisi cuaca akan lebih kering dengan probabilitas sebesar 75%-80% pada Desember 2018-Februari 2019 dan akan berlanjut pada Februari-April 2019 dengan probabilitas sebesar 60%, yang menandakan El Niño berpeluang terjadi pada tahun 2019. El Niño berdampak terhadap penurunan produksi, karena curah hujan yang rendah sehingga mengakibatkan kekeringan. Kami memperkirakan dengan terjadinya El Niño tahun ini menjadi potensi untuk terjadi perbaikan oversupply maupun harga CPO pada FY19E.
Rekomendasi NEUTRAL dengan Saham Pilihan: LSIP, AALIKami masih mempertahankan outlook
NEUTRAL untuk sektor plantation di FY19F. Kami memprediksikan sektor plantation berpotensi bergerak stagnan hingga akhir 2019. Kami menyakini bahwa issue positif baik dari sisi peningkatan permintaan domestik dan penurunan persediaan karena faktor cuaca akan menjadi turnaround story yang menarik ke depan. Akan tetapi kami melihat beberapa faktor yang menjadi katalis negatif bagi penurunan persediaan CPO dan harga CPO seperti: 1) Perubahan regulasi negara pengimpor yang berpotensi terhadap penurunan permintaan; 2) Produksi CPO yang meningkat. Kami merekomendasikan LSIP (BUY, TP: Rp1.420) karena kondisi neraca keuangan yang sehat, dan AALI (BUY, TP: Rp13.825) karena adanya peluang meningkatnya permintaan CPO dari penerapan B20.
Plantation Sector Update
“MNCS Mempertahankan Rating NEUTRAL untuk
Sektor Perkebunan, dengan Saham Pilihan LSIP (BUY, TP: Rp1.420), AALI
(BUY, TP: Rp13.825)”
Volume Produksi dan Distribusi Biodiesel Indonesia - Periode Januari - November 2018
Volume Impor RBD Palm Olein India pada 11M17-11M18 GDP Tiongkok per Quarterly vs Total Impor CPO Tiongkok dari Indonesia
Sumber : palmoilanalytics.com
Sumber : APROBI
296.514
448.654 448.677
519.476
648.292 683.100 686.851 676.178
720.991
860.080 826.416
250.489 221.579
276.189 325.856
344.068
217.844
301.009
333.385
462.479
596.998
697.655
-
49.425 26.191
125.961
76.494
297.945
247.661
189.180
124.106
148.467
103.246
-
50.000
100.000
150.000
200.000
250.000
300.000
350.000
-
100.000
200.000
300.000
400.000
500.000
600.000
700.000
800.000
900.000
1.000.000
Jan-18 Feb-18 Mar-18 Apr-18 May-18 Jun-18 Jul-18 Aug-18 Sep-18 Oct-18 Nov-18
Produksi (RHS) Distribusi Domestik (RHS) Ekspor (LHS)
(Kilo Liter) (Kilo Liter)
0
200
400
600
800
1000
1200
1400
1600
0
2
4
6
8
10
12
14
GDP Total Ekspor (Mt)
Sumber : Bloomberg
MNCS Compendium / IV / Maret 2019
41
0
2
4
6
8
10
12
14
16
0
50
100
150
200
250
300
350
2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018
Volume Impor Batu bara (LHS) Pertumbuhan PDB (RHS)%Juta ton
Sumber: Bloomberg
Sumber: Google
Coal Mining Sector Update
Booster from Domestic
Kuota Impor Batu bara Tiongkok Berpotensi Meningkat
Pada November 2018 lalu, bea cukai Tiongkok menyatakan bahwa kuota impor batu bara tahun 2018 tidak akan melebihi tahun 2017 yaitu 270,9 juta ton. Hal ini dikhawatirkan dapat menurunkan permintaan impor batu bara Tiongkok, sehingga emiten pertambangan batu bara mengalami penurunan harga saham rata-rata hingga -20% sejak 14 Nov’18 hingga 28 Des’18. Sentimen negatif ini juga diperkuat dengan ekspektasi perlambatan ekonomi Tiongkok ke level 6,2% - 6% di FY19E. Meskipun demikian, kami menilai impor batubara Tiongkok masih berpotensi meningkat pada FY19E. Hal ini tercermin dari realisasi impor batu bara yang masih tumbuh 3,81% YoY pada FY18 menjadi 281,23 juta ton di tengah pelemahan ekonomi Tiongkok. Data
permintaan batu bara kokas Tiongkok juga masih mengalami peningkatan sebesar 6,20% YoY dan konsumsi listrik bertumbuh 8.68% YoY.
Emiten yang Berpotensi diuntungkan...Sementara itu, Pemerintah Tiongkok menyatakan akan kembali membuka impor batubara di sebagian pelabuhan utama pada 1Q19 yang berpotensi mendorong ekspor batu bara Indonesia. Pembukaan kuota impor tersebut berpotensi memberikan tambahan ruang bagi produsen batu bara untuk meningkatkan kuota ekspornya seperti INDY, ITMG, PTBA, dan ADRO dimana ekspor batubara ke Tiongkok memiliki kontribusi yang cukup besar sekitar 15%-45% terhadap total pendapatan . Salah satu emiten yang paling diuntungkan dari pembukaan kuota impor tersebut yaitu PT
Indika Energy Tbk (INDY) dimana porsi ekspor batubara ke Tiongkok mencapai lebih dari 30% sekaligus menjadi yang terbesar dibandingkan emiten batu bara lainnya. Kami memproyeksikan porsi penjualan batubara INDY ke Tiongkok mencapai 35% sehingga pendapatan kami estimasikan mencapai USD3 miliar pada FY19F.
...Terutama dari Permintaan Pasar Domestik yang ditopang oleh Permintaan Batu Bara PLN.Selain dari Tiongkok, kami menilai permintaan batu bara domestik berpotensi meningkat pada FY19E didukung oleh sektor ketenagalistrikan (PLN) dan hilirisasi batu bara (DME). Realisasi produksi batu bara domestik pada FY18E tumbuh 14,53% YoY menjadi 528 juta ton dimana penjualan domestik yaitu sebesar 115 juta ton. Meskipun produksi batu bara domestik pada FY19E diprediksikan turun menjadi 479,8 juta ton, penjualan batu bara domestik masih diestimasikan tumbuh 11,30% YoY mencapai sekitar 128 juta ton. Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) FY18-FY27F juga menargetkan penggunaan batu bara sebagai sumber daya energi yang digunakan akan mencapai 54,4% pada FY27F. Hal ini menunjukkan bahwa batu bara masih akan menjadi sumber energi utama yang digunakan di Indonesia khususnya pada pembangkit listrik. Potensi permintaan tersebut akan berdampak positif bagi produsen batu bara khususnya PTBA dan ADRO sebagai kontributor batu bara PLN
Pertumbuhan GDP vs Impor Batu Bara Tiongkok.
MNCS Compendium / IV / Maret 2019
42
Pergerakan Harga Saham ITMG, PTBA, ADRO, dan INDY terhadap Deklarasi Kebijakan Batu Bara Tiongkok
Sumber: Bloomberg
terbesar masing-masing 28% dan 17% pada FY18. Pada sisi lain pemerintah berupaya untuk meningkatkan demand batu bara dalam negeri melalui program pembangunan tenaga listrik 35 GW yang berpotensi meningkatkan konsumsi batu bara hingga 200 juta ton per tahun. Kami melihat bahwa kondisi pasar domestik saat ini lebih menguntungkan karena harga acuan medium-high coal domestic relatif lebih tinggi dibandingkan dengan harga acuan ekspor yaitu sekitar USD50-USD55 per ton sedangkan harga acuan ekspor di level USD49 per ton. Hal ini berpotensi mendorong kinerja keuangan PTBA pada FY19E dengan kontribusi penjualan batu bara domestik sebesar 56% pada FY18. Kami memproyeksikan pendapatan PTBA tumbuh 9,42% YoY menjadi Rp23,16 triliun. Pada sisi lain, ADRO juga sedang menyelesaikan pembangunan PLTU berkapasitas 2x100 MW (TPI) yang sudah memasuki tahap akhir dan akan mulai beroperasi pada 1Q19. Listrik yang dihasilkan oleh TPI seluruhnya akan diserap oleh PLN
sehingga pendapatan ADRO pada FY19E berpotensi meningkat pada level 2,15% YoY menjadi USD3,69 juta.
...DME akan menjadi Potensi Pendorong Permintaan selanjutnyaSaat ini pemerintah juga berfokus dalam meningkatkan nilai tambang dengan menyusun kebijakan gasifikasi batu bara menjadi dimethylether (DME). DME berpotensi menjadi secondary margin bagi pertambangan batu bara domestik mengingat Indonesia memiliki cadangan batu bara kalori rendah (low rank coal) yang cukup besar sekitar 35%-40% dari
total cadangan yang dimiliki. Melalui teknologi gasifikasi, batu bara akan diubah menjadi syngas yang kemudian akan diproses kembali menjadi produk akhir yaitu DME. Ketika teknologi gasifikasi sudah dapat dijalankan, DME dapat menjadi alternatif pengganti LPG yang akan dikemas dalam tabung. Tidak hanya meningkatkan permintaan batu bara domestik, langkah tersebut juga berpotensi menekan impor LPG yang saat ini 70% porsi penggunaannya berbasis impor. Kami menilai program hilirisasi pertambangan ini menjadi peluang bagi produsen batu bara khususnya PTBA dimana PTBA menandatangani perjanjian pembentukan perusahaan patungan hilirisasi mulut tambang bersama dengan PT Pertamina (Persero) dan Air Products and Chemicals Inc. Nantinya PTBA akan memasok batu bara dan area tambang Peranap ke perusahaan patungan untuk diolah menjadi produk akhir yang akan dibeli oleh Pertamina. Program hilirisasi batu bara ini masih terus dalam pengkajian pemerintah dikarenakan adanya
Kontribusi terhadap Kelistrikan Nasional
Alokasi Batubara Domestik (FY10-FY19E)
Sumber: APBI Sumber: APBI
PTBA28%
KPC18%
ADRO17%
Arutmin14%
Kideco11%
Berau5%
Titan5%
ITMG2%
70 66 79 72 86 87 90 97 115 128
210 287
333 402 359
295 344 364
395 352
FY10 FY11 FY12 FY13 FY14 FY15 FY16 FY17 FY18 FY19E
Domestik Ekspordalam juta ton
280
353412
474445
382434
461510
480
“MNCS Mempertahankan NEUTRAL Rating untuk Sektor Pertambangan
Batu Bara, dengan Saham Pilihan PTBA (BUY; TP;
Rp4.800).”
Coal Mining Sector Update
MNCS Compendium / IV / Maret 2019
43
Sumber: Google
Coal Mining Sector Update
kebutuhan akan standarisasi khusus dan peraturan yang mengatur harga DME. Namun ESDM mengestimasikan kapasitas DME yang dibutuhkan mencapai 1.000-5.000 ton/hari sehingga diperkirakan akan membutuhkan batu bara sekitar 9 juta ton. Hal ini tentunya akan meningkatkan alokasi batu bara PTBA dimasa mendatang dimana volume penjualan diperkirakan 26,42 juta ton tumbuh 7% YoY pada FY19E.
Pelemahan Pertumbuhan Ekonomi Global dan Renewable Energy menjadi Risiko UtamaMeskipun terdapat potensi penguatan impor batu bara Tiongkok dan konsumsi domestik, kami perkirakan secara keseluruhan outlook sektor batu bara global cenderung bergerak stabil pada tahun ini seiring dengan pelemahan perekonomian global. Pada Jan-19 IMF menurunkan proyeksi pertumbuhan perekonomian global menjadi 3,5% pada FY19E (vs periode sebelumnya 3,9%) sedangkan Tiongkok juga diproyeksikan melambat menjadi 6,2% pada FY19E (vs periode sebelumnya 6,4%) terutama disebabkan oleh pengetatan regulasi keuangan. Perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dan Tiongkok menyebabkan kenaikan tarif dan dikhawatirkan akan menyebabkan ketidakpastian regulasi khususnya pada sektor batu bara.
Selain itu, hambatan terbesar konsumsi batu bara adalah penggunakaan renewable energy yang berkembang
pesat khususnya Tiongkok didorong oleh program “Blue Sky” dan peningkatan pembangkit l is tr ik terpasang. BloombergNEF (BNEF) memproyeksikan Tiongkok akan menjadi produsen terbesar pada pembangkit listrik tenaga Angin dan Matahari dengan porsi penggunaan meningkat dari saat ini 7% menjadi 46% dari total bauran energi yang digunakan pada FY50F. Penggunaan renewable energy yang meningkat semakin menekan konsumsi batu bara pada pembangkit listrik. BMI Research (FitchGroup) memproyeksikan konsumsi global hanya tumbuh 1,37% YoY sedangkan produksi batu bara global tumbuh 2,10% YoY. Pertumbuhan suplai yang lebih tinggi akan berdampak pada penurunan harga batu bara. Setelah mencapai level tertinggi USD120 per ton
tahun lalu, kami memproyeksikan harga batu bara berpotensi bergerak stabil dengan harga rata-rata sekitar USD95 per ton pada FY19E.
Rekomendasi NEUTRAL dengan Saham Pilihan: PTBA, ADRO, INDYKami masih mempertahankan outlook NEUTRAL pada sektor pertambangan batu bara pada FY19E didorong oleh potensi demand domestik dan pembukaan kuota impor batu bara Tiongkok, namun perlambatan perekonomian global dan peningkatan penggunaan renewable energy menjadi penghambat harga batu bara pada FY19E. Pilihan utama kami adalah PTBA (BUY; Rp4.800), ADRO (BUY; TP: Rp1.680), dan INDY (BUY; TP: Rp2.750).
Proyeksi Konsumsi vs Produksi Batu Bara Global
Principles Agreement of Joint Venture Company: PTBA, Pertamina, Air Products
Sumber: BMI Research
-5%
-4%
-3%
-2%
-1%
0%
1%
2%
3%
4%
6.500
7.000
7.500
8.000
8.500
9.000
FY16 FY17 FY18 FY19E FY20F
Produksi (LHS) Konsumsi (LHS) Produksi % YoY (RHS) Konsumsi % YoY (RHS)juta ton % YoY
MNCS Compendium / IV / Maret 2019
44
Metal Mining Sector Update
Sumber : Google
Opportunity in Uncertainty
Pemerintah Menertibkan Penambang Timah Ilegal, TINS Estimasikan
Produksi 60.000 ton pada FY19EBerdasarkan Peraturan Menteri ESDM No 26 Tahun 2018, pemerintah menertibkan penambang timah ilegal di wilayah Bangka Belitung sejak November 2018 lalu. Penertiban yang dilakukan merupakan peringatan keras yang akan berdampak positif bagi PT Timah Tbk (TINS). Hal ini tercermin dalam produksi logam timah TINS pada FY18 tumbuh 10,56% YoY menjadi 33.444 ton, begitu juga dengan penjualan tumbuh 13,05% YoY menjadi 33.818 ton. Sebelum dilaksanakan penertiban, kontribusi TINS pada ekspor timah Indonesia hanya sekitar 35% saja, namun ketika penertiban tersebut dilakukan seluruh ekspor timah di Indonesia di suplai oleh TINS. Pada Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP), target produksi logam timah TINS pada Jan-19 sebesar 2.500 ton namun realisasi mencapai 2 kali yaitu sebesar 5.000 ton. Maka dari itu, kami menilai dampak dari penertiban tersebut akan mulai terasa sepenuhnya pada FY19E, sehingga produksi TINS diestimasikan berpotensi mencapai 60.000 ton. Kami menilai hal tersebut akan mendorong
kinerja TINS pada FY19E dimana 90% penjualan TINS berbasis ekspor, sehingga TINS berpotensi memenuhi seluruh kebutuhan ekspor timah Indonesia. Kami memproyeksikan pendapatan TINS pada FY19E tumbuh sebesar 61% YoY menjadi Rp17,79 triliun.
Produksi Baja Diprediksikan Tumbuh Stabil di tengah Perang Dagang AS-China Harga nikel melemah sejak Jun-18 setelah menguat pada level tertingginya USD15.750/ton, sebagai dampak dari perang dagang AS-Tiongkok yang menekan perekonomian di beberapa emerging market. Namun harga nikel kembali menguat 18,63% YTD pada Feb-19 didukung pertumbuhan konsumsi nikel dunia sebesar 5,18% YoY pada FY18 sebagai akibat dari peningkatan produksi baja Tiongkok sebesar 7,32% YoY. Sebesar 63% permintaan nikel didukung oleh produksi industri baja, dimana Tiongkok menjadi produsen baja terbesar dan menguasai 50% konsumsi nikel dunia. Produksi baja Tiongkok diprediksikan akan stabil pada FY19E di level 889 juta ton walaupun ada kekhawatiran akan perlambatan ekonomi yang berpotensi
menurunkan permintaan nikel Tiongkok. Namun, kami menilai demand nikel akan ditopang oleh negara Asia, khususnya India dan Jepang, seiring dengan produksi baja India yang diperkirakan meningkat 8,5% YoY sehingga produksi baja global diproyeksikan stabil sebesar 1,8 miliar ton pada FY19E di tengah kondisi geopolitik antara AS-Tiongkok. Kami melihat hal ini akan berdampak positif bagi kinerja INCO, dimana Vale Group merupakan produsen nikel terbesar kedua di dunia. Kami memproyeksikan volume produksi dan penjualan nikel matte INCO berpotensi tumbuh stabil menjadi 75,54 juta ton dan 76,57 juta ton pada FY19E sehingga mendorong pendapatan INCO tumbuh 7,63% YoY menjadi Rp836,20 juta pada FY19E.
Penjualan Mobil Listrik Meningkat 50,26% YoY pada FY18, Kebutuhan Nikel untuk Baterai Mobil Listrik Diperkirakan 68.000 pada FY19EPeningkatan penjualan mobil listrik global sebesar 50,26% YoY menjadi 1,64 miliar unit pada FY18 turut mendorong permintaan nikel global. Saat ini penyerapan nikel pada produksi mobil dan baterai berkontribusi sebesar
MNCS Compendium / IV / Maret 2019
45
Metal Mining Sector Update
16% dan 3% dari total konsumsi nikel global. Kebutuhan baterai akan semakin meningkat seiring dengan penjualan mobil listrik yang terus berkembang. BNEF memproyeksikan penjualan mobil listrik global pada FY19E akan tumbuh 38,14% YoY menjadi 2,27 miliar unit. Seiring dengan hal itu Fitch Ratings memproyeksikan kebutuhan baterai mobil listrik akan menjadi 192.000 ton pada FY23F atau meningkat signifikan dari 70.000 ton pada FY18. Maka dari itu, meskipun perang dagang AS-China berdampak pada pelemahan produksi baja, permintaan nikel dunia masih berpotensi tumbuh positif didukung oleh kebutuhan baterai mobil listrik dunia. Permintaan nikel global diprediksikan meningkat ~4,7% YoY menjadi 2,38 juta ton pada FY19E.
P e m e r i n t a h M e n a r g e t k a n Pembangunan Pabrik Baterai Mobil Listrik selesai pada 2Q20FPada Jan-19, pemerintah Indonesia meresmikan pembangunan pabrik baterai nikel milik PT QMB New Energy Materials di Morowali-Sulawesi Tengah. Pabrik tersebut memiliki kapasitas konstruksi nikel sebesar 50.000 ton dan kobalt 4.000 ton yang akan memproduksi di antaranya 50.000 ton produk intermedit nikel hidroksida, 150.000 ton baterai kristal nikel sulfat, 20.000 ton baterai kristal sulfat kobalt, dan 30.000 ton baterai kristal sulfat mangan. Pabrik tersebut akan menjadi peluang bagi Indonesia untuk menjadi salah satu pemasok baterai mobil listrik terbesar di dunia. Seiring dengan hal tersebut, konsumsi nikel global diprediksi tumbuh ~4,75 % YoY menjadi 2,49 juta ton
pada FY20F. Kami menilai pembangunan pabrik baterai di Morowali berdampak positif bagi emiten pertambangan metal, seperti ANTM dan INCO seiring dengan strategi bisnis dari kedua emiten tersebut. ANTM telah menandatangani perjanjian dengan Ocean Energy Nickel International Pte. Ltd. (OENI) terkait proyek pengembangan pabrik Nickel Pig Iron (NPI) Blast Furnance Halmahera Timur yang memiliki kapasitas produksi mencapai 320.000 ton NPI (TNPI) atau setara dengan 30.000 ton nikel (TNi).
Kami memproyeksikan kinerja ANTM berpotensi tumbuh positif dimana top line dan bottom line line tumbuh 21,14% YoY dan 80,42% YoY menjadi Rp30,58 triliun dan Rp1,58 triliun pada FY19E.
Indonesia menjadi Penopang Suplai Nikel GlobalDari sisi suplai, produksi nikel dunia tumbuh 5% YoY menjadi 2,18 juta ton pada FY18, dimana Indonesia berkontribusi sebesar 12,51% atau sekitar 172.660 ton per 8M18. Pada FY18, sektor
(1.000)
-
1.000
2.000
3.000
4.000
5.000
6.000
7.000
8.000
0%
20%
40%
60%
80%
100%
120%
Jan-18 Feb-18 Mar-18 Apr-18 May-18 Jun-18 Jul-18 Aug-18 Sep-18 Oct-18 Nov-18 Dec-18
Kontribusi TINS % (LHS) Kontribusi Smelter Lainnya % (LHS) Ekspor TINS (RHS) Ekspor Smelter Lainnya (RHS) Ton
Volume Ekspor TINS vs Smelter Lainnya FY18
Produksi Baja Global FY17-FY20F (dalam juta ton)
Sumber: TINS
Sumber: Australian Government
1.689 1.785 1.791 1.780
850 889 889 879
168 171 174 175 105 105 106 107 101 106 115 123 82 86 84 82 71 71 72 72 312
357 351 342
FY17 FY18 FY19E FY20F
Global Tiongkok EU-28 Jepang India AS Rusia Lainnya
1.6891.785 1.791 1.780
MNCS Compendium / IV / Maret 2019
46
nikel mengalami overdemand sekitar 91 ton, meningkat 9,63% YoY dibandingkan 83 ton pada FY17. Bencana alam yang menimpa tambang Vale di Brasil menyebabkan kekhawatiran terhadap pasokan nikel, mengingat Vale group menyumbang 12% suplai nikel dunia, sehingga mendorong penguatan harga nikel pada Jan-19. Namun, suplai nikel global akan ditopang oleh produksi Indonesia didukung oleh kebijakan ekspor nikel Indonesia dan pembangunan beberapa smelter baru. Kami menilai produksi nikel Indonesia akan menopang
suplai nikel global di tengah tensi geopolotik antara AS-China sehingga berpotensi menekan harga nikel. Kami memproyeksikan harga nikel rata-rata pada FY19E/FY20F di level USD14.000/USD14.300 per ton. Seiring dengan peningkatan produksi nikel Indonesia, suplai nikel global diprediksikan tumbuh 8% YoY dan 6% YoY pada FY19E/FY20F.
Rekomendasi NEUTRAL dengan Saham Pilihan: ANTM, INCO, TINSKami menilai overdemand pada sektor pertambangan metal akan terus berlan-
jut didukung oleh penertiban tambang timah ilegal dan peningkatan kebutuhan baterai mobil listrik. Meskipun demiki-an, MNCS menyakini bahwa pertum-buhan tersebut relatif mulai melandai karena faktor ketidakpastian geopolitik AS-China sehingga berpotensi menekan harga nikel. Maka dari itu kami mer-ekomendasikan Neutral untuk sektor pertambangan metal dengan saham pi-lihan ANTM (BUY; TP: Rp1.100), INCO (BUY; TP: Rp4.350), dan TINS (BUY; TP: Rp1.490).
-
500
1.000
1.500
2.000
2.500
3.000
-
500
1.000
1.500
2.000
2.500
FY15 FY16 FY17 FY18 FY19
Konsumsi Nikel (RHS) Penjualan Mobil Listrik (LHS)jutaan unit ton
Proyeksi Penjualan Mobil Listrik vs Konsumsi Nikel
Indonesia Menopang Suplai Nikel Dunia
Global Nickel Supply vs Demand
Sumber: Bloomberg, CRU, LME, FitchRatings
Source: Fitch Ratings, CRU
Sumber: Bloomberg, CRU, LME, Fitch Ratings,Australian Government
-
10
20
30
40
50
60
70
80
90
100
1.750
1.850
1.950
2.050
2.150
2.250
2.350
2.450
2.550
FY17 FY18 FY19E FY20F
Produksi (LHS) Konsumsi (LHS) Defisit Pasokan Nikel (RHS)
`000 ton ton
“MNCS Merekomendasikan
NEUTRAL pada Sektor Metal Mining, dengan
Saham Pilihan ANTM (BUY; TP: Rp1.100), INCO (BUY; TP: Rp4.350), dan TINS
(BUY; TP: Rp1.490).”
Metal Mining Sector Update
MNCS Compendium / IV / Maret 2019
47
Property Sector Update
“MNCS Mempertahankan Rekomendasi NEUTRAL Untuk Sektor Properti, dengan Saham Pilihan
DMAS (HOLD; TP: Rp250) dan PWON (HOLD; TP:
Rp720)”
Volume Penjualan Properti Membaik di 9M18
Sektor properti menunjukkan adanya perbaikan dari sisi penjualan pada 9M18, dimana volume penjualan properti meningkat 20,15% YoY (vs -34,53% YoY pada 9M17). Pertumbuhan KPR dan KPA masing-masing meningkat 13,24%/32,13% YoY menjadi Rp431,60 triliun /Rp14,50 triliun di 10M18 didukung oleh peningkatan single digit suku bunga KPR dan KPA dengan rata-rata 9,29%/9,25%. Selain itu, marketing sales emiten yang termasuk dalam cakupan MNCS rata-rata telah mencapai 70,23% dari target FY18E. Namun, di sisi lain
Indeks harga properti (IHPR) pada 9M18 bertumbuh stagnan sebesar 3,18% YoY menjadi 206,62 (vs 200,26 pada 9M17). Pertumbuhan IHPR yang relatif stagnan belum mampu mendorong pendapatan emiten properti yang termasuk dalam coverage kami dimana masih mencatatkan penurunan di level -1,68% YoY pada 9M18 (vs 13,84% YoY di 9M17).
Pemerintah Mendorong Penyerapan Properti di Segala SegmenKeberlanjutan Pemerintah untuk kemajuan industri properti terus diperkuat dengan mengeluarkan kebijakan yang berpotensi meningkatkan penyerapan properti dari seluruh segmen. Pada Compendium edisi III kami telah melakukan pembahasan terkait pelonggaran LTV yang berpotensi mengangkat mid to low segment. Hal ini terefleksikan dari pertumbuhan volume penjualan sebesar 20,15% YoY pada 9M18 didukung oleh penguatan perumahan small-type sebesar 29,32% YoY. Lebih lanjut, pertumbuhan pencairan fasilitas likuiditas pembiayaan perumahan (FLPP) pada 9M18 meningkat 89,87%
YoY menjadi Rp825 miliar dan program sejuta rumah pada 10M18 telah mencapai 884,924 unit. Di sisi lain, regulasi LTV belum mampu meningkatkan penjualan properti untuk tipe menengah dan besar yang mengalami pertumbuhan moderat sebesar 9,76%/2,34% YoY pada 9M18. Pemerintah berupaya untuk memajukan mid to high segment melalui regulasi pelonggaran PPh pasal 22 dengan meningkatkan batasan rumah tapak yang bernilai Rp20 miliar, menjadi Rp30 miliar dimana tarif atas properti barang mewah akan diturunkan menjadi 1% dari sebelumnya 5%. Kami menilai, jika regulasi tersebut diimplementasikan berpotensi meningkatkan pertumbuhan properti di segmen mid-high sekitar 12,68%/6,85% pada FY19E.
Recurring Income sebagai “Buffer” ditengah belum adanya Harapan Besar di Sektor PropertiDiversifikasi bisnis sebagai upaya meningkatkan persentase recurring income telah dilakukan oleh beberapa emiten seperti PWON dan SMRA
Solid Recovery Signal?
Sumber : Google
MNCS Compendium / IV / Maret 2019
48
yang masing-masing memiliki porsi 49,01%/35,93% yang berasal dari pendapatan berulang di 9M18. Kami memprediksikan ruang perkantoran dan tenant retail berpotensi over-supply pada FY19E, dimana berdasarkan data Colliers ruang perkantoran dan tenant retail masing-masing bertambah 660.000 m2/400.000 m2. Namun, occupancy rate ruang sewa perkantoran dan tenant retail akan tetap terjaga masing-masing pada level 82%/84 % di FY18E, dengan potensi occupancy rate ruang kantor meningkat menjadi 85% efek dari terbatasnya supply pada FY19E-FY20F didukung oleh pertumbuhan start-up company yang masif. Selain itu, kami memprediksi occupancy tenant retail akan tetap terjaga di level 82% di FY20F, dimana berdasarkan data JLL (Jones Lang Lasalle) pertumbuhan penyewaan tenant rata-rata bertumbuh pada level 5%-6% disebabkan terbatasnya supply hingga FY22F. Riset yang dilakukan Mars Indonesia pada tahun 2017 menunjukkan dalam satu kali dalam sebulan terdapat 71,5% masyarakat di lima kota (Jakarta, Bandung, Semarang, Surabaya, Medan) melakukan kunjungan ke mall dimana lifestyle find dining out menjadi tujuan utama masyarakat dengan presentase 65,2%. Dengan demikian kami meyakini occupancy rate mall akan terjaga terlebih pada tenant retail seperti F&B.
Kenaikan FFR dan Volatilitas Rupiah masih Membayangi Developer PropertiPeningkatan Fed Fund Rate (FFR) masih menjadi fokus perhatian developer, dimana FFR sepanjang FY18 meningkat 100bps hingga level 2,50%. Peningkatan FFR direspon oleh BI sehingga 7-DRR menuju level 6,00% atau menguat 175bps
pada FY18. Kenaikan FFR menyebabkan rupiah terdepresiasi 6.45% sepanjang FY18 pada level Rp14.390/USD. MNCS meyakini masih adanya peningkatan FFR ~50bps, diikuti kenaikan 7-DRR sebesar ~50bps dengan nilai tukar berada di level Rp14.400-Rp15.000/USD pada FY19E.
Kami menilai peningkatan suku bunga KPR/KPA akibat kenaikan 7-DRR berpotensi melemahkan minat masyarakat, dimana skema KPR masih menjadi pilihan utama sumber pendanaan kepemilikan properti dengan porsi 77,20% pada 9M18. Oleh karena itu, kami memprediksi marketing sales emiten properti dalam coverage MNCS pada FY19E relatif stagnan dengan rata-rata 2,34% YoY pada FY19E. Kecenderungan rupiah yang kembali di level Rp14.400-Rp15.000/USD juga mampu menekan margin laba bersih terutama bagi emiten dengan eskposur USD yang tinggi. Hal tersebut dialami oleh ASRI dan BSDE yang mengalami
penurunan laba bersih masing-masing sebesar -42,90%/-73,97 YoY pada 9M18 disebabkan oleh FX-losses sebesar 36,28x/14,91x.
Capital Gain dari Investasi Properti belum MenarikMeskipun volume penjualan properti pada 9M18 mengalami perbaikan terutama pada mid-low segment, namun secara QoQ volume penjualan properti menghadapi tren penurunan di periode 2Q18/3Q18 sebesar -0,08%/-14,14% QoQ. Secara keseluruhan, pertumbuhan sektor properti belum menunjukkan pemulihan seperti pada kejayaan 2015. Hal tersebut diakibatkan oleh beberapa faktor antara lain: 1) kenaikan suku bunga yang masif; 2) terbatasnya produk properti baru; 3) pertumbuhan harga properti yang relatif stagnan pada level 1,66% YoY; 4) kondisi supply properti yang masih tinggi dimana property supply index di 9M18 mengalami pertumbuhan 13%.
Supply Ruang Perkantoran di CBD
Produk yang Dibeli di Mall/Pusat Perbelanjaan Menurut Kota, 2017
Supply, Demand, Occupancy Tenant Retail di Indonesia
Sumber : Colliers Sumber : JLL
Sumber : Mars Indonesia
65,2 65,9 74,652,9 60
71,3
58,7 66,1 47,3
57,850,4
49,5
50,2 34 72,3
71,271,5
51,2
29,422,2
21,9 58,642,1
2925,834,9 8
23,4 18,3 1310,8 8,6 21,5
13,4 11,1 7
0%
10%
20%
30%
40%
50%
60%
70%
80%
90%
100%
Total Jakarta Bandung Semarang Surabaya Medan
%
Permainan olahraga (bowling, dsb)
Jasa potong rambut/salon
Tiket bioskop
Makanan di cafe
Buku
Peralatan elektronik
Aksesoris dan perhiasan
Permainan hiburan (Timezone, dsb)
Sepatu, sandal, alas kaki
Pakaian
Kebutuhan sehari-hari
Makanan di foodcourt/restoran
Property Sector Update
MNCS Compendium / IV / Maret 2019
49
Property Sector Update
Kami menilai belum terdapat katalis yang cukup kuat untuk mendorong pertumbuhan sektor properti pada FY19E dimana marketing sales dan kinerja emiten properti akan cenderung moderat. Berdasarkan survey Rumah.com pada tahun 2018, terdapat 56% responden tidak meyakini harga rumah akan meningkat lebih dari 10% dalam lima tahun mendatang. Selain itu, kecenderungan investor dalam
mengambil posisi wait and see di tahun politik 2019 berbarengan dengan momen Idul Fitri menjadi tantangan bagi pertumbuhan sektor properti.
Rekomendasi NEUTRAL dengan Saham Pilihan : DMAS, PWONKami mempertahankan outlook NEUTRAL untuk sektor properti di FY19E ditengah tren pelemahan beberapa emiten properti. Kami memperkirakan marketing
sales industri properti akan stagnan pada FY19F sebesar 2,34% YoY. Di lain pihak, beberapa katalis yang perlu dicermati antara lain: 1) Pemerintah terus mendorong sektor properti dengan regulasi sesuai kebutuhan masyarakat dan developer; 2) recurring income menjadi opsi untuk memperbaiki pendapatan developer. Saham pilihan kami adalah DMAS (HOLD; TP: Rp250) dan PWON (HOLD; TP: Rp720)”.
0
0,5
1
1,5
2
2,5
3
-0,5
0,5
1,5
2,5
3,5
4,5
5,5
6,5
Jan/
17Fe
b/17
Mar
/17
Apr/
17M
ay/1
7Ju
n/17
Jul/1
7Au
g/17
Sep/
17O
ct/1
7N
ov/1
7D
ec/1
7Ja
n/18
Feb/
18M
ar/1
8Ap
r/18
May
/18
Jun/
18Ju
l/18
Aug/
18Se
p/18
Oct
/18
Nov
/18
Dec
/18
%%
7-DRR (LHS) FFR (RHS)
3
3,5
4
4,5
5
5,5
6
6,5
8
8,5
9
9,5
10
10,5
11
11,5
12
12,5
13
Jan/
17
Feb/
17
Mar
/17
Apr/
17
May
/17
Jun/
17
Jul/1
7
Aug/
17
Sep/
17
Oct
/17
Nov
/17
Dec
/17
Jan/
18
Feb/
18
Mar
/18
Apr/
18
May
/18
Jun/
18
Jul/1
8
Aug/
18
Sep/
18
Oct
/18
Nov
/18
Dec
/18
%%
KPR (LHS) KPA (LHS) 7-DRR (RHS)
Tren Pertumbuhan 7-DRR dan FFR
Volatilitas Rupiah pada FY15-FY18
Tren Pertumbuhan 7-DRR dan KPR/KPA
Sumber : Bloomberg
Sumber : Bloomberg
Sumber : OJK
12.000
12.500
13.000
13.500
14.000
14.500
15.000
15.500
Jan/
15
Mar
/15
May
/15
Jul/
15
Sep/
15
Nov
/15
Jan/
16
Mar
/16
May
/16
Jul/
16
Sep/
16
Nov
/16
Jan/
17
Mar
/17
May
/17
Jul/
17
Sep/
17
Nov
/17
Jan/
18
Mar
/18
May
/18
Jul/
18
Sep/
18
Nov
/18
IDR/
USD
IDR/USD Average
Rata-rata 3 Tahun: Rp13.593
MNCS Compendium / IV / Maret 2019
50
Starting to Fill the Wide Gap
SMGR Mendominasi hampir 60% Pangsa Pasar di IndonesiaPT Semen Indonesia Tbk (SMGR) resmi menjadi pemegang
saham mayoritas dengan mengakuisisi 80,64% kepemilikan saham PT Holcim Indonesia Tbk (SMCB) atau yang sekarang menjadi PT Solusi Bangun Indonesia Tbk (SMCB) pada 31 Januari 2019. Hal ini membantu SMGR dalam mempertahankan posisinya sebagai market leader di industri semen Indonesia. Berdasarkan realisasi FY18, pangsa pasar SMGR mencapai 43,95% sedangkan SMCB sebesar 15,09%, sehingga nantinya SMGR akan menguasai hampir 60% pangsa pasar di Indonesia. Di sisi lain, pangsa pasar INTP pada FY18 meningkat menjadi 25,53% sehingga saat ini industri semen di Indonesia didominasi oleh 2 pemain besar yaitu SMGR dan INTP dengan total pangsa pasar mencapai 84,34%. Kami menilai hal ini dapat meredam persaingan harga yang terjadi di pasar sehingga berpotensi menjaga profitabilitas emiten semen di Indonesia. Kami memprediksikan Average Selling Price (ASP) semen domestik berpotensi meningkat ~5% YoY.
Bulk masih akan menjadi Penopang Pertumbuhan Konsumsi Semen Domestik FY19ETotal penjualan semen pada FY18 mencapai 69,56 juta ton atau meningkat sebesar 4,73% YoY, ditopang oleh penjualan semen bulk yang tumbuh sebesar 10,15% YoY menjadi 18,59 juta ton seiring dengan pencapaian pengoperasian jalan tol pada 9M18 sepanjang 1.234 km . KPPIP melaporkan total PSN jalan tol sekitar 2.426 km, beberapa diantaranya akan beroperasi pada 3Q19. Selain itu, anggaran infrastruktur yang tercantum dalam APBN 2019 tumbuh menjadi Rp415 triliun yang diantaranya akan digunakan untuk pembangunan jalan sepanjang 1.834,7 km dan jalan tol sepanjang 245 km. Maka dari itu kami menilai penjualan semen bulk masih berpotensi meningkat dan menjadi penopang pertumbuhan semen di Indonesia. Kami memproyeksikan pertumbuhan penjualan bulk ~10% YoY pada FY19E atau sekitar 20,45 juta ton.
Rencana Relaksasi Pajak Properti Berpotensi Meningkatkan Konsumsi Semen Bag...Sementara itu, pada FY18 penjualan semen bag tumbuh 2,88% YoY menjadi 50,89 juta ton didukung oleh penjualan properti tipe menengah yang meningkat sebesar 11,49% YoY. Kami menilai penjualan rumah tipe mid-to-high masih berpotensi tumbuh positif pada FY19E didukung oleh rencana pemangkasan PPh pasal 22 dari penjualan properti mewah menjadi 1% dari sebelumnya sebesar 5% dan peningkatan batas harga properti mewah yang terkena PPnBM dari sebelumnya Rp20 miliar menjadi Rp30 miliar. Rencana tersebut dinilai dapat meningkatkan minat masyarakat untuk memiliki properti tingkat menengah ke atas.
Di sisi lain, pemerintah meningkatkan target pembangunan Program Satu juta Rumah (PSR) pada FY19E menjadi 1,25 juta rumah atau meningkat sekitar 10,62% YoY dari realisasi FY18 yang mencapai 1,13 juta rumah dan target pembangunan rumah untuk MBR (Masyarakat Berpenghasilan Rendah) meningkat 37,80% YoY menjadi 68.900 unit pada APBN 2019. Hal ini menjadi katalis positif bagi pembangunan properti tipe kecil pada sepanjang FY19E. Maka dari itu, kami menilai dua katalis tersebut akan mendorong pembangunan properti perumahan pada FY19E sehingga akan berdampak positif pada permintaan semen bag ke depannya.
...namun, Potensi Kenaikan 7DRRR menjadi Hambatan Utama Pertumbuhan Penjualan PropertiMeskipun penjualan properti tipe menengah meningkat, secara keseluruhan penjualan properti turun hingga 10,64% YoY pada FY18. Penurunan tersebut dipicu oleh peningkatan suku bunga 7DRRR sebesar 175 basis poin sejak Mei 2018 lalu seiring dengan pelemahan penjualan perumahan secara QoQ dimana pada 4Q18 turun sebesar 5,78% QoQ. Kami menilai hal
Sumber : Google
Cement Sector Update
MNCS Compendium / IV / Maret 2019
51
Cement Sector Update
ini dapat menghambat pertumbuhan penjualan semen domestik tercermin dalam pertumbuhan semen bag pada FY18 yang melemah menjadi 2,88% YoY dari sebelumnya sebesar 5,95% YoY pada FY17. Setelah meningkat 6 kali sepanjang FY18, kami memprediksikan 7DRRR masih bepotensi meningkat sebesar 25 - 50 basis poin (bps) menjadi 6,25% - 6,5% hingga FY19E. Hal ini tentunya membebani pertumbuhan penjualan properti sehingga masih berpotensi menjadi hambatan utama untuk pertumbuhan penjualan semen bag. Oleh karena itu, kami memproyeksikan penjualan semen bag hanya tumbuh ~4% menjadi 52,93 juta ton pada FY19E.
Pasar Semen Domestik Masih Mengalami Oversupply sebesar 35 Juta TonMasuknya para pemain baru menyebabkan pasokan semen terus meningkat tanpa diimbangi dengan pertumbuhan permintaan semen sehingga menyebabkan industri semen di Indonesia mengalami oversupply sejak FY14. Kami menilai oversupply masih terus berlanjut pada FY19E seiring dengan belum pulihnya sektor properti sebagai kontributor terbesar konsumsi semen domestik. Asosiasi Semen Indonesia (ASI) memprediksikan jumlah kapasitas terpasang pada FY19E sekitar 111 juta ton, sedangkan konsumsi semen domestik kami proyeksikan bertumbuh ~5% YoY mencapai sekitar 73-74 juta ton sehingga
Sumber : KPPIP, per 30 Juni 2018
Peta Pesebaran PSN dalam Tahap Konstruksi
estimasi oversupply pada FY19 sekitar 35-38 juta ton. Kondisi pasar yang oversupply menyulitkan produsen semen untuk meningkatkan harga jual, sehingga kami menilai peningkatan harga jual semen domestik masih cenderung terbatas sekitar ~5% YoY pada FY19E.
Penertiban Overdimension dan Overloading (ODOL), Emiten harus Meningkatkan EfisiensiOversupply masih menjadi hambatan utama bagi produsen semen untuk meningkatkan pendapatan sehingga berdampak pada penurunan marjin laba perusahaan. Dalam menghadapi kondisi pasar yang oversupply di tengah harga batu bara yang masih tinggi, produsen semen harus melakukan efisiensi untuk mempertahankan marjin yang diperoleh. Efisiensi dapat diterapkan pada biaya produksi maupun biaya operasional seperti beban iklan dan transportasi. Namun, kebijakan pemerintah untuk menertibkan Overdimension dan Overloading (ODOL) berpotensi meningkatkan beban operasional pada berbagai sektor industri khususnya industri semen. Kebijakan ODOL diterapkan pada kendaraan (truk) yang melebihi batas ketentuan maksimal 100% di setiap jembatan timbang. Apabila pelanggaran berat muatan melebihi 50% dari daya angkut yang tertera di buku uji, maka kendaraan tersebut dilarang meneruskan perjalanan. Hal ini tentunya akan menghambat
No Proyek Jalan Tol Panjang (km)
1 Palembang-Tanjung Api-Api 70 2 Serpong-Cinere 10 3 Batu Ampar-Muka Kuning-Bandara Hang Nadim 25 4 Duri Pulo-Kampung Melayu 13 5 Kemayoran-Kampung Melayu 10 6 Ulujami-Tanah Abang 9 7 Pasar Minggu-Casablanca 9 8 Jakarta-Cikampek II Sisi Selatan 64 9 Yogyakarta-Solo 41
10 Semarang-Demak 24 11 Sigli-Banda Aceh 75 12 Binjai-Langsa 110 13 Bukittinggi-Padang Panjang-Lubuk Alung-Padang 80
No Proyek Jalan Tol Panjang (km)
14 Rantau Papat-Kisaran 100 15 Langsa-Lhokseumawe 135 16 Lhokseumawe-Sigli 135 17 Pekanbaru-Bakinang-Payakumbuh-Bukittinggi 185 18 Yogyakarta-Bawen 71
19Tebing Tinggi-Pematang Siantar-Prapat-Taruntung-Sibolga
200
20 Betung (Sp. Sekayu)-Tempino-Jambi 191 21 Jambi-Rengat 190 22 Rengat-Pekanbaru 175 23 Dumai-Sp. Sigambal-Rantang Prapat 175 24 Simpang Indralay-Muara Enim 110 25 Muara Enim-Lubuk Linggau-Lahat 125 26 Lubuk Linggau-Surup-Bengkulu 95
MNCS Compendium / IV / Maret 2019
52
distribusi barang dan meningkatkan beban logistik yang kemudian dapat menekan marjin produsen semen. Pada periode 3Q18, SMGR berhasil melakukan efisiensi sehingga OPM dan NPM masing-masing meningkat menjadi 15,5% dan 9,7% YoY. Kami menilai kinerja SMGR pada FY19E akan tumbuh positif dengan tingkat marjin laba bersih di level 7,06% YoY.
Rekomendasi NEUTRAL dengan Saham Pilihan : SMGRPertumbuhan konsumsi semen di Indonesia masih akan ditopang oleh penjualan semen bulk sedangkan semen bag berpotensi tumbuh positif namun terbatas didorong oleh peningkatan target pemerintah dan rencana relaksasi pajak. Disisi lain potensi kenaikan suku bunga dan kondisi oversupply pasar semen menjadi hambatan utama. Maka dari itu kami mempertahankan Neutral pada sektor semen dengan saham pilihan SMGR (HOLD; TP Rp13.500).
Sumber : BI, ASI
Sumber : OJK, BI
“MNCS Mempertahankan Rekomendasi NEUTRAL pada Sektor Semen dengan
Saham Pilihan SMGR (HOLD; TP: Rp13.500)”
Grafik Semen Bag vs Penjualan Properti YoY
7DRRR vs Pertumbuhan Penjualan Perumahan (QoQ%)
Cement Sector Update
-25%
-20%
-15%
-10%
-5%
0%
5%
10%
-60
-50
-40
-30
-20
-10
0
10
20
30
40
50
3Q17 4Q17 1Q18 2Q18 3Q18 4Q18
Total Penjualan Perumahan (LHS) Rumah Tipe Kecil (LHS) Rumah Tipe menengah (LHS) Rumah Tipe Besar (LHS) Penjualan Semen Bag (RHS)YoY% YoY%
26,69
10,55
-0,08
-14,14-5,78
-20
-15
-10
-5
0
5
10
15
20
25
30
-5
-3
-1
1
3
5
7
Dec-17 Jan-18 Feb-18 Mar-18 Apr-18 May-18 Jun-18 Jul-18 Aug-18 Sep-18 Oct-18 Nov-18 Dec-18
7DRRR (LHS) Pertumbuhan Penjualan Perumahan (RHS)%QoQ %
4,25% 4.75%5,25% 5,50% 5,75% 6,00%
MNCS Compendium / IV / Maret 2019
53
pelemahan sebesar -7,83% YoY pada FY18 (vs 7,19% YoY pada FY17). Di sisi lain, hanya emiten TLKM yang mencatatkan laba pada 9M18 sebesar Rp14,23 triliun. Sementara itu EXCL dan ISAT mencatatkan kerugian bersih masing-masing sebesar Rp145 miliar dan Rp1,54 triliun.
Good News! Data Yield Menunjukkan Peningkatan pada 3Q18Meskipun data yield secara tahunan mengalami penurunan signifikan sekitar 35%-45% YoY pada 3Q18, kami melihat trafik layanan data mulai mendorong peningkatan data yield. Pemulihan ditunjukkan dengan peningkatan data yield TLKM dan ISAT secara kuartalan pada 3Q18 yang mencapai 6,49%/6,39% QoQ. Adapun peningkatan data yield EXCL terjadi pada 4Q18 sebesar 12,15% QoQ. Di sisi lain, kami melakukan analisis terkait harga paket data yang ditawarkan oleh agen pulsa kepada end-user. Kami menemukan harga paket data yang ditawarkan agen pulsa mengalami peningkatan rata-rata 1,98%-2,20% sejak 4M18 hingga 12M18 dengan peningkatan terbesar pada paket data dibawah Rp50 ribu dan paket Rp50ribu-Rp80 ribu. Kami meyakini SIM card regulation yang telah diimplementasikan pada FY18 mampu menciptakan iklim kompetisi yang lebih
Sumber: Google
Kinerja FY18: Pertumbuhan Sektor Menurun pada level 7,04% YoY
Penurunan jumlah subscriber pasca diberlakukannya kebijakan SIM card registration pada awal 2018 membuat sektor telekomunikasi mencatatkan pertumbuhan terendah sejak 2011. Pertumbuhan sektor informasi dan telekomunikasi berada pada level 7,04%
YoY di sepanjang FY18, lebih rendah dibandingkan dengan pertumbuhan rata-rata pada FY11-FY18 sebesar 9,56% YoY. Penurunan yang signifikan pada legacy business turut mempengaruhi kinerja emiten telekomunikasi. Adapun pendapatan emiten telekomunikasi dalam coverage MNCS mayoritas menunjukkan pertumbuhan negatif dengan rata-rata
Telecommunication Sector Update
Hot Issue in M&A Deal!
Sumber: Perseroan, MNCS
Pergerakan Data Yield Operator Telekomunikasi (Rp/GB)
-25,00%
-20,00%
-15,00%
-10,00%
-5,00%
0,00%
5,00%
0
5.000
10.000
15.000
20.000
25.000
1Q17 2Q17 3Q17 4Q17 1Q18 2Q18 3Q18
TLKM Yield EXCL Yield ISAT Yield Average Data Yield Growth
MNCS Compendium / IV / Maret 2019
54
Telecommunication Sector Update
Sumber: Perseroan, MNCS
Sumber: Bloomberg per 20 Februari 2019
sehat dan mendorong tren peningkatan data yield pada FY19E sebesar 2%-3% YoY. Kami memproyeksikan pertumbuhan sektor telekomunikasi berada pada level 8,73%/8,90% YoY pada FY19E/FY20F sejalan dengan pertumbuhan GDP Indonesia sebesar 5,20%/5,30% YoY pada FY19E/FY20F.
Creating Value in Telecoms ConsolidationKonsolidasi antar operator telekomunikasi semakin mendesak untuk dilakukan seiring dengan menipisnya ketersediaan frekuensi. Sementara itu, kebutuhan akan belanja modal yang besar untuk membangun kualitas jaringan yang baik mendorong emiten telekomunikasi untuk menyiapkan pendanaan yang intensif. Para operator telekomunikasi terpantau meningkatkan alokasi belanja modal yang cukup signifikan pada FY19E dalam rangka mengembangkan jaringan secara masif terutama di luar Pulau Jawa. Namun demikian, tingginya kebutuhan pendanaan yang tidak diimbangi dengan ketercapaian top-line berpotensi menekan
marjin. Melihat hal itu, pemerintah terus berupaya mendorong adanya konsolidasi antar operator didukung oleh rencana Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo) yang akan melonggarkan aturan terkait transfer spektrum. Kelonggaran tersebut memungkinkan operator telekomunikasi membeli kembali bandwidth yang ada dan dengan mudah melakukan merger dengan operator telekomunikasi lainnya. Operator telekomunikasi nantinya dapat mengambil alih spektrum tanpa perlu melakukan proses lelang. Beberapa manfaat M&A lainnya yaitu: 1) Mendorong konsolidasi sumber daya dengan fokus pada bisnis seluler; 2) Mendorong penggunaan layanan data yang lebih tinggi; 3) Menentukan harga kompetitif dengan marjin yang lebih baik.
Operator Mana yang Berpotensi Lakukan M&A?Pemerintah saat ini sedang mengkaji Rancangan Peraturan Merger dan Akuisisi yang berisi mengenai jumlah pelanggan, sumber daya spektrum,
penomoran serta skema pengembalian frekuensi. Pada nantinya akan terdapat rumusan perhitungan akan porsi frekuensi yang disesuaikan dengan kemampuan dan kebutuhan bisnis korporasi telekomunikasi. Kami memperkirakan ukuran penilaian akan mempertimbangkan beberapa hal antara lain: 1) Rasio konsentrasi yang dihitung berdasarkan jumlah pangsa pasar terbesar melalui revenue base atau customer base; 2) Herfindahl-Hirschman Index (HHI) yang dihitung berdasarkan jumlah kuadrat pangsa pasar masing-masing operator; 3) Pengukuran kinerja operasional menggunakan rasio keuangan seperti EBITDA margin, Net Profit Margin, DER, Cash Ratio, ROA dan ROE. Kami meyakini Rancangan Peraturan Merger dan Akuisisi yang direncanakan akan terbit pada 1Q19E mampu mendorong penggunaan frekuensi yang lebih maksimal dengan target operator sekitar tiga (3) operator besar.
Kami melihat arah konsolidasi cenderung tertuju pada operator berskala kecil terutama yang memiliki keterbatasan dalam kepemilikan spektrum dan pengembangan jaringan seperti FREN dan Hutchison 3. Kami perkirakan potensi konsolidasi antara ketiga operator terbesar seperti TLKM, EXCL dan ISAT akan lebih rendah. Potensi M&A bahkan berpeluang terjadi antara satu operator terbesar dengan operator berskala kecil, di mana proses konsolidasi akan mendorong operator dalam menawarkan kualitas layanan yang lebih baik dan secara efektif mendorong tingkat pengembalian yang menarik. Sebagai gambaran, hingga 9M18, TLKM memimpin market share didukung ketersediaan pelanggan sebesar 167,81 juta, diikuti EXCL dan ISAT yang memiliki 53,85 juta/64,10 juta pelanggan. Sementara itu Hutchison 3 memiliki 63,75 juta pada FY17 dan FREN memiliki 11,35 juta pelanggan hingga 2Q18. Dari
Tren Belanja Modal dan Pertumbuhan Pelanggan Operator Telekomunikasi FY13-FY17
Tabel Ringkasan Kinerja Keuangan Operator Telekomunikasi pada 9M18
11,6 14,5
15,8
12,6
18,3
7,4
7,1 4,1 5,6
6,7 9,3
6,4 7,4
7,3
6,2 0,8 1,7 2,0 1,5
3,0
0
50
100
150
200
250
0
5
10
15
20
25
30
35
40
FY13 FY14 FY15 FY16 FY17
Million Subscriber
Rp tr
illio
n
Telkomsel (LHS) XL Axiata (LHS) Indosat (LHS) Smartfren (LHS)
Telkomsel (RHS) XL Axiata (RHS) Indosat (RHS)
Market Caps (in Rp tn) Revenue (Rp bn) Net Profit (Rp bn) Total Assets (Rp bn) EV/EBITDA (x) PBV (x) Return YTD (%)
TLKM IJ EQUITY 387,33 99.203,00 14.232,00 204.893,00 7,37 3,98 3,47
EXCL IJ EQUITY 27,90 16.892,21 (144,81) 59.903,83 5,20 1,37 28,79
ISAT IJ EQUITY 19,83 16.769,79 (1.539,02) 51.627,81 4,69 1,37 118,99
FREN IJ EQUITY 49,62 3.949,75 (2.503,89) 25.535,30 59,27 1,73 274,36
MNCS Compendium / IV / Maret 2019
55
sisi fundamental, TLKM memiliki tingkat leverage ratio yang relatif terjaga dengan Net Debt to Equity Ratio berada pada level 0,34x pada 3Q18, diikuti oleh EXCL pada level 1,04x dan ISAT pada level 1,78x. Sementara itu, berdasarkan kemampuan perusahaan mengelola ketersediaan kas, TLKM dan EXCL memiliki posisi kas terkuat dengan cash ratio berada pada level 0,27x dan 0,13x dibandingkan ISAT berada pada level 0,06x dan FREN pada 0,04x di 3Q18.
Harga Saham FREN dan ISAT Meningkat Signifikan secara Year to DateBeredarnya rumor akan rencana M&A antar operator telekomunikasi membuat beberapa harga saham operator telekomunikasi meningkat signifikan seperti ISAT (+118,99% YTD) dan FREN (+274,36% YTD). Bahkan pada level harga tersebut, market capitalization FREN mencapai Rp49,62 triliun, jauh melebihi nilai kapitalisasi EXCL pada level Rp27,89 triliun dan ISAT pada level Rp19,83 triliun. Rencana ISAT mengakuisisi operator telekomunikasi lainnya menimbulkan spekulasi bahwa FREN menjadi salah satu kandidat operator yang diincar, mengingat FREN memiliki tingkat ketersediaan 4G terbaik pada Desember 2018 menurut
Opensignal. Selain itu, FREN memiliki frekuensi selebar 10 MHz di spektrum 850 MHz dan 30 MHz di spektrum 2.300 MHz dengan coverage yang luas dan kapasitas yang memadai. Hal ini tentunya menjadi tawaran yang menarik bagi operator lain yang berkeinginan mengakuisisi FREN. Kami memperkirakan investor merespons kemungkinan akuisisi yang berpotensi terjadi antar kedua operator sehingga membuat harga saham keduanya meningkat signifikan di tengah kinerja keuangan yang masih negatif.
Pro and Cons: Relaksasi PMA dengan Kepemilikan Maksimal 67%Paket Ekonomi XVI yang diterbitkan pada November 2018 memberikan relaksasi 100% kepemilikan asing untuk 54 bidang usaha dimana 8 di antaranya menyangkut sektor telekomunikasi. Delapan bidang telekomunikasi yang mendapat relaksasi dengan pengaturan PMA maksimal sebesar 67% diantaranya: 1) Sistem komunikasi data; 2) Jaringan telekomunikasi tetap; 3) Jaringan
telekomunikasi bergerak; 4) Layanan content; 5) Call center; 6) Internet service provider; 7) Jasa internet teleponi; 8) Jasa interkoneksi internet dan jasa multimedia lainnya. Kami meyakini relaksasi daftar negatif investasi ini di satu sisi menjadi katalis positif bagi operator telekomunikasi dengan porsi kepemilikan asing yang tinggi seperti ISAT oleh Qatar Oredoo dan Hutchison 3 oleh Hongkong Hutchison Whampoa sebesar 65%. Potensi adanya ruang untuk menambah kepemilikan melalui skema right issue dapat dimanfaatkan oleh para operator guna menambah porsi capex tanpa memperbesar rasio DER. Capex tersebut dapat digunakan untuk penambahan BTS mengingat ISAT memiliki 11.636 BTS, jauh lebih rendah daripada TLKM dan EXCL sebesar 183.283/118.596 BTS pada 9M18. Namun di sisi lain, kebijakan ini berpeluang menjadi hambatan bagi para operator penyedia internet service provider dalam negeri khususnya skala kecil dan menengah. Para pelaku bisnis yang berpotensi menerapkan prinsip global internet service provider tanpa bekerja sama dengan penyedia jasa internet lokal menjadi kekhawatiran utama.
Rekomendasi NEUTRAL dengan Saham Pilihan : TLKM dan EXCLDengan melihat beberapa katalis positif dan risiko yang ada, kami tetap merekomendasikan NEUTRAL untuk sektor telekomunikasi di Indonesia. Pilihan utama kami adalah TLKM (BUY; TP: Rp4.300), yang mampu mempertahankan posisi terdepan di industri dan EXCL (BUY; TP: Rp3.100) dengan pertumbuhan pelanggan dan ekspektasi kinerja yang lebih baik di FY19E.
Pergerakan Saham FREN dengan Peningkatan 274,36% YTD
Pergerakan Saham ISAT dengan peningkatan 118,99% YTD
Sumber: Bloomberg per 20 Februari 2019
Sumber: Bloomberg per 20 Februari 2019
“MNCS Mempertahankan Rekomendasi
NEUTRAL Untuk Sektor Telekomunikasi, dengan
Saham Pilihan TLKM (BUY; TP: Rp4.300) dan EXCL
(BUY; TP: Rp3.100)”
Telecommunication Sector Update
0
1.000
2.000
3.000
4.000
5.000
6.000
7.000
8.000
Jan-
17
Feb-
17
Mar
-17
Apr-
17
May
-17
Jun-
17
Jul-1
7
Aug-
17
Sep-
17
Oct
-17
Nov
-17
Dec
-17
Jan-
18
Feb-
18
Mar
-18
Apr-
18
May
-18
Jun-
18
Jul-1
8
Aug-
18
Sep-
18
Oct
-18
Nov
-18
Dec
-18
Jan-
19
Feb-
19
ISAT: +118,99% YTD
0
50
100
150
200
250
300
350
Jan-17
Feb-17
Mar-17
Apr-17
May-17
Jun-17
Jul-17
Aug-17
Sep-17
Oct-17
Nov-17
Dec-17
Jan-18
Feb-18
Mar-18
Apr-18
May-18
Jun-18
Jul-18
Aug-18
Sep-18
Oct-18
Nov-18
Dec-18
Jan-19
Feb-19
FREN: +274,36% YTD
MNCS Compendium / IV / Maret 2019
56
Digital Transformation, Leading People, Data & TechnologyOleh Hardi S Mukharram, (Startupreneur | Technopreneur | Datapreneur, CEO MARS Data Science)
Digital Disruption as the Main Challenge in the Industry NowadaysSetiap perusahaan, terlepas dari apapun industrinya adalah sebuah Information Company. Tentu saja, informasi tersebar di setiap proses bisnis dalam sebuah perusahaan, dimulai dari hubungan dengan pelanggan, mitra eksternal, hingga internal operations perusahaan itu sendiri. Teknologi digital telah mengubah banyak hal, tidak hanya cara bagaimana informasi disampaikan namun juga bagaimana informasi itu diproses dan dimanfaatkan kembali. Sebagai konsekuensinya, setiap fungsi pekerjaan dalam setiap perusahaan dan industri saat ini sangatlah rentan dengan hal yang dikenal dengan istilah “Digital Disruption”.
“Agar dapat beradaptasi dan bersaing dalam era transformasi digital, maka yang diperlukan adalah
mempersiapkan infrastruktur teknologi, data, dan SDM”
MARS Data Science
MNCS Compendium / IV / Maret 2019
57
yang berkesinambungan, sehingga diharapkan akan diikuti dengan peningkatan performa perusahaan.
Four Main Capabilities of Leader in Digitally-Centric WorldAgar dapat bersaing di “digitally-centric world” saat ini, dalam hal memimpin people, data & technology, diperlukan sebuah skillset. Ada 4 poin kapabilitas utama dari pemimpin agar dapat membuktikan dirinya sebagai salah satu pemimpin di era digital yaitu; 1) Menanamkan “growth mindset” : kemampuan untuk “enjoy challenges, strive to learn, and consistently see potential to develop new skills”; 2) Prioritaskan communication dan influence; 3) Kemampuan navigasi inovasi dan perubahan; dan 4) Kolaborasi yang efektif dengan leaders lain dan antar team. Dengan networked dan distributed teams yang lebih agile, collaborative skills menjadi sangat kritikal in era digital.
Hot Topic : Why the Digital Transformation is so Important? Dalam beberapa tahun terakhir ini, digital transformation masih menjadi topik hangat diperbincangkan di dunia bisnis. It’s a subject which keeps the CEO awake at night yet is not always clearly defined or understood. Pada akhirnya, pertanyaannya adalah mengapa transformasi digital itu sangat penting untuk dilakukan? Jawaban cukup sederhana, jika organisasi kita tidak bertransformasi di era digital saat ini, maka kita akan tertinggal, dan ancaman yang disebut sebagai “digital disruption” menjadi semakin nyata bagi bisnis kita.
Technology, Data and People in Digital TransformationTeknologi, sebagai aktor utama dari Digital Transformation. Menurut Forbes dan CIO.com, 84% perusahaan gagal dalam program transformasi digital karena : 1) Not enough people within the organization are aware of the challenges; 2) Lack of consensus on what digital transformation means.
Data, atau dapat disebut juga Big Data, dimana berperan sebagai “Data-driven Culture”. Berikut karakteristik umum dan tahapan-tahapan sebuah organisasi dalam berevolusi menjadi “Data-driven”.
Dengan mengetahui posisi organisasi, maka akan lebih mudah bagi perusahaan untuk dapat menentukan strategi dan aksi seperti apa yang diperlukan sesuai dengan tahapannya dan prioritas seperti apa yang perlu diputuskan di tahapan tersebut.
People, hal yang paling sering terlupakan tetapi merupakan hal terpenting dalam menentukan suksesnya transformasi digital dengan efektif. Teknologi dan Data tidaklah dapat berdiri sendiri, mereka hanyalah sebatas “Enabler” yang dibutuhkan oleh sang operator yaitu “People” atau Employees dari perusahaan itu sendiri, dan untuk alasan ini, People drive the digital transformation. Hal pertama dan paling penting terkait dengan People adalah visi dari seorang pemimpin yang juga diikuti dengan Mindset Shifting dari orang-orang dalam suatu organisasi. Keberhasilan atas hal tersebut dapat mendorong optimalisasi adopsi teknologi baru serta inovasi
MARS Data Science
Data-ResistantCompany
Data-AwareCompany
Data-GuidedCompany
Data-SavvyCompany
Characteristics:The mantra of the data-resistant company is “We’ve always done it this way”
How to move:The transition comes from an entrepreneurial effort from within (Management)
Data-DrivenCompany
Characteristics:Company knows of the existence of data within its walls, and understands that the data has implicit value, even if that values has not been unlocked
How to move:The transition comes from a desire to unlock the value of the data a company has gathered
Characteristics:This stage in a company’s evolution is what we call the tool parade. Company unlocks tactical value from its data.
How to move:The transition typically occurs after the parade of vendors and tools gets old: “What are we spending all this money on?”
Characteristics:Company realizes that the value of data isn’t just tactical; data can be a strategic asset.
How to move:The transition occurs once company developed concrete insights into what happened and why. Their first question should be, “Okay, so what are you going to do about it?”
Characteristics:Data is a strategic asset that powers every major decision made; in a truly data-driven organization, every planning meeting begins with data, and no decisions executed without a governance structure to collect and measure the decision
MNCS Compendium / IV / Maret 2019
59
Solid Performance yet Premium ValuationPT Bank Central Asia Tbk (BBCA)
Sumber : Google
Kinerja FY18: Solid PerformanceSepanjang FY18, meraih laba bersih hingga Rp25,86 triliun
atau tumbuh 10,92% YoY, dimana mencapai 99% dari estimasi MNCS. Hal tersebut didorong oleh peningkatan pendapatan bunga bersih sebesar 8,31% YoY menjadi Rp45,35 triliun, serta pertumbuhan pendapatan selain bunga (non interest income) hingga 17,02% YoY menjadi Rp17,70 triliun. Transaksi treasury yang terlihat dari pos peningkatan mark to market on financial asset sebesar 549,02% YoY menjadi Rp1,98 triliun juga menjadi salah satu pendorong pendapatan selain bunga. BBCA juga mampu menjaga efisiensi operasional dimana terlihat dari pertumbuhan beban pencadangan yang hanya sebesar 1,67% YoY. Selain itu, BOPO dan CIR juga berada di level yang stabil dimana masing-masing terjaga di level 58,20% dan 44,30%.
Strong Corporate LoanBBCA menyalurkan kredit senilai Rp538,10 triliun atau tumbuh sebesar 15,10% YoY sepanjang FY18. Kredit korporasi merupakan pendorong penyaluran kredit pada FY18 dimana meningkat sebesar 20,35% YoY (melebihi rata-rata ~15% YoY selama 5 tahun), dimana sektor keuangan dan perkebunan menjadi kontributor utama dalam penyaluran kredit. Kami memproyeksikan kredit korporasi masih akan menjadi pendorong pertumbuhan kredit pada FY19E, yaitu ~10,5% YoY, dimana kami menurunkan estimasi penyaluran kredit dari ~13% YoY seiring dengan pandangan manajemen yang konservatif terhadap penyaluran kredit melihat likuiditas yang mengalami pengetatan. Kredit konsumer mengalami pertumbuhan sebesar 9,74% YoY, dimana KPR yang memiliki komposisi terbesar (~62%) dari total kredit konsumer, tumbuh 12,02% YoY. Persaingan yang ketat dan price sensitivity konsumen klien KPR merupakan tantangan yang dihadapi dalam penyaluran KPR. Oleh karena itu, kami memperkirakan kredit konsumer masih akan tumbuh stabil di
kisaran 9-10% YoY pada FY19E, dimana peningkatan permintaan kredit konsumer masih akan didorong oleh KPR dan kartu kredit.
Likuiditas yang Kuat di tengah Pengetatan LikuiditasPengetatan likuiditas masih menjadi tantangan bagi sektor perbankan, sebagaimana yang terlihat dari LDR sistem perbankan yang mengalami peningkatan hingga ke level 94,80% (+480bps YoY) pada FY18. Hal tersebut juga terjadi pada BBCA dimana LDR mencapai 83,28% pad FY18, melebihi rata-rata LDR selama 5 tahun di level ~78%. Kami melihat bahwa BBCA menjaga agar likuiditas (LDR) berada dalam level batas bawah, dimana kelebihan likuiditas yang BBCA miliki dari money market akan dialokasikan ke secondary reserve. Hal tersebut merupakan langkah yang tepat di tengah ketidakpastian ekonomi, terutama terkait dengan keterbatasan likuiditas. Pada sisi lain, BBCA mampu menjaga NIM untuk berada di level yang stabil yaitu
Pergerakan Kredit, Dana Pihak Ketiga dan LFR
Sumber: BBCA, MNCS
Company Update
78,11 78,09
83,25 83,61 83,74
747576777879808182838485
-
100.000
200.000
300.000
400.000
500.000
600.000
700.000
800.000
900.000
2016A 2017A 2018A 2019E 2020F
%Rp Miliar Kredit DPK LFR
Sumber: BBCA, MNCS
MNCS Compendium / IV / Maret 2019
60
Company Update
Pergerakan NIM dan CASA
PBV Band Saham BBCA (5 Tahun Terakhir)
6,13% pada FY18 (vs 6,19% pada FY17). Penurunan tersebut lebih disebabkan oleh yield menurun 26bps YoY, sedangkan cost of fund mampu mengalami penurunan sebesar 25bps. Kami menilai BBCA mampu menjaga NIM untuk berada di level ~6% - 6,1% hingga FY20 menilai porsi CASA yang tinggi ~77% dengan pendapatan bunga bersih dan laba bersih pada FY19E kami proyeksikan masing-masing mencapai Rp50,28 triliun (+11,02% YoY) dan Rp29,14 triliun (+12,68% YoY).
Menuju Transformasi DigitalPerkembangan fintech yang semakin pesat terutama untuk transaksi pembayaran seperti yang terlihat dari eksistensi Go-Pay maupun OVO, menjadi ancaman tersendiri terutama bagi perbankan konvensional. BBCA sebagai transactional bank, meluncurkan beberapa produk baru yang bersifat compelentary bagi fintech maupun fitur BBCA yang telah ada, yaitu QRku untuk mempermudah transfer dana antar nasabah BCA, One
Click untuk mempermudah transaksi top-up Go-Pay maupun transaksi e-commerce, serta BCA keyboard untuk peningkatan kualitas kemudahan layanan m-banking. Walaupun fitur yang diluncurkan BBCA mirip dengan yang telah ditawarkan Jenius BTPN, namun kami melihat produk tersebut merupakan langkah yang harus dilakukan melihat volume transaksi m-banking maupun internet banking mengalami pertumbuhan masing-masing sebesar 66,36% YoY dan 109,24% YoY dengan nilai transasksi mencapai Rp1,39 triliun dan Rp9,11 triliun. Efisiensi yang dilakukan BBCA melalui teknologi, seperti digital customer service, mulai terlihat hasilnya dimana volume transaksi melalui ATM megalami peningkatan sebesar 6,23% YoY, sedangkan melalui cabang mengalami penurunan 2,07% YoY. Selain itu CIR maupun BOPO dapat dijaga pada level ~44% dan ~58%.
Rekomendasi: BUY, Target Harga Rp31.000Kami merekomendasi BUY untuk saham BBCA dengan PBV FY19E/FY20F di level 4,45x/3,89x. BBCA merupakan bank dengan likuiditas yang kuat, porsi CASA yang tinggi, kualitas aset dan efisiensi operasional yang stabil, walaupun harga saham BBCA terbilang premium dibandingkan bank lainnya. Saat ini, saham BBCA diperdagangkan pada STD +1 dalam PBV band untuk 5 tahun terakhir.
“MNCS merekomendasikan BUY untuk saham BBCA dengan target harga
Rp31.000”
Sumber: BBCA, MNCS
Sumber: Bloomberg
6,63
6,21
6,11 6,11 6,09
5,80
5,90
6,00
6,10
6,20
6,30
6,40
6,50
6,60
6,70
76,00
76,20
76,40
76,60
76,80
77,00
77,20
2016A 2017A 2018A 2019E 2020F
%% CASA NIM
3
3,2
3,4
3,6
3,8
4
4,2
4,4
4,6
4,8
5
Mar
-13
May
-13
Jul-1
3Se
p-13
Nov
-13
Jan-
14M
ar-1
4M
ay-1
4Ju
l-14
Sep-
14N
ov-1
4Ja
n-15
Mar
-15
May
-15
Jul-1
5Se
p-15
Nov
-15
Jan-
16M
ar-1
6M
ay-1
6Ju
l-16
Sep-
16N
ov-1
6Ja
n-17
Mar
-17
May
-17
Jul-1
7Se
p-17
Nov
-17
Jan-
18M
ar-1
8M
ay-1
8Ju
l-18
Sep-
18N
ov-1
8Ja
n-19
PBV BBCA AVERAGE STD +1 STD +2 STD -1 STD -2
MNCS Compendium / IV / Maret 2019
61
FY 2015
FY 2016
FY 2017
FY 2018
FY 2019F
Automotive Heavy Equipment/Mining Financial Services - Automotive
Agribusiness Others - Infrastructure (Toll Road) Information Technology
Property
Company Update
Diversification as KeyPT Astra International Tbk (ASII)
Sumber : Perseroan
Solid Performance with Double Digit Growth in FY18
ASII membukukan kinerja yang positif pada FY18, dengan top-line yang meningkat 16,09% YoY menjadi Rp239,21 triliun (vs Rp206,06 triliun di FY17). Pendapatan dari segmen otomotif tumbuh sebesar 11,24% YoY menjadi Rp107,32 triliun dimana volume penjualan mobil (four wheelers/4W) dan motor (two wheelers/2W) masing-masing meningkat 0,58% YoY dan 8,57% YoY. Sementara itu, pendapatan segmen alat berat dan pertambangan yang berasal dari anak usaha UNTR, tumbuh sebesar 31,08% YoY menjadi Rp84,63 triliun sehingga kontribusi UNTR mencapai 35% terhadap total pendapatan ASII pada FY18 (vs 31% pada FY17). Gross profit tercatat meningkat 19,83% YoY menjadi Rp50,77 triliun dengan gross profit margin 21,22%, meningkat 66bps pada FY18. Oleh karena itu, ASII mencatatkan net profit senilai Rp21,67 triliun atau meningkat 14,99% YoY dengan net profit margin stabil di level 9,06% pada FY18.
Will the New Avanza & Xenia Boost Automotive Segment in 2019?Penjualan Toyota Rush dan Daihatsu Terios yang mengalami peningkatan 192,21%/176,76% YoY pada FY18, mampu menahan penurunan yang
penjualan 4W ASII pada FY19E. Hal tersebut didasarkan pada facelift Toyota Avanza maupun Daihatsu Xenia yang diluncurkan pada Januari 2019, yang walaupun sudah mencapai~18.000 unit hingga pertengahan Maret (~7.200 unit/bulan), yaitu sedikit lebih tinggi dibandingkan rata-rata penjualan Avanza pada FY18 yang sebesar ~6.850 unit/bulan, namun belum mencapai rata-rata penjualan Avanza pada FY17 yang mencapai ~9.700 unit/bulan. Selain itu, penjualan motor (two wheelers/2W) ASII menunjukan perbaikan penjualan, yang terlihat dari penjualan pada FY18 sebesar 8,50% YoY atau menjadi 4.76 juta unit (vs 4.38 juta unit pada FY17), setelah sejak FY15 mengalami negative growth. ASII, melalui Honda, mampu mempertahankan pangsa pasar 2W sebesar 74,55% pada FY18. Selain pertumbuhan ekonomi, kami juga menilai dengan telah dimulainya operasi MRT Jakarta maka akan mendorong penggunaan transportasi online (2W). Kami memproyeksikan volume penjualan 2W dan 4W ASII akan meningkat ~4% YoY dan ~5% YoY pada FY19E dimana kami proyeksikan margin segmen otomotif masih dapat bertahan di level ~10% melihat potongan harga LMPV sudah lebih rendah dibandingkan FY17. Selain itu, UNTR masih akan menjadi salah satu penopang bagi kinerja ASII di FY19E, walaupun harga batubara
lebih dalam bagi penjualan 4W, dimana penjualan LMPV dari Toyota Avanza dan Daihatsu Xenia masing-masing turun sebesar -29,29% YoY dan -23,36 YoY. Hal tersebut menyebabkan pangsa pasar ASII menjadi 51% pada FY18 (vs 54% di FY17), setelah sempat menyentuh level terendah pada Juni 2018 di level 46%. Kami menilai bahwa Toyota Rush dan Daihatsu Terios masih akan menjadi backbone untuk
Pendapatan ASII Setiap Segmen
Sumber: ASII, MNCS
MNCS Compendium / IV / Maret 2019
62
pada FY19E kami perkirakan akan lebih rendah dibandingkan FY18. Hal tersebut didasarkan oleh adanya kontribusi Martabe yang akan dikonsolidasikan pada FY19E dengan proyeksi pendapatan mencapai USD451 juta.
Pengembangan Value Chain dengan GojekASII kerap melakukan investasi terkait dengan perkembangan digitalisasi, sebagaimana yang terlihat dari penambahan investasi kepada Gojek senilai USD100 juta. Oleh karena itu, total investasi yang dilakukan melalui joint venture (JV) dengan Gojek yaitu mencapai USD250 juta. JV tersebut ditujukan untuk pengadaan 2W dan 4W untuk partner (pengemudi) Gojek, asuransi, maupun pembiayaan untuk kendaraan pengemudi Gojek.
Pengenaan PPnBM Kendaraan Roda EmpatDalam rangka mendorong penggunaan kendaraan listrik, Pemerintah sedang merencanakan untuk merubah skema Pajak Penjualan Atas Barang Mewah (PPnBM) dimana nilai PPnBM yang dikenakan akan berdasarkan emisi yang dihasilkan pada tahun 2021. Dasar perhitungan tersebut akan berdampak terhadap pajak LCGC yang direncanakan akan ditingkatkan menjadi 3% dari yang sebelumnya 0%. ASII sebagai market leader dalam pasar LCGC dengan pangsa pasar mencapai 73% pada FY18, berpotensi mengalami penurunan apabila aturan tersebut diberlakukan. Hal tersebut dikarenakan harga LCGC saat ini, terutama Toyota (Agya dan Calya) dan Daihatsu (Alya dan Sigra), berada pada rentang ~Rp130 juta-Rp150 juta dan ~Rp100 juta-Rp150 juta. Harga tersebut memiliki selisih tipis dibandingkan LMPV terutama yang berasal dari China, seperti Wuilling. Hal tersebut dapat mendorong konsumen untuk beralih dari LCGC apabila insentif bebas pajak untuk LCGC dihapus. Selain itu, varian Hybrid Electric
Vehicle (HEV) maupun Electric Vehicle (EV) produksi Toyota saat ini masih berada di harga premium, seperti CHR dengan kisaran harga ~Rp500 juta dan Prius yang memiliki harga ~USD25.000. Hal tersebut menjadi tantangan tersendiri bagi ASII, terutama jika EV China (BYD, Wulling, dsb) yang memiliki kisaran harga lebih rendah, memasuki pasar Indonesia.
Rekomendasi BUY dengan Target Harga Rp8.400Kami merekomendasikan BUY untuk ASII dengan target harga di Rp8.400 yang merepresentasi implied PER di level 14,17x/13,36x untuk periode FY19E/FY20F. Saat ini, ASII diperdagangkan dengan PER 12x yang mana berada di kuadran STD -1 dalam PER band. Kinerja ASII masih akan didorong oleh segmen alat berat dan pertambangan (UNTR), serta penjualan 4W, terutama segmen LSUV, serta penjualan 2W yang membaik seiring meningkatnya transportasi online. Namun, pelemahan nilai tukar Rupiah, pelemahan harga CPO, serta kenaikan tingkat suku bunga merupakan risiko bagi ASII.
Company Update
“MNCS Merekomendasikan BUY untuk ASII dengan Target
Harga Rp8.400”
221,25258,9
218,05 226 248
202,3204,1
198,55 196194
0
50
100
150
200
250
300
350
400
450
500
Avanza Xpander Xenia Ertiga Mobilio
Rp ju
ta
Harga Tertinggi Harga Terendah
Range Harga LMPVDaihatsu Terios 2019
Toyota Avanza 2019 PE Band ASII
Sumber: oto.com, MNCS
Sumber: Google
Sumber: Google
Sumber: Bloomberg
10,511
11,512
12,513
13,514
14,515
15,516
Feb-
17
Mar
-17
Apr-
17
May
-17
Jun-
17
Jul-1
7
Aug-
17
Sep-
17
Oct
-17
Nov
-17
Dec-
17
Jan-
18
Feb-
18
Mar
-18
Apr-
18
May
-18
Jun-
18
Jul-1
8
Aug-
18
Sep-
18
Oct
-18
Nov
-18
Dec-
18
Jan-
19
Feb-
19
PE ASII MEAN STD -1 STD -2 STD +1 STD +2
MNCS Compendium / IV / Maret 2019
63
Getting Bigger!PT Semen Indonesia Tbk (SMGR)
Sumber : Perseroan
Kinerja 9M18: In Line dengan Ekspektasi didukung oleh Efisiensi dan Pertumbuhan Volume Penjualan
SMGR mencatatkan pertumbuhan top line sebesar 4,40% YoY menjadi Rp21,46 triliun pada 9M18 (vs Rp20,55 triliun pada 9M17) yang merepresentasikan 72,25% dari estimasi MNCS. Pencapaian tersebut didukung oleh peningkatan volume penjualan sebesar 5,58% YoY menjadi 30,58 juta ton dimana kontribusi semen bag dan bulk masing-masing 68,9% dan 31,1% pada FY18. SMGR berhasil meningkatkan efisiensi biaya yang tercermin pada peningkatan marjin laba operasional pada 9M18 menjadi 15,55% (vs 11,75% pada 9M17). Selain itu, EBITDA bertumbuh double digit sebesar 18,35% YoY menjadi Rp4,68 triliun (vs Rp3,95 triliun pada 9M17). Laba bersih yang dapat di atribusikan kepada entitas induk juga tercatat meningkat signifikan yaitu 43% YoY menjadi Rp2,08 triliun pada 9M18 (vs Rp1,46 triliun pada 9M17), in line dengan ekspektasi MNCS yaitu 73,49% dengan tingkat marjin laba bersih di level 9,73% pada 9M18 (vs 7,10% pada 9M17).
SMGR menjadi Leader pada Industri Semen DomestikSMGR resmi mengakusisi 80,6% PT Holcim Indonesia Tbk (SMCB) pada 31 Januari 2019. Kami menilai akuisisi tersebut berdampak positif bagi SMGR dimana perseroan akan menjadi leader di
industri semen di Indonesia dengan menguasai market share mencapai ~60%. Dengan demikian, SMGR akan lebih mudah mengendalikan harga di pasar serta berpotensi meningkatkan efisiensi di kedua belah pihak dengan transfer strategi bisnis antara SMGR dan SMCB. Tidak hanya itu, kapasitas produksi SMGR juga meningkat menjadi 51,6 juta ton (penggabungan antara kapasitas produksi SMGR sebesar 35,9 juta ton dan SMCB 15,7 juta ton). Kami menilai akuisisi SMCB berpotensi meningkatkan penjualan semen khususnya di pulau Jawa didukung oleh 77% kapasitas pabrik semen yang dimiliki SMCB
atau 12,1 juta ton berlokasi di pulau Jawa. Aksi korporasi ini direspon positif oleh pasar dengan peningkatan harga saham SMGR sebesar 42% sejak 13 November 2019 hingga akhir Januari 2019.
Potensi Pertumbuhan Ekspor ~50% YoY pada FY19E Realisasi total volume penjualan SMGR pada FY18 mencapai 30,58 juta ton dimana penjualan domestik dan ekspor masing-masing berkontribusi sebesar 89,67%/10,33%. Penjualan ekspor tumbuh signifikan sebesar 68,72% YoY menjadi 3,16 juta ton (vs 1,87 juta ton pada FY17). Kami menilai potensi penjualan ekspor semen SMGR masih berpotensi menguat pada FY19E didukung oleh potensi pembangunan pada negara tujuan ekspor tersebut. Semen yang diekspor tidak hanya dalam bentuk semen tetapi
Company Update
“MNCS Merekomendasikan HOLD untuk SMGR dengan
Target Harga Rp13.500”
MNCS Compendium / IV / Maret 2019
64
juga dalam bentuk klinker. Minimnya tambang semen di beberapa negara tujuan ekspor seperti Bangladesh, Australia, dan Timor Leste menjadi potensi ekspor klinker bagi SMGR.Bashundara Group yang merupakan produsen semen terbesar kedua di Bangladesh telah menyelesaikan peningkatan kapasitas produksi menjadi 7,56 juta ton per tahun. Banshundra Group juga berencana untuk meningkatkan kapasitas pabrik Mongola menjadi 3 juta ton per tahun dari semula 2,1 juta ton. Kami menilai peningkatan kapasitas yang akan dimulai pada awal 2020 ini menjadi potensi permintaan ekspor klinker dari SMGR. Perseroan optimis penjualan ekspor mampu bertumbuh hingga ~50% YoY atau sekitar 4,7 juta ton pada FY19E.
Target FY19E : Pasca Akuisisi SMCB, Potensi Peningkatan ASP, Volume Penjualan, dan Efisiensi Mendorong Kinerja SMGRPada 9M18, SMGR mencatatkan peningkatan ASP blended sebesar 3% per ton. Kami menilai SMGR mampu meningkatkan ASP pada FY19E sekitar 5% didukung oleh proyeksi peningkatan demand semen domestik sebesar ~5%. Penjualan semen domestik SMGR saat ini masih ditopang oleh semen bulk sekitar 31%, meningkat dibandingkan 25% pada FY17 yang didukung oleh proyek infrastruktur di Indonesia. Seiring dengan target
PSN Jalan tol yang masih menjadi fokus pemerintah Indonesia kami menilai kontribusi penjualan semen bulk SMGR masih berpotensi meningkat menjadi 33% pada FY19E. Disisi lain, realisasi penjualan perumahan tipe menengah menunjukkan pertumbuhan positif yaitu 11,49% YoY didorong oleh rencana relaksasi pajak PPh pasal 22, sehingga berpotensi mendorong permintaan semen bag bagi SMGR. Dengan demikian, kami memproyeksikan secara keseluruhan volume penjualan semen domestik SMGR mencapai 36,55 juta ton. Kami yakin, potensi peningkatan volume penjualan dan ASP berpotensi meningkatkan pendapatan SMGR pada FY19E yang kami proyeksikan menjadi Rp41,2 triliun. Kami juga optimis bahwa keberhasilan SMGR dalam efisiensi biaya akan berlanjut pada FY19E sehingga kami memproyeksikan bottom line SMGR mencapai Rp2,91 triliun dengan NPM di level 7,06%.
Rekomendasi HOLD dengan Target Harga Rp13.500Kami merekomendasikan HOLD untuk SMGR dengan TP: Rp13.500, kami percaya akuisisi SMCB dan potensi ekspor dapat meningkatkan total volume penjualan SMGR berpotensi mencapai 41,28 juta ton serta efisiensi biaya yang dilakukan SMGR berpotensi mendorong kinerja keuangan SMGR pada FY19E.
Company Update
Kontribusi Semen Bag vs Bulk terhadap Penjualan SMGR Kapasitas Produsen Semen di Indonesia (dalam jutaan ton)
Kinerja SMGR 5 Tahun FY19E
Sumber: SMGR Sumber: SMGR, FY17
Sumber: SMGR, MNCS
28,09% 26,09% 27,13% 25,50% 30,20% 30,30% 31,10%
71,91% 73,91% 72,87% 74,50% 69,80% 69,70% 68,90%
1Q17 1H17 9M17 FY17 1Q18 1H18 9M18
Bulk Bag
SMGR+SMCB51,6
INTP24,9
Merah Putih7,5
Bosowa7,4
Anhui5,2
SMBR3,8
Lainnya8,6
27,13% 28,08%
18,41%19,71%
17,92%18,86%
16,78% 17,30%
7,24%8,76%
7,06%8,23%
0%
5%
10%
15%
20%
25%
30%
-
5.000
10.000
15.000
20.000
25.000
30.000
35.000
40.000
45.000
50.000
FY15 FY16 FY17 FY18E FY19F FY20F
Revenue (LHS) EBITDA (LHS) NI (LHS) EBITDA Margin (RHS) NPM (RHS)
Setelah Akuisisi
MNCS Compendium / IV / Maret 2019
65
Penjualan Komatsu (unit)
1.230 616 654
1.894 2.488
808
297 218
568
732 984
765 1.003
909
1.171
492
446 305
417
488
2014 2015 2016 2017 2018
Pertambangan Perkebunan Konstruksi Perhutanan
Company Update
Kinerja FY18: Stellar PerformanceSepanjang FY18, UNTR membukukan
laba bersih sebesar Rp11,13 triliun atau tumbuh 50,29% YoY dan mempresentasikan 99,88% dari estimasi MNCS sebesar Rp11,14 triliun. Sedangkan pendapatan FY18 mencapai Rp84,63 triliun atau tumbuh 31,08% YoY, dimana pertumbuhan tersebut didorong oleh segmen kontrak pertambangan (PAMA)
Momentum to Bargain Hunting!PT United Tractor Tbk (UNTR)
Sumber : Perseroan
yang meningkat Rp10,92 triliun (+36,85% YoY) dan segmen alat berat yang tumbuh 19,85% YoY menjadi Rp29,62 triliun seiring dengan kuatnya permintaan akan Komatsu serta penjualan spare-part and services (+31,74% YoY). Kuatnya kinerja pada FY18, mendorong marjin laba bersih meningkat ke level 13,15% dibandingkan 11,47% pada FY17.
Pelemahan Penjualan Komatsu di Tengah Peningkatan Services and
Spare PartAlat berat (Komatsu) berhasil membukukan penjualan sebesar 465 unit atau meningkat 14,82% YoY pada bulan Januari 2019. Angka tersebut meningkat secara bertahap sejak November 2018 yang mengalami pelemahan penjualan dengan 321 unit. Sedangkan pada
“MNCS merekomendasikan BUY untuk saham UNTR
dengan Target Harga Rp33.500”
Sumber: UNTR
MNCS Compendium / IV / Maret 2019
66
Company Update
Tambang Emas Martabe
Sumber: PT Agincourt Resources
Desember 2018 sampai Januari 2019, penjualan meningkat sebesar 17,13% MoM dan 23,67% MoM. Sepanjang FY18, penjualan Komatsu berhasil mencapai 4.878 unit atau tumbuh signifikan 28,78% YoY dimana in-line dengan estimasi kami di 4.800 unit. Namun, kami menurunkan estimasi penjualan Komatsu pada FY19E menjadi 4.150 unit, melihat adanya pertimbangan kembali dari konsumen atas pergerakan harga batubara, terutama terkait dengan pelemahan ekonomi China yang mempengaruhi permintaan batubara. Sedangkan pada segmen parts and services, kami memproyeksikan pertumbuhan yang stabil di ~10% YoY pada FY19E melihat masih stabilnya permintaan perawatan alat berat.
Akuisisi Tambang Emas Martabe Senilai USD1 MiliarUNTR resmi melakukan akusisi terhadap PT Agincourt Resources melalui PT Danusa Tambang Nusantara (DTN) yang sepenuhnya dimiliki oleh UNTR. Tujuan akuisisi tersebut adalah untuk melakukan diversifikasi unit bisnis yang mayoritas bergerak di pertambangan batu bara. PT Agincourt Resources memiliki lahan pertambangan emas Martabe di Tapanuli, Sumatra Utara, dimana UNTR melakukan akuisisi tersebut dengan nilai USD1 miliar atau setara dengan Rp14,30 triliun (asumsi USD/IDR mencapai Rp14.300). Tambang emas Martabe memiliki sumber mineral 8,80 juta ounces emas dimana cadangan emas sebesar 4,70 juta ounces. Kami memproyeksikan pendapatan emas dari tambang Martabe sebesar 360 ribu ounces/369 ribu ounces untuk 19E/20F, dimana pendapatan dari akuisisi PT Agincourt Resources baru
akan dikonsolidasi pada 2019. Proyeksi pendapatan dari tambang Martabe yaitu sebesar USD451 juta pada FY19E, dimana dikurangi dengan biaya produksi maupun amortisasi sebesar USD277,63 juta (asumsi harga emas USD1.250/ounces) sehingga diperoleh laba operasional ~USD177,36 juta dengan marjin kotor 38,44%. Kami memproyeksikan bahwa pendapatan dari Martabe yang sebesar ~Rp6,45 triliun, dapat mengimbangi penurunan pendapatan dari penurunan penjualan Komatsu pada 19E.
Segmen Pertambangan dan Kontrak Batubara Masih Kondusif pada FY19ESepanjang FY18, segmen kontrak pertambangan (PAMA) memperoleh laba operasional sebesar Rp7,12 triliun yaitu dengan marjin kotor di level 17,58% (vs 17,27% pada FY17). Overburden removal meningkat menjadi 979 Mbcm (vs 801 Mbcm pada FY17), dengan stripping ratio di level 7,83x dibandingkan 7,11x pada FY17. Kami memproyeksikan stripping ratio akan berada di level 7,47x dengan pendapatan mencapai Rp41,46 triliun untuk PAMA pada FY19E. Sedangkan untuk segmen penambangan batubara
(TTA) yang membukukan Rp10,73 triliun pada FY18 (+49,39% YoY), kami proyeksikan mampu memproduksi 7,72 juta ton (proyeksi manajemen ~9 juta ton) pada FY19E di tengah volatilitas harga batubara yang cenderung lebih rendah (~-8% YoY) pada FY19E.
Rekomendasi: BUY (Target Harga: Rp33.500)Kami merekomendasikan BUY untuk saham UNTR dengan PE FY19E/FY20F pada level 10,89x/10,43x dan PBV FY19E/FY20F pada level 1,92x/1,70x, dengan pertimbangan bahwa masih kondusifnya segmen kontrak pertambangan dan pertambangan batubara di tengah volatilitas harga batubara. Selain itu, penurunan penjualan Komatsu yang diproyeksikan terjadi pada FY19E akan diimbangi oleh pendapatan yang berasal dari akuisisi tambang emas Martabe. Saat ini UNTR diperdagangkan pada valuasi yang menarik yaitu STD -2 dengan rasio PE 8,45x (vs 11,94x) berdasarkan rata-rata PE band 3 tahun terakhir. Sedangkan risiko yang dihadapi UNTR adalah pelemahan ekonomi nasional maupun global, serta menurunnya harga batubara.
Pendapatan UNTR per Segmen PE Band UNTR
Sumber: BloombergSumber: UNTR, Estimasi MNCS
13,63 14,62 24,71 29,62 29,33 3,82 5,12
7,18
10,73 10,86 30,54 24,00
29,64
40,56 41,46
1,36 1,79
3,03
3,72 4,39
--
-
-6,45
2015 2016 2017 2018 2019E
Construction Machinery Coal Mining (TTA) Mining Contracting (PAMA) Construction Industry Gold Mining
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
Feb-
17
Mar
-17
Apr-
17
May
-17
Jun-
17
Jul-1
7
Aug-
17
Sep-
17
Oct
-17
Nov
-17
Dec-
17
Jan-
18
Feb-
18
Mar
-18
Apr-
18
May
-18
Jun-
18
Jul-1
8
Aug-
18
Sep-
18
Oct
-18
Nov
-18
Dec-
18
Jan-
19
Feb-
19
FORWARD PE UNTR MEAN STD -1 STD -2 STD +1 STD +2
MNCS Compendium / IV / Maret 2019
67
Company Update
Segmen Bisnis Mi Instan dan Produk Susu Menopang Kinerja 9M18
ICBP mencatatkan pertumbuhan top line sebesar 7,47% YoY menjadi Rp29,48 triliun pada 9M18 (vs Rp27,43 triliun pada 9M17) yang merepresentasikan 76,74%/77,72% dari estimasi konsensus/MNCS. Pertumbuhan ini didukung oleh segmen mi instan dan produk dairy yang meningkat masing-masing 9,09%/8,83%YoY dengan kontribusi 65%/20% terhadap total penjualan. Di tengah persaingan yang cukup ketat, ICBP berhasil menjaga kegiatan operasional dan efisiensi biaya dengan meningkatkan marjin laba usaha sebesar 170bps pada level 16,87% (vs 15,16% pada 9M17). Sementara itu laba bersih bertumbuh sebesar 14,57% YoY menjadi Rp3,48 triliun yang merefleksikan 80,71%/74,51% dari estimasi konsensus dan MNCS dengan marjin laba bersih terjaga pada level 11,82% pada 9M18.
How Millennials Became the Most Powerful ConsumersPerkembangan tren digital dan social media yang tinggi sangat mempengaruhi pergeseran peri laku konsumsi generasi milenial. Lingkungan belanja eksperimental yang mengedepankan pengalaman dan penemuan menjadi
Continuous Reinvention to Attract MillennialsPT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP)
Sumber : Perseroan
salah satu ciri konsumsi generasi ini. Pola pikir multikultural generasi ini mendorong mereka untuk mengalami hal-hal baru bahkan saat berbelanja atau menerima layanan. Menurut data Bappenas terdapat 63 juta milenial, atau penduduk usia 20-35 tahun yang berada pada usia produktif. Dalam rangka mengakomodasi pergeseran perilaku konsumsi khususnya generasi milenial, kami melihat ICBP menerapkan berbagai strategi untuk menangkap peluang tersebut. Beberapa diantaranya: 1) Dalam bisnis snack and biscuit, ICBP meluncurkan biskuit kentang dengan brand Canasta yang menyasar generasi milenial; 2) Dalam bisnis mi instan, ICBP mengeluarkan produk indomie rasa baru seperti “Indomie Goreng Rasa Ayam Geprek: Hype Abis” dengan harga yang lebih premium; 3) Menggandeng influencer dalam penerapan strategi digital marketing seperti youtube dan instagram melalui program eksperimental seperti donat indomie, burger indomie dan olahan lainnya ; 4) Kerjasama strategis dengan berbagai kafe ala kaum muda masa kini yang menjamur di Indonesia seperti: Warunk UpNormal; 5) Berpartisipasi dalam acara Java Jazz 2019. Kami meyakini berbagai strategi yang dijalankan ICBP mampu mendorong
Grafik Pertumbuhan Produk Makanan dan Minuman di Indonesia Berdasarkan Usia periode April 2018
Sumber: Snapcart Global
“MNCS merekomendasikan BUY untuk ICBP dengan Target Harga Rp11.600”
MNCS Compendium / IV / Maret 2019
68
Indonesia dan Nigeria. Bahkan strategi pemasaran unik yang dilakukan dalam menciptakan brand awareness oleh Dufil Prima Foods (salah satu joint venture ICBP dengan produsen pangan Nigeria) salah satunya adalah dengan membuat komik “The Indomitables” sebagai tiruan “Fantastic Four”. Kami melihat budaya mengkonsumsi mi instan sebagai salah satu pengganti nasi dengan harga yang relatif terjangkau di Nigeria menjadi peluang besar untuk ICBP dalam meningkatkan porsi penjualan internasional. Selain itu, PBB memprediksikan bahwa Nigeria berpotensi menjadi negara dengan penduduk terbanyak ketiga di dunia
Company Update
pertumbuhan pendapatan sebesar 6,68% YoY atau mencapai Rp40,46 triliun pada FY19E dengan pertumbuhan ASP sebesar 3,70% YoY.
Indomie: Peringkat 8 Top Global Brand 2018! Brand Footprint 2018 yang dirilis oleh Kantar WorldPanel menempatkan Indomie sebagai brand nomor 8 di dunia pada. Porsi penjualan internasional yang semakin meningkat menjadi 9,86% terhadap total penjualan 3Q18 (vs 8,46% pada 3Q17) mendorong peningkatan brand awareness Indomie. Indomie juga menduduki peringkat satu top brand di
pada 2050. Kami memperkirakan peluang ini mampu mendukung pertumbuhan segmen mi instan pada level 2%-5% YoY menjadi Rp25,01 triliun-Rp26,79 triliun pada FY19E/FY20F.
Rekomendasi BUY dengan Target Harga Rp11.600Kami merekomendasikan BUY untuk ICBP dengan TP: Rp11.600 yang mengimplikasikan PE/PBV sebesar 26,13/5,47x pada FY19E dan 26,33x/4,90x pada FY20F. Kami percaya semangat untuk terus berinovasi dalam meluncurkan produk baru, masifnya strategi marketing yang menyasar kaum milenial dan peningkatan porsi pendapatan internasional mampu meningkatkan kinerja ICBP di masa mendatang. Namun disisi lain adanya perubahan pola konsumsi masyarakat yang lebih fokus mengonsumsi makanan sehat juga menjadi hal yang perlu diperhatikan dengan munculnya pesaing baru baik dari lokal maupun produk asing. Hal lain yang perlu diperhatikan yaitu, fluktuasi kurs USD/IDR yang berpotensi meningkatkan biaya dalam pembelian bahan baku serta, fluktuasi harga komoditas seperti tepung terigu, minyak goreng dan skim milk.
Berbagai Strategi Marketing dan Inovasi Produk yang Diterapkan ICBP
Produk Indomie yang beredar di Nigeria dengan Maskot Unggulan “The Indomitables”
ICBP Saat Ini Diperdagangkan Pada Level “Mean” dengan PE 28x (3 years average PE)
Sumber: Instagram dan Youtube Indomie
Sumber: Indomie.ng dan Afritikets.com Sumber: Bloomberg per 28 Februari 2019
20
22
24
26
28
30
32
34
36
38
40
Jan-
16
Mar
-16
May
-16
Jul-1
6
Sep-
16
Nov
-16
Jan-
17
Mar
-17
May
-17
Jul-1
7
Sep-
17
Nov
-17
Jan-
18
Mar
-18
May
-18
Jul-1
8
Sep-
18
Nov
-18
Jan-
19
PE_RATIO Mean STD-1 STD-2 STD+1 STD+2
MNCS Compendium / IV / Maret 2019
69
Company Update
Kinerja Keuangan di FY18 : Laba Bersih Menyusut -39,80% YoY
LSIP membukukan penjualan sebesar Rp4,01 triliun atau turun -15,20% YoY hingga FY18. Penurunan penjualan disebabkan oleh penurunan volume penjualan pada semua produk LSIP seperti CPO sebesar -13,10% YoY, palm kernel sebesar -22% YoY, dan karet sebesar -31,20% YoY. Penurunan penjualan CPO dipengaruhi oleh penurunan harga rata-rata CPO global sehingga menurunkan ASP LSIP sebesar -16% YoY. Penurunan penjualan berdampak pada penurunan gross profit (laba kotor) sebesar -47,20% YoY menjadi Rp683 miliar (vs Rp1,29 triliun pada FY17) dengan gross profit margin (marjin laba kotor) dilevel 17% (vs 27,30% pada FY17). Sementara itu, laba bersih LSIP tertekan sebesar -55,10% YoY menjadi Rp329,40 miliar dengan net profit margin mencapai 8,20% (vs 15,50% pada FY17) .
B e r h a ra p p a d a Pe rc e p at a n Implementasi B20 Minyak kelapa sawit memiliki peluang besar dalam pengembangan bioenergi khususnya biodiesel, hal tersebut sejalan dengan upaya Pemerintah untuk memperluas kebijakan pemanfaatan bioenergi pada sektor transportasi, pertambangan, dan BBM, khususnya
Time to Wake UpPT London Sumatra Tbk (LSIP)
Sumber : Google
Biodiesel. Implementasi mandatori B20 diperkirakan mampu menyerap CPO (dalam bentuk biodiesel) hingga 6 juta ton, yang terbukti pada serapan biodiesel meningkat 72% YoY menjadi 3,8 juta ton pada FY18. Hal ini mendorong konsumsi CPO domestik yang tumbuh 21,99% YoY, menjadi 13,49 juta ton pada FY18. Kami menilai peningkatan tersebut akan berlanjut pada FY19E didukung oleh Pemerintah yang menargetkan volume
pengadaan biodiesel pada FY19E meningkat menjadi 6,20 juta kiloliter. Hal ini menjadi katalis positif bagi LSIP, dimana penjualan CPO domestik merupakan kontributor utama pada pendapatan LSIP yaitu sebesar 96,6%. Pada FY19E, LSIP menargetkan akan meningkatkan produksi CPO sebesar 5-10% YoY. Kami percaya LSIP mampu membukukan pertumbuhan kinerja yang positif dimana produksi CPO LSIP kami proyeksikan tumbuh sebesar 8,47% YoY menjadi 491.540 ton pada FY19E.
Posisi Keuangan yang Solid dengan Zero DebtVolatilitas harga CPO yang terjadi dalam beberapa tahun terakhir mendorong LSIP untuk dapat meningkatkan pertumbuhan kinerja keuangan dengan berbagai strategi. Salah satu strategi yang dilakukan ialah efisiensi biaya. Secara konsisten LSIP memperkuat posisi kas. Terlihat dari tingkat utang yang rendah dengan posisi DER berada di level 0 hingga FY18, mampu memberikan peluang bagi LSIP untuk berekspansi baik organik maupun anorganik. Belanja modal yang dianggarkan sebesar Rp500 miliar pada FY19E yang berasal dari kas internal. Tingkat utang LSIP merupakan yang terendah jika dibandingkan dengan AALI dan TBLA yang mencatatkan DER sebesar 0,24x dan 1,72x pada FY18.
Produksi CPO vs EL Nino vs Harga CPO
Sumber: LSIP, Bloomberg, MNCS
60
70
80
90
100
110
120
130
140
150
1.000
1.500
2.000
2.500
3.000
3.500
1Q15
2Q15
3Q15
4Q15
1Q16
2Q16
3Q16
4Q16
1Q17
2Q17
3Q17
4Q17
1Q18
2Q18
3Q18
4Q18
Price Production
Terjadinya EL NinoSeasonality
MNCS Compendium / IV / Maret 2019
70
4%
48%
39%
9%
04-06 Years 07-20 Years >20 Years Immature
Company Update
El Nino menjadi Katalis Positif untuk Peningkatan Harga CPONational Oceanic and Atmospheric Administration (NOAA) dan World Meteorological Organization (WMO) memperkirakan kondisi cuaca Indonesia akan memasuki musim kemarau dengan probabilitas sebesar 70%-80% pada Januari hingga April 2019, yang menandakan terjadi El Nino. Curah hujan yang rendah akan mengakibatkan penurunan produksi sawit. Berdasarkan data historis, ketika El Nino terjadi dan produksi menurun (seperti yang terjadi pada periode 2Q16, 2Q17, 1Q18), maka harga CPO mengalami kenaikan. Selain dampak dari El Nino, penurunan produksi juga dikarenakan adanya efek seasonal, dimana masa panen CPO terjadi pada semester kedua setiap tahunnya, sehingga ketika memasuki semester pertama, produksi cenderung menurun. Dengan demikian, kami memproyeksikan pendapatan LSIP berpotensi meningkat 21% YoY menjadi Rp4,46 triliun pada FY19E.
Peningkatan Porsi Umur Tanaman yang Mature menjadi RisikoRata-rata usia pohon sawit LSIP pada FY18 sebesar 15,9 tahun, (vs 15 tahun pada FY17), dan saat ini mayoritas umur pohon sawit berada pada umur 7-20 tahun atau setara dengan 48% dari total kepemilikan pohon sawit. Peningkatan porsi pohon sawit pada fase mature berpotensi menurunkan tingkat produksi CPO. Dengan demikian LSIP berupaya melakukan replanting sebesar 500 ha pada FY19E. Kami meyakini proses replanting yang membutuhkan waktu lama dalam menghasilkan produk tandan buah segar menjadi risiko bagi keberlangsungan produksi CPO.
Risiko dari Penurunan Harga CPO GlobalKami memperkirakan kondisi cuaca, kebijakan Pemerintah, tingkat permintaan dan penawaran pasar dan kondisi ekonomi global merupakan beberapa risiko yang berdampak pada harga CPO. Pada saat ini, LSIP tidak mempunyai kebijakan formal lindung nilai atas risiko harga komoditas. Dengan demikian, setiap
kenaikan dan penurunan harga CPO atau fluktuasi harga pasar internasional akan langsung terefleksikan ke peningkatan atau penurunan pendapatan LSIP. Selain itu, keputusan LSIP untuk keluar dari skema sertifikasi keberlanjutan yang dikelola oleh Roundtable on Sustainable Palm Oil (RSPO), kami perkirakan menjadi perhatian pasar di mana LSIP terpantau melanggar prinsip international labour organization mengenai diskriminasi, ancaman, dan kebebasan berserikat.
Rekomendasi BUY dengan Target Harga Rp1.420Kami merekomendasikan BUY untuk LSIP dengan TP: Rp1.420 yang mengimplikasikan PE/PBV 18,11x/1,11x pada FY19E. Kami percaya ekspansi yang dilakukan LSIP baik secara organik maupun anorganik serta kemampuan dalam mempertahankan pangsa pasar mampu meningkatkan pertumbuhan LSIP di masa mendatang di dukung oleh : 1) Permintaan Minyak Sawit dari Dalam Negeri; 2) Kondisi neraca keuangan yang sehat dengan posisi DER berada di level 0 hingga FY18.
LSIP Oil Palm Age Portion
Sumber: LSIP, Bloomberg, MNCS
MNCS Compendium / IV / Maret 2019
71
Company Update
Sigaret Kretek Mesin is Still Full of Flavor
GGRM berhasil mencatatkan pertumbuhan pendapatan sebesar 13,60% YoY menjadi Rp69,90 triliun pada 9M18 (vs Rp61,52 triliun pada 9M17), merefleksikan 75,73%/75,26% target MNCS/ konsensus pada FY18E. Pertumbuhan tersebut ditopang pendapatan Sigaret Kretek Mesin (SKM) yang meningkat 14,28% YoY menjadi Rp63,13 triliun, dan berkontribusi 90,33% terhadap total pendapatan GGRM di 9M18. Gross profit tercatat meningkat 4,51% YoY menjadi Rp13,71 triliun (vs Rp13,12 triliun pada 9M17). Di sisi lain, peningkatan pita cukai, PPN dan Pajak sebesar 21,19% YoY menekan gross profit margin 170bps pada level 19,62%
Taste of New GenerationPT Gudang Garam Tbk (GGRM)
Sumber : Perseroan
(vs 21,32% pada 9M17). Sementara net profit terpantau meningkat 6,33% YoY menjadi Rp5,76 triliun merefleksikan 71,77%/70,36% target MNCS/konsensus pada FY18E, meskipun net profit margin menurun 56bps.
Opportunity dari Penahanan Tarif Cukai dan Simplifikasi TierPemerintah melalui PMK 156/010/2018 memutuskan untuk membatalkan kenaikan tarif cukai rokok pada FY19E dan tetap memberlakukan cukai rokok dengan rata-rata tertimbang sekitar 10%. Penyusunan kebijakan ini mempertimbangkan beberapa aspek seperti pengendalian konsumsi rokok, penerimaan negara, tenaga kerja, dan pemberantasan rokok ilegal. Kami meyakini keputusan ini memberikan dampak positif bagi GGRM mengingat porsi biaya pita cukai sebesar ~70% terhadap COGS. Kami memperkirakan gross profit mampu bertumbuh 19,71% YoY dengan gross profit margin meningkat sebesar 95bps pada FY19E. Sementara itu, simplifikasi struktur tarif cukai rokok secara bertahap
dari yang sebelumnya berjumlah 10 layer menjadi 8 layer pada FY19E menjadi tekanan bagi pebisnis rokok berskala kecil. Kami melihat peluang gap dari penurunan supply produsen kecil dapat terisi oleh pemain besar seperti GGRM. Selain itu, penjualan di skala pedesaan yang mayoritas dikuasai oleh pemain rokok berskala kecil berpotensi meningkatkan market share GGRM melalui jaringan distribusi dan agen yang tersebar hingga pelosok daerah. Kami memperkirakan sales volume mampu mencapai 80,32 miliar batang pada FY19E.
Memperkuat Eksistensi di Segmen LTLN dengan Peluncuran Produk Baru: GG MoveGGRM berupaya konsisten dalam berinovasi dengan meluncurkan produk GG Move Duo Filter (Rp12.000/12 batang) sebagai produk pertama dalam kategori SKM low tar low nikotin (LTLN) dengan kadar tar 18 mg, atau kandungan tar tertinggi dari segmentasi SKM LTLN sebesar 10 mg-18 mg. Melalui strategi product innovation ini, GGRM mencoba
“MNCS merekomendasikan BUY untuk GGRM
dengan Target Harga Rp101.000”
MNCS Compendium / IV / Maret 2019
72
Company Update
meningkatkan market share dari segmen SKM LTLN dengan konsumen berusia 18-30 tahun. Dalam kategori ini persaingan cukup ketat antara GG Move dengan LA Bold (Rp23.300/20 batang) dan Magnum Mild (Rp16.000/16 batang). Kami menilai dengan peluncuran produk GG Move dapat memperkuat divisi SKM yang lebih baik dengan pertumbuhan pendapatan divisi SKM meningkat 11,46% YoY dan berkontribusi 90% pada FY19E.
Tren Rokok Elektrik Berpotensi menjadi RisikoBerkembangnya produk subtitusi tembakau yaitu rokok elektrik yang dianggap sebagai produk nikotin yang lebih aman berpotensi menjadi tantangan produsen rokok tembakau di masa
mendatang. Salah satu studi kasus yang berkembang di Amerika saat ini adalah peralihan rokok tembakau menjadi rokok elektrik (vapor), terefleksikan dari penurunan industri rokok pada FY18 mencapai 4,5% YoY, dan diestimasikan menurun 3,5%-5% pada FY19E. Beberapa produsen yang telah memperkenalkan perangkat vaping yang memberikan nikotin lebih efisien antara lain Philip Morris International Inc. (PMI) dengan produk heat not burn (HNB) IQOS, British American Tobacco Plc (BAT) dengan produk Vype iSwitch serta JUUL Labs. Salah satu produsen rokok elektrik global yaitu Juul berhasil menjual 473 juta refill kit pods pada FY18, atau meningkat 595,59% YoY (vs 68 juta refill kit pods pada FY17). Kami menilai penerapan cukai liquid vape
oleh Dirjen Bea dan Cukai melalui PMK-146/PMK.010/2017 menunjukkan adanya peluang bagi produsen liquid vape untuk membuka bisnis di Indonesia sehingga menyebabkan persaingan yang semakin ketat.
Rekomendasi BUY dengan Target Harga Rp101.000Kami merekomendasikan BUY untuk GGRM dengan TP: Rp101.000 yang mengimplikasikan PE/PBV sebesar 19,88x/4,01x pada FY19E dan 17,24/3,70x pada FY20F. Kami percaya tingginya permintaan pada segmen SKM FF didukung oleh produk baru GG Move sebagai produk baru segmen SKM LTLN mampu mendorong pertumbuhan penjualan GGRM.
Tren Besaran Pita Cukai Rokok FY15-FY19E dengan Rata-Rata 10,11%
Produk Rokok Elektrik yang diproduksi oleh JUUL Labs
Tren Volume Penjualan Rokok SKM & SKT GGRM(juta stick)
GGRM saat ini diperdagangkan pada level +2 STD PE Ratio (rata-rata PE 3 Tahun)
Sumber: DJBC, MNCS
Sumber: Elconfidencial.com
Sumber: Perseoran, MNCS
Sumber: Bloomberg, MNCS
FY15 FY16 FY17 FY18 FY19E0%
2%
4%
6%
8%
10%
12%
10,11%
0
10000
20000
30000
40000
50000
60000
70000
80000
90000
FY11 FY12 FY13 FY14 FY15 FY16 FY17 FY18E FY19F
SKT SKM
15
16
17
18
19
20
21
22
23
Mar
-19
Feb-
19Ja
n-19
Nov
-18
Oct
-18
Oct
-18
Aug-
18Ju
l-18
Jun-
18M
ay-1
8Ap
r-18
Mar
-18
Feb-
18Ja
n-18
Dec
-17
Nov
-17
Oct
-17
Sep-
17Au
g-17
Jul-1
7Ju
n-17
May
-17
Mar
-17
Feb-
17Ja
n-17
Dec
-16
Nov
-16
Oct
-16
Sep-
16Au
g-16
Jul-1
6Ju
n-16
May
-16
Apr-
16M
ar-1
6Fe
b-16
Jan-
16
(x) PE_RATIO Mean STD-1 STD-2 STD+1 STD+2
MNCS Compendium / IV / Maret 2019
73
Gambaran Aplikasi LinkAja
Bottom-Line Tertekan Pasca diberlakukannya SIM Card
Registration namun….TLKM membukukan pendapatan sebesar Rp99,20 triliun atau meningkat sebesar 2,27% YoY pada 9M18 (vs Rp97,00 triliun pada 9M17) disaat operator telekomunikasi lain mencatatkan penurunan pendapatan pasca diberlakukannya SIM Card Registration. Peningkatan pendapatan didorong oleh kenaikan pendapatan data, internet dan IT services yang meningkat 21,23% YoY meskipun pendapatan dari bisnis legacy terpantau melemah. Total pelanggan tercatat menurun 11,84% YoY menjadi 167,81juta (vs 190,36 juta pada 9M17). Di sisi lain, tingginya beban
Maintaining Its Strongest PositionPT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM)
Sumber : Telkomsel
Sumber: www.linkaja.id
Company Update
operasional menekan marjin EBITDA pada level 45,27% (vs 51,60% pada 9M17). Sementara itu, finance cost yang meningkat 24,2% semakin menekan kinerja laba bersih dengan penurunan net profit margin pada level 14,35% (vs 18,48% pada 9M17). Laba bersih menurun 20,6% YoY pada level Rp14,23 triliun (vs Rp17,92triliun pada 9M17) sejalan dengan estimasi konsensus dan MNCS yang mengimplikasikan 71,84%/74,72% terhadap estimasi FY18E.
...ARPU dan Data Yield Menunjukkan Penguatan secara Kuartalan pada 3Q18!Meskipun data yield secara tahunan mengalami penurunan 34,70% YoY pada
3Q18, namun secara kuartalan data yield menunjukkan peningkatan 6,49% QoQ. Selain itu, blended ARPU secara kuartalan terpantau meningkat 27,77% QoQ pada 3Q18 menjadi Rp46.000 (vs Rp36.000 pada 2Q18). Peningkatan data yield secara kuartalan didorong oleh kenaikan trafik data sebesar 9,1% QoQ menjadi 1.139 Petabyte dan pertumbuhan pelanggan Indihome yang signifikan pada level 4,71 juta pelanggan. Kami melihat TLKM memiliki keunggulan dalam mempertahankan data yield yang lebih premium dengan rata-rata Rp10.000/GB dibandingkan dengan EXCL dan ISAT masing-masing pada level Rp6.000-Rp7.000/GB. Melihat hal
MNCS Compendium / IV / Maret 2019
74
Indikator Kekuatan dan Ketersediaan Signal 3G dan 4G seluruh Indonesia periode Agustus-Oktober 2018
TLKM saat ini diperdagangkan pada level +0.5 STD EV/EBITDA Ratio (3 years average EV/EBITDA)
5
5,5
6
6,5
7
7,5
8
8,5
9
Feb/
16
Mar
/16
Apr/
16
May
/16
Jun/
16
Jul/1
6
Aug/
16
Sep/
16
Oct
/16
Nov
/16
Dec/
16
Jan/
17
Feb/
17
Mar
/17
Apr/
17
May
/17
Jun/
17
Jul/1
7
Aug/
17
Sep/
17
Oct
/17
Nov
/17
Dec/
17
Jan/
18
Feb/
18
Mar
/18
Apr/
18
May
/18
Jun/
18
Jul/1
8
Aug/
18
Sep/
18
Oct
/18
Nov
/18
Dec/
18
Jan/
19
Feb/
19
EV/EBITDA MEAN STD-1 STD-2 STD+1 STD+2
Sumber: Opensignal
Sumber: Bloomberg, MNCS
tersebut, kami meyakini data yield akan tetap menunjukkan perbaikan dengan peningkatan ~1% pada FY19E/FY20F.
Transformasi Digital Payment melalui Peluncuran Aplikasi “LinkAja”Pada awal 2019, TLKM melalui Telkomsel menguasai kepemilikian 99,99% saham PT Fintek Karya Nusantara (Finarya) yang bergerak dibidang di financial technology (fintech) sistem pembayaran. Fintech tersebut menjadi induk dan pengelola layanan dompet digital milik BUMN bernama “LinkAja” yang diluncurkan pada 1 Maret 2019. LinkAja dibentuk BUMN dengan menggabung kan layanan sistem pem bayaran TCash milik Telkomsel dengan TBank dan MyQR mi lik PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI), e-cash milik PT Bank Mandiri Tbk (BMRI), serta yap! dan UnikQu milik PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI), serta layanan pembayaran digital milik BUMN lainnya. Layanan yang akan tersedia rencananya meliputi pembayaran tagihan seperti listrik, air,
dan internet, transaksi di merchant mitra, moda trans portasi hingga pembelian e-commerce.
Kami melihat strategi ini mampu menciptakan ekosistem digital payment untuk mendorong transaksi kebutuhan dasar sehingga mampu meningkatkan pertumbuhan trafik data. Peluang besarnya pengguna aktif dari bank BUMN diharapkan mampu menjadi tambahan customer base bagi Telkomsel yang telah memiliki basis pelanggan TCash sebesar 27 juta hingga 9M18. Sebagai gambaran, Tbank dari BBRI memiliki pengguna aktif sebanyak 4-5 juta pelanggan per Februari 2019. Sementara itu jumlah pelanggan e-cash BMRI mencapai 4,9 juta pengguna per Juni 2018. Melalui penggabungan ini diharapkan fintech BUMN mampu bersaing dengan beberapa Fintech besar seperti Go-Pay, OVO dan DANA. Namun demikian, kesiapan infrastruktur dan alokasi biaya serta program advertising
yang menarik merupakan beberapa hal yang perlu diperhatikan.
Mempertahankan Kinerja Terkuat di SektornyaTLKM melalui Telkomsel semakin mengukuhkan posisi dominannya di sektor telekomunikasi. Berdasarkan Opensignal, Telkomsel memenangkan enam dari tujuh indikator kekuatan dan ketersediaan signal 3G dan 4G di seluruh Indonesia pada periode Agustus-Oktober 2018. Kecepatan 4G menunjukkan peningkatan signifikan dalam enam bulan terakhir dengan rata-rata peningkatan 1,5 Mbps menjadi 14,4 Mbps. Selain itu, ketersediaan 4G juga mengalami peningkatan 8% selama enam bulan terakhir. Kami meyakini TLKM layak menawarkan harga premium sejalan dengan kekuatan jaringan dan kinerja fundamental yang dimiliki. Hal ini didukung pula oleh anggaran belanja modal yang dialokasikan pada FY19E sekitar 20% dari pendapatan sebesar Rp30 triliun. Adapun 50% porsi belanja modal digunakan untuk pengembangan infrastruktur seluler yaitu BTS 4G, sedangkan sisanya untuk pengembangan infrastruktur f ixed broadband (Indihome). Kami melihat TLKM dapat mempertahankan posisi terbaiknya didukung oleh peningkatan jangkauan, kualitas dan kapabilitas jaringan Telkomsel sejalan dengan pertumbuhan trafik data yang kami perkirakan meningkat ~18% pada FY19E.
Rekomendasi BUY dengan Target Harga Rp4.300Kami merekomendasikan BUY untuk TLKM dengan TP: Rp4.300 yang mengimplikasikan EV/EBITDA sebesar 6,20x dan PE sebesar 18,51x pada FY19E. Kami percaya transformasi pada aplikasi digital payment dan peningkatan data yield mampu mendorong kinerja yang lebih baik dengan proyeksi pertumbuhan pendapatan dan net profit masing-masing pada level 11,01%/20,81% YoY pada FY19E. Saat ini TLKM diperdagangkan pada level +0,5 STD EV/EBITDA (rata-rata 3 tahun) dengan EV/EBITDA sebesar 7,38x.
“MNCS Merekomendasikan BUY
untuk TLKM, dengan Target Harga Rp4.300”
Company Update
MNCS Compendium / IV / Maret 2019
75
Investor Gathering & Corporate Forum 2019The Last Defense
Foto bersama dalam acara Investor Gathering & Corporate Forum 2019
wawasan nasabah agar lebih percaya diri dalam berinvestasi di pasar modal Indonesia,” terang Susy.
Hingga Desember 2019, jumlah nasabah MNC Sekuritas telah mencapai lebih dari 48.000 dengan total jaringan point of sales sebanyak 122 poin secara nasional. Susy menjelaskan bahwa tahun 2018 lalu bukanlah tahun yang mudah untuk industri pasar modal, terutama dilihat dari kinerja IHSG yang tercatat minus 2,54% pada akhir 2018. Namun, MNC Sekuritas berhasil mencatatkan pertumbuhan laba bersih sebesar 42% dan pertumbuhan nasabah sebesar 62%.
Berkolaborasi dengan Emiten untuk Informasi yang MenyeluruhDirektur Utama MNC Sekuritas Susy Meilina menyatakan acara Investor Gathering & Corporate Forum 2019 ini mengundang sejumlah emiten untuk dapat memaparkan kondisi terkini masing-masing emiten. Hal ini diharapkan dapat menjadi nilai tambah bagi nasabah terutama untuk mengetahui keadaan aktual emiten.
“MNC Sekuritas mengundang 7 (tujuh) emiten untuk menyampaikan Company Update untuk pada peserta mengenai kinerja bisnis dan strategi Perusahaan, seperti PT AKR Corporindo Tbk (AKRA), PT Bank Rakyat Indonesia Agroniaga (AGRO), PT Blue Bird Tbk (BIRD), PT Buyung Poetra Sembada Tbk (HOKI), PT Media Nusantara Citra (MNCN), PT PP Properti Tbk (PPRO), dan PT Sarimelati Kencana Tbk (PZZA). Kami juga membuka peluang bagi emiten dan calon emiten yang prospektif untuk berkolaborasi di acara tahunan ‘Investor Gathering & Corporate Forum’ tahun depan,” tutup Susy.
Mengangkat Tema ‘The Last Defense’MNC Sekuritas semakin berkomitmen untuk terus memajukan pasar modal Indonesia. Salah satunya dengan menggelar acara “Investor Gathering & Corporate Forum 2019”, pada hari Kamis (14/02/2019) di Jakarta. Acara tahunan yang dihadiri oleh tidak kurang 500 peserta ini mengangkat tema ‘The Last Defense.’
Tema ‘The Last Defense’ yang diusung dalam acara tahun ini membahas cara para investor untuk dapat bertahan serta menjadi pemenang di tengah tantangan ekonomi global dan nasional. Pembicara yang hadir antara lain Pakar Kebudayaan Jawa dari Universitas Indonesia Dr. Darmoko serta Senior Trader & Investor Vier Abdul Jamal. Pembahasan menjadi kian menarik bukan hanya karena menyajikan tips untuk berinvestasi dan trading di pasar modal, namun juga melihatnya dari sisi Primbon Jawa. Di samping itu, MNC Sekuritas juga mengundang beberapa emiten untuk dapat memaparkan Company Update-nya masing-masing.
Memberikan Insight untuk Berinvestasi di Pasar ModalDirektur Utama MNC Sekuritas Susy Meilina menyatakan bahwa informasi terbaru tentang kondisi ekonomi, pasar modal serta kinerja emiten memang sangat dibutuhkan, terutama untuk dapat membantu nasabah mengambil keputusan untuk berinvestasi.
“Kami berharap acara yang sudah diselenggarakan sejak tahun 2014 ini mampu terus memberikan insight untuk memperkaya
“Kami berharap acara yang mulai diselenggarakan sejak tahun 2014 ini mampu terus memberikan insight untuk
memperkaya wawasan nasabah agar lebih percaya diri dalam berinvestasi di pasar modal Indonesia.” – Susy Meilina
Company Event
MNCS Compendium / IV / Maret 2019
76
Company Event
Penyerahan plakat dari MNC Sekuritas kepada emiten yang menyampaikan Company Update (searah jarum jam):
1. Pjs Direktur Capital Market PT MNC Sekuritas Andri Irvandi kepada Direktur PT Bank Rakyat Indonesia Agroniaga Tbk Ebeneser Girsang dan Direktur PT Bank Rakyat Indonesia Agroniaga Tbk Ernawan
2. Pjs Direktur Capital Market PT MNC Sekuritas Andri Irvandi kepada Head of Investor Relation & Corporate Secretary PT AKR Corporindo Tbk Ricardo Silaen
3. Direktur Investment Banking PT MNC Sekuritas Dadang Suryanto kepada Direktur Utama PT Buyung Poetra Sembada Tbk Sukarto Bujung
4. Direktur IT & Online Trading PT MNC Sekuritas Fifi Virgantria kepada Head of Corporate Planning & Investor Relations PT Blue Bird Tbk Michael Tene
MNCS Compendium / IV / Maret 2019
77
Company Event
Penyerahan plakat dari MNC Sekuritas kepada emiten yang menyampaikan Company Update dan pembicara dalam acara Investor Gathering & Corporate Forum 2019 (searah jarum jam):
1. Direktur Utama PT MNC Sekuritas Tbk kepada Direktur Utama PT Media Nusantara Citra Tbk David F. Audy2. Direktur Investment Banking PT MNC Sekuritas Dadang Suryanto kepada Direktur Keuangan PT PP Properti Tbk Indaryanto3. Direktur Utama PT MNC Sekuritas Susy Meilina kepada Senior Trader & Investor Vier Jamal4. Direktur IT & Online Trading PT MNC Sekuritas Fifi Virgantria kepada Chief Financial Officer PT Sarimelati Kencana Tbk Fred-
erick Cadlaon
MNCS Compendium / IV / Maret 2019
78
Company Update
The Deeper the Roots, the Greater the FruitsPT Buyung Poetra Sembada Tbk (HOKI)
Sumber : HOKI
produksi yang berlokasi di Cipinang memiliki kapasitas produksi 5 ton per jam. Selain itu, HOKI telah menyelesaikan penambahan kapasitas produksi pabrik di Subang menjadi 50 ton per jam dari sebelumnya 30 ton per jam dan sudah mulai beroperasi pada awal 2019. Kami menilai dengan penambahan kapasitas pabrik di Subang dapat berkontribusi setidaknya pada 2Q19 dengan penambahan volume produksi menjadi 140.046 ton pada FY19E.
Selain itu, Perseroan juga berencana untuk menambah pabrik di Palembang yang bergerak di bidang pengolahan serta pendistribusian padi dan beras dibawah PT Astha Beras Perkasa. Pabrik ini juga memproses penggilingan gabah hingga menjadi beras kemasan dengan kapasitas 40 ton per jam dan direncanakan beroperasi pada akhir tahun 2020. Pendirian anak usaha baru juga di lakukan di Sumatera Selatan melalui PT Buyung Putra Energi yang bergerak dalam bidang pengolahan limbah kulit padi (sekam) sisa hasil produksi menjadi energi melalui pembangkit listrik, dengan kapasitas 3 Megawatt (MW). Pabrik tersebut ditargetkan selesai pada 1H19. Energi yang dihasilkan akan digunakan untuk operasional perusahaan di sekitar pembangkit. Perseroan menganggarkan belanja modal sebesar Rp60 – Rp70 miliar untuk pembangunan pabrik pengolahan limbah kulit padi. Kami perkirakan dengan adanya berbagai fasilitas baru dan penambahan kapasitas produksi, pendapatan HOKI mampu bertumbuh 15,21% menjadi Rp1,58 triliun pada FY19E.
Partnership with “Alfamart” NetworkPerseroan terus mengembangkan bisnisnya dengan memperluas kemitraan dengan industri ritel modern bersama PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk (AMRT). Sebagai upaya dalam mengakomodasi permintaan beras kemasan yang semakin meningkat, maka HOKI mengeluarkan produk beras private label melalui jaringan ritel bersama Alfamart dengan nama dagang “Alfamart Rice Beras Super Slyp 5Kg”, yang secara perdana didistribusikan di daerah Sumatera dan secara bertahap akan menyebar ke daerah lainnya. Hingga 9M18 Alfamart memiliki pangsa pasar sebesar 31,7% dan memiliki sebanyak 13.517 gerai. Berdasarkan data Nielsen pada 3Q18, pertumbuhan saluran perdagangan modern
Kinerja 9M18 yang solid dengan Pertumbuhan Double Digit
HOKI berhasil membukukan kinerja yang positif di 9M18 dengan pendapatan meningkat sebesar 17,78% YoY menjadi Rp1.060,09 miliar (vs Rp900 miliar pada 9M17). Peningkatan pendapatan didukung oleh peningkatan penjualan beras yang mencatat kenaikan 15,60% YoY dimana penjualan beras di pasar tradisional berkontribusi sebesar 50,82% terhadap total pendapatan, sedangkan retur dan potongan penjualan tercatat menurun sebesar 32,01% YoY. Pencapaian tersebut mencerminkan 76,82%/72,61% dari perkiraan MNCS/Konsensus. HOKI juga berhasil mengelola keunggulan operasional dan efisiensi biaya, dengan mempertahankan margin laba operasional pada tingkat 9,62% (vs 6,36% pada 9M17). Sementara itu, laba bersih meningkat secara signifikan sebesar 95,06% YoY menjadi Rp70,76 miliar di 9M18 dari Rp36,27 miliar di 9M17 dengan margin laba bersih berada di 6,68%. Pencapaian ini sejalan dengan proyeksi manajemen yang menyatakan bahwa top line dan bottom line bertumbuh sebesar 10% -15% YoY.
Growth Drivers from New FactoryPerseroan mengoperasikan 2 fasilitas produksi yang berlokasi di Pasar Induk Beras Cipinang, Jakarta Timur dan Subang. Pabrik
“MNCS Merekomendasikan
BUY untuk HOKI dengan Target
Harga Rp1.070”
Rp Milyar 2Q18 3Q18 QoQ 9M17 9M18 YoY
Sales 384,00 296,00 -22,92% 900,05 1.060,10 17,78%
COGS 329,00 251,00 -23,71% 765,45 906,33 18,41%
Gross Profit 55,10 44,50 -19,24% 134,61 153,77 14,23%
Gross Profit Margin 14,35% 15,03% 14,96% 14,51%
Operating Profit 35,40 29,63 -16,30% 57,20 101,93 78,20%
Operating Profit Margin 9,22% 10,01% 6,36% 9,62%
PBT 32,00 27,00 -15,63% 48,74 94,74 94,39%
Net Profit 23,90 20,30 -15,06% 36,28 70,76 95,06%
Net Profit Margin 6,22% 6,86% 4,03% 6,68%
Kinerja Keuangan HOKI 9M18
Sumber: Perseroan
MNCS Compendium / IV / Maret 2019
79
Pabrik Subang dengan Kapasitas Produksi 50 ton per jam Progres Power Plant hingga December 2018
Sumber: Perseroan Sumber: Perseroan
Company Update
Potensi Penurunan Daya Beli Konsumen dan Perubahan Regulasi Menjadi RisikoKami melihat potensi penurunan daya beli konsumen akan mempengaruhi penjualan HOKI dimana mayoritas pelanggan masih sensitif terhadap harga terlebih dengan produk beras premium yang ditawarkan HOKI. Saat daya beli masyarakat menurun maka masyarakat memiliki peluang untuk beralih pada beras non premium seperti beras tidak bermerek atau beras curah dengan harga jual yang relatif lebih rendah. Di sisi lain, perubahan regulasi pemerintah juga dapat mempengaruhi kinerja Perseroan, seperti peningkatan batas impor beras, ketentuan harga pembelian gabah dan beras, dan pembatasan harga jual beras.
Rekomendasi BUY dengan Target Harga Rp1.070Kami merekomendasikan BUY untuk HOKI dengan TP: Rp1.070 yang mengimplikasikan PE19E sebesar 25,24x dan PBV19E sebesar 4,08x. Kami meyakini bahwa prospek pertumbuhan HOKI di FY19E akan ditopang oleh beberapa katalis bertambahnya jaringan distribusi penjualan HOKI. Adapun risiko utama adalah Perubahan Regulasi dari Pemerintah.
melalui minimarket bertumbuh 7,4%, dan perdagangan modern di daerah Sumatera tumbuh 4,3%. Kami melihat perluasan saluran distribusi melalui kerjasama dengan Alfamart dapat meningkatkan volume penjualan Perseroan. Sebelumnya, Perseroan pun telah melakukan kerja sama dengan Indomaret dan memberikan kontribusi sebesar 24,53% pada dari total penjualan.
HOKI terdaftar dalam IDX80Pada Januari 2019 Bursa Efek Indonesia (BEI) resmi meluncurkan produk indeks baru bernama IDX80. Indeks ini berisikan 80 saham likuid dengan nilai transaksi, frekuensi transaksi, serta kinerja keuangan yang sehat yang diperdagangkan di bursa saham dan Perseroan merupakan salah satu perusahaan yang terpilih di dalam indeks IDX80 untuk periode perdagangan 1 Februari sampai Juli 2019. Kami meyakini hal ini menjadi daya tarik terutama bagi investor yang menggunakan indeks sebagai acuan berinvestasi.
HOKI saat ini diperdagangkan pada level -0.5 STD PE Ratio
Sumber: Bloomberg Februari 2019, MNCS
5
10
15
20
25
30
35
40
45
29/1
2/20
1712
/01/
2018
26/0
1/20
1809
/02/
2018
23/0
2/20
1809
/03/
2018
23/0
3/20
1806
/04/
2018
20/0
4/20
1804
/05/
2018
18/0
5/20
1801
/06/
2018
15/0
6/20
1829
/06/
2018
13/0
7/20
1827
/07/
2018
10/0
8/20
1824
/08/
2018
07/0
9/20
1821
/09/
2018
05/1
0/20
1819
/10/
2018
02/1
1/20
1816
/11/
2018
30/1
1/20
1814
/12/
2018
28/1
2/20
1811
/01/
2019
25/0
1/20
1908
/02/
2019
HOKI PE BAND Mean STD-1 STD-2 STD+1 STD+2
Groceries Growth And Modern Trade Growth By Region
Sumber: AMRT
Store Alfamart per 9M1813.517
Minimarket di Sumatera pada 9M18 tumbuh sebesar 1,1%
Perdagangan Modern di Sumatera pada 9M18 tumbuh 4,3%
MNCS Compendium / IV / Maret 2019
81
Digital Attacker!PT BRI Agroniaga Tbk (AGRO)
Sumber : Google
Bank Nasional Pertama dengan Produk Kredit Berbasis Fin-tech: “PINANG”Dalam era transformasi digital saat ini, bank dituntut untuk melakukan inovasi teknologi agar mampu bersaing dengan dis-rupsi yang timbul akibat fintech. Oleh karena itu, AGRO melun-curkan produk baru bernama Pinang (Pinjam Tenang) pada 1Q19. Pinang merupakan produk kredit digital tanpa agunan yang pertama kali diluncurkan oleh bank nasional fokus terhadap penyaluran kredit kepada segmen ultra mikro dengan plafon senilai Rp500 ribu-Rp20 juta dengan jangka waktu pendek, yaitu sampai dengan 12 bulan. AGRO menargetkan Pinang dalam bentuk payroll loan pada FY19 dengan target nasabah yaitu >75.000 nasabah dan nilai kredit mencapai Rp300 miliar, di-mana database yang digunakan akan berasal dari induk usaha (BBRI), yang akan diikuti oleh database AGRO. Saat launching
Kinerja FY18: Laba Bersih bertumbuh Rp45,35% YoY menjadi Rp204,21 miliar
Sepanjang FY18, AGRO berhasil meraih laba bersih sebesar Rp204,21 miliar atau tumbuh sebesar 45,35% YoY. Seiring dengan industri, NIM mengalami penurunan ke level 3,50% (vs 3,76% pada FY17), namun pendapatan bunga bersih mampu meningkat sebesar 34,35% YoY menjadi Rp675,93 miliar yang didorong oleh pertumbuhan pendapatan bunga sebesar 32,87% YoY. Selain itu, AGRO mampu menekan biaya operasional dimana terlihat dari penurunan rasio BOPO menjadi 82,99% pada FY18 (vs 86,48% pada FY17). Penyaluran kredit yang tumbuh signifikan 42,70% YoY menjadi Rp15,67 triliun, yang disertai dengan peningkatan Dana Pihak Ketiga (DPK) sebesar 45,41% YoY hingga mencapai Rp18,06 triliun, juga menjadi pendorong utama kinerja FY18.
Company Update
Grand Launching “Pinang” bersama dengan Sritex (SRIL)
Sumber: AGRO
MNCS Compendium / IV / Maret 2019
82
Diversifikasi Segmentasi Kredit PerkebunanKredit yang disalurkan AGRO didominasi oleh sektor perkebunan dengan komposisi sekitar 70%. Meskipun harga komoditas perkebunan sepanjang 2018 cenderung mengalami pelemahan, NPL gross masih terkendali di bawah 3% yaitu di level 2,86%. Namun, AGRO berencana untuk menargetkan penyaluran kredit tidak hanya kepada industri sawit, namun juga kepada industri perkebunan lain seperti tebu, kelapa, maupun tanaman industri. Kami menilai dengan program pemerintah terhadap perkembangan tebu dimana pada FY19E Kementrian Pertanian menargetkan produksi gula nasional sebesar 3,8 juta ton (vs realisasi produksi gula FY18E sebesar 2,2 juta ton), serta adanya B20, maka mampu mendorong kinerja AGRO pada masa mendatang. Kami memproyeksikan laba bersih AGRO mampu mencapai Rp344 miliar pada FY19E.
Rekomendasi: BUY, Target Harga Rp480Kami merekomendasikan BUY untuk saham AGRO Rp480 dengan proyeksi PBV FY19E/FY20F sebesar 2,03x/1,88x dimana saat ini AGRO diperdagangkan pada PBV 1,66x (21 Maret 2019) pada STD -0.5 dalam PBV band selama 5 tahun. Kami meyakini seiring dengan pertumbuhan digitalisasi yang sangat pesat terutama fintech, salah satu emiten yang diuntungkan adalah AGRO. Kinerja AGRO yang didorong oleh modal dan likuiditas yang kuat, inovasi fintech dimana AGRO berperan sebagai anak usaha yang difokuskan untuk pengembangan fintech oleh BBRI, serta kinerja yang kuat dimana CAGR laba bersih mencapai 35%.
Pinang pada 23 Februari lalu, AGRO telah bekerja sama dengan PT Sritex Tbk (SRIL) untuk fasilitas pinjaman ke 50.000 karyawan yang dimiliki SRIL. Pinang menawarkan bunga sebesar 1,24% per bulan dengan risiko yang relatif rendah karena didasarkan pada payroll loan. AGRO menargetkan Pinang untuk memasuki mass market pada tahun 2021. Pada awal tahun 2020, AGRO beren-cana untuk meluncurkan satu produk fintech lagi yang berko-laborasi dengan e-commerce atau market place. Kami menilai dengan database, jaringan, serta brand value yang dimiliki AGRO sebagai anak usaha BBRI, maka Pinang akan menjadi salah satu produk andalan AGRO.
Rencana Corporate Action: Right Issue pada FY19ESejak didirikan, AGRO telah melakukan Penawaran Umum Terbatas (PUT) atau right issue sebanyak delapan kali dimana PUT VIII dilakukan pada Agustus 2018. AGRO melakukan PUT VIII senilai Rp400/lembar dengan total nilai perolehan mencapai Rp1.22 triliun yang mendorong modal inti AGRO mencapai Rp4,29 triliun atau tumbuh 39,62% YoY. Peningkatan modal AGRO tersebut mampu mendorong kinerja AGRO untuk menyalurkan kredit yang tumbuh sebesar 42,70% YoY dengan CAR tetap berada di level 27,52%, melebihi batas ketentuan di level 9%-10%. Pada sisi lain, likuiditas AGRO terjaga dengan LDR di level 86,75% sepanjang FY18. AGRO memiliki likuiditas yang cukup untuk penyaluran kredit dengan pertumbuhan ~28% pada FY19E sebagaimana yang ditargetkan oleh manajemen. Selain itu, AGRO masih memliki ruang untuk melakukan right issue kembali dalam rangka mencapai target peningkatan modal untuk memasuki kategori BUKU III dengan modal minimum mencapai Rp5 triliun. AGRO berencana untuk melakukan right issue pada 2H19E sebanyak-banyaknya 3 miliar lembar saham. Kami menilai bahwa apabila right issue tersebut dilakukan pada FY19E, maka akan semakin mendorong kinerja AGRO sebagaimana yang terlihat dari dampak right issue pada FY18 terhadap BVS FY18 yang mencapai Rp207/lembar dengan PBV 1,47x yang membaik dibandingkan dengan BVS FY17 sebesar Rp174/lembar dengan PBV 3,02x. Kami menilai dengan right issue tersebut, maka total ekuitas AGRO mampu menembus Rp5 triliun.
259.192 355.771
407.356 503.123
675.930
59.408 80.492 103.003 140.496 204.213
13,3%
35,5%
28,0%
36,4%
45,4%
0,0%
5,0%
10,0%
15,0%
20,0%
25,0%
30,0%
35,0%
40,0%
45,0%
50,0%
-
100.000
200.000
300.000
400.000
500.000
600.000
700.000
800.000
2014 2015 2016 2017 2018
Pendapatan Bunga Bersih Laba Bersih
Pertumbuhan Pendapatan Bunga Bersih Pertumbuhan Laba Bersih
Perkembangan Kinerja AGRO FY14-FY18 Perkembangan Ekuitas dan BVS Setelah Right Issue
PBV Band Saham AGRO (5 Tahun Terakhir)
Sumber: AGRO, MNCSSumber: AGRO, MNCS
Sumber: Bloomberg
Company Update
895 1.352
1.936
3.111
4.424
120 118 126
174
207
0
50
100
150
200
250
- 500
1.000 1.500 2.000 2.500 3.000 3.500 4.000 4.500 5.000
2014 2015 2016 2017 2018
Rp M
iliar
Total Ekuitas BVS
“MNCS merekomendasikan BUY untuk saham AGRO dengan target harga
Rp480”
-2
0
2
4
6
8M
ar-1
4
Jun-
14
Sep-
14
Dec-
14
Mar
-15
Jun-
15
Sep-
15
Dec-
15
Mar
-16
Jun-
16
Sep-
16
Dec-
16
Mar
-17
Jun-
17
Sep-
17
Dec-
17
Mar
-18
Jun-
18
Sep-
18
Dec-
18
Mar
-19
PBV AGRO Mean STD -1 STD -2 STD +1 STD +2
MNCS Compendium / IV / Maret 2019
84
Unstoppable!PT Erajaya Swasembada Tbk (ERAA)
Sumber : Google
FY19E. Sementara, survey W&S Research menunjukan bahwa 100% total responden memilih memanfaatkan waktu luang untuk bermain game di handphone yang dinilai relatif praktis dibandingkan traveling, dengan frekuensi mencapai 50,6% bermain game setiap hari dari 518 responden.
...Mendorong Penjualan Smartphone Tren ini akan berdampak positif terhadap penjualan smartphone dengan fitur dan spesifikasi yang memiliki peranan untuk aplikasi game mobile. Hal ini akan menjadi salah satu faktor untuk terus mengganti smartphone yang baru seiring dengan berkembangnya teknologi dan spesifikasi game dimasa mendatang. Penetrasi gamer mobile di Indonesia telah mencapai 23,94% di FY18 dan akan mencapai 36,38% pada FY23F. Di lain sisi, berdasarkan data Emarketer pengguna smartphone aktif di Indonesia mencapai 103 juta di FY18, yang diperkuat dengan kategori aplikasi teratas dari iOS dan Android merupakan aplikasi game. Secara spesifikasi, saat ini kami menilai smartphone mid-low segment bersaing cukup ketat dengan brand Xiaomi sebagai leader di market tersebut yang memiliki market share di Indonesia mencapai 21,39% pada FY18. Hal ini akan memperkuat posisi ERAA sebagai retailer smartphone terbesar di Indonesia hingga beberapa tahun mendatang.
Implementasi IMEI dipercepat pada 2019: Black Day for Black Market Phone?Pada Compendium edisi II kami telah membahas risiko dari beredarnya handphone black market di Indonesia, dimana pada FY18 diestimasikan terdapat 20% yang beredar di Indonesia. Dalam beberapa tahun ini, Pemerintah menerapkan
Pendapatan bertumbuh 52,11% YoY pada 9M18 didukung oleh distribusi Cellular Phones dan Tablet
ERAA mencatatkan kinerja yang solid pada 9M18 dengan top-line meningkat 52,11% YoY menjadi Rp25,33 triliun (vs Rp16,65 triliun pada 9M17). Pertumbuhan ini didukung oleh divisi Cellular phones & tablet yang meningkat 57,32% YoY menjadi Rp21,06 triliun, dan berkontribusi 83,15% terhadap total pendapatan ERAA. Gross profit tercatat meningkat 54,38% YoY menjadi Rp2,34 triliun dengan gross profit margin naik sebesar 14bps menjadi 9,24% pada 9M18 (vs 9,10% pada 9M17). Sementara itu operating profit tercatat meningkat 163,82% YoY menjadi Rp1,08 triliun (vs Rp411,93 miliar pada 9M17) dan operating profit margin sebesar 4,29% atau naik 182bps, yang disebabkan menurunnya other expenses ERAA sebesar -95,74% YoY pada 9M18. Sementara bottom-line meningkat signifikan 185,84% YoY menjadi Rp636,51 miliar pada 9M18 (vs Rp222,68 miliar pada 9M17) dengan net profit margin sebesar 2,51%.
Tren Mobile Gaming Hadirkan Peluang Baru...E-sport di Indonesia semakin berkembang setelah resmi menjadi salah satu cabang olahraga yang dipertandingkan di ajang Asian Games 2018. Hal ini menunjukan e-sport bukanlah hanya sekedar game yang menjadi hobi, dimana ditunjukan dengan munculnya team gaming di Indonesia untuk dapat mengikuti kompetisi national dan international. Lebih lanjut, Indonesia menyelenggarakan salah satu kompetisi game mobile terbesar yaitu AOV Star League Season 2 dengan total hadiah hingga Rp2,6 miliar. Berdasarkan Statista, mobile game users Indonesia pada FY18 mencapai 64,03 juta dan diproyeksikan meningkat 11,68% YoY menjadi 71,51 juta di
Company Update
MNCS Compendium / IV / Maret 2019
85
Company Update
Tren Gamers Mobile di Indonesia Penetrasi Gamers Mobile di Indonesia
Sumber: Statista, MNCSSumber: Statista, MNCS
melalui AMRT yang dapat ditukarkan dengan gadget; 2) memiliki program ”bayar nanti” yang memungkinkan kredit tanpa bunga, jaminan dan denda yang berpotensi menarik minat masyarakat. Dua (2) variabel tersebut yang saat ini tidak dimiliki oleh ERAA, sehingga hal ini kami yakini menjadi risiko baru untuk FY19E selain tetap beredarnya black market yang masih terus dihadapi.
Rekomendasi BUY dengan Target Harga Rp3.000Kami merekomendasikan BUY untuk ERAA dengan TP: Rp3.000 yang mengimplikasikan PE/PBV sebesar 10,18x/1,79x pada FY19E dan 8,86x/1,52x pada FY20F. Kami percaya penetrasi game mobile dapat meningkatkan kinerja ERAA di FY19E.
strategi untuk mengurangi peredaran jumlah simcard dan smartphone impor ilegal yang beredar di Indonesia. Hal ini berpotensi meningkatkan market share ERAA jika regulasi IMEI tersebut berhasil diimplementasikan pada FY19E. Kami memproyeksikan implementasi IMEI ini akan meningkatkan penjualan smartphone dan tablet sebesar Rp40,06 miliar pada FY19E, dimana ERAA berpotensi paling diuntungkan sebagai retailer handphone terbesar di Indonesia dengan market share dikisaran 33%-35%.
Game Changer: Wizphone Isu yang berkembang terhadap Wizphone saat ini adalah feature phone namun memiliki fitur Google Asistant yang memiliki aplikasi Google, Twitter serta YouTube. Spesifikasi dari handphone ini adalah RAM 512 MB yang didukung memori internal sebesar 4 GB disertai kamera 2 megapiksel. Wizphone juga ditawarkan dengan harga Rp100.000/unit dengan segmentase low consumer yang dapat dibeli di gerai retail Alfamart (AMRT). Namun perkembangan yang ada saat ini, Wizphone bukan hanya merupakan feature phone, Wizphone lebih berkembang kepada perusahaan teknologi, perbankan dan retail dengan menggunakan aplikasi. Kami menilai Wizphone memiliki potensi untuk bersaing langsung dengan ERAA, hal ini disebabkan: 1) aplikasi “DISKEN” yang berasal dari Wizphone memberikan poin dari setiap transaksi
55,02 64,03
71,51 79,79
88,27 96,20
102,94
-
20,00
40,00
60,00
80,00
100,00
120,00
2017 2018 2019E 2020F 2021F 2022F 2023F
juta
use
r
20,81%
23,94%
26,42%
29,16%
31,92%
34,40%
36,38%
15,00%
20,00%
25,00%
30,00%
35,00%
40,00%
2017 2018 2019E 2020F 2021F 2022F 2023F
Market Share Smartphone di Indonesia
Sumber: Sumber: GS.statcounter, MNCS Sumber: Wizphone
29,51 30,87 30,43 30,49 29,34 27,29 27,31 26,06 26,07 26,21 26,3 25,88
26,55 25,73 27,1 24,89 25,31 26,36 24,62 26,22 25,39 24,94 24,59 22,94
15,84 15,61 15,57 16,49 17,89 18,48 19,27 19,42 20,12 20,12 19,92 21,39
12,04 12,49 12,21 13,16 13,35 13,41 14,29 14,14 14,79 15,18 15,44 16,9
4,29 4,08 3,98 3,76 3,67 3,39 3,13 2,99 2,85 2,74 2,86 2,565,6 5,44 5,31 5,33 4,98 4,66 4,62 4,4 4,34 4,17 3,66 3,193,57 3,77 3,41 4,05 3,77 4,67 5,34 5,21 4,87 5,16 5,74 5,852,64 2,02 1,97 1,82 1,69 1,73 1,43 1,54 1,58 1,53 1,52 1,3
0%
10%
20%
30%
40%
50%
60%
70%
80%
90%
100%
1M18 2M18 3M18 4M18 5M18 6M18 7M18 8M18 9M18 10M18 11M18 12M18
Nokia
Apple
Asus
Lenovo
Oppo
Xiaomi
Other
Samsung
“MNCS merekomendasikan BUY untuk ERAA dengan Target Harga Rp3.000”
Promosi Wizphone untuk Mengembangkan Diri sebagai Perusahaan Retail dan Teknologi
MNCS Compendium / IV / Maret 2019
87
Company Update
Penetrasi & Behavior E-Commerce Masyarakat
Sumber: Bekraf, MNCS
Make DMAS Great Again!PT Puradelta Lestari Tbk (DMAS)
Sumber : Google
...Industri E-Commerce dan Otomotif sebagai Primadona Kami melihat perubahan pola belanja masyarakat ke arah digital saat ini berdampak pada peningkatan penetrasi e-commerce. Berdasarkan data Bekraf, komposisi perilaku belanja masyarakat Indonesia dari kalangan umur 15-45+ tahun cukup seimbang
FY18 Result : Below Target but There is a Huge Opportunity from...
Kinerja DMAS masih belum sesuai ekspektasi, tercatat marketing sales pada FY18 senilai Rp884 miliar (vs Rp1,40 triliun di FY17) melemah 37,21% YoY, atau 70,72%/76,86% dari target management/MNCS. Sepanjang 10M18, DMAS menjual 33 ha yang sebagian besar berasal dari e-commerce, F&B dan logistik. Lebih lanjut, pendapatan DMAS pada 9M18 melemah 19,77% YoY senilai Rp396,09 miliar (vs Rp493,68 miliar). Namun penjualan lahan komersial meningkat signifikan 112,37% YoY menjadi Rp57,88 miliar pada 9M18, dan berkontribusi 14,61% terhadap total pendapatan di 9M18 (vs 5,52% di 9M17). Sementara, DMAS mendapatkan keuntungan selisih kurs yang meningkat 102,41x lipat menjadi Rp12,30 miliar pada 9M18 (vs Rp118,97 juta di 9M17). EBITDA terpantau melemah 40,00% YoY dan laba bersih melemah 31,37% YoY menjadi Rp174,62 miliar (vs Rp254,42 miliar di 9M17). Dilain sisi, DMAS mampu mempertahankan free debt pada 9M18 dan memiliki cadangan land bank sebesar 1.531 ha.
DurasiFrekuensi Belanja
E-Commerce
> 1x/bulan 11.9%
1x/minggu 8.8%
2-3x/bulan 24.2%
1x/bulan 19.7%
1x/2-3 bulan 17.7%
<6x/bulan 11.9%
1x/4-6 bulan 5.8%
UmurKomposisi Perilaku
Belanja
15-24 24.8%
25-34 25.0%
35-44 21.9%
45+ 28.2%
MNCS Compendium / IV / Maret 2019
88
Company Update
antara 21,9%-28,2% pada FY18. Lebih lanjut, frekuensi tertinggi belanja melalui e-commerce mencapai 24,2% untuk 2-3x/bulan, dengan rata-rata nilai berbelanja 67,5% untuk Rp100.000-Rp500.000/bulan. Produk fashion dan elektronik merupakan produk utama tujuan masyarakat berbelanja melalui e-commerce.
Di sisi lain, Indonesia berupaya untuk terus meningkatkan penjualan kendaraan roda empat (4), dimana berdasarkan data Gaikindo sales volume domestik dan ekspor masing-masing meningkat 6,86%/9,49% YoY pada FY18 (vs 1,38%/-20,27% YoY di FY17). Indonesia diharapkan mampu menyaingi jumlah ekspor dengan Thailand, dimana pada 11M18 Thailand mengekspor 1.045.233 unit (vs Indonesia 315.034 unit).
Melihat pertumbuhan industri e-commerce dan otomotif yang pesat, kami meyakini akan menjadi peluang bagi emiten lahan industri seperti DMAS dalam meningkatkan marketing sales di masa mendatang. Kami perkirakan marketing sales akan meningkat 30,86% YoY pada FY19E senilai Rp1,16 triliun, dengan penjualan mencapai 100 ha yang berasal dari e-commerce dan perusahaan besar otomotif, seiring dengan kebutuhan gudang logistik yang besar sebagai kebutuhan persediaan untuk memenuhi permintaan e-commerce dan pabrik perakitan sebagai penunjang ekspor kendaraan bermotor. Di lain sisi, manajemen DMAS menargetkan Rp1,25 triliun pada FY19E, dimana pada 4Q18 DMAS berhasil melakukan penjualan lahan kepada perusahaan otomotif dengan kisaran 15-20 ha, namun penjualan lahan tersebut baru akan diakui pada 1Q19E.
Ketersediaan Infrastruktur menjadi Added Value bagi DMASLokasi DMAS yang cukup strategis dengan ketersediaan infrastruktur sebagai penunjang operasional seperti, Toll Jakarta-Cikampek II dan pelabuhan Patimban yang dalam tahap konstruksi memberikan nilai tambah terhadap lahan industri DMAS. Adanya pelabuhan Patimban akan menjadi salah satu alternatif pilihan untuk mendukung efisiensi logistik meskipun memiliki jarak ~98km (vs ~56km Tanjung Priok), dengan waktu tempuh ~2 jam. Sementara Toll Jakarta-Cikampek II akan terhubung langsung kepada Toll Trans Jawa yang menghubungkan daerah Jawa Tengah dan Jawa Barat.
Penanaman Modal Asing di FY18 tidak Sesuai yang di EkspektasikanMelemahnya penanaman modal asing (PMA) sebesar 8,78% YoY menjadi Rp392.7 triliun pada FY18 (vs Rp430,5 triliun pada FY17) menjadi kekhawatiran, dimana target PMA hanya mencapai 82,26% dari yang di ekspektasikan badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) pada FY18. Sementara itu, masih adanya kekhawatiran depresiasi Rupiah juga berpotensi tertahannya investasi asing kedalam investasi langsung di Indonesia, yang kami nilai PMA dibutuhkan untuk menumbuhkan industri baru yang dapat berkembang di Indonesia. Sementara dalam jangka pendek risiko yang akan dihadapi adalah political year yang semakin menguatkan sikap wait and see investasi yang akan masuk ke Indonesia.
Rekomendasi HOLD dengan Target Harga Rp250Kami merekomendasikan HOLD untuk DMAS dengan TP: Rp250 yang mengimplikasikan PE/PBV sebesar 16,53x/1,62x pada FY19E dan 13,39x/1,57x pada FY20F. Kami percaya penetrasi e-commerce dan infrastruktur yang tersedia dapat meningkatkan kinerja DMAS di FY19E.
Sumber: Google
Penjualan Domestik dan Ekspor Mobil Indonesia
Asumsi Marketing Sales DMAS 2019F-2020F
Sumber: Perseroan, MNCS
Sumber: Gaikindo, MNCS
-
500.000
1.000.000
1.500.000
2.000.000
2.500.000
3.000.000
2014 2015 2016 2017 2018
Unit
Sales Domestic Export (CBU & CKD) Production
-
200
400
600
800
1.000
1.200
1.400
1.600
1.800
2014 2015 2016 2017 2018 2019F 2020F
IDR
tn
“MNCS Merekomendasikan HOLD untuk DMAS dengan Target Harga Rp250”
MNCS Compendium / IV / Maret 2019
89
The Stellar in The IndustryPT Pakuwon Jati Tbk (PWON)
Performa yang Solid dari Seluruh Segmen, meningkatkan Top-line dan Bottom-line Double Digit di 9M18
Pada 9M18, PWON berhasil mencatatkan kinerja keuangan yang baik dengan pertumbuhan pendapatan meningkat 19,00% YoY, menjadi Rp5,23 triliun. Pertumbuhan tersebut didukung oleh recurring income dan penjualan properti PWON yang masing-masing meningkat 19,00%/18,88% YoY dan berkontribusi 49,01%/50,99% terhadap total pendapatan. EBITDA terpantau meningkat sebesar 11,78% YoY menjadi Rp2,70 triliun dengan EBITDA marjin pada level 51,56% pada 9M18. Lebih lanjut, laba bersih PWON meningkat 25,29% YoY, menjadi Rp1,78 triliun (vs Rp1,42 triliun pada 9M17) dengan net profit margin di level 34,05% di 9M18 (vs 32,35% di 9M17). Penurunan beban keuangan sebesar -1,66% YoY dan peningkatan penghasilan bunga sebesar 43,37% YoY turut berkontribusi terhadap peningkatan margin laba bersi h PWON.
Master of Recurring IncomeKemampuan PWON dalam menjaga pendapatan yang berasal dari sales & lease tetap seimbang berdampak kinerja keuangan PWON menjadi solid ditengah sektor properti yang belum booming kembali. Tercatat, occupancy retail mall PWON di Jakarta dan Surabaya rata-rata pada level 93% di 9M18, dimana
berdasarkan data Colliers occupancy retail mall di Jakarta dan surabaya saat ini berada di level 84%/81%. Kami menilai PWON akan terus menjaga solidnya pendapatan yang berasal dari recurring income, dimana harga sewa retail mall Jakarta dan Surabaya akan tetap meningkat di level 4%-6% hingga FY21F. Lebih lanjut, occupancy retail mall PWON akan tetap terjaga hingga FY22F, hal ini disebabkan kontrak sewa jangka panjang baru akan berakhir pada FY22F di kisaran 350.000-400.000 m2. Dilain sisi, PWON menargetkan dapat mengoperasikan 520 kamar hotel baru, sehingga pada FY19E total PWON memiliki 1,771 unit kamar hotel yang dapat disewakan, meningkat 41,57% YoY (vs 1,251 unit di FY18) dimana beroperasinya dua (2) hotel baru di Pakuwon Mall yaitu Westin dan Four Points.
Strategi yang Terukur, dengan Momentum yang TepatPengembangan superblok baru yang berada di Bekasi dengan luas ±3,6 ha dengan luas bangunan apartemen 118.000 m2, 72.000 m2 retail mall, dan 330 unit kamar hotel bintang empat (4) berpotensi mengikuti kesuksesan superblok yang telah eksis sebelumnya. Superblok baru ini berpotensi menarik minat konsumen, hal ini disebabkan beberapa variabel keinginan masyarakat antara lain: 1) lokasi cukup dekat dengan transportasi umum LRT yang saat ini juga sedang dikembangkan; 2) tidak terlampau jauh dengan Jakarta sebagai pusat bisnis. Superblok ini dijadwalkan launching pada 4Q19E, dimana cukup tepat karena telah melewati momen pilpres dan Idul Fitri yang menjadi ancaman sektor properti. Disisi lain, Pelonggaran PPnBM (PPh 22) berpotensi meningkatkan potensi permintaan properti mid-high yang dimiliki PWON. Marketing sales diestimasikan meningkat sebesar 5,00% YoY, dari Rp2,38 triliun di FY18E
Sumber : Perseroan
Company Update
“MNCS Merekomendasikan HOLD untuk PWON dengan TP Rp720 “
MNCS Compendium / IV / Maret 2019
90
7-DRR yang cenderung berpotensi meningkat 50bps menjadi 6,5% di FY19E; 3) depresiasi Rupiah yang disebabkan ketidak stabilan ekonomi global, dimana PWON memiliki porsi 62,78% utang berbunga dalam kurs USD pada 9M18. Kami menilai PWON harus mampu mempertahankan kinerja keuangan, dengan profil konsumen mid-high yang secara sektoral volume penjualan hanya 2,34% YoY pada 9M18, paling rendah dibandingkan dengan mid-small yang mampu bertumbuh 29,32% YoY.
Rekomendasi HOLD dengan Target Harga Rp720Kami merekomendasikan HOLD untuk PWON dengan TP: Rp720 yang mengimplikasikan PE/PBV sebesar 10,47x/1,35x pada FY19E dan 8,64x/1,17x pada FY20F. Kami percaya mempertahankan recurring income dan strategi dengan melihat momentum yang tepat dapat mempertahankan kinerja PWON di FY19E.
menjadi Rp2,50 triliun di FY19F. Kami menyakini pengembangan properti dan strategi marketing yang dijalankan PWON sangat baik dengan menyeimbangkan antara recurring income dan property development ditengah sektor properti yang belum stabil, dan mencoba kembali agresif disaat regulasi dan sarana pendukung mulai tersedia.
Multiplier Effect Sektor Properti Menimbulkan Stigma Negatif terhadap DeveloperMeskipun PWON memiliki profil konsumen yang stabil untuk kalangan mid-high, namun beberapa risiko tetap perlu di perhatikan disebabkan investor akan melihat hal ini sebagai risiko secara sektoral. Beberapa risiko tersebut antara lain: 1) meningkatnya e-commerce akan mengganggu bisnis retail, yang berpotensi menurunkan occupancy tenant mall; 2) agresifitas
Occupancy Retail Mall
Company Update
Sumber: Perseroan, MNCS
Site Map Project Superblock Bekasi Future Development Superblock Bekasi
Sumber: Perseroan Sumber: Perseroan
99% 99% 98% 91% 91% 96% 93% 95%
98% 99% 98% 91% 92% 97% 92% 95%
94% 99% 96% 89% 92% 97% 93% 94%
98% 98% 96%94% 94% 97% 91% 95%
94% 97% 93%95% 93% 96%
85% 93%
Tunjungan Plaza Kota KasablankaMall
Gandaria CityMall
Pakuwon Mall Pakuwon TradeCenter
Royal Plaza Blok M Plaza average
2014 2015 2016 2017 9M18
MNCS Compendium / IV / Maret 2019
91
Skenario Operational Expor dan Impor
Sumber: Perseroan
Company Update
We Will Shine With YouPT Indonesia Kendaraan Terminal Tbk (IPCC)
Strong Growth with Terminal Services Contribution in 9M18
Pendapatan IPCC cukup solid dengan mencatatkan pertumbuhan sebesar 27,17% YoY pada 9M18 menjadi senilai Rp383,80 miliar (vs Rp301,79 miliar pada 9M17). Pendapatan yang berasal dari jasa terminal services berkontribusi 93,42% pada 9M18 (vs 5,64% pada 9M17), namun pendapatan dari jasa cargo services menurun 92,18% YoY menjadi Rp22,07 miliar (vs Rp282,36 miliar pada 9M17) dan hanya berkontribusi 5,75% terhadap total pendapatan di 9M18 (vs 93,56% di 9M17). Gross profit tercatat meningkat 24,33% YoY menjadi Rp220,94 miliar (vs Rp177,70 miliar di 9M17) dengan gross profit margin 57,56%, sementara operating profit IPCC meningkat 25,55% YoY senilai Rp171,64 miliar dan operating profit margin tercatat 44,72% di 9M18. Net profit IPCC juga meningkat 37,06% YoY menjadi Rp146,64 miliar dan net profit margin 38,20% atau menguat 275bps, hal ini disebabkan meningkatnya pendapatan keuangan sebesar Rp19,69 miliar atau meningkat 260,31% YoY pada 9M18.
Strong Position in Terminal Operation Services BusinessIPCC adalah perusahaan terminal khusus dan satu-satunya perusahaan yang bergerak dibidang layanan terminal
kendaraan pelabuhan di Indonesia, yang terbagi antara terminal domestik dan internasional. IPCC adalah terminal pelabuhan terbesar ketiga di ASEAN di belakang Asia Automobile Terminal Singapore Pte. Ltd. dan Namyong (Laem Chabang) sedangkan untuk peringkat dunia, IPCC berada di peringkat ke-27 di dunia. IPCC memiliki dukungan yang kuat dari induk usaha PT Pelindo II yang memiliki 2.806 ha konsesi pelabuhan di Pulau Jawa, Sumatera dan Kalimantan. Saat ini, IPCC total memiliki 52 pelanggan/customers yang bergerak dibidang: 1) kendaraan mobil utuh CBU; 2) alat berat; 3) shipping line; dan 4) perusahaan logistik dimana IPCC telah memliki empat (4) terminal yang telah beroperasi di FY18 yang berlokasi di Jakarta, Lampung, Pontianak, dan Gresik.
Sustainability Expand to Become the Bigger Terminal ServicesMeskipun IPCC merupakan pemain tunggal di jasa terminal kendaraan pelabuhan, namun IPCC tetap memiliki rencana untuk terus ekspansi pada FY19E-FY22F. Ekspansi tersebut ditopang oleh : 1) Sinergi yang kuat dengan induk perusahaan; 2) Masih bertumbuhnya volume penjualan mobil domestik dan ekspor kendaraan, yang masing-masing meningkat 6,86%/9,49% di FY18; 3)
Sumber : Perseroan
Potensi perluasan lahan menjadi 39 ha dalam jangka waktu pendek di FY19E dengan akan dibangunnya gedung parkir vertikal tambahan seluas 5 ha. Dengan luas area tersebut, maka total kapasitas diestimasikan meningkat sebesar ±860.000 - 900.000 unit/tahun; 4) Membuka terminal baru yang berlokasi Balikpapan dan Patimban, dimana IPCC mengalokasikan capex (capital expenditure) sebesar ±Rp335-Rp340 miliar di FY19E. Selain itu juga, IPCC berencana untuk mengembangkan lahan
MNCS Compendium / IV / Maret 2019
92
Company Update
parkir berbentuk vertikal, yang dinilai lebih efisien dalam penggunaan luas area untuk dapat terus berekspansi kembali. Sementara dalam jangka panjang, IPCC akan meningkatkan luas area menjadi 89,5 ha pada tahun 2022F dengan total kapasitas mencapai ± 2.100.000 unit/tahun. Hal ini akan menempatkan IPCC sebagai lima (5) besar perusahaan yang memiliki luas area terminal kendaraan di dunia.
Kualitas dan Regulasi sebagai Tantangan Indonesia dalam Industri Ekspor-Impor OtomotifKontribusi pendapatan IPCC didominasi oleh perdagangan kendaraan sebesar 61,69% di 9M18. Hal ini kami kami nilai memiliki risiko yang perlu diperhatikan,
dimana jumlah bongkar / muat petikemas (“Throughput”) di Indonesia masih cukup rendah jika di bandingkan dengan Thailand dan Singapura yang masing-masing mampu mencapai 1,27 juta/1,02 juta unit/tahun di FY18 (vs Indonesia 520,86 ribu unit/tahun). Beberapa risiko yang perlu diperhatikan antara lain: 1) beberapa negara seperti Thailand memudahkan regulasi dalam industri otomotif; 2) kebijakan dari negara tujuan ekspor Indonesia, seperti kendaraan CBU Indonesia harus memenuhi standar negara tersebut dan juga tarif ekspor dan impor akan berdampak negatif terhadap IPCC; 3) penyesuaian tarif dibawah persetujuan Kementerian Perhubungan menjadi tantangan IPCC jika terjadinya peningkatan beban operasional.
Gambaran Valuasi IPCCBerdasarkan data bloomberg Perseroan saat ini diperdagangkan pada P/E 9,98x di FY18. Kami melihat valuasi yang ditawarkan oleh Perseroan menarik karena saat ini diperdagangkan dibawah rata-rata subsektor pelabuhan secara global yang berada pada level P/E 63,54x di FY18. Kami percaya pertumbuhan penjualan mobil domestik dan ekspor, serta pengembangan lahan yang nantinya mencapai 89,5 ha akan meningkatkan performance Perseroan.
Disclaimer:MNCS tidak terafil iasi dengan Perseroan, Tim Riset Institusi MNCS tidak merekomendasikan apapun terkait prospek Perseroan - NOT RATED.
Konsesi Area IPCC
Lokasi Potensi Penambahan Terminal Tren Operational Throughput
Rencana Perluasan Area
Sumber: Perseroan
Sumber: Perseroan Sumber: Perseroan
Sumber: Perseroan
MNCS Compendium / IV / Maret 2019
94
Company Update
Spread The Business to SurvivePT Blue Bird Tbk (BIRD)
Kinerja 9M18: Better ResultBIRD mampu meraih pendapatan sebesar Rp3,11 triliun atau
menurun 0,74% YoY selama 9M18. Namun, pendapatan pada 3Q18 mengalami perbaikan secara kuartalan yaitu meningkat 13,88% QoQ. Pendapatan di luar Jadetabek masih mengalami penurunan sebesar 20,87% YoY, namun pendapatan Jadetabek meningkat 5,34% YoY dengan komposisi sebesar ~82%. Sedangkan laba bersih meningkat 10,79% YoY menjadi Rp336,80 miliar, dimana BIRD mampu melakukan efisiensi sehingga gross profit margin bergerak stabil di level ~27%.
Perbedaan Harga yang Menipis dengan Transportasi OnlineKementrian Perhubungan (Kemenhub) akan menetapkan aturan baru mengenai transportasi online yang direncanakan berlaku pada Maret 2019 atau sebelum Pilpres 2019. Salah satu yang akan ditetapkan dalam aturan baru adalah tarif batas bawah maupun batas atas transportasi online, dimana tarif yang direncanakan untuk ojek online yaitu berkisar Rp2.000-Rp2.500 (batas bawah) sampai Rp3.500 (batas atas). Sedangkan tarif taksi online yang berlaku adalah Rp3.500-Rp4.500 (riset manajemen BIRD). Tarif taksi BIRD yang berada pada level Rp4.100 menjadi peluang untuk konsumen berpindah dari transportasi online kepada taksi BIRD, dimana hal tersebut didasarkan pada armada taksi BIRD yang mencapai >28.000 unit, tidak adanya kenaikan tarif karena
faktor high demand yang diberlakukan transportasi online, serta faktor kenyamanan dan keamanan yang menjadi kelebihan BIRD.
Inovasi Melalui Multi Channel Payment, Booking, Electric VehicleMeningkatnya persaingan transportasi umum dengan munculnya transportasi online (Gojek dan Grab), mendorong BIRD untuk meluncurkan beberapa fitur baru yang tergabung dalam platform aplikasi My BlueBird. Airport shuttle booking melalui aplikasi My BlueBird dan kerjasama dengan Traveloka untuk memperluas booking channel yang ditujukan untuk upper mass business, merupakan salah satu strategi BIRD untuk merespon technology disruptive yang saat ini masuk ke sektor transportasi. Selain itu, BIRD juga sedang melakukan pilot project untuk menerapkan tarif tetap sebagaimana yang dilakukan transportasi online di kota Palembang dan akan diperluas wilayahnya apabila proyek tersebut berhasil. Pembayaran melalui kartu kredit dan Telkomsel TCASH sebagai alat pembayaran baru untuk layanan BIRD akan semakin berkembang, terutama jika digital payment platform BUMN (termasuk Telkomsel TCASH dan 4 bank BUMN) selesai dibentuk. Kami menilai inovasi tersebut merupakan langkah yang tepat, dimana saat ini booking melalui aplikasi sudah mencapai 40%. BIRD juga melakukan inovasi melalui mobil listrik yang digunakan untuk armada taksi dimana ditargetkan akan beroperasi pada 2Q19.
Perbaikan Pendapatan Operasional : Utilization Rate FY18 naik menjadi 68,20% di FY18Sepanjang FY18, BIRD menunjukkan terdapat perbaikan kinerja operasional yang mana dapat terlihat dari utilization rate FY18 yang mencapai 68,20%, meningkat dibandingkan FY17 yang berada di level 66,90%. Hal tersebut juga disebabkan oleh
Sumber : Google
Pergerakan Rata-Rata Pendapatan Setiap Taksi BIRD per Hari
Sumber: BIRD
631.995
567.495
550.552
567.386
500.000
520.000
540.000
560.000
580.000
600.000
620.000
640.000
FY15 FY16 FY17 FY18
Avg. revenue per car in operation
IDR per car, per day
“MNCS Merekomendasikan BUY untuk BIRD dengan Target Harga
Rp3.500 “
MNCS Compendium / IV / Maret 2019
95
Company Update
penurunan average fleet in operation FY18 menjadi sebesar 14.497 unit dari 15.924 unit pada FY17, sehingga average revenue per car in operation mampu mencapai Rp567.386 per unit/day dimana level tersebut setara dengan FY16 (vs Rp550.552 per unit/day pada FY17). Kami memproyeksikan pendapatan BIRD dari segmen taksi akan mencapai Rp3,64 triliun pada FY19E, menilai bahwa periode pertumbuhan negatif dari taksi BIRD telah lewat dan perlahan mengalami perbaikan.
Corporate Action: Akuisisi Cititrans dan Joint VentureBIRD melakukan beberapa aksi korporasi seperti membentuk Joint Venture (JV) dengan Mitsubishi UFJ Lease and Finance Co. Ltd. dan PT Takari Kokoh Sejahtera (TKS) dengan modal dasar Rp23 miliar. JV tersebut bernama PT Balai Lelang Caready yang ditujukan untuk mendukung kegiatan operasional BIRD dalam bidang lelang kendaraan bermotor. BIRD juga menandatangani Conditional Sales Purchase Agreement (CSPA) senilai Rp115 miliar untuk mengakuisisi Cititrans, perusahaan jasa transportasi antar kota, yaitu Jakarta-Bandung, pada awal Maret 2019. Cititrans memiliki 130 armada dengan penumpang lebih dari
600.000 per tahun, dan memiliki 2 tujuan destinasi di Bandung dan 9 tujuan destinasi di Jakarta. Melalui akuisisi ini, maka bisnis yang beralih kepada BIRD meliputi armada, aset pendukung, lisensi, SDM, serta sistem IT. Segmen travel antar kota ini akan berada di bawah PT Trans Antar Nusabird, yang sepenuhnya dimiliki oleh BIRD. Kami memproyeksikan pendapatan Cititrans yang akan dikonsolidasi ke BIRD sejak diakuisisi akan mencapai Rp74 miliar/Rp102 miliar pada FY19E/FY20F. Oleh karena itu, total pendapatan dan laba bersih pada FY19E akan mencapai Rp4,57 triliun dengan laba bersih sebesar Rp537 miliar.
Rekomendasi: BUY, Target Harga Rp3.500Kami merekomendasikan BUY untuk saham BIRD dengan target harga Rp3.500 dengan PE FY19E/FY20F pada level 12,76x/11,63x, dimana terdorong oleh aturan baru transportasi online, adanya inovasi terkait application booking maupun multichannel payment, serta akuisisi Cititrans yang akan mendorong kinerja BIRD. Namun, risiko meningkatnya harga BBM maupun perlambatan ekonomi dapat menghambat kinerja BIRD.
Aplikasi My Blue Bird Pergerakan Operasional Taksi BIRD
PE Band BIRD Periode 5 TahunCititrans
Sumber: Google Sumber: BIRD
Sumber: BloombergSumber: Google
26.085 25.900 24.064
21.921
19.349 18.149
15.924 14.947
62%
64%
66%
68%
70%
72%
74%
76%
-
5.000
10.000
15.000
20.000
25.000
30.000
FY15 FY16 FY17 FY18
Avg. Fleet (LHS) Avg. Fleet in operation (LHS) Utilization (RHS)cars
8
10
12
14
16
18
20
22
24
26
28
PE BIRD MEAN STD-1 STD-2 STD+1 STD+2
MNCS Compendium / IV / Maret 2019
96
Company Update
Breakthrough The Future!PT Garuda Maintenance Facility Aero Asia Tbk (GMFI)
Kinerja FY18: Bisnis Engine Maintenance Membantu Peningkatan Topline 7% YoY
Pada FY18, GMFI mencatatkan peningkatan top line sebesar 7% YoY menjadi USD470,02 juta di tengah tantangan ekonomi dan kondisi eksternal yang bergejolak. Pertumbuhan ini didukung oleh bisnis Engine Maintenance sebesar 13,20% YoY yang berkontribusi 79,17% terhadap total penjualan meskipun bisnis Line Maintenance tertekan sebesar 16,60% YoY. Namun di sisi lain, EBITDA mengalami penurunan sebesar 19,49% YoY menjadi USD64,57 juta dengan marjin EBITDA berada pada level 13,74% pada FY18 (vs 18,23% pada FY17). Selain itu, Net Profit menurun sebesar 40,14% YoY menjadi USD30,53 juta (vs USD50,95 juta pada FY17) dengan marjin laba bersih berada pada level 6,50% (vs 11,61% pada FY17). Penurunan
EBITDA dan net profit disebabkan oleh adanya peningkatan pada beban material subkontrak dan beban keuangan masing-masing sebesar 28,05% YoY dan 84,20% YoY pada FY18 menjadi USD107,67 juta dan USD16,1 juta.
Creating Competitive Advantage melalui Strategi Diferensiasi BisnisKami melihat GMFI terus berupaya menerapkan strategi terbaik dalam menggapai visi menjadi “Top 10 MRO in the World” pada FY21F. Dalam rangka meningkatkan pertumbuhan bisnis, GMFI membentuk dua anak usaha baru yang akan mendukung kegiatan usaha utama yaitu: 1) PT Garuda Daya Pratama Sejahtera (GDPS) yang akan fokus pada masalah ketenagakerjaan, bidang keamanan dan penyelidikan serta menyediakan jasa terkait logistik dan penunjang angkutan udara; 2) PT Garuda Energi Logistik Komersial (GELK) yang fokus pada perdagangan dan operating lease suku cadang dan mesin pesawat terbang, penyediaan energi listrik, dan distribusi Bahan Bakar Minyak (BBM). Manajemen berharap kedua anak usaha ini mampu beroperasi pada FY19E dan menghasilkan revenue sebesar USD282,1 juta pada FY21F.
Collaboration with Batam Aero Technic (BAT): Agreement has been Signed!Pada Jan-19, GMFI sepakat melakukan kerjasama (JV) di bidang perawatan serta pemeliharaan struktur mesin pesawat dengan Lion Air Group melalui Lion Batam Aero Technic (BAT).
Sumber : Perseroan
Skema Kerjasama antara GMFI dan Batam Aero Technic
Sumber: Perseroan
MNCS Compendium / IV / Maret 2019
97
Tabel Kebutuhan Konsumsi Avtur Berdasarkan Tipe Pesawat
Sumber: Airlines, diolah MNCS
Tipe Pesawat Kebutuhan Per Mile (litre) Jarak Tempuh (mile) Rata-rata Satu Kali Aktivitas (mile/litre)
Mesin Airbus A340-600
Kebutuhan avtur per mil (Gallons/Mile) 22,71 7.900 179.409
Mesin Boeing 747-8
Kebutuhan avtur per mil (Gallons/Mile) 26,50 8.000 212.000
Mesin Boeing 777-300ER
Kebutuhan avtur per mil (Gallons/Mile) 22,71 7.880 178.955
Mesin Airbus A320
Kebutuhan avtur per mil (Gallons/Mile) 9,72 3.050 29.658
Mesin Boeing 737-800
Kebutuhan avtur per mil (Gallons/Mile) 8,50 3.060 26.016
0,50
1,00
1,50
2,00
2,50
3,00
Bang
lade
sh
Kam
boja
Mya
nmar
Filip
ina
Brun
ei
Thai
land
Indo
nesia
Viet
nam
Mal
aysia
Sing
apur
a
USD
/ US
G
Company Update
Adapun BAT menyediakan jasa perawatan serta pemeliharaan struktur mesin bagi maskapai Lion Air Group seperti Lion Air, Batik, Air, dan Wings Air, tapi BAT juga mendukung dan menyediakan jasa untuk perbaikan, perawatan, serta penyediaan suku cadang bagi pelaku bisnis penerbangan lain. Kami meyakini dengan terjalinnya kerjasama ini maka kedua pihak akan memperoleh manfaat berupa pertumbuhan MRO market rata-rata sebesar 6% YoY, penambahan 25% pangsa pasar domestik dan 3% pasar Asia Pacific serta transfer teknologi sehingga meningkatkan bargaining power terhadap manufacturer (OEM). Secara keseluruhan, kerjasama ini diharapkan mampu menyerap pangsa pasar MRO domestik hingga 90%.
Support Pemerintah Melalui Kebijakan Avtur Membuka Peluang BaruHarga avtur Indonesia yang kurang kompetitif dibandingkan dengan negara tetangga menjadi pemicu Pemerintah dalam mendorong pihak swasta untuk menjual avtur. Berdasarkan data Aeroportos per 12 Maret 2019, harga avtur di Indonesia berada pada level USD2,40/USG, lebih tinggi dibanding Vietnam, Malaysia dan Singapura yang masing-masing sebesar USD2,34/USG, USD2,16/USG dan USD2,11/USG. Kami melihat bahwa rencana ini membuka peluang bagi GMFI untuk
memasuki bisnis penjualan avtur. Hal ini didukung pula oleh tingginya captive market dan jumlah aktivitas line maintenance yang bertumbuh sebesar 14,21% CAGR FY12-FY17 pada level 332.000. Berdasarkan manajemen, market share GMFI meningkat menjadi 37% pada 6M18 (vs 35% pada 3M18). Namun demikian, kami melihat kesiapan infrastruktur, jalur distribusi dan proses perizinan menjadi hal yang perlu diperhatikan.
Rekomendasi BUY dengan Target Harga Rp320Kami merekomendasikan BUY untuk GMFI dengan TP: Rp320 yang mengimplikasikan PE/PBV sebesar 21,12x/1,73x pada FY19E dan 16,23x/1,56x pada FY20F. Kami percaya kebijakan Pemerintah agar swasta dapat berperan aktif dalam penjualan avtur serta sinergi internal maupun eskternal dapat mendukung kinerja Perseroan dalam mewujudkan visi “Top 10 MRO” pada FY21F. Kami memprediksikan total Pendapatan pada FY19E bertumbuh sebesar 9,57% YoY menjadi USD514,98 juta dengan EBITDA Margin dan Net Profit Margin terjaga pada level 13,88%/6,15% sesuai dengan ekspektasi manajemen. Di sisi lain, beberapa risiko yang perlu diperhitungkan antara lain: 1) Volatilitas nilai tukar Rupiah terhadap USD yang meningkatkan beban material dan beban keuangan berpotensi menekan marjin; 2) Gejolak perekonomian global.
“MNCS Merekomendasikan BUY untuk GMFI, dengan
Target Harga Rp320”
Sumber: Aerportos
Data Harga Avtur Negara-Negara di Asia Tenggara
MNCS Compendium / IV / Maret 2019
98
Keep Making Progress!Robert Susilo
Komposisi Saham Kepemilikan Robert Susilo
Sumber : Google
Profil Robert SusiloRobert Susilo memilih jalan hidup antimainstream dan berbeda dari generasi milenial lainnya dengan menjadi full time investor. Selepas pindah ke Jakarta, Robert memilih untuk berkuliah di jurusan Teknik Sipil Universitas Tarumanegara mengikuti keinginan orang tuanya. Namun, setelah menjalani masa kuliah, rupanya Robert mengaku kurang memiliki minat pada bidang tersebut. Di sela-sela waktunya, pria kelahiran Padang, 14 Juni 1988 ini meluangkan waktu untuk membaca koran, laporan keuangan, dan laporan tahunan perusahaan-perusahaan. Peraih gelar Bachelor of Science in Banking & Finance University of London (UOL) ini mengaku juga menggemari traveling, serta olahraga terutama renang dan futsal. Ia juga pernah meraih penghargaan sebagai Runner Up Kompetisi Futsal Hari Olahraga Amal (HOA) pada tahun 2010.
Selama tiga tahun ke depan, Robert masih ingin mengeksplorasi apa yang sudah ia ketahui dan mengembangkan networking yang telah ia miliki.
Inspiring Millennial yang Gemar MembacaBerbeda dengan investor lain yang berusia jauh lebih matang, Robert Susilo sebagai generasi milenial berani berpikiran out of the box dengan menjadi full time investor di usia awal 30 tahun. Robert mengaku terinspirasi dari pembelian saham yang dilakukan oleh orang tuanya pada tahun 2004 sekalipun ia masih belum terlibat secara langsung kala itu.
Berawal dari hobi membaca majalah Bloomberg dan Business Week ditambah memiliki kemampuan daya analisis yang mendalam, ia kemudian memutuskan untuk mendalami dunia pasar modal. Robert menyadari bahwa ada banyak orang pintar di luar sana, namun tidak semua orang pintar memahami pentingnya pasar modal terutama investasi saham.
Selepas kuliah, Robert memilih untuk menjual apartemen yang diberikan oleh orangtuanya guna memperoleh modal untuk berinvestasi saham. Robert memilih untuk menjual apartemennya karena ingin benar-benar mendalami bidang saham dan harus memiliki return yang lebih baik dari perkiraan. Tidak tanggung-tanggung, kini 99% dari total aset yang ia miliki
merupakan portofolio saham sedangkan 1% sisanya adalah properti.
Belajar Saham secara OtodidakRobert mengaku ia mempelajari saham secara otodidak. Tahun 2008, ia membuka rekening saham pertamanya di Singapura tanpa mengerti terlalu dalam tentang dunia pasar modal. Robert berprinsip lebih baik mencoba sembari belajar sehingga ia pun memilih nekat untuk terjun ke dunia saham dengan pengetahuan yang masih sangat minim.
Tidak langsung berbuah manis, saham pertama Robert justru mengalami kerugian yang cukup signifikan yaitu sekitar 30-40% karena adanya global financial crisis. Namun, ia percaya, saat itu justru adalah saat terbaik sebagai permulaan berinvestasi saham.
Portofolio sahamnya tidak begitu berkembang pada 3 tahun awal ia berinvestasi saham ketika kuliah. Namun, waktu tersebut banyak ia habiskan untuk belajar memperdalam ilmu tentang dunia saham. Akumulasi hasil pembelajarannya tersebut membuat Robert menjadi semakin yakin untuk berinvestasi saham.
Menjalani Gaya Hidup SederhanaMenjalani kehidupan antimainstream sebagai full time investor membuat Robert harus menerima konsekuensi yang tidak biasa. Robert mengungkapkan, ia memiliki pola pikir berbeda sebab ketika
“Kualitas itu tidak mungkin kebetulan. Kualitas terjadi
setelah kita menyeleksi hal-hal lain yang telah kita kesampingkan. Yang paling penting adalah kita harus tahu saham apa yang kita beli.” – Robert Susilo
Inspiring Millennial
MNCS Compendium / IV / Maret 2019
99
Inspiring Millennial
memiliki sejumlah dana karena alih-alih memikirkan untuk belanja barang apa, Robert justru membidik saham apa yang bisa dibelanjakan supaya uang tersebut dapat bekerja secara maksimal.
Selama 8 tahun menjalani hidup sebagai value investor, rata-rata compounding interest yang ia peroleh mencapai sekitar 65%. Dengan perolehan tersebut, ia mengaku sudah mampu memiliki gaji yang hampir sama seperti gaji seorang direksi untuk small company.
Lucunya, dengan aset yang dimilikinya, dia pernah mengalami penolakan dalam aplikasi visa dan kartu kredit karena jumlah dana di rekening banknya biasanya hanya untuk pengeluaran 2 bulan. Namun demikian, dengan banyaknya waktu luang, serta hasil investasinya, dia juga menikmati hidup dengan cara traveling.
Sosok Inspiratif di Mata Robert SusiloSosok yang menginspirasi Robert Susilo dalam berinvestasi saham adalah Warren Buffet yang juga menjadi orang terkaya nomor 1 versi Majalah Forbes pada tahun 2008. Semua hal tentang Warren Buffet terasa menarik di mata Robert, termasuk gaya berinvestasi dan kegiatan sehari-harinya.
Sedangkan sosok inspiratif dalam berinvestasi dari dalam negeri adalah Lo
Kheng Hong. Selama 8 tahun berinvestasi saham, Robert menyukai gaya berinvestasi ‘Jurus Tidur’ seperti milik Lo Kheng Hong yaitu buy dan hold. Robert pun memilih untuk menyeleksi secara ketat saham yang masuk dalam portofolionya sehingga total saham yang ia miliki tidak lebih dari 10 buah saham.
Sektor saham yang dipilih oleh Robert memiliki komposisi berupa 50% di bidang finance, 25% di bidang consumer goods dan 25% di bidang konstruksi. Adapun beberapa saham dalam portofolionya antara lain PT Asuransi Multi Artha Guna Tbk. (AMAG), PT Asuransi Bina Dana Tbk. (ABDA), PT Indah Kiat Pulp & Paper Tbk (INKP) dan PT Panin Finansial Tbk (PNLF).
Seperti Perempuan yang Mencari SuamiJika ingin membeli sebuah saham, Robert akan mengalokasikan 20% dari minimal saham tertentu untuk masuk dalam daftar portofolionya. Menurutnya, investor sebaiknya menambahkan lot saham emiten ketika harga sudah mulai turun tetapi kondisi perusahaan masih sama seperti ketika awal membeli saham.
Ketika investor ingin serius berinvestasi saham, dia harus membaca hal-hal yang berkaitan dengan pasar modal serta mengevaluasi jenis saham yang telah dibeli, sehingga mampu membentuk
mental framework seorang investor. Tujuannya untuk memastikan bahwa saham yang telah dipilih oleh investor tidak salah.
Robert menganalogikan pemilihan saham seperti perempuan yang memilih suami. Penting untuk melihat kondisi perusahaan saat ini, namun akan lebih penting lagi untuk melihat bagaimana future earning power yang akan diberikan oleh perusahaan tersebut dengan melihat seperti apa kondisi perusahaan selama 3-5 tahun terakhir.
Tips Memilih Saham ala Robert SusiloBagi generasi milenial yang ingin mendalami investasi saham, Robert menyarankan untuk banyak membaca buku tentang investasi seperti buku Who Wants to Be a Smiling Investor karya Lukas Setia Atmaja. Bagian terpenting adalah anak muda harus paham terlebih dahulu mengenai investasi saham sebelum terjun langsung.
Jangan langsung menginvestasikan seluruh uang yang dimiliki dalam dunia pasar saham jika memang masih belum mengerti tentang saham. Menurutnya, sangatlah penting untuk melihat seperti apa situasi perusahaan, corporate action dan insider buying dimana ada situasi holder mulai buyback secara signifikan dari segi persentase dan value.
Sumber : Google
MNCS Compendium / IV / Maret 2019
100
Aliran ETF pada tahun 2019Untuk memeriksa faktor-faktor yang mempunyai kinerja terbaik secara global pada dekade terakhir.
Test Factor-Based ETF Ideas as Emerging Markets Draw Most CashOleh Jamie Douglas Coutts, Workflow Specialist di Bloomberg
Pada Compendium edisi ke-empat ini, tim MNCS Compendium diberikan kesempatan kembali untuk berkolaborasi dengan
Bloomberg Terminal melalui sebuah artikel tips and tricks penggunaan Bloomberg Terminal yang lebih mendalam. Pada artikel kali ini akan dipaparkan oleh Jamie Douglas Coutts, Spesialis Workflow dan diterjemahkan oleh tim MNCS Compendium berdasarkan artikel asli yang telah dipublikasikan oleh Bloomberg pada tanggal 25 Februari 2019.
ETF didominasi oleh Emerging Markets ditahun 2019Emerging Markets telah mendominasi aliran modal pada ETF tahun ini dan hal ini dapat diartikan bahwa akan lebih banyak penerapan strategi pasif seperti index-tracking atau factor-based investing. Dari data yang dikumpulkan oleh Bloomberg, pada tahun 2019 aliran dana sebesar USD15,5 miliar telah mengalir masuk dan diperdagangkan di emerging market, sedangkan dana yang keluar hanya sebesar USD4,9 miliar dan dana tersebut berfokus pada pasar negara maju. Bloomberg dapat digunakan untuk menganalisa aliran ETF dan menguji kinerja strategi yang melihat dan memperhitungkan berbagai faktor, seperti deviden yang tinggi atau valuasi yang rendah.
Fitur Bloomberg FFLO : Melihat ETF Emerging MarketUntuk melacak aliran dana ke ETF global dapat dilakukan dengan cara:1. Ketik “etf flows” dan pilih FFLO – ETF Flows dari kolom yang
tersedia atau dapat mengetikkan FFLO sebagai cara singkat.2. Klik tab Detail.3. Klik kotak berwarna kuning untuk mengatur View, dan pilih
Asset Class by Countries, pilih Netflow pada kolom Show, dan YTD pada kolom Period.
4. Klik pada tulisan Equity yang berwarna putih di kolom Asset Class.
Kolom Netflow menunjukkan bahwa ETF di emerging market sangat mendominasi. Pada kolom Flow% menunjukkan besaran kontribusi aliran dana yang masuk, dalam hal ini sebesar 5,4%
dari total aset sebesar USD284,6 miliar. Dana dari Korea Selatan, Hongkong, Arab Saudi, Indonesia, dan Malaysia berada pada peringkat atas. Arus dana keluar terbesar berasal dari ETF yang berfokus pada pasar Amerika Serikat sebesar USD19,3 miliar, hanya 0,7% dari dari total asetnya.
Apabila kita perhatikan pada baris Emerging Markets dalam data ETF, walaupun saat aliran dana masuk didominasi oleh tolok ukur index trackers, ada beberapa ETF yang berfokus pada saham-saham dengan deviden yang tinggi, volatilitas rendah, atau berbagai macam faktor.
Untuk memeriksa faktor-faktor yang mempunyai kinerja terbaik secara global pada dekade terakhir.
Fitur Bloomberg FTW : Melihat Faktor - Faktor UtamaUntuk melihat berbagai jenis faktor, jalankan perintah FTW1. Ketik “factor to watch” pada baris pencarian dan pilih FTW –
Factors to Watch atau dengan cara mengetikkan FTW untuk jalan singkatnya.
2. Pilih Global – Top 3000 pada kotak kuning pertama (atas kiri) pada menu dropdown.
3. Klik tab Sector dan pilih All Sectors, lalu pilih Movers pada kolom View, pilih periode 10 Yr (tahun) pada kolom Horizon, dan All untuk kolom Style.
4. Klik pada kolom 10Y Ret untuk menentukan peringkat strategi dengan tingkat pengembalian imbal hasil 10 tahun.
Faktor dengan pengembalian imbal hasil terbaik selama dekade terakhir adalah Free Cash Flow (FCF)/Enterprice Value pada angka 134%. Tingkat pengembalian imbal hasil tersebut didasarkan oleh pemilihan matriks dengan 20% pembelian terbaik dan 20% terburuk.
Klik pada kotak kuning pertama dan pilih KOSPI untuk melihat kinerja terbaik selama jangka waktu 10 tahun untuk pasar Korea Selatan. Pilih China Shanghai Shenzhen CSI 300 dan India 200
Bloomberg Article
MNCS Compendium / IV / Maret 2019
101
Bloomberg Article
untuk melihat revisi pendapatan di negara-negara tersebut. Klik pada menu dropdown yang ada pada Sector untuk melihat rincian lebih lengkap dalam indeks.
Factor Backtester dimungkinkan untuk disesuaikan, apabila dalam indeks atau sub-kelompoknya tidak terdapat dalam FTW. Seperti Indonesia contohnya.
Factor Backtester (FTST) : Menganalisa CashflowFactor Backtester: Model Builder, dapat dijalankan dengan menjalankan FTST.1. Ketik “factor” pada baris pencarian dan pilih FTST – Factor
Backtester atau dapat mengetikkan FTST untuk singkatnya.2. Klik pada tombol Create Model berwarna abu-abu yang
berada di pojok kiri atas.3. Ketik “Jakarta” pada kotak kuning Universe dan pilih Jakarta
Composite Index.4. Klik Analysis Period dan berikan tanda check pada tombol
Relative dan pilih Monthly, 10 Years dan Last Month End dan klik tombol Update.
5. Klik Analytic Parameters, berikan tanda check pada Use Benchmark, ketikkan “Jakarta composite” di dalam kotak. Pilih Model Currency ke IDR dan biarkan pilihan Quintile pada pengisian Bucket, pilih Security Weighting pada Equal, N/A Policy pada Exclude, dan Grouping pada All Universe kemudian tekan Update.
6. Pada kotak Factors, ketikkan “ev to fcf” dan pilih EV to Trailing 12M Free Cash Flow to Firm, kemudian pilih Latest Filling.
7. Ketika muncul garis pada Selected Factor, pilih L untuk Lower Value pada kotak Action di sebelah kanan.
8. Klik pada tombol Backtest di kanan bawah, beri nama file backtest dan tekan Save&Run.
9. Hasil dari backtest tersebut akan dikirimkan dalam beberapa menit.
Factor Backtester untuk EV ke FCF di Indonesia. Jalankan perintah FTST.
Pada layar Result Overview, grafik yang ditampilkan memperlihatkan kinerja dari semua kuintil selama beberapa dekade sebelumnya. Semakin tinggi peringkat kuintil, maka semakin baik kinerjanya terhadap JCI. Table pada sisi kanan menunjukkan QSpread Annual Active Return, sebuah indikasi tingkat pengembalian apabila telah melewati kuintil 1 dan kuintil pendek 5 sebesar 6,3%.
Teknik ini dapat digunakan untuk berbagai jenis indeks, baik indeks nasional maupun indeks emerging market.
Untuk informasi lebih lanjut ataupun permintaan demo, dapat menghubungi: Jamie Douglas Coutts, Workflow Specialist, +65-62121884 or [email protected] Vincent Jayalie, Bloomberg Relationship Manager, +65-96176297 or [email protected]
Disclaimer: This is an article first published on February 25, 2019. The data included is for illustrative purposes and should not be considered as information sufficient upon which to base an investment decision. Copyright: Bloomberg L.P.
Factor Backtester (FTST) : Menganalisa Cashflow Factor Backtester untuk EV ke FCF di Indonesia. Jalankan perintah FTST.
MNCS Compendium / IV / Maret 2019
102
Speeding Up The Innovation PT Metrodata Electronics Tbk (MTDL)
Penyedia ICT Solution Terintegrasi di Indonesia
PT Metrodata Electronics Tbk (MTDL) merupakan perusahaan Teknologi Informasi dan Komunikasi terkemuka di Indonesia yang memiliki Unit Bisnis Distribusi, Solusi dan Konsultasi Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK). Sejalan dengan perkembangan bisnis, MTDL bermitra dengan perusahaan IT kelas dunia dan berinovasi melalui pendirian anak usaha maupun usaha patungan dengan membagi menjadi 6 unit bisnis utama seperti: 1) Bisnis Distribusi (PT Synnex Metrodata Indonesia); 2) Bisnis Solusi (PT Mitra Integrasi Informatika); 3) Bisnis Konsultasi (PT Soltius Indonesia); 4) Bisnis E-Commerce/Retail (PT My Icon Technology); 5) Bisnis Solusi Jaringan (PT Packet System Indonesia); 6) Bisnis Layanan Support Telco (PT Xerindo Technology); dan 7) Bisnis Mobility
Sumber: Google
Application untuk Sales and Distribution (PT Metro Mobile Indonesia).
Saat ini MTDL memiliki 4.000 pelanggan dari unit bisnis distribusi yaitu dealer dan master dealer dengan cakupan distribusi sebesar 7 full branch, 14 warehouse dan beberapa sales representative yang tersebar di seluruh Indonesia.
Unit bisnis Solusi memiliki lebih dari 1.700 customer base yang terdiri dari perusahaan Enterprise/Korporasi dan Small Medium Business. Dengan mixed customer base yang besar tentunya sangat membantu perseroan dalam menjaga pertumbuhan bisnis ke depannya.
Kinerja Keuangan di 9M18 : Laba Bersih Meningkat +22,96% YoYPerseroan berhasil mencatat pertumbuhan pendapatan sebesar 25,20% YoY
menjadi Rp9,06 triliun pada 9M18 (vs Rp7,23 triliun pada 9M17 ). Peningkatan penjualan ini didorong oleh Unit Bisnis Distribusi dengan penjualan perangkat keras (hardware) yang berkontribusi sebesar 78,54% YoY terhadap total pendapatan pada 9M18 dan sebesar 19,36% YoY berasal dari Unit Bisnis Solusi. Laba bersih tercatat bertumbuh sebesar 22,96% YoY menjadi Rp191,03 miliar. Tahun 2019 ini Perseroan menganggarkan capital expenditure FY19E sebesar Rp200 miliar, dengan porsi Rp190 miliar akan digunakan untuk membeli produk TIK yang akan disewakan kepada pelanggan dan sebesar Rp10 miliar akan digunakan untuk meng-upgrade kebutuhan TIK internal perusahaan. Perseroan menetapkan target yang cukup optimis untuk revenue dapat tumbuh sebesar 12.5% dan laba bersih juga tumbuh sebesar 12,5% FY19E.
Beberapa Contoh Kerja Sama dengan Mitra dan Penghargaan yang Diperoleh Perseroan
Sumber : Perseroan
Company Update
MNCS Compendium / IV / Maret 2019
103
Peluang Bisnis dari Pemerataan Program Pembangunan Desa Broadband Terpadu Pemerintah melalui Menkominfo telah menerapkan Program Pembangunan Desa Broadband Terpadu sejak FY15 dalam rangka pengembangan potensi desa melalui pemanfaatan teknologi infomasi dan komunikasi. Program tersebut diharapkan dapat mendorong pertumbuhan bisnis teknologi informasi hingga tingkat pedesaan dengan target pada FY20F menyasar sekitar 5.000 desa. Kami meyakini ketersediaan infrastruktur, handset serta fasilitas jaringan internet berpengaruh peningkatan demand bisnis TIK.
Inovasi Perseroan dalam Menyambut Transformasi Digital Industri 4.0 Kemajuan teknologi digital membawa revolusi industri pada tahap keempat atau Industry 4.0. dengan teknologi pendukung seperti Internet of Things (IoT) dan Big Data yang dapat melakukan predictive analysis. Menyadari kondisi pasar yang berubah akibat dampak dari transformasi digital, MTDL berfokus pada pengembangan strategi serta diversifikasi dalam semua segmen bisnis. Penerapan model bisnis yang lebih inovatif dan mendukung transformasi digital secara nyata merupakan beberapa strategi bisnis Perseroan.
Melalui Unit Bisnis Distribusi, MTDL melakukan diversifikasi produk dan berfokus pada: 1) Pertumbuhan penjualan produk utama seperti Notebook, PC, printer, server dan storage; 2) Peningkatan penjualan computer gaming dan produk
TIK lainnya seperti hard disk, CPU, memory card, surveillance, dan CCTV; 3) Pembangunan aplikasi channel “Electronic Software Distribution” untuk penjualan melalui platform B2B sejalan dengan perkembangan dunia E-Commerce dan Cloud; 4) Perluasan jaringan bisnis dengan ~100 partner principal; 5) Penjajakan produk peralatan rumah tangga seperti power tools dan vacuum cleaner.
Sementara itu, melalui Unit Bisnis Solusi, Perseroan menfokuskan strategi dalam membantu bisnis Korporasi melakukan transformasi teknologi seperti: 1) Menghubungkan core system customer dengan aplikasi external seperti e-commerce (Application Programming Interface); 2) Membantu customer untuk
melakukan analisa data melalui aplikasi big data; 3) Menyediakan security managed service untuk memantau keamanan sistem IT customer dari serangan virus, threat dengan remote monitoring yang dilakukan di kantor Metrodata (24 jam); 4) Menyediakan kebutuhan para programmer (developer) bagi para customer nya.
Di sisi lain, MTDL melalui Unit Bisnis Konsultasi akan berfokus pada: 1) Penjualan Software; 2) Implementasi Enterprise Resource Planning; 3) Penawaran end to end services seperti Human Capital Management (HCM), Business Intelligence (BI), Customer Relationship Management (CRM) dan Optimasi Supply Chain.
IDR Billion 9M17 2Q18 3Q18 9M18 QoQ YoY
Sales 7.239 2.427 3.645 9.063 50,19% 25,20%
COGS 6.662 2.214 3.382 8.360 52,76% 25,49%
Gross Profit 577 213 263 704 23,38% 21,89%
Gross Profit Margin (%) 7,97% 8,79% 7,22% 7,76%
Operating Profit 298 110 154 392 39,57% 31,54%
Operating Profit Margin (%) 4,11% 4,54% 4,22% 4,32%
EBITDA 310 115 159 406 37,53% 31,02%
EBITDA Margin (%) 4,28% 4,75% 4,35% 4,48%
Net Profit 155 51 76 191 48,21% 22,96%
Net Margin (%) 2,15% 2,11% 2,08% 2,11%
Kinerja Keuangan MTDL 9M18
Salah satu contoh Situs Resmi Desa Broadband Terpadu
Sumber : Bloomberg 12 Februari, 2019
Sumber : napan.desa.id
Company Update
MNCS Compendium / IV / Maret 2019
104
5
5,5
6
6,5
7
7,5
8
8,5
9
9,5
02/0
1/20
15
02/0
3/20
15
02/0
5/20
15
02/0
7/20
15
02/0
9/20
15
02/1
1/20
15
02/0
1/20
16
02/0
3/20
16
02/0
5/20
16
02/0
7/20
16
02/0
9/20
16
02/1
1/20
16
02/0
1/20
17
02/0
3/20
17
02/0
5/20
17
02/0
7/20
17
02/0
9/20
17
02/1
1/20
17
02/0
1/20
18
02/0
3/20
18
02/0
5/20
18
02/0
7/20
18
02/0
9/20
18
02/1
1/20
18
02/0
1/20
19
MTDL PE BAND Mean STD-1 STD-2 STD+1 STD+2
Selain itu, pembangunan gudang 4 lantai di atas tanah seluas 5.500 m2 dengan luas bangunan 22.000 m2 di MM2100 Industrial Estate, Cibitung merupakan strategi MTDL dalam meningkatkan efisiensi. Unit distribusi dapat menghemat biaya logistik di area Jabodetabek sebesar kurang lebih 35% dibandingkan dengan menyewa kepada pihak lain. Gudang sudah beroperasi pada awal tahun 2019. Gambaran Mengenai Valuasi PerseroanBerdasarkan data Bloomberg Perseroan saat ini diperdagangkan pada P/E 7,66x.
Kami melihat valuasi yang ditawarkan oleh Perseroan menarik karena Perseroan mampu mencatatkan keuntungan lebih tinggi di bandingkan dengan Perusahaan sejenis dan saat ini diperdagangkan mendekati rata-rata sektor Computer Hardware yang berada pada level P/E 7,51x . Hingga penutupan perdagangan Jumat 22 Januari 2019 rata-rata nilai perdagangan harian saham Perseroan selama periode 1 tahun terakhir berada pada Rp771 per saham. Kami percaya strategi pengembangan product innovation yang tepat didukung ekspansi
yang masif dibeberapa tahun mendatang mampu meningkatkan performance Perseroan.
Disclaimer:MNCS tidak terafil iasi dengan Perseroan, Tim Riset Institusi MNCS tidak merekomendasikan apapun terkait prospek Perseroan - NOT RATED.
MTDL saat ini diperdagangkan pada level level +1.5 STD PE Ratio (3 Tahun)
Sumber : Bloomberg15 Februari, 2019
Sumber : Bloomberg15 Februari, 2019
Nilai Rata-Rata Perdagangan Harian MTDL (1 Tahun)
Company Update
771
550
600
650
700
750
800
850
900
950
Jan-
18
Jan-
18
Jan-
18
Feb-
18
Feb-
18
Mar
-18
Mar
-18
Apr-
18
Apr-
18
May
-18
May
-18
Jun-
18
Jun-
18
Jul-1
8
Jul-1
8
Jul-1
8
Aug-
18
Aug-
18
Sep-
18
Sep-
18
Oct
-18
Oct
-18
Nov
-18
Nov
-18
Dec
-18
Dec
-18
Jan-
19
Jan-
19
Jan-
19
Feb-
19
MNCS Compendium / IV / Maret 2019
106
Better Margin, Affect Efficiency Cost in 9M18IPCM mencatatkan kinerja keuangan dengan pertumbuhan
top-line stagnan sebesar 0,90% YoY menjadi Rp545,81 miliar pada 9M18 (vs Rp540,92 miliar pada 9M17), hal ini disebabkan jasa towing service menurun 4,60% YoY dimana berkontribusi 87,82% terhadap total pendapatan IPCM pada 9M18. Sementara, gross profit meningkat 3,33% YoY menjadi Rp189,90 miliar yang disebabkan oleh efisiensi cost partnership yang menurun 14,58% YoY dan cost repair and maintance yang turun sebesar 14,17% YoY. Angka gross profit margin naik sebesar 89bps menjadi 34,78% pada 9M18 (vs 33,96% di 9M17). Lebih lanjut, operating profit bertumbuh stagnan di level 2,70% YoY menjadi Rp109,95 miliar dengan operating profit margin meningkat sebesar 35bps menjadi 20,14%. Bottom-line IPCM tercatat meningkat signifikan sebesar 19,47% YoY menjadi Rp90,99 miliar dengan net profit margin sebesar 20,14% (+259bps) pada 9M18 disebabkan finance income yang meningkat 27,27x menjadi Rp13,38 miliar (vs Rp473,47 juta pada 9M17).
Satu-satunya Perusahaan Milik Pemerintah dengan Pengalaman 57 Tahun di Ship Towage ServicesIPCM merupakan perusahaan yang bergerak pada 3 bisnis yaitu: 1) vessel services; 2) freight services; 3) fleet management services, dengan 11 pelabuhan IPC dan 52 TUKS yang tersebar di Indonesia didukung oleh 74 kapal yang siap dioperasikan dalam jasa yang ditawarkan. Bisnis utama yaitu vessel services
Sumber: Google
atau yang lebih dikenal dengan jasa pilotage dan towage, merupakan bisnis utama IPCM yang memastikan kapal aman untuk berlabuh dan meninggalkan dermaga, dengan jenis kapal diatas 500 gross tonnage (GT) wajib menggunakan jasa pilotage dan towage. Jasa tersebut mampu melayani untuk empat (4) kebutuhan yaitu: 1) container vessels; 2) bulk & liquid cargos; 3) inland wateways; 4) offshore STS (ship to ship). Piloting dan towing memiliki peran penting untuk menjaga kapal dari risiko yang melalui perairan berbahaya atau padat, seperti pelabuhan, muara sungai atau transshipment lepas pantai. Lebih lanjut, IPCM satu-satunya perusahaan yang berlisensi “wilayah percontohan luar biasa” dari kementerian Perhubungan. Dengan lisensi tersebut, kami menilai IPCM memiliki peluang yang cukup besar dalam jasa STS kedepan.
Ekspansi Strategis didukung Kontrak Baru yang MenarikHingga saat ini, secara total IPCM mengoperasionalkan 74 kapal dimana 23 kapal milik sendiri dan 51 kapal lainnya merupakan kapal sewa. Strategi pengembangan bisnis IPCM melalui penambahan empat (4) unit tugboat senilai Rp223,85 miliar yang saat ini dalam proses perakitan oleh PT Citra Shipyard, yang diestimasikan dapat beroperasional pada FY20F. Kedepan, hal ini berpotensi meningkatkan utilisasi kapal IPCM, dimana pada 9M18 utilization rate berada di level 49% dengan rata-rata umur kapal berusia 8,5 tahun dengan maksimal 20 tahun penggunaan. Dilain sisi, IPCM telah mendapatkan dua (2) kontrak yaitu: 1) STS dan pilotage towage
Guardian of the Port and SeaPT Jasa Armada Indonesia Tbk (IPCM)
Sumber : Perseroan
Company Update
MNCS Compendium / IV / Maret 2019
107
dengan ±14 kapal/bulan, yang berlokasi di Ambang Luar Sungai Musi, Palembang; 2) STS dan pilotage towage dengan ±8-10 kapal domestik dan 2-4 kapal luar negeri dalam sebulan, yang berlokasi di Lamongan jawa Timur.
Risiko Bisnis UtamaMeskipun IPCM memiliki captive market di bidang pilotage dan towage, namun beberapa risiko tetap perlu diperhatikan, risiko tersebut antara lain: 1) human error & human resources yang disebabkan jasa ini berkaitan dengan man power, sehingga kapabilitas IPCM perlu dipertahankan ; 2) kerusakan dan depresiasi nilai kapal dimana bisnis IPCM mayoritas menggunakan kapal; 3) penurunan traffic ekspor dan impor nasional dimana hal ini sangat berkaitan dengan Mitra dagang Indonesia; 4) penyesuaian tarif dibawah persetujuan Kementerian Perhubungan paling cepat 2 tahun; 5) Pelindo II sebagai entitas induk pengatur kebijakan IPCM.
Gambaran Valuasi IPCMBerdasarkan data Bloomberg Perseroan saat ini diperdagangkan pada P/E 4,87x di FY18. Kami melihat valuasi yang ditawarkan oleh Perseroan menarik karena saat ini diperdagangkan dibawah rata-rata subsektor transportasi yang berada pada level P/E 15,50x di FY18. Kami percaya strategi pada bisnis STS dan penambahan jumlah armada kapal dibeberapa pelabuhan di tahun mendatang mampu meningkatkan performance Perseroan.
Disclaimer:MNCS tidak terafiliasi dengan Perseroan, Tim Riset Institusi MNCS tidak merekomendasikan apapun terkait prospek Perseroan - NOT RATED.
Skenario Operasional Piloting dan towing IPCM
Jumlah dan Tipe Kapal Kontribusi per Area
Sumber : Perseroan
Sumber : Perseroan Sumber : Perseroan, MNCS
Company Update
48%
13%
12%
8%
7%
6%6%
Tanjung Priok
Palembang
Kantor Pusat
banten
panjang
Teluk Bayur
Cabang Lain
MNCS Compendium / IV / Maret 2019
108
Role Model
Filantropis Muda yang Lebih Bahagia MemberiJessica Tanoesoedibjo
Profil Jessica TanoesoedibjoTerlahir sebagai putri dari pemilik grup konglomerasi yang bergerak di bidang keuangan, media dan properti tidak lantas membuat Jessica Herliani Tanoesoedibjo memiliki kehidupan yang serba glamor dan eksklusif. Tumbuh sebagai sosok yang rendah hati dan sangat memperhatikan dunia pendidikan, putri ketiga pasangan Hary Tanoesoedibjo dan Liliana Tanoesoedibjo ini berhasil menjadi lulusan termuda di kelasnya serta mampu meraih dua gelar master degree di usia yang relatif muda yaitu 23 tahun.
Jessica menamatkan pendidikan Master of International Trade & Commerce Law, Macquarie University, Sydney, Australia, dan juga meraih gelar master degree dari Biola University, La Mirada, California, Amerika Serikat. Kini, selain aktif menjabat
sebagai Direktur PT MNC Kapital Indonesia, Jessica juga aktif sebagai Ketua III MNC Peduli.
Filantropis Muda dengan Fokus Jangka Pendek, Menengah, dan PanjangSeperti halnya sejumlah filantropis dunia seperti Warren Buffet, Bill Gates serta Mark Zuckerberg yang tidak hanya sukses berbisnis tapi juga senang menebar cinta kasih pada sesama manusia, Jessica pun tidak ragu untuk melakukan hal yang sama. Jessica banyak meluangkan waktu untuk aktif terjun langsung dalam kegiatan sosial melalui yayasan sosial dan kemanusiaan MNC Peduli.
Wanita kelahiran tahun 1994 ini berpendapat ada tiga hal penting yang harus diatasi, yaitu kebutuhan sehari-hari berupa bantuan kesehatan dan bahan pokok (short run), pembangunan infrastruktur (medium term) serta edukasi (long term). Kebutuhan sehari-hari adalah kebutuhan pokok yang harus dipenuhi. Di lain sisi, pembangunan infrastruktur dapat memudahkan keseharian masyarakat untuk kehidupan jangka panjang. Namun yang pasti, edukasi berguna untuk mempersiapkan generasi penerus bangsa di kemudian hari.
Tentang MNC PeduliSalah satu kebanggaan MNC Peduli adalah berada dalam naungan MNC Group yang sering dikenal sebagai grup media terbesar di Indonesia. Tak jarang karyawan MNC Group juga berinisiatif untuk berpartisipasi dalam aktivitas-aktivitas sosial berupa sumbangan moneter, waktu dan talenta.
MNC Peduli bergerak di bidang sosial yang mencakup infrastruktur, edukasi, bantuan kesehatan serta respons pasca-bencana. Beberapa kegiatan sosial yang telah dilakukan oleh MNC Peduli adalah membangun jembatan, rumah singgah, serta taman baca. Selain itu, kegiatan lain yang telah dilakukan MNC Peduli adalah pembagian alat bantu dengar dan obat-obatan gratis, serta first response aid dalam bentuk materi dan non-materi bagi para korban bencana.
Tantangan dan Rencana MNC PeduliTantangan terbesar yang dihadapi oleh MNC Peduli adalah lebarnya kesenjangan sosial di Indonesia. Hal ini membuat MNC Peduli harus bijaksana dalam menyeleksi program-program sosial yang menjadi prioritas. Terlebih lagi jika terdapat banyak bencana alam yang bersifat mendesak. Untuk itu, MNC Peduli semakin berinisiatif untuk menggandeng mitra-mitra dan kalangan masyarakat untuk berpartisipasi dalam penyaluran bantuan.
Rencana MNC Peduli ke depan adalah dapat terus melakukan aktivitas-aktivitas sosial untuk memajukan kesejahteraan sosial Indonesia. MNC Peduli berkomitmen untuk berupaya melakukan identifikasi masyarakat yang paling membutuhkan agar dapat meringankan beban mereka. Selain itu, Jessica yang berada dalam pucuk pimpinan MNC Peduli juga berharap dapat menjadi contoh bagi perusahaan lainnya dan juga bagi masyarakat sehingga membangun kepedulian terhadap sesama.
“Kita hidup di era digital. Semua aspek kehidupan dan budaya
bergerak menuju ke arah self-service, self-reliance dan selfishness. Alangkah lebih baik jika kita dapat saling menjaga, saling membantu dan saling peduli karena memang lebih bahagia memberi daripada menerima.”– Jessica Tanoesoedibjo
MNCS Compendium / IV / Maret 2019
110
Kinerja Keuangan 9M18: Better Performance!BCAP mencatatkan pertumbuhan positif pada aset premi dan
aset reasuransi sebesar 9,64% YoY pada 9M18 menjadi Rp446,36 miliar (vs Rp407,10 miliar pada 9M17), serta pertumbuhan aset pada efek-efek juga tercatat tumbuh sebesar 6,81% YoY menjadi Rp4,14 triliun (vs Rp3,88 triliun pada 9M17). Kredit yang memiliki komposisi terbesar terhadap aset bergerak stagnan dengan perlambatan sebesar -0,74% YoY menjadi Rp7,49 triliun pada 9M18 sehingga BCAP mencatatkan penurunan total aset sebesar -6,48% YoY menjadi Rp18,68 triliun pada 9M18 (vs Rp19,98 triliun pada 9M17). Total liabilitas juga tercatat menurun -5,53% YoY menjadi Rp12,96 triliun pada 9M18 (vs Rp13,72 triliun pada 9M17). Penurunan juga terjadi pada total ekuitas sebesar -8,58% dari Rp6,25 triliun pada 9M17 menjadi Rp5,71 triliun pada 9M18. BCAP membukukan pertumbuhan top-line sebesar 8,39% YoY pada 9M18 menjadi Rp1,94 triliun (vs Rp1,79 triliun pada 9M17), yang didukung oleh pendapatan premi bersih dan pendapatan manajemen investasi dan operasional lainnya yang berkontribusi masing-masing sebesar 19,63% dan 5,24%
terhadap total pendapatan dengan pertumbuhan masing-masing sebesar 78,75%/65,75% YoY. Sementara itu, BCAP berhasil mencatatkan laba bersih sebesar Rp53,12 miliar pada 9M18, setelah mengalami rugi bersih senilai Rp68,83 miliar pada 9M17. BCAP juga mampu melakukan efisiensi yang terlihat dari penurunan total beban sebesar 8,14% YoY dengan penurunan terbesar oleh beban umum dan administrasi sebesar 4,45% YoY, beban bunga sebesar 13,56% YoY, dan penurunan nilai yang mencatatkan pertumbuhan positif menjadi Rp4,57 miliar.
Diversified Financial Service Group with a Full Suite of LicensesPT MNC Kapital Indonesia Tbk (BCAP) merupakan salah satu perusahaan keuangan terkemuka dengan rekam jejak lebih dari 20 tahun di Indonesia. BCAP menjadi salah satu perusahaan keuangan terbesar dan telengkap dengan berbagai layanan keuangan yang ditawarkan di bawah naungan MNC Group. Sebagai agen keuangan yang memiliki 17 rangkaian lisensi, BCAP berfokus pada penyediaan produk solusi keuangan terintegrasi seperti: 1) Bank; 2) Asuransi Jiwa dan Umum; 2) Multifinance; 3) Pialang dan 4) Manajemen Investasi. Hingga 9M18, BCAP memiliki total aset sebesar Rp18,68 triliun didukung oleh lebih dari 286 kantor perwakilan di seluruh Indonesia pada 10M18.
Sinergi Group menghasilkan Ekosistem Bisnis yang SolidSebagai bagian dari MNC Group, BCAP didukung oleh Brand MNC yang terkenal sebagai Grup Media terbesar dan terintegrasi
One-Stop Financial SolutionPT MNC Kapital Tbk (BCAP)
Sumber : Perseroan
Sumber : Perseroan
LoansLife & non-life
insurance
Investment Banks
Media PropertyAnalytics& big data
Big Data Analytics pada ID Tunggal Pelanggan MTN
MNC Group
MNCS Compendium / IV / Maret 2019
111
di ASEAN yang memungkinkan Perseroan untuk dengan cepat memperluas jaringan distribusi dan kemitraan bisnis dengan agen penjualan dan dealer untuk mencapai tujuan Perusahaan sebagai lembaga keuangan modern dan terintegrasi. Semua lini bisnis BCAP memiliki peluang untuk mengkapitalisasi 62 juta penonton Global Mediacom, operator TV FTA terbesar hingga Desember 2017. Sementara itu, sekitar 2,5 juta basis data klien potensial dari pelanggan DTH Pay TV berpeluang menjadi target yang tepat bagi Perseroan.
Embracing the Challenge in Age of Disruption: Ongoing Digitization to a Single Digital Financial Service Platform...BCAP memanfaatkan kapabilitas melalui aplikasi digital yang dikembangkan oleh masing-masing 7 anak perusahaannya didukung oleh MNC Innovation Center. BCAP berencana untuk mengembangkan platform layanan keuangan digital tunggal menjadi One-Stop accsess untuk menciptakan pengalaman baru bagi pelanggan. Saat ini anak perusahaan BCAP telah memulai proses digitalisasi di seluruh value chain melalui lebih dari 35 aplikasi aktif yang dapat diunduh di Play Store dan App Store. Platform digital memungkinkan pemasaran dan proses online untuk meningkatkan: 1) Jangkauan pelanggan yang lebih luas; 2) Efisiensi operasional serta meningkatkan pengalaman pelanggan; 3) Posisi pasar BCAP sebagai perusahaan jasa keuangan terintegrasi.
...Through Big Data Analytics and...Manajemen percaya bahwa sumber daya dunia yang paling berharga saat ini bukan lagi minyak atau emas, tetapi data.
MNC Teknologi Nusantara (MTN) sedang mengembangkan ID pelanggan tunggal “terpusat” untuk pelanggannya di semua lini bisnis. Saat ini MTN memiliki lebih dari 6 juta database pelanggan baik dari media TV berbayar dan bisnis jasa keuangan. Semua ID dan informasi pelanggan disimpan dan diproses oleh Big Data Analytics.
...Smart Payment Indonesia (“SPIN”) Selain itu BCAP memanfaatkan jaringan MNC International (MNCI) melalui akses SPIN yang menampilkan e-wallet, e-money, pembayaran digital, fintech dan pinjaman P2P. SPIN bertujuan untuk menjadi aplikasi tunggal dan meningkatkan penggunaan, keterlibatan, dan loyalitas produk pelanggan MTN. SPIN juga akan memanfaatkan saluran FTA media MNCI dimana pelanggan memungkinkan untuk menggunakan SPIN dengan memindai kode QR. Pelanggan akan diarahkan ke halaman arahan atau check-out mitra e-commerce untuk pembayaran. SPIN juga dilengkapi dengan kotak obrolan kecerdasan buatan dan platform analitik dimana memungkinkan adanya auto intelligence learning system berdasarkan feedback terhadap Big Data. SPIN sudah memiliki fintech lincense untuk implementasi dan dijadwalkan akan diluncurkan pada 1Q19.
Disclaimer:PT MNC Sekuritas terafiliasi dengan PT MNC Kapital Tbk, oleh karena itu Tim Riset Institusi MNC Sekuritas tidak merekomendasikan apapun terkait prospek Perseroan- NOT RATED
Sumber : Perseroan Sumber : Perseroan
E-wallet
QR code payment
Social mediapayment
Online KYC
Loyaltyplatform
Analyticsplatform
Artificial intelligence chatbox
Virtual accounts (MNC Bank)
Transportation & travel payment(MNC Travel, a travel mediacompany & Mister Aladdin, anonline travel company)
Entertainment & themepark payment (Lidoresort, other resortfacilities)
Bills payment
Savings &investments (MNCAsset Managementmutual funds)
E-commerce payment& escrow
Schools payment(schools & boardingschools) andadditional smart card
Shops payment
Insurance(MNC Life &MNC Insurance)
Funds transfer
P2P microloans
z
integratedplatform
Smart Payment Indonesia (“SPIN”)
Big Data Analytics pada ID Tunggal Pelanggan MTN
BCAP’s Integrated Platform: Single Digital Fi-nancial Service Platform
MNC Group
MNCS Compendium / IV / Maret 2019
112
MNCS Stock Universe
APPENDIX MNCS Compendium
Code Company Name Mkt Cap (Rp bn)
IndexWeight
(%)Rating
Price Target
(Rp)
EPS Growth (%) PER (x) PBV (x) EV/EBITDA (x) ROE (%)
FY19E FY20F FY19E FY20F FY19E FY20F FY19E FY20F FY19E FY20FAutomotive
ASII Astra International Tbk PT 288.445 4,00 BUY 8.400 13,55 5,71 11,93 11,29 1,51 1,37 9,00 8,28 12,68 12,10 Banking
BBCA Bank Central Asia Tbk PT 676.780 9,29 BUY 31.000 12,68 13,37 23,22 20,49 3,94 3,44 N/A N/A 16,97 16,81 BBNI Bank Negara Indonesia Persero Tbk PT 175.297 2,41 HOLD 10.000 14,01 12,24 10,46 9,32 1,47 1,32 N/A N/A 14,03 14,21 BBRI Bank Rakyat Indonesia Persero Tbk PT 498.317 6,84 HOLD 4.400 11,79 12,70 13,72 12,18 2,38 2,10 N/A N/A 17,33 17,21 BMRI Bank Mandiri Persero Tbk PT 339.500 4,66 HOLD 7.850 11,49 12,80 12,47 11,05 1,71 1,54 N/A N/A 13,73 13,96 BNGA Bank CIMB Niaga Tbk PT 28.399 0,39 BUY 1.375 2,19 6,05 7,95 7,50 0,69 0,70 N/A N/A 8,69 9,35 BNLI Bank Permata Tbk PT 25.940 0,36 HOLD 860 43,98 10,41 20,29 18,38 0,75 0,72 N/A N/A 3,68 3,90 BBTN Bank Tabungan Negara Persero Tbk PT 26.051 0,36 BUY 2.900 19,87 11,40 7,35 6,60 0,99 0,90 N/A N/A 13,51 13,57 AGRO Bank Rakyat Indonesia Agroniaga Tbk PT 7.001 0,10 BUY 480 41,74 49,41 22,31 14,93 1,41 1,30 N/A N/A 6,30 8,70
TelcoTLKM Telekomunikasi Indonesia Persero Tbk PT 373.465 5,18 BUY 4.300 20,81 21,03 16,45 13,59 3,45 3,14 5,26 4,43 21,93 24,20 ISAT Indosat Tbk PT 14.943 0,21 SELL 2.500 (10,60) (51,64) (7,11) (14,69) 1,69 1,91 5,75 4,41 (19,81) (23,81)EXCL XL Axiata Tbk PT 28.323 0,39 BUY 3.100 (114,78) 17,19 59,24 50,55 1,53 1,49 4,93 4,54 2,59 2,94
Toll Road & UtilitiesJSMR Jasa Marga Persero Tbk PT 37.922 0,53 HOLD 5.400 6,74 5,18 16,92 16,09 1,63 1,46 11,54 11,20 9,65 9,05
PGAS* Perusahaan Gas Negara Persero Tbk 57.452 0,80 BUY 3.000 13,97 3,06 11,59 11,25 1,50 1,44 4,96 4,61 12,97 12,84 Consumer
UNVR Unilever Indonesia Tbk PT 372.726 5,17 HOLD 47.000 (22,10) 6,19 52,95 49,86 47,37 45,22 36,95 35,35 89,46 90,69 ICBP Indofood CBP Sukses Makmur Tbk PT 116.328 1,61 BUY 11.600 25,71 8,48 25,23 23,26 4,88 4,37 13,56 12,09 21,59 20,96 INDF Indofood Sukses Makmur Tbk PT 62.122 0,86 HOLD 7.700 17,82 7,15 14,44 13,47 1,28 1,22 5,92 5,45 8,84 9,04 HOKI Buyung Poetra Sembada PT 1.140 0,02 BUY 1.070 75,91 35,85 14,21 10,46 2,32 2,01 0,01 0,01 16,17 19,04
SIDO Industri Jamu Dan Farmasi Sido Muncul Tbk PT
15.000 0,21 BUY 1.200 24,30 12,96 18,36 16,25 4,95 4,68 12,96 11,45 26,97 28,78
PharmacyKLBF Kalbe Farma Tbk PT 71.250 0,99 HOLD 1.600 8,49 9,79 26,16 23,82 4,33 3,90 16,50 14,85 16,54 16,38
RetailERAA Erajaya Swasembada Tbk PT 6.252 0,09 BUY 3.000 6,53 14,98 6,75 5,87 1,19 1,01 5,17 4,77 17,61 17,12 MAPI Mitra Adiperkasa Tbk PT 17.513 0,24 BUY 1.300 9,49 26,87 25,25 19,91 1,20 1,04 8,04 6,68 4,76 5,22 RALS Ramayana Lestari Sentosa Tbk PT 12.205 0,17 HOLD 1.900 2,70 11,53 15,71 14,09 2,84 2,63 10,86 9,56 17,19 17,78
TextileSRIL* Sri Rejeki Isman Tbk PT 6.954 0,10 BUY 410 5,31 4,58 5,02 4,80 0,76 0,66 5,09 4,82 15,14 13,80
ConstructionACST Acset Indonusa Tbk PT 1.117 0,02 SELL 1.420 186,15 7,29 21,71 20,23 0,81 0,83 11,12 11,70 3,74 4,12 ADHI Adhi Karya Persero Tbk PT 5.537 0,08 BUY 1.970 48,09 38,05 7,44 5,39 0,79 0,71 4,13 3,78 11,02 13,27 PTPP PP Persero Tbk PT 12.710 0,18 BUY 2.490 28,29 9,60 6,70 6,11 0,72 0,65 4,73 4,42 10,70 10,64 TOTL Total Bangun Persada Tbk PT 2.148 0,03 HOLD 660 (20,94) 14,60 11,20 9,77 1,86 1,74 5,89 5,36 16,63 17,79 WIKA Wijaya Karya Persero Tbk PT 17.671 0,25 BUY 2.220 (1,70) 21,99 10,44 8,55 1,19 1,07 5,38 4,85 11,39 12,54 WSBP Waskita Beton Precast Tbk PT 10.334 0,14 BUY 460 17,71 2,09 7,89 7,73 1,14 1,06 6,16 5,12 14,47 13,76 WSKT Waskita Karya Persero Tbk PT 25.587 0,35 BUY 2.200 (18,54) 11,14 8,36 7,52 1,32 1,14 10,72 9,77 15,83 15,22
PropertyASRI Alam Sutera Realty Tbk PT 6.209 0,09 HOLD 348 (2,11) 21,15 4,71 3,89 0,61 0,53 6,72 5,62 12,93 13,55 BSDE Bumi Serpong Damai Tbk PT 27.042 0,38 BUY 1.610 (37,59) 11,16 9,09 8,18 0,80 0,73 8,83 8,11 8,81 8,95 LPKR Lippo Karawaci Tbk PT 6.880 0,10 Under Review
MDLN Modernland Realty Tbk PT 3.234 0,04 BUY 324 30,52 (0,30) 4,09 4,10 0,40 0,37 4,64 2,71 9,67 8,95 PPRO PP Properti Tbk PT 9.679 0,13 Under Review
PWON Pakuwon Jati Tbk PT 32.749 0,45 HOLD 720 44,85 13,54 12,34 10,87 2,25 1,90 10,19 9,34 18,22 17,23 SMRA Summarecon Agung Tbk PT 13.778 0,19 BUY 1.100 (9,13) 30,35 42,97 32,96 2,00 1,89 12,77 10,89 4,65 5,74 CTRA Ciputra Development Tbk PT 18.468 0,26 BUY 1.310 2,90 3,35 20,85 20,18 1,27 1,20 14,26 13,14 6,07 5,94 DMAS Puradelta Lestari Tbk PT 10.796 0,15 BUY 250 10,92 23,48 14,95 12,11 1,47 1,42 14,51 12,01 0,10 0,12
AgricultureAALI Astra Agro Lestari Tbk PT 22.663 0,31 BUY 13.825 0,13 7,27 15,73 14,67 1,16 1,12 3,04 2,74 7,36 7,61
LSIPPerusahaan Perkebunan London Sumatra Indonesia Tbk PT
7.744 0,11 BUY 1.420 59,64 26,07 14,64 11,61 0,90 0,87 3,03 2,40 6,14 7,48
TBLA Tunas Baru Lampung Tbk PT 4.434 0,06 BUY 1.190 29,80 17,49 3,66 3,12 0,82 0,70 0,83 0,74 22,25 22,29 SSMS Sawit Sumbermas Sarana Tbk PT 10.001 0,14 HOLD 1.100 (31,80) (2,43) 18,90 19,37 2,05 1,88 10,63 12,25 10,87 9,73
Coal MiningADRO* Adaro Energy Tbk PT 44.780 0,62 BUY 1.680 0,27 11,06 7,66 6,90 0,71 0,68 2,77 2,70 9,25 9,82 DOID* Delta Dunia Makmur Tbk PT 4.866 0,07 Under ReviewPTBA Bukit Asam Tbk PT 47.350 0,66 BUY 4.800 (4,82) 3,30 9,03 8,74 2,65 2,42 5,91 5,52 0,29 0,28 INDY* Indika Energy Tbk PT 10.186 0,14 BUY 2.750 8,12 (11,79) 2,00 2,27 0,44 0,39 1,71 1,55 0,22 0,17
Metal MiningANTM Aneka Tambang Tbk 22.589 0,31 BUY 1.100 80,42 5,86 14,62 13,81 1,08 1,00 8,05 7,31 7,40 7,27 INCO* Vale Indonesia Tbk PT 34.479 0,48 BUY 4.350 (83,95) 28,09 22,22 17,34 1,24 1,16 7,68 6,05 0,06 0,07 TINS Timah Tbk PT 9.347 0,13 BUY 1.490 67,07 (8,06) 10,92 11,87 0,48 0,49 6,85 6,68 12,45 10,63
PoultryCPIN Charoen Pokphand Indonesia Tbk PT 127.085 1,76 HOLD 7.000 0,78 30,64 25,98 19,89 5,82 4,91 17,11 13,47 22,39 24,69 JPFA Japfa Comfeed Indonesia Tbk PT 25.798 0,36 BUY 2.600 24,56 10,13 9,30 8,44 2,15 1,92 6,13 5,57 23,13 22,69
CigaretteGGRM Gudang Garam Tbk PT 164.269 2,28 BUY 101.000 21,75 15,36 16,91 14,66 3,41 3,15 10,79 9,61 20,16 21,48 HMSP Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk PT 440.846 6,11 BUY 4.200 8,52 7,08 30,09 28,10 11,54 10,67 20,71 19,21 38,36 37,96
CementINTP Indocement Tunggal Prakarsa Tbk PT 77.398 1,07 SELL 17.500 24,45 28,28 54,34 42,36 3,09 2,97 26,93 22,54 5,69 7,02
SMGR Semen Indonesia Persero Tbk PT 80.076 1,11 HOLD 13.500 44,16 24,26 27,90 22,45 2,50 2,33 11,47 10,05 8,95 10,36 Jewellery
HRTA Hartadinata Abadi Tbk PT 1.179 0,02 BUY 370 22,94 33,30 1,58 1,19 0,85 0,75 2,86 2,37 13,17 15,42 Transportation
BIRD Blue Bird Tbk PT 8.407 0,12 HOLD 3.500 26,34 9,73 15,83 14,43 1,55 1,45 6,36 5,89 9,80 10,06 GIAA* Garuda Indonesia Persero Tbk PT 14.367 0,20 Under ReviewGMFI* Garuda Maintenance Facility Aero Asia PT 7.736 0,11 BUY 320 3,78 30,11 19,03 14,62 0,00 0,00 10,77 8,74 8,78 10,33
Basic Industry and ChemicalARNA Arwana Citramulia Tbk PT 3.627 0,05 BUY 630 22,77 19,25 18,70 15,68 3,25 3,07 9,44 8,14 17,35 19,59
Heavy EquipmentUNTR United Tractors Tbk PT 102.392 1,42 BUY 33.500 9,55 3,61 8,57 8,27 1,58 1,40 6,27 5,82 18,48 16,91
Source : MNCS Research Team as of 22 March 2019Note : * in USD mn
MNCS Compendium / IV / Maret 2019
113
Heat Map dan Corporate ActionHeat Map
Corporate Action
Sumber : Bloomberg
Sumber : IDX
APPENDIX MNCS Compendium
Sunday Monday Tuesday Wednesday Thursday Friday Saturday
1 2 3 4 5 6
PTBA : RUPS INCO : RUPS AGRS : RUPS URBN : RUPS
BACA : RUPS JPFA : RUPS NAGA : RUPS
7 8 9 10 11 12 13
BUVA : RUPS NISP : RUPS ACST : RUPS AUTO : RUPS BGTG : RUPS
SIDO : RUPS ASGR : RUPS BBCA : RUPS GMFI : RUPS
PPRE : RUPS ELSA : RUPS OASA : RUPS
PPRO : RUPS
14 15 16 17 18 19 20
AALI : RUPS POWR : RUPS LPCK : RUPS
BNGA : RUPS UNTR : RUPS LPKR : RUPS
21 22 23 24 25 26 27
BLTA : RUPS BNLI : RUPS ANTM : RUPS INDY : RUPS BHIT : RUPS
PTRO : RUPS DMAS : RUPS FILM : RUPS PTBA : RUPS BJTM : RUPS
TCPI : RUPS MLBI : RUPS PZZA : RUPS VIVA : RUPS KRAS : RUPS
TINS : RUPS TOWR : RUPS PGAS : RUPS
WSBP : RUPS SMGR : RUPS
28 29 30
EXCL : RUPS ADRO : RUPS
KAEF : RUPS PANR : RUPS
BELL : RUPS BUKK : RUPS
CINT : RUPS GOOD : RUPS
MNCS Compendium / IV / Maret 2019
114
Kalender Ekonomi
APPENDIX MNCS Compendium
Sumber : Bloomberg, MNCS
Date Event Country Period Survey Prior
Industrial Production YoY Tiongkok Mar -- --Retail Sales YoY Tiongkok Mar -- --Industrial Production MoM Japan Feb F -- --MBA Mortgage Applications US Apr-12 -- --Trade Balance US Feb -- --Wholesale Inventories MoM US Feb -- --Initial Jobless Claims US Apr-13 -- --Retail Sales Advance MoM US Mar -- --Leading Index US Mar -- --Natl CPI YoY Japan Mar -- --Housing Starts US Mar -- --
22-Apr-19 Existing Home Sales US Mar -- --Nikkei Japan PMI Mfg Japan Apr P -- --New Home Sales US Mar -- --
24-Apr-19 MBA Mortgage Applications US Apr-19 -- --Bank Indonesia 7D Reverse Repo Indonesia Apr-25 -- --Durable Goods Orders US Mar P -- --Tokyo CPI Ex-Fresh Food YoY Japan Apr -- --Industrial Production MoM Japan Mar P -- --U. of Mich. Sentiment US Apr F -- --
29-Apr-19 Personal Spending US Mar -- --Money Supply M2 YoY Indonesia Mar -- --Money Supply M1 YoY Indonesia Mar -- --Manufacturing PMI Tiongkok Apr -- --Nikkei Japan PMI Mfg Japan Apr F -- --AIB Ireland PMI Mfg Eurozone Apr -- --NEVI Netherlands Manufacturing PMI Eurozone Apr -- --CPI YoY Indonesia Apr -- --CPI Core YoY Indonesia Apr -- --CPI NSA MoM Indonesia Apr -- --Danareksa Consumer Confidence Indonesia Apr -- --Nikkei Indonesia PMI Mfg Indonesia Apr -- --Caixin China PMI Mfg Tiongkok Apr -- --Markit Spain Manufacturing PMI Eurozone Apr -- --Markit/ADACI Italy Manufacturing PMI Eurozone Apr -- --Markit/BME Germany Manufacturing PMI Eurozone Apr F -- --Factory Orders US Mar -- --GDP YoY Indonesia 1Q -- 5,18%GDP QoQ Indonesia 1Q -- -1,69%Consumer Confidence Index Indonesia Apr -- --Trade Balance Tiongkok Apr -- --Exports YoY Tiongkok Apr -- --Imports YoY Tiongkok Apr -- --Foreign Reserves Indonesia Apr -- --Net Foreign Assets IDR Indonesia Apr -- --CPI YoY Tiongkok Apr -- --PPI YoY Tiongkok Apr -- --BoP Current Account Balance Indonesia 1Q -- -$9148mMoney Supply M2 YoY Tiongkok Apr -- --New Yuan Loans CNY Tiongkok Apr -- --Industrial Production MoM Eurozone Mar -- --Industrial Production YoY Eurozone Mar -- --
14-May-19 BoP Current Account Balance Japan Mar P -- --Local Auto Sales Indonesia Apr -- --Industrial Production YoY Tiongkok Apr -- --Retail Sales YoY Tiongkok Apr -- --Exports YoY Indonesia Apr -- --Trade Balance Indonesia Apr -- --Imports YoY Indonesia Apr -- --Bank Indonesia 7D Reverse Repo Indonesia May-16 -- --PPI YoY Japan Apr -- --
20-May-19 Industrial Production MoM Japan Mar F -- --Nikkei Japan PMI Mfg Japan May P -- --Markit US Manufacturing PMI US May P -- --
24-May-19 Natl CPI YoY Japan Apr -- --Money Supply M2 YoY Indonesia Apr -- --Money Supply M1 YoY Indonesia Apr -- --Manufacturing PMI Tiongkok May -- --
30-Apr-19
1-May-19
2-May-19
5-May-19
17-Apr-19
18-Apr-19
19-Apr-19
23-Apr-19
25-Apr-19
26-Apr-19
16-May-19
23-May-19
31-May-19
8-May-19
9-May-19
10-May-19
15-May-19
Date Event Country Period Survey Prior
CPI YoY Indonesia Mar -- 2,57%CPI Core YoY Indonesia Mar -- 3,06%CPI NSA MoM Indonesia Mar -- -0,08%Personal Spending US Feb -- --Tankan Large All Industry Capex Japan 1Q -- 14,30%Tankan Large Non-Mfg Index Japan 1Q -- 24Tankan Large Non-Mfg Outlook Japan 1Q -- 20Nikkei Indonesia PMI Mfg Indonesia Mar -- 50,1Nikkei Japan PMI Mfg Japan Mar F -- --Caixin China PMI Mfg Tiongkok Mar -- 49,9Markit France Manufacturing PMI Eurozone Mar F -- --Markit Eurozone Manufacturing PMI Eurozone Mar F -- --Markit Greece Manufacturing PMI Eurozone Mar -- 54,2Retail Sales Advance MoM US Feb -- 0,20%Markit US Manufacturing PMI US Mar F -- --ISM Manufacturing US Mar -- 54,2Construction Spending MoM US Feb -- 1,30%Unemployment MoM Net ��000s� Eurozone Mar -- 3,3Durable Goods Orders US Feb P -- --MBA Mortgage Applications US Mar-29 -- --ADP Employment Change US Mar -- 183kCPI YoY Eurozone Mar -- 2,60%CPI MoM Eurozone Mar -- 0,90%Factory Orders MoM Eurozone Feb -- -2,6%Initial Jobless Claims US Mar-30 -- --Consumer Confidence Index Indonesia Mar -- 125,1CPI YoY Eurozone Mar -- 2,00%Change in Nonfarm Payrolls US Mar -- 20kUnemployment Rate US Mar -- 3,80%Foreign Reserves Indonesia Mar -- $123.30bNet Foreign Assets IDR Indonesia Mar -- 1696.2tBoP Current Account Balance Japan Feb -- �600.4bCPI YoY Eurozone Mar -- 2,10%Durable Goods Orders US Feb F -- --Factory Orders US Feb -- --Unemployment Rate Eurozone Mar -- 5,20%Trade Balance Eurozone Feb -- -144.2mMoney Supply M2 YoY Tiongkok Mar -- 8,00%New Yuan Loans CNY Tiongkok Mar -- 885.8bCore Machine Orders MoM Japan Feb -- -5,40%PPI YoY Japan Mar -- 0,80%Industrial Production YoY Eurozone Feb -- 1,70%Industrial Production MoM Eurozone Feb -- 1,70%CPI YoY Eurozone Mar -- 0,60%CPI EU Harmonized YoY Eurozone Mar F -- --MBA Mortgage Applications US Apr-05 -- --ECB Main Refinancing Rate Eurozone Apr-10 -- - ECB Deposit Facility Rate Eurozone Apr-10 -- -0,40%CPI MoM US Mar -- 0,20%CPI YoY Tiongkok Mar -- 1,50%PPI YoY Tiongkok Mar -- 0,10%CPI YoY Eurozone Mar F -- --CPI YoY Eurozone Mar F -- --Initial Jobless Claims US Apr-06 -- --PPI Final Demand MoM US Mar -- 0,10%Trade Balance Tiongkok Mar -- $4.12bExports YoY Tiongkok Mar -- -20,70%Imports YoY Tiongkok Mar -- -5,20%CPI EU Harmonised YoY Eurozone Mar F -- --U. of Mich. Sentiment US Apr P -- --Local Auto Sales Indonesia Mar -- --Exports YoY Indonesia Mar -- -11,33%Trade Balance Indonesia Mar -- $330mImports YoY Indonesia Mar -- -13,98%Empire Manufacturing US Apr -- 3,7
16-Apr-19 Industrial Production MoM US Mar -- 0,10%
1-Apr-19
2-Apr-19
3-Apr-19
4-Apr-19
5-Apr-19
8-Apr-19
9-Apr-19
10-Apr-19
11-Apr-19
12-Apr-19
15-Apr-19