Date post: | 22-Dec-2015 |
Category: |
Documents |
Upload: | felicialesmanaa |
View: | 15 times |
Download: | 0 times |
• Firly Rakhmawati 021211131053• Nike Kurniawati 021211131054• Claudia Yosephine S 021211131055• Rizky Nugraha Putra 021211131056• Rega Maurischa 021211131057• Setian Fitri Sayekti 021211131058• Viviana Saputra 021211131059• Risky Anita Oktaviani 021211131060• Cyntia Nur Malikfa 021211131061• Ardista Rani Lestari 021211131062• Belgiz Anasis 021211131063• Aditya Rama Devara 021211131064• Yunira Rosandita 021211131065• Arvia Diva F 021211131066• Putrinadia FP 021211131067• Yeni Pusitasari 021211131072• Felicia Lesmana 021211132001
Anggota kelompok
Radang merupakan mekanisme pertahanan tubuh disebabkan oleh adanya respon jaringan terhadap pengaruh-pengaruh merusak baik bersifat lokal
maupun yang masuk ke dalam tubuh.
INFLAMASI
FUNGSIOLEA
KHRONIS
TUMOR
RUBOR
DOLOR
KALOR
AKUT
RADANG AKUT
Respon yang cepat dan segera terhadap cedera yang memicu migrasi leukosit, terutama monosit dan granulosit, serta mediator radang menuju ke daerah cedera.
Tahap Vaskuler reaksi awal terhadap jejas → vasokonstriksi → mengurangi aliran darah → dilatasi arteriol dan venula → lebih banyak cairan dapat memasuki celah-celah jaringan →membawa komplemen, antibodi, dan zat lain
Tahap Selulerrespons khas oleh leukosit → neutrofil → marginasi, emigrasi, fagositosis
RADANG KHRONISMerupakan kelanjutan dari radang akut yang tidak diberikan perawatan.
Perbedaan dengan radang akut yaitu radang akut ditandai dengan perubahan vaskuler dan seluler, infiltrasi neutrofil dalam jumlah besar, sedangkan radang kronis ditandai oleh infiltrasi sel makrofag, limfosit, dan sel plasma, destruksi jaringan, dan perbaikan meliputi proliferasi pembuluh darah baru/angiogenesis dan fibrosis.
Perbaikan jaringanTahap Inflamasi : fase awal dalam proses penyembuhan luka, fase ini
dimulai seketika dimana terjadi luka pada jaringan.Tujuan : menghentikan perdarahan dan membersihkan area luka dari benda asing, sel-sel mati dan bakteri untuk mempersiapkan dimulainya proses penyembuhan.
Tahap fibroblast : Pada fase ini jaring-jaring fibrin yang berasal dari koagulan darah melekat pada luka dan membentuk ikatan silang yang
menjadi tempat bagi fibroblast untuk menghasilkan substansi dasar dan tropocollagen
Tahap remodelling: fase terakhir yang tidak ditentukan sampai kapan selesainya, dan yang dikenal juga sebagai fase maturitas luka.
INFEKSI
Infeksi merupakan masuknya kuman patogen atau toksin ke dalam tubuh manusia serta
menimbulkan gejala sakit.
INFEKSI ODONTOGEN
Infeksi odontogen adalah infeksi yang awalnya bersumber dari kerusakan jaringan keras gigi atau jaringan penyangga gigi yang disebabkan oleh bakteri yang merupakan flora normal rongga mulut yang berubah menjadi pathogen.
Infeksi odontogen dapat menyebar secara perkontinuatum, hematogen dan limfogen. Infeksi odontogen dapat terjadi melalui berbagai jalan: (1) lewat penghantaran yang patogen yang berasal dari luar mulut; (2) melalui suatu keseimbangan flora yang endogenus; (3) melalui masuknya bakteri ke dalam pulpa gigi yang vital dan steril secara normal.
Penyebaran infeksi odontogen (dentoalveolar abcess) tergantung pada posisi apeks gigi penyebab. (A) Akar bukal : arah penyebaran ke bukal. (B) Akar palatal : arah penyebarannya ke palatal.
Penyebaran infeksi odontogen (dentoalveolar abcess) tergantung pada posisi apeks gigi penyebab.(A) Penyebaran pus kea rah sinus maksilaris (B) Penyebaran pus pada rahang bawah tergantung pada posisi perlekatan otot mylohyoid.
Rute perjalanan pus pada penyebaran infeksi odontogen (A) Abses intraalveolar (B) Abses superiosteal.
Kasus 1
Penderita anak umur 15 tahun datang dengan keluhan adanya pembengkakan pada daerah rahang kanan. Pembengkakan ini terjadi setelah anak tersebut terjatuh dari sepeda satu hari yang lalu
Pemeriksaan fisik
Terdapat asimetri wajah, adanya pembengkakan daerah rahang kanan, warna agak biru kemerahan, batas tidak jelas, pada palpasi teraba lunak dan terasa nyeri, tidak didapatkan luka pada wajah
Ekstra Oral
Intra OralTidak didapatkan luka pada jaringan lunak rongga mulut dan gigi-gigi dalam keadaan baik
Anak 15th terjatuh
Jejas
Trauma Fisik
Kerusakan Jaringan
Respon Inflamasi Akut
Perubahan vaskuler Seluler
Marginasi PMN pada
endotel
Migrasi Leukosit
Mediator inflamasi
Permeabilitas kapiler meningkat
Vasodilatasi pembuluh darah
Keluarnya eksudatHiperemia
fagositosis
Akumulasi di jaringan
Tumor
Menekan saraf Rubor Kalor
Dolor
HematomaTerapi : kompres dingin dan anti
inflamasi
anak tersebut diduga mengalami trauma pada
pembuluh darah di pipi akibat pukulan benda tumpul saat terjatuh. Pukulan tersebut tidak menyebabkan luka robek hingga ke permukaan kulit sehingga tak tampak luka pada wajah.
Akibat adanya pembuluh darah yang mengalami trauma
yaitu berupa ruptur, namun tidak disertai luka robek hingga ke permukaan kulit, maka darah yang keluar akan terkumpul di bawah permukaan kulit menyebabkan
pembengkakan.
Pada kasus ini terjadi inflamasi akut, yaitu respon cepat
tubuh terhadap jejas, dengan mengeluarkan berbargai
mediator pertahanan tubuh, seperti leukosit dan
protein plasma, menuju tempat jejas. Respon yang cepat dan segera terhadap suatu jejas yang terjadi pada tubuh, yang dimulai setelah 4-6 jam sejak terjadi jejas dan dapat berlanjut selama 3-5 hari. Hal ini sesuai dengan pasien yang mengalami trauma pada sehari sebelumnya.
Proses awal pada tubuh ketika trauma
yaitu adanya respon vaskuler yang
dikuti respon seluler. Tanda klasik dari inflamasi : rubor, tumor, kalor, dolor, dan
functio laesa
Dolor atau nyeri juga merupakan salah satu tanda adanya keradangan
terjadi akibat adanya mediator kimiawi pada radang akut seperti histamin, bradikinin, serotonin, dan prostaglandin yang merangsang ujung-ujung saraf.
Tanda radang yang lain lagi adalah fungsiolesa atau kehilangan fungsi. Fungsiolesa dapat terjadi akbiat eksudat yang menekan saraf motorik dan beberapa mediator inflamasi yang mengganggu fungsi saraf motorik
Farmakologi
obat-obatan dari golongan : naproxen, ibuprofen, dan aspirin. NSAID diberikan secara per oral
heparin yang diberikan secara topikal : Contoh obatnya adalah Heparin-Natrium (Liquemin®, Thrombophob®) dan Heparin-kalsium (Calciparin®).
SKENARIO 2Seorang wanita berumur 20 tahun datang dengan keluhan
adanya rasa sakit pada gigi geraham rahang bawah kanan belakang, rasa sakit cekot-cekot mulai timbul 5 hari yang lalu. Penderita pergi ke puskesmas.
Saat pergi ke puskesmas penderita merasakan adanya pempengkakan pada pipinya. Di puskesmas penderita diperiksa dan setelahya mendapat 2 macam obat, yaitu 1 macam berjumlah 10 kaplet diminum 4x sehari, dan 1 macam lagi berjumlah 10 diminum 3x sehari berupa tablet analgesik. Tetapi walaupun telah taat meminum obat dari puskesmas penderita merasa tidak ada perubahan, penderita malah merasa sakit dan bengkaknya bertambah. Penderita juga merasakan demam sejak 2 hari yang lalu.
Pemeriksaan EkstraoralPembengkakan regio pipi dan di tengah rahang bawah
kanan, berbatas tidak jelas, warna merah, pada palpasi teraba padat (firm) dan hangat, tidak ada fluktuasi, dan terasa nyeri.
Pemeriksaan IntraoralMukosa sekitar gigi 46 oedematus dan warna kemerahan, dan gigi 46 sisa akar, pada tekanan (druk) terasa nyeri.
Pemeriksaan radiografikGigi 48 impaksi mesioangular, gambar radiolusen pada sebelah mesial daerah mahkota, dan pada gigi 46 terlihat gambaran radiolusensi tidak berbatas jelas pada periapikal gigi 46 sisa akar.
DIAGNOSIS
Dari pemeriksaan yang dilakukan dapat disimpulkan ini adalah infeksi odontogen yang merupakan suatu infeksi yang berawal dari gigi.
Pada gigi 46 diagnosa untuk pasien adalah Serous Periositis, sedangkan untuk gigi 48 adalah Perikoronitis.
PERIODONTITIS APIKALIS
Infeksi dan peradangan bermula dari karies → meluas ke jaringan periapikal → menyebabkan respon inflamasi lokal → mengakibatkan kerusakan tulang dan resorpsi akar → periodontitis apikalis & abses periapikal
PATOGENESIS Abses → rongga patologis yang
berisi pus disebabkan oleh infeksi.
Abses periapikal → abses yang terjadi dalam daerah periapikal, yaitu di dalam tulang.
Untuk mencapai luar tubuh → abses harus menembus jaringan keras tulang & mencapai jaringan lunak
Sebelum mencapai ke luar jaringan, perjalanan pus dari dalam tulang melalui cancelous bone → bergerak menuju ke arah tepian tulang atau lapisan tulang terluar (korteks) → periosteum → serous periostitis.
SEROUS PERIOSITIS
Suatu keradangan akut pada periosteum tulang rahang yang disebabkan infeksi periapikal telah mencapai korteks tulang sehingga menimbulkan rasa sakit, terasa hangat pada regio yang terlibat, dan timbul pembengkakan.
PATOGENESIS Keradangan akut pada periosteum
tulang rahang karena infeksi periapikal yang telah menembus korteks tulang
Periosteum memiliki vaskularisasi yang baik → terjadi keradangan → eksudasi (melepas komponen keradangan dan sel plasma ke rongga subperiosteal) → menghambat laju pus yang berpotensi destruktif → menimbulkan rasa sakit, terasa hangat, pembengkakan
Konsistensi eksudat mengandung 70% plasma → belum ada keterlibatan pus → tidak kental → SEROUS
TERAPITerapi yang diberikan yaitu :
- Pemberian antibiotik, ex:amoksisilin.- Pemberian analgesik, ex:asam mefenamat.- Dilakukan irigasik dengan H2O2 3% pada
daerah perikoronal atau NaCl 0,7 % pada daerah perculum.
- tindakan ekstraksi atau terapi endodontik pada gigi yang bersangkutan bila tanda akut mereda
Eksudat menembus jaringan periosteum
Terlepasnya komponen radang dan sel plasma
Eksudat menembus korteks
nyeri
oedem
Suhu tubuh meningkat
SEROUS PERIOSITIS
Sisa makanan & plak tertimbun
Periocoronal damage
perikoronitis
oedem
Akumulasi bakteri dan produk toksin
Infeksi periapikal
Pembuluh darah di foramen apikalis
tersumbat
Vasodilatasi vaskuler pulpa
Nekrosis pulpa
Eksudat masuk periapikal
Karies gigi 46Port de entry
Periapikal marginal perikoronal
Impaksi 48 mesio angular
pulpitisDental sac terbuka
sebagian
Penderita perempuan 20 th
KESIMPULAN1. Tubuh memiliki respon pertahanan terhadap suatu jejas melalui suatu
mekanisme keradangan atau inflamasi. Dengan adanya suatu inflamasi, tubuh memberikan respon berupa perubahan vaskular dan seluler.
2. Inflamasi yang disebabkan oleh jejas biologis seperti mikroorganisme, bakteri, fungi, dan sebagainya disebut dengan infeksi. Infeksi yang disebabkan oleh invasi bakteri gigi disebut infeksi odontogen.
3. Invasi bakteri yang menyebabkan infeksi odontogen dapat masuk kedalam jaringan melalui 3 port de entry yaitu periapikal, periodontal, dan perikoronal.
4. Setelah mengalami keradangan, tubuh akan segera mengalam proses repair yaitu perbaikan jaringan yang akan dilanjutkan proses proliferasi dan maturasi.